You are on page 1of 30

4

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


4.1. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI UMUM
A. Sumber Material
1. Material Alam
- Pasir : Lokal Setempat
- Batu Belah : Lokal Setempat
- Batu Pecah : Lokal Setempat
- Sirtu : Lokal Setempat

2. Materia Pabrikan
- Semen PC : Supplier Lokal
- Besi Tulangan : Supplier Lokal

Pengadaan, Penanganan Material / Bahan Pekerjaan dan Deposit /


Penyimpanan Bahan / Material di Lapangan.
1. Beton dan Batu kali
- Pengadaan bahan / material untuk pekerjaan Struktur Beton dari Concrete
Mixer.
- Pengadaan bahan / material untuk pekerjaan Struktur Beton dan Pas. Batu
kali dengan menggunakan Beberapa Concrete Mixer sehingga tidak
menghambat pekerjaan yang akan dilakukan secara bebarengan / tidak
saling tergantung.
2. Pengadaan Material Batu
Lokasi Quary Batu dan metode transportasi serta stock material
Untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau dengan Dump truck, transportasi
dibantu dengan gerobak / alat Bantu. Material di stock pada lokasi sementara
/stock area, dilanjutkan dengan bantuan alat Bantu / gerobak menuju lokasi
pekerjaan
3. Material Lain
- Penempatan bahan / material untuk pekerjaan Beton, (Besi tulangan &
Semen, aggregat, pasir dsb) ditempatkan pada lokasi base camp atau
Gudang Proyek (Gudang 1 / Gudang Utama).
- Pembuatan Sub - Sub gudang Proyek (Gudang 2, 3 dst) jika diperlukan.
B. Data Proyek
1. Intake
Konstruksi pasangan batu diplester dengan dimensi sesuai gambar kerja

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


1
2. Saluran Pembawa
Konstruksi pasangan batu diplester dengan dimensi sesuai gambar kerja
3. Bak Penenang
Konstruksi pasangan batu diberi perkuatan cor beton bertulang dengan dimensi
sesuai gambar kerja.

4.2. METODE KERJA


A. Mobilisasi
1. Peralatan Pekerjaan dan Material
Mobilisasi/pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan terlebih
dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan
dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan
pada lokasi yang aman / dekat di lokasi proyek agar mudah digunakan dalam
pekerjaan nantinya. Mobilisasi peralatan diselesaikan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan Pekerjaan (merupakan salah satu lampiran dalam
dokumen penawaran) dan ketentuan lain yang telah dipersyaratkan dalam
dokumen pelelangan.
Assumsi Mobilisasi alat dan Material:
Peralatan Kerja dan Material dimobilisasi Dari Jakarta untuk selanjutnya
dihantar ke lokasi pekerjaan Via Jalan Existing. Dilanjutkan dengan
delivery ke lokasi pekerjaan dengan alat angkut darat (Trailer).
Transportasi peralatan berat dan Material dilaksanakan setelah mendapat
ijin dan bantuan pengamanan dengan pihak terkait selama dalam perjalanan
sampai ditujuan demi menjaga keselamatan selama dalam perjalanan.

2. Tenaga Kerja / Personil


- Mobilisasi tenaga kerja mencakup tenaga kerja yang didatangkan dari
luar lokasi maupun berasal dari sekitar proyek. Tenaga kerja yang
dominan adalah tenaga kerja Konstruksi
- Tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus akan diambil
sebanyak mungkin dari penduduk lokal. Jika tenaga kerja lokal yang ada
belum mencukupi, baru akan diambil tenaga kerja dari luar lokasi.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


2
3. Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja

No Klasifikasi Jumlah Orang


1. Project Manager 1 Orang
2. Site Manager 1 Orang
3. Tenaga Ahli / Site Engineer Pekerjaan Sipil 1 Orang
4. Tenaga Ahli / Site Engineer Pekerjaan Elektrikal 1 Orang
5. Tenaga Pelaksana Pekerjaan Sipil 1 Orang
6. Tenaga Pelaksana Pek. Elektrikal & Mekanikal 1 Orang
7. Tenaga Administrasi 1 Orang
8. Laborat 1 Orang
9. Tenaga Ahli K3 1 Orang
10. Tenaga Ahli QS 1 Orang
11. Mandor 3 Orang
12. Tenaga Kasar (Tukang, Pekerja dsb) Sesuai Kebutuhan
13 Operator & Pemb. Operator Sesuai Kebutuhan
14 Sopir & Pemb. Supir Sesuai Kebutuhan
15 Petugas Keamanan 3 Orang

IV.3. BANGUNAN FASILITAS, JALAN AKSES


A. Kantor Lapangan
Menempati fasilitas sekitar power house.

B. Barak Pekerja
Dibuat semi permanen sebagai tempat istirahat / inap pekerja sekaligus
sebagai tempat brifing para pekerja.

C. Gudang Material
Gudang harus dalam kondisi kering terlindung dari air hujan / bocor, dasar
gudang harus lebih tinggi dari elevasi tanah sekitar.

