Professional Documents
Culture Documents
Home ▼
Tuesday, March 19, 2013
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Inteligensi
Beberapa ahli menekankan fungsi inteligensi untuk membantu
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya. Beberapa ahli lain
menekankan struktur inteligensi dengan menggambarkan sebagai suatu
“kecakapan”.[1]
1. Menurut bahasa, inteligensi diartikan sebagai kemampuan umum
dalam memahami hal-hal yang abstrak.
2. Menurut istilah, inteligensi didefinisikan sebagai kesanggupan
seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan dapat
diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama.[2]
Definisi dari beberapa ahli:
1. William Stern
Inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk menghadapi dan mengatasi
kesulitan-kesulitan baru dengan sadar, dengan berfikir cepat dan tepat.[3]
2. Konsep g Charles Spearman
Inteligensi terdiri dari (a) kemampuan bernalar yang sifatnya alamiah dan
tunggal (general factor) yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai
tugas, serta (b) sejumlah kemampuan khusus (specific factors) yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik.[4]
3. Raymond Cattel
Ada dua komponen yang berbeda dari inteligensi umum (g), yaitu fluid
intelligence atau kemampuan memperoleh pengetahuan secara cepat dan
beradaptasi terhadap situasi baru secara efektif, dan crystallized
intelligence atau pengetahuan dan keterampilan yang terakumulasi dari
berbagai pengalaman, sekolah, dan budaya.
4. Howard Gardner
Definisi kecerdasan menurut Gardner:
a. Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya.
b. Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan.
c. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang
bermanfaat di dalam kehidupannya.[5]
6. Thurstone
Inteligensi adalah kesanggupan secara keseluruhan, meliputi sejumlah
kesanggupan khusus atau disebut primery mental abilities sebagai
kesanggupan untuk cepat dan teliti melihat sesuuatu akan kesamaan dan
perbedaan, juga kesanggupan untuk mengerti dan memakai bahasa
kesanggupan untuk berfikir secara deduktif dan induktif dan lain-lain.
7. Binet
Inteligensi yaitu pengertian penemuan sesuatu yang baru, ketetapan hati,
dan pengeritikan diri sendiri.
8. Woodworth
Inteligensi meliputi aspek pengenalan sesuatu yang penting, juga
penyusunan diri dengan situasi yang baru dan ingatan.
9. Dearborn
Inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar dari pengalaman.
10. Terman
Inteligensi ialah kesanggupan untuk beajar secara abstrak.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inteligensi
merupakan reaksi mental dan fisik yang dijalankan secara cepat, gampang,
sempurna dan dapat diukur dengan prestasi.[8] Inteligensi menunjuk pada
cara individu berbuat, apakah berbuat dengan cara yang cerdas atau kurang
cerdas atau tidak cerdas sama sekali. Suatu perbuatan yang cerdas ditandai
oleh perbuatan yang cepat dan tepat.
Kepribadian individu merupakan satu kesatuan, tapi dapat dibedakan
dalam beberapa aspek, yaitu intelektual, fisik-motorik, sosial, dan emosional.
Aspek intelektual sisi kekuatannya lebih menonjol sedang aspek lain seperti
emosional karakteristiknya yang lebih tampak. Aspek intelektual disebut juga
kecakapan (ability) merupakan suatu kemampuan (potensial dan nyata)
dalam mengenal, memahami, menganalisis, menilai dan memecahkan
masalah-masalah dengan menggunakan rasio atau pemikiran.
Kecakapan :
1. Kecakapan potensial atau kapasitas (masih tersembunyi, masih kuncup
belum termanifestasikan dan dibawa sejak lahir), ada dua macam:
a. Kapasitas umum (inteligensi) atau kecerdasan
b. Kapasitas khusus (bakat atau aptitude) yang disebut inteligensi jamak
atau “multiple intelligence”.
2. Kecakapan nyata (sudah terbuka, sudah termanifestasikan dalam
berbagai aspek kehidupan dan perilaku, dan berpangkal pada kecakapan
potensial).[9]
3. Menurut arah/hasilnya, kepemilikan individu terhadap kecerdasan dapat
dibedakan menjadi dua:
a. Inteligensi Praktis yaitu inteligensi untuk bisa mengatasi situasi sulit
dalam suatu kerja yang berlangsung secara cepat dan tepat. Contoh:
anak yang naik sepeda di jalan yang ramai, ini memerlukan
inteligensi praktis.
b. Inteligensi Teoritis yaitu inteligensi untuk bisa mendapatkan suatu
pikiran penyelesaian masalah yang berlangsung secara cepat dan
tepat. Ini berlaku dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, sosial
dan teknologi.[10]
Keterangan:
a. IQ : intelligence quotient atau kecerdasan
b. MA : mental age atau usia mental. Diperoleh dari sekelompok
pertanyaan yang dijawab betul oleh sejumlah besar individu dengan
umur yang sama.