D. Jalan Akses
Jalan Masuk adalah konstruksi jalan yang menghubungkan Lokasi
pekerjaan dengan Jalan Utama yang nantinya akan digunakan sebagai
jalan masuk secara permanen (non temporary). Jadwal Pelaksanaan Akses
Road ini dapat dilaksanakan sebelum pekerjaan Konstruksi bangunan
PLTMh lainnya dikarenakan jalan akses ini digunkan juga sebagai jalan
kerja.
Assumsi Penggunaan dan Pelaksanaan :
1. Penggunaan:
- Jalan kerja untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja dan
peralatan fasilitas kontraktor lainnya

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


3
- Jalan kerja untuk aktivitas pekerjaan. Jalan kerja ini digunakan untuk
Penanganan material dari proses konstruksi dsb.
2. Pelaksanaan :
Peralatan Kerja;
- Excavator / Backhoe
- Buldozer
- Dump truck + angkut material
- Tandem roller
- Alat bantu
E. Jembatan Penghubung
- Konstruksi Jembatan Adalah Jembatan dengan metode Cast in situ
- Pekerjaan dengan Bantuan Perancah / Scafolding.
F. Perawatan / Curing pada Pekerjaan Beton;
1. Fungsi;
Menjaga kada
pemadatan / kering beton tidak terlalu cepat atau juga terlalu lambat,
akibat beton tidak retak dan berumur lama
2. Pelaksanaan;
Dilaksanakan setelah proses pengecoran beton selesai (finishing)
3. Metode;
- Dilakukan dengan Curing compound dengan material dan cara
pelaksanaan sesuai petunjuk pabrik.
- Dengan menyiram air. Pemberian air dilakukan berlahan agar
permukaan beton tidak rusak
- Dengan selimut terpal / goni basah
4. Pengaruh Cuaca terhadap pekerjaan
a. Jika terlalu panas (>32°C) beton cepat kering dan pemadatan terlalu
cepat, maka perlu dilakukan antisipasi sebagai berikut ;
- Pengecoran pada Pagi, sore atau malam hari
- Kadar material beton dijaga
- Perkiraan jika akan terjadi hujan
- Pengadaan alat pelindung (terpal / plastic)
- Produksi beton dan delivery dilakukan pada saat kondisi tidak hujan
b. Pelaksanaan pada saat hujan turun;
Segera melindungi beton yang baru di hampar dengan alat pelindung
dan tidak terjadi kebocoran

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


4
G. Utilitas Sementara
1. Penerangan untuk Kantor dan Base Camp
Genset untuk pembangkit listrik digunakan untuk penerangan di kantor
dan Base Camp disamping untuk pengoperasian peralatan kantor atau
workshop dengan membuat jaringan listrik lokasl dilengkapi dengan
MCB dan Switch untuk menghidupkan dan mematikan aliran Listrik
2. Penerangan Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaan di malam hari (shift malam) seperti
Bendung, Intake, rumah Pembangkit dsb dengan aman diperlukan
penerangan yang cukup di area pekerjaan. Di kedua sisi bangunan, lampu
sorot dipasang selama pekerjaan pasangan batu dan pengecoran beton
yang dilakukan pada malam hari
3. Penyediaan Air Kerja Penyediaan air kerja dengan membuat Sumur
pantek / sumur bor atau sumber air sekitar, untuk keperluan air kerja dan
dalam lingkungan Base camp, air bersih dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya untuk keperluan MCK pekerja. Distribusi untuk
keperluan dengan sistem pemipaan
4. Pengolahan Limbah Buangan / Kotoran
Dengan mengalirkan limbah buangan ke dalam Septi tank
5. Pengolahan Air Limbah dan Pembuangan
Dengan mengalirkan air limbah buangan ke dalam sumur resapan
H. Air Kerja
Air kerja menggunakan aliran air sungai. Concrete Sump Pit untuk
pemompaan dibuat dekat hulu dan hilir Cofferdam Untuk Intake, Sand Trap
dan Saluran Pembawa, air sungai dipompa ke atas tangki 10m³ untuk stock
dan mengalirkan secara gravitasi ke Saluran, Head Pound untuk air kerja
dan dari masing-masing tangki di lokasi tersebut ke lokasi pekerjaan dengan
cara gravitasi.
I. Dokumen Rekaman Proyek
Pemotretan untuk dokumentasi dan pelaporan kemajuan pelaksanaan
proyek dilaksanakan dari progress 0 % sampai dengan 100 %, dilaksanakan
dengan detail dan tahapan pekerjaan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
J. Pengeringan / Dewatering
Fasilitas Pengeringan untuk Bendung dan Intake dilaksanakan untuk
mengeringkan Lokasi pekerjaan dari genangan air, berupa Pompa
Submersible 6”, 4” dengan vinylhose untuk temporere di lokasi pekerjaan
dengan cara memompa genangan air ke luar cofferdam
K. Pengendalian Teknis / Penguasaan Teknis Lapangan
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin suatu hasil pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratakan di
dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil pekerjaan untuk
BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus
5
selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima
Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO). Kelompok kegiatan
yang menjadi dasar pengendalian teknis adalah sebagai berikut :
1. Dokumen Kontrak Pekerjaan, terdiri atas :
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar
kontrak, Spesifikasi Teknis, Tata cara pembayaran dan pengukuran,
Addendum Kontrak (jika ada). Dan rujukannya yaitu Peraturan Teknis
Kontruksi dan pengadaan barang konstruksi, Addendum Kontrak (jika
ada).
2. Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan
bersama, pengecekan kesiapan Lahan, proses Approved Shop
Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan / persetujuan material
konstruksi,dokumentasi, Quality Control Plan (QCP), test, inspection &
cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang / bahan,
peraturan dan perijinan yang berlaku.
3. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan :
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen
proyek yang terdiri dari personal inti. Team manajemen proyek membuat
rancangan urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang
ada di dalam dokumen kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada
urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai
dengan item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas)
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu cara pelaksanaan yang effektif
dan effisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada dengan tetap
mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.
a. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan,bahan dan
tenaga
yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang
akan
diterapkan.
b. Urutan pekerjaan
Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik
pekerjaan dilapangan dan sangat penting dan sebagai dasar untuk
memobilisasi / demobilisasi tenaga, alat, material sesuai dengan
ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.
c. Metode kerja
Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode
kerja
secara rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan
persyaratan
lain yang dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode
kerja ini dimaksudkan untuk menentukan keperluan alat, material
BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus
6
dan tenaga untuk mencapai suatu target produktivitas yang telah
dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian mutu dan
pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.
d. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)
Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai
yang dipersyaratkan maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu
pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)
yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop drawing,
proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses
pemilihan tenaga pelaksana trampil.
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun
pihak lain harus dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.
4. Pengendalian Waktu
Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan,
produkstivitas dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat diendalikan
sehingga waktu yang telah dirancang juga secara otomatis dapat
dikendalikan dengan benar.
5. Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan(PHO/FHO)
Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen
kontrak maka pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai
dengan persyaratan teknisnya.
Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (disebut PHO)
kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan
untuk selanjutnya sesuai dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika
pekerjaan telah dapat diterima dengan baik oleh pemilik proyek maka akan
dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO).Dengan telah diterbitkannya
Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada
pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam
tuntutan.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


7
FLOW CHART PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS
PELAKSANAAN

START

Dokumen Kontrak Pemborongan

Koordinasi dengan direksi Pemahaman Dokumen Perijinan dengan pihak


pengawas & konsultan Kontrak terkait : Polisi, Pemda,
pengawas Kades, dll

Pelaksanaan
Survey bersama
pekerjaan
dan pengukuran
berikutnya

Engineering & Addendum NO


kontrak
OK
Request
PELAKSANAAN pekerjaan
PEKERJAAN berikutnya &
seterusnya

Request for Inspection /


Work
KETERANGAN Pelaksanaan
= Cek : pekerjaan
- Shop Drawing & BQ berikutnya &
Pelaksanaan Item
- Spesifikasi Teknis seterusnya
pekerjaan
(termasuk test =>
Pengendalian Mutu)
- Approved konsultan NO NO
pengawas OK
OK
FINISH
Request pekerjaan
berikutnya

NO

OK

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


8
START

Koordinasi dengan Pemahaman Syarat Perijinan dengan pihak


Owner & konsultan Kontrak terkait - Polisi, Pemda,
pengawas Kades, dll
TDK

YA
Scope Pekerjaan

Masukan dari Owner &


Sosialisasi pra konstruksi
Konsultan Pengawas

TDK Serah Terima


Pekerjaan (PHO)
YA
Pemeriksaan bersama
scope kontrak Pemeliharaan

TDK
TDK
YA
YA
Pelaksanaan Scope kontrak
(sesuai Bagan Alir Pek. & BQ
Serah Terima Akhir
(FHO)

Pembuatan Gambar
Pelaksanaan / Rekayasa
Engineer FINISH
TDK

YA

Gambar Pelaksanaan
(approved for construction)

Pelaksanaan Pekerjaan / Fisik

Perubahan bila ada TDK


cek
(approved)
YA
Pekerjaan Selesai Uji Alir & Fungsi PLTMh
Asbuild Drawing

TDK Pengajuan Serah terima (PHO) cek TDK


cek
YA
YA

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


9
IV.4 TAHAPAN PEKERJAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan untuk mendapatkan Pelaksanaan
Pekerjaan dengan “ Tepat Waktu & Mutu Sesuai Spesifikasi teknis”
1. Pekerjaan Adalah Bangunan PLTMh sesuai yang dilelangkan. Pekerjaan
ini secara Khusus terdiri atas Pekerjaan Galian dan Timbunan, pekerjaan
pondasi bore pile, Pasangan Batu belah, Beton bertulang dan M/E.
2. Untuk mempercepat pelaksanaan (agar tepat schedule) dan memenuhi
Mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis, Kontraktor akan
memberdayakan sumber (tenaga, dan Peralatan), Mis: Produksi Beton
dilakukan dengan beberapa Concrete Mixer dan Pekerjaan Tanah dengan
alat berat serta pekerjaan dengan beberapa lokasi pekerjaan dapat
dilakukan secara bersama & dibuat beberapa group pekerjaan secara
maksimal => estimasi pekerjaan tepat waktu dan mutu.

Asumsi Pelaksanaan terdiri dari 3 group pekerjaan

START

Jalan Akses dan Jembatan

Group 1 Group 2 Group 3

Pintu Air Pekerjaan Pekerjaan


Saluran Irigasi Waterway Headpond

FINISH

Untuk Group pada lokasi yang dipersyaratkan, jika telah selesai pekerjaan pada
lokasi dimaksud, pekerja pada group tersebut selanjutnya dapat dialihkan ke
lokasi lainnya yang belum selesai dilaksanakan.