c. CA : chronological age atau usia kalender
d. 100 : konstanta atau bilangan tetap, diusulkan oleh Stern dan Terman
untuk menghindari angka pecahan dalam satuan IQ
8 tahun ● ● X X X
9 tahun X X ● X X
10 tahun X X X X X -
Jumlah
3. Wechsler
Tes pertama disusun tahun 1939 dan diberi nama Wechsler Belleveu
Intelligence Scale disingkat WBIS, dan direvisi tahun 1955 dengan nama
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Tes ini diperuntukkan untuk
dewasa. Untuk anak-anak, Wechsler juga mengembangkan tes sejenis
yang diberi nama Wechsler Intelligence Scale for Children atau WISC,
diterbitkan tahun 1949. Tes ini terdiri atas dua bentuk yaitu berbentuk
verbal dijawab dengan bahasa, tulis dan lisan, dan tes perbuatan berisi
tugas-tugas yang harus dikerjakan, seperti menyusun balok, menyusun
guntingan gambar, dll.[13]
IQ Kategori Persentase
140 – ke atas Genius 0,25%
130 – 139 Sangat cerdas 0,75%
120 – 129 Cerdas 6%
110 – 119 Di atas normal 13%
90 – 109 Normal 60%
80 – 89 Di bawah normal 13%
70 – 79 Bodoh (dull) 6%
50 – 69 Debil (moron) 0,75%
25 – 49 Imbecil 0,20%
Di bawah 25 Idiot 0,05%
a. Idiot
Tingkatan ini termasuk kelompok individu terbelakang. Hanya mampu
mengucapkan beberapa kata saja. Juga tidak mampu mengurus diri
sendiri, makan, minum, berpakaian, dll. Mereka tidak dapat ditugasi
sekalipun sangat sederhana. Pada umumnya harus berbaring selama
hidup. Badan lemah, rentan terhadap penyakit, tidak mengetahui
bahaya. Tidak bisa dididik dan kebanyakan berumur pendek.
b. Embisil
Masih dapat belajar bahasa, bisa mengurus diri sendiri, ditugasi ringan
seperti mencuci piring, mengepel lantai. IQ-nya rata-rata = anak
normal usia 3-7 tahun (MA = 3-7), tidak bisa sekolah bersama anak-
anak normal.
c. Debil
Dapat membaca, menulis, berhitung dalam hitungan-hitungan
sederhana. Banyak di sekolah anak-anak normal, di sekolah
masyarakat kurang atau belum maju.
d. Bodoh/Dull
Di bawah kelompok normal dan di atas kelompok terbelakang. Agak
lambat dalam belajar. Ada yang sulit menuntaskan SLTP, ada yang bisa
menyelesaikan SLTP, tapi sulit tuntas SLTA.
e. Normal
Kelompok terbesar presentasenya di masyarakat. MA rata-rata = CA-
nya.
f. Pandai
Termasuk kategori high average (di atas normal)
g. Cerdas
Pada tingkatan ini, mereka mampu menyelesaikan pendidikan
akademi dan biasanya jadi leader.
h. Sangat Cerdas
Over genius, memecahkan masalah-masalah yang rumit dan sulit.[14]
Maka dari itu, kita perlu menyikapi hasil test IQ dengan benar,
misalnya:
1. Anggaplah tes-tes inteligensi sebagai suatu bentuk pengukuran berguna
namun tidak sempurna. Sebab tes-tes inteligensi juga memiliki
keterbatasan seperti, tes yang berbeda memberi skor yang berbeda pula,
performa siswa pasti dipengaruhi berbagai faktor yang bersifat sesaat,
item-item tes biasanya berfokus pada keterampilan-keterampilan yang
penting dalam arus utama budaya barat, khususnya dalam setting
sekolah, dan kadangkala siswa tidak terbiasa dengan isi atau jenis tugas
dalam tes.
2. Gunakan pengukuran-pengukuran yang lebih terfokus ketika Anda ingin
menilai kemampuan spesifik.
3. Carilah perilaku-perilaku yang memperlihatkan talenta yang luar biasa
dalam konteks budaya siswa.
4. Ingatlah bahwa terdapat banyak faktor yang juga mempengaruhi
prestasi.
5. Sediakan lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan intelektual
dan perilaku inteligen.
Share
1 comment:
Publish Preview
‹ Home ›
View web version
About Me
Ahmad Multazam
Follow 223
Knowledge is being aware of what you can do. Wisdom is knowing when not to do it.
View my complete profile
Powered by Blogger.