Peralatan K3 (dipakai oleh pekerja Proyek)


Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan
ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini
wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi.
Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan
konstruksi.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


10
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya,
semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/
perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment (PPE) atau APD
(Alat Pelindung Diri) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat
karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang
bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan
sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau
serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu
berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata
perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata
adalah mengelas.
4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung
tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang
seperti medorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada
tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar
benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang
berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi
yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
6. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh
mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya
buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


11
7. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera dilakukan tindakan dengan
memadamkan alat pemadam ringan sebagai tindakan awal. Jika tidak memadai, segera
hubungi Pihak pemadam kebakaran.
8. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja
konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu,
pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk
pertolongan pertama. Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus
ada dan disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif
jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.
9. Rambu dan Petunjuk Safety
Pekerjaan ini dilakukan di awal dan selama proses pekerjaan berlangsung. Rambu dan
petunjuk dipasang pada lokasi dimana rambu dimaksud dan berguna sebagai Tanda /
peringatan para pekerja atau pihak lain.

IV.5. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN

1. Kontraktor harus menyelidiki secara seksama kondisi existing bangunan yang


akan dibongkar.
2. Pembongkaran dilakukan pada area / bangunan yang akan dilaksanakan bangunan
baru ataupun area yang mendukung fasilitas bangunan baru tersebut termasuk
perlindungan / konstruksi sementara agar aktivitas yang ada tidak terganggu oleh
pekerjaan pembongkaran ini.
3. Lingkup pekerjaan ini termasuk pemindahan / pengadaan sementara fasilitas yang
ada sebelumnya tetapi menjadi terganggu akibat pekerjaan pembongkaran.
4. Terhadap semua sarana-sarana listrik, air, telepon, gas, maupun yang ada lainnya
harus dilakukan tindakan-tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan
fungsinya serta tidak akan mengganggu kelancaran pemakaian yang ada dan
mengadakan tindakan-tindakan yang perlu guna menangulangi hal ini tanpa
membebani Owner.
5. Sistem pembongkaran harus sistematis hingga tidak membahayakan pekerjaan
Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atau atas petunjuk
Konsultan Pengawas tanpa menambah biaya.
6. Semua sarana yang dapat dipakai lagi dan / atau ditambah / dikurangi harus
terpasang kembali sesuai dengan standar serta petunjuk Konsultan Pengawas,
hingga dapat berfungsi dengan baik.
7. Semua material sisa bongkaran menjadi hak Pemberi Tugas, kecuali bila Pemberi
Tugas menginstruksikan material-material tersebut diangkut ke luar lokasi.
8. Pembuangan / pengangkutan keluar lokasi semua material bongkaran termasuk di
dalam lingkup pekerjaan ini.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


12
9. Segala resiko akibat pekerjaan pembongkaran menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pengangkutan bahan / material dilakukan dengan menggunakan
Dump Truck dengan memanfaatkan Jalan umum sebagai jalan kerja.
10. Bahan / Material ini didatangkan dan diambil dari lokasi yang telah dijelaskan
diatas.
11. Peningkatan Kapasitas jalan dilakukan pada jalan acces (yang menghubungkan
wilayah permukiman) menuju ke lokasi Bendung dan Power house yang akan
dibangun, dalam hal ini termasuk peningkatan kondisi bangunan perlintasan yang
ada maupun jembatan

B. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BAWPLANK

1. Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan pengukuran polygon dan


waterpass sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang
sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar untuk
mengetahui apakah titik BM tersebut masih baik atau sudah rusak
2. Pembuatan / pemasangan titik duga pokok yang ditentukan oleh direksi pekerjaan
bersama dengan kontraktor/pemborong yang berguna untuk mempermudah
kegiatan staking out selama pelaksanaan pekerjaan.
3. Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir oleh
seorang surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya dengan
menggunakan peralatan-peralatan antara lain :
- Total Station atau EDM, untuk pengukuran polygon.
- Automatic Level wild NAK 2 lengkap dengan statisnya dan bak ukur
aluminium panjang 4 meter untuk pengukuran waterpass.
- Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Pimpro
untuk mendapatkan comments atau approval.
- Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat
dipakai sebagai bahan untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan
perhitungan volume MC0, serta sebagai acuan dalam pelaksanakan pekerjaan
fisik seperti : Pekerjaan Galian, Pekerjaan Pas. Batu Kali, Pekerjaan Beton
dan lain-lain sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan.

C. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PENATAAN LOKASI

1. Pembersihan Lokasi Lahan


Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang tidak diperlukan sesuai dengan
spesifikasi teknis (semak, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-
tonggak, dll)
Peralatan :
- Bulldozer
- Excavator + Loading
- Dump Truck + hauling & Dumping ke disposal area / lokasi pembuangan

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


13
Hasil pembersihan dikumpulkan untuk kemudian dibakar. Pengumpulan dan
pembakaran dilakukan pada lokasi yang dianggap aman, dijaga dan tidak
membahayakan/merugikan lingkungan sekitar. Sisa Pembakaran yang sudah
padam sama sekali ditanam dan diurug kembali secara rapi.

D. PEKERJAAN PEMBUATAN DIVERSION CHANEL / COFFERDAM


1. Penggalian dan pembuatan Diversion Chanel sementara (untuk bendung / weir).
Penggalian dan pembuatan diversion chanel dengan alat berat. Untuk selanjutnya
Material galian dapat digunakan sebagai cofferdam
2. Pelaksanaan pekerjaan ini, direncanakan menggunakan bagan metal (seng atau
yang lainnya) sehingga pelaksanaannya cepat, dan akan ditahan oleh crucug, agar
tidak goyang, kemudian diberi penguat dengan tumpukan batu kali (bronjong)
untuk mempermudah pembongkaran.
3. Pekerjaan cofferdam ini, posisinya pada saluran irigasi dari batas bangunan
spillway sampai dengan bangunan kolam penenang.

E. PEKERJAAN GALIAN TANAH


Galian dilakukan pada area saluran pembawa dan head pond/bak penenang
Peralatan Kerja Galian:
Peralatan yang digunakan untuk penggalian adalah sebagai berikut :
- Excavator Kap. 0.9 m³ = 1 Unit (lok Bendung)
- Alat bantu lainnya

Peralatan Kerja Pembuangan dan Timbunan ex galian:


Peralatan yang digunakan untuk membuang hasil galian adalah :
- Wheel Loader = Untuk loading material ex galian di stock pile ke dumptruck
(unsuitable material/material dibuang)
- Dump truck = sesuai kebutuhan
- Alat bantu lainnya

G. PEKERJAAN PONDASI BORE PILE


Pondasi bore pile adalah pondasi tiang berbentuk silinder yang dibuat didalam
permukaan tanah dengan cara tanah di bor sampai kedalaman tertentu lalu
dimasukkan tulangan besi (sudah diinstall) dan adukan beton.

Pondasi bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang dipergunakan pada
suatu konstruksi bangunan apabila kondisi tanah dasarnya tidak mempunyai daya
dukung cukup untuk memikul atau menahan kontruksi tersebut.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


14
Kapasitas alat bor pile minicrane :
1. Mampu mengerjakan pondasi bore pile dengan diameter mulai dari 30 cm
hingga 60 cm.
2. Dalam satu hari kerja alat bore pile mampu mengerjakan pondasi bor pile
diameter 30 cm dengan kedalaman 15 meter sebanyak 1 sampai 2 titik
3. Mampu mengerjakan pondasi bore pile dengan kedalaman mencapai 24 meter
untuk wet drilling dan 9 meter untuk dry drilling.

Kelebihan pondasi bore pile alat mesin minicrane :


1. Mobilisasi alat mudah yaitu digunakan armada truck cold diesel
2. Pengoperasian alat tidak membutuhkan area yang luas
3. Hanya menimbulkan suara bising dari mesin-mesin diesel dan tidak
menimbulkan getaran.

Cara pembuatan pondasi Bore pile :


Dalam cara pembuatan pondasi bore pile ada banyak jenis alat dan metodenya,
salah satunya adalah pembuatan pondasi bore pile dengan alat minicrane.
Berikut ini proses pembuatan pondasi bor pile

Gambar 4.1. Alat bore pile minicrane

1. Persiapan lokasi
Persiapan lokasi sebelum alat bor pile masuk biasanya dikerjakan oleh pemberi
tugas yaitu berupa :
a. Menentukan titik As yang akan di bor pile.
b. Bila titik bor ada bekas pondasi lama maka harus di bobok / digali terlebih
dahulu
c. Menyediakan air untuk sirkulasi pengeboran dan air bersih untuk pekerja.
d. Membuat bedeng untuk pekerja

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


15
Gambar 4.2. Denah Titik Pondasi Borepile

2. Mobilisasi alat bore pile dan persiapan kerja


Pada umumnya mobilisasi didalam kota memakan waktu satu hari. Setelah alat
bor pile masuk lokasi kerja, langkah awal yaitu merakit alat dan membuat bak
sirkulasi (jika dibutuhkan)`

Gambar 4.3. Mobilisasi alat bor pile & Pengeboran

3. Pengeboran
Ada 2 metode kerja yang dapat dikerjakan dengan alat minicrane salah
satunya dengan metode wet drilling (bor basah)
a. Bor pile dengan metode wet drilling :Tanah dikikis dengan menggunakan
mata bor cross bit pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang
stang bor yang dihasilkan pompa NS80, Hal ini menyebabkan tanah yang
terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara
mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulas tetap berlangsung terus sampai cutting atau seirpihan tanah betul-
betul terangkat seluruhnya.
Selama pembersihan ini berlangsung, besi tulangan dan pipa tremi sudah
disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari
lubang bor, dengan bersihnya lubang bor diharapkan pengecoran akan baik
hasilnya.

b. Pengeboran metode dry drilling (bor kering): Tanah dibor dengan mata
bor spiral, dengan cara memutar mata bor dan mata bor diangkat setiap
interval 50 cm. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang hingga kedalaman
BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus
16
yang diinginkan (metode ini dapat dilaksanakan dengan kondisi lapaisan
tanah dan kedalaman tertentu)

Gambar 4.4. Mata bor spiral & Tanah diangkat setiap interval 50 cm

c. Proses Penulangan dan Pemasangan besi tulangan


- Besi tulangan yang sudah diinstal dimasukkan kelobang bor di bantu
dengan mesin dan panjang besi tulangan dilebihkan minimal 40 x
diameter tulangan untuk stek ke pile cap.
- Kedalaman pondasi borepile pada kedalaman 15 m, hal ini disesuaikan
dengan hasil pengukuran kedalaman tanah keras.
- Diameter bore pile 30 cm dengan penulangan menggunakan tulangan
pokok 8 D 16 dan tulangan bagi 8 – 100 mm untuk tulangan tumpuan
dan 8 – 150 mm untuk tulangan lapangan

Gambar 4.5. Penulangan Pemasangan besi tulangan Bore Pile

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


17
d. Pengecoran
Tahap terakhir pekerjaan pondasi bor pile yaitu pengecoran. Proses
pengecoran lubang bor di bantu dengan pipa tremi yang bergerak naik turun
perlahan saat pengecoran berlangsung.
Fungsi pipa tremi yaitu mengantarkan cor kedasar lubang, sehingga lubang
bor terisi dari bawah dan air lumpur terdorong keluar dari luar pipa tremi.
pengecoran dengan pipa tremie yang benar diharapkan mutu beton tetap
terjaga serta pondasi yang dihasilkan berkualitas.
Kualitas beton yang direncanakan dengan Beton mutu fc’= 20 MPa (K-
225), dan menggunakan beton ready mix atau jayamix, sehingga kualitas
dapat dipertanggungjawabkan atau tidak dianjurkan menggunakan beton
manual.
Dalam pengecoran, menggunakan concrete mixer dan pompa, sehingga
pekerjaan dalap dilakukan dengan cepat.

Gambar 4.6. Adukan beton dimasukkan ke corong pipa tremi Air lumpur keluar
lubang ketika adukan beton dimasukkan ke pipa tremi

H. PEKERJAAN STRUKTUR (BETON, PENULANGAN DAN BEGISTING)


Secara Umum Pekerjaan dilakukan pada bagian Spillway yang terendah (kolam olak
/ Stilling Basin) menuju bagian yang lebih tinggi, Saluran pembawa (Waterway) dan
Kolam Penenang (Head Pond).
Urutan Pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
 Setelah pekerjaan borepile dan Penggalian tanah telah selesai dilaksanakan.
 Selanjutnya melaksanakan pekerjaan Sloof (khusus pada waterway), Pilecap,
plat lantai, plat dinding, kolom dan dan balok penahan atau balok pengikat.
 Khusus pada kolam olak, untuk membentuk kemiringan yang diinginkan,
diberi pasangan batu belah dengan campuran 1 : 4.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


18
- Pekerjaan Pilecap
Pilecap berfungsi untuk mengikat borepile dan meneruskan beban yang di
atasnya, baik beban kolom maupun beban plat lantai dan plat dinding, serta bebab
hidup lainnya, seperti beban akibat tekanan air dan tanah.

Gambar 4.7. Posisi penempatan pilecap

Dimensi pilecap yang direncanakan dengan ukuran 25 x 50 cm, dengan kualitas


beton setara dengan K225 dan digunakan tulangan
- untuk tumpuan, menggunakan tulangan pokok bagian atas 5 D 16 dan bawah
3 D 16, diberi tulangan ekstra 2  12 serta beugel  8 jarak 100 cm
- untuk lapangan, menggunakan tulangan pokok bagian atas 3 D 16 dan bawah
5 D 16, diberi tulangan ekstra 2  12 serta beugel  8 jarak 150 cm

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


19
- Pekerjaan Sloof untuk bangunan Waterway
Sloof, dipasang untuk tumpuan plat dinding sepanjang waterway. Ukuran Sloof
15 x 25 cm dengan penulangan dengan kualitas beton setara dengan K225 dan
digunakan tulangan
- untuk tumpuan, menggunakan tulangan pokok 4 D 12 dan beugel  8 jarak
100 cm
- untuk lapangan, menggunakan tulangan pokok 4 D 12 dan beugel  8 jarak
150 cm

Pekerjaan Kolom
Kolon dinding dengan ukuran 15 x 15 cm untuk bangunan Waterway,
menggunakan penulangan dengan kualitas beton setara dengan K225 dan
digunakan tulangan
- untuk tumpuan, menggunakan tulangan pokok 4 D 12 dan beugel  8 jarak
100 cm
- untuk lapangan, menggunakan tulangan pokok 4 D 12 dan beugel  8 jarak
150 cm

Kolon dinding dengan ukuran 20 x 20 cm untuk bangunan bangunan spilway dan


kolam penenang, menggunakan penulangan dengan kualitas beton setara dengan
K225 dan digunakan tulangan
- untuk tumpuan, menggunakan tulangan pokok 4 D 16 dan beugel  8 jarak
100 cm
- untuk lapangan, menggunakan tulangan pokok 4 D 16 dan beugel  8 jarak
150 cm

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


20
Kolon dinding dengan ukuran 40 x 40 cm untuk bangunan bangunan spilway dan
kolam penenang, menggunakan penulangan dengan kualitas beton setara dengan
K225 dan digunakan tulangan
- untuk tumpuan, menggunakan tulangan pokok 8 D 16 dan beugel  8 jarak
100 cm
- untuk lapangan, menggunakan tulangan pokok 8 D 16 dan beugel  8 jarak
150 cm

Pekerjaan Plat Beton


Pekerjaan plat beton dengan kualitas beton setara dengan K225, terdiri dari :
Dimensi/ketebalan
- plat lantai pada bangunan waterway dan kolam olak, dengan ketebalan 10 cm
- plat lantai pada bangunan spillway dan kolam penenang, dengan ketebalan 15
cm
- Plat dinding bangunan waterway dengan ketebalan 15 cm,
- Plat dinding untuk bangunan spillway dan kolam penenang, dengan ketebalan
20 cm dan 40 cm.
Penulangan,
- plat lantai pada bangunan waterway, bangunan spillway, kolam penenang
dan kolam olak, menggunakan tulangan tunggal wiremesh 10 – 150 cm
- plat ldinding pada bangunan waterway, menggunakan tulangan tunggal
wiremesh 10 – 150 cm

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


21
- plat dinding pada bangunan spillway dan kolam (perbatasan sawah),
menggunakan tulangan rangkap wiremesh 10 – 150 cm
- plat dinding pada bangunan spillway dan kolam (perbatasan saluran irigasi),
menggunakan tulangan rangkap wiremesh 12 – 150 cm

Pekerjaan Balok
Pekerjaan, berfungsi untuk mengikat plat dinding baik ke arah melintang maupun
memanjang. Balok beton dengan kualitas beton setara dengan K225, terdiri dari :
Dimensi
- Balok pada bangunan waterway menggunakan dimensi 15 x 20 cm
- Balok pada bangunan spillway dan kolam penenang, dengan dimensi 20 x 30
cm.
Penulangan,
- Penulangan balok untuk bangunan waterway, menggunakan tulangan pokok
4  12 dan tulangan bagi menggunakan 10 – 150 cm untuk tulangan
lapangan dan tulangan bagi menggunakan 10 – 100 cm untuk tulangan
tumpuan
- Penulangan balok untuk bangunan Spillway dan kolam penenang,
menggunakan tulangan pokok 4 D 16 dan tulangan bagi menggunakan 10
– 150 cm untuk tulangan lapangan dan tulangan bagi menggunakan 10 – 100
cm untuk tulangan tumpuan

I. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

Pekerjaan Pasangan Batu Untuk Dinding kolam olak dan perbaikan saluran
(grouting
Pasangan batu dinding sayap hulu dilaksanakan setelah dinding penahan + intake
bendung selesai/ timbunan dibelakang bangunan selesai, menggunakan camp 1 PC
: 4 Psr.
Adukan campuran dengan menggunakan Concrete Mixer 0,25 m3 menggunakan
ukuran takaran dari kayu yang telah disetujui oleh Direksi.
Bila diperlukan weep hole sesuai gambar, digunakan pipa pvc dia 2" yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam yang dipasang bersamaan dengan
pasangan batu.
Pekerjaan yang mengikuti pekerjaan pasangan batu
- Pekerjaan siaran camp 1 PC : 2 Psr (permukaan pasangan batu bagian luar)
- Pekerjaan plasteran 1 PC : 3 Psr (permukaan top pasangan)

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


22
J. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Pekerjaan :
a.
dan bar cutter)
b. (Concrete Mixer) dan
tenaga manusia dan alat Bantu.
2. Lokasi pekerjaan : pada struktur beton di lokasi sesuai gambar kerja dan bq.
Pembesian / Tulangan
a. Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
b. Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang
proyek.
c. Mutu Baja tulangan (besi beton) sesuai yang dipersyaratkan di dalam
spesifikasi teknis dan gambar rencana/gambar kerja.
d. Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa
pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan
pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan pada saat suhu dingin
e. Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar
pelaksanaan dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
f. Diameter Baja tulangan yang digunakan dengan detail perakitan sesuai
dengan gambar kerja.
g. Kawat pengikat (kawat bendrat) terbuat dari Baja Lunak dengan Diameter
dan Mutu kawat bendrat sesuai dengan spesifikasi teknis
Bekisting
Asumsi:
1. Pekerjaan dengan tenaga manusia dan alat Bantu
2. Lokasi pekerjaan : Pekerjaan Struktur sesuai gambar kerja .
Uraian:
1. Material bekisting terdiri dari multiplek minimal 9 mm sebagai bentuk dan
balok kayu sebagai rangka/penyambung antar multiplek, didatangkan ke lokasi
pekerjaan (gudang proyek). Material Bekisting kuat dan kokoh.
2. Dibentuk dan diukur sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan dan
diperkirakan tidak ada perubahan bentuk ketika proses pengecoran berlangsung.
3. Untuk mendapatkan bentuk vertikal, bekisting dibantu dengan benang vertikal
atau unting-unting
4. Pada tiap sambungan antar lempeng multiplek ataupun multiplek itu sendiri
diusahakan tidak terdapat celah/bocor.
Pengecoran / Pembetonan
Pertimbangan untuk menghasilkan pekerjaan beton yang baik
1. Kualitas beton yang bagus tergantung dari proporsi bahan pembuatnya seperti
semen,pasir, kerikil dan air
BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus
23
2. Kurangnya semen dalam campuran menyebabkan beton kurang berkualitas dan
lemah
3. Terlalu banyak air menyebabkan kualitas beton buruk
4. Penting untuk mengukur dan menambahkan kerikil dan pasir secara terpisah
untuk membuat beton padat yang berkualitas
5. Gunakan selalu kerikil yang bersih
Asumsi:
1. Pekerjaan dengan alat mekanik (Concrete Mixer) dan tenaga manusia dan alat
Bantu.
2. Lokasi pekerjaan : Pekerjaan Struktur sesuai gambar kerja .
Uraian:
1. Pekerjaan Persiapan.
a. Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
b. Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier
ke lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat
penyimpanan/Gudang/Storage. Untuk semen, saat penyimpanan material
semen dilakukan perlakuan khusus yaitu tempat penyimpanan yang tahan
cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari
tanah sekitar/tinggi minimum 50 cm diatas tanah dan maksimum
tumpukan/susunan adalah 2 meter.
c. Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang.
d. Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan spesifikasi
teknis yang ada dalam dokumen lelang. Penggunaan semen tidak lebih dari
90 hari pengiriman, jika lebih dibuang. Penggunaan Semen digunakan dengan
satu merk dan telah disetujui oleh direksi.
e. Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organic dalam jumlah yang dapat
merusak. Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam dokumen
lelang.
f. Aggregat, kasar yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan
dari spesifikasi dokumen lelang. Aggregat bersih dan bebas dari Lumpur,
debu dan partikel lain yg lembut, alkali dan bahan organic/subtansi yang
dapat merusak mutu beton. Material batu yang digunakan adalah berupa koral
atau crushed stones yang mempunyai susunan gradasi yang baik, padat (tidak
porous) dan kekerasannya cukup sesuai dengan spesifikasi teknis
g. Pasir/agregat halus yang digunakan adalah pasir pasir alam yang didapat dari
sungai/sumber alam ( hasil dari sungai atau tambang pasir) dan telah
mendapat persetujuan direksi dan telah diuji kelayakannya.
Pasir bersih, bebas dari tanah liat, karang, bahan organic dan alkali dan bahan
lain yang dapat merusak mutu beton.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


24
Kandungan maksimum terhadap lempung, lahar dan debu tidak lebih dari 5%
perbandingan berat ketika dites dengan standart yang ditentukan dalam
spesifikasi teknis
Pasir yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari
spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.

2. Pencampuran dan Penakaran.


a. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan
metode sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
b. Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan
dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton
dilapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan. Campuran percobaan
sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan mendapat
persetuan dari direksi pekerjaan
c. Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen
lelang
d. Pencampuran :
- Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer)
- Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
- Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate,pasir dan semen yang
telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.
- Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung ¼ bagian. Waktu pencampuran untuk
mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang selama 1,5menit; untuk mesin lebih besar
waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
- Adukan beton dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan dengan air
dimulai.

3. Pelaksanaan pengecoran.
a. Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan
kayu, bendrat, paku dan sampah lainnya.
b. Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek
dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya telah disiram
dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah
diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
c. Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton
ditampung pada tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


25
tempat bekisting) dan untuk lokasi yang dapat dijangkau oleh alat mixer,
penuangan dilakukan langsung dari alat mixer ke lokasi bekisting. Tinggi
jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak
terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton,
(segregasi).
d. Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah
yang memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman
beton sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak
mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali penutup dari beton.
e. Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak
kurang dari 4,5°C.
f. Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat
dideteksi dengan indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton
frekwensi suara yang dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat
frekwensi suara yang dihasilkan konstan dimungkinkan pemadatan sudah
cukup.
g. Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
Peralatan Kerja:
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Concrete Mixer Kap. 0.25 m³
- Concrete Vibrator
- Alat bantu lainnya
IV.5.6. Pekerjaan Timbunan / Urugan
Assumsi:
1 Pekerjaan dilakukan pekerja dan alat bantu.
2 Lokasi pekerjaan : Sesuai Gambar kerja
Uraian:
Pekerjaan ini terdiri dari penimbunan tanah kembali dari material hasil galian
yang dapat dipakai kembali (suitable material)
Peralatan pekerjaan yang digunakan
- Excavator
- Buldozer
- Mesin gilas / Baby Roller (untuk lokasi yang tdk memungkinkan dengan
baby Roller pekerjaan dengan Stamper)
- Alat bantu lainnya

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


26
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Penghamparan material timbunan lapis perlapis dengan ketebalan yang sama
dan lebar timbunan sesuai dengan garis kelandaian, penampang melintang dan
ukuran yang tercantum di gambar.
2. Metode pemadatan dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dan dimulai
dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu timbunan,
dalam arah memanjang.
Timbunan dihampar dalam lapisan dengan tebal padat < 20 cm dan > 10 cm atau
dengan kata lain Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal
padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm
Untuk pemadatan yang tidak dapat dicapai dengan alat pemadat mesin
gilas, pemadatan dapat dilakukan dengan mesin penumbuk loncat mekanis atau
timbres (hand stamper). Penghamparan dalam horizontal dengan ketebalan tebar
gembur tidak lebih dari 15 cm.
3. Kadar air.
Apabila tanah timbunan tidak mengandung kadar air yang mencukupi, perlu
disiram air menggunakan water tank sampai mencapai kadar air optimum. Jika
tanah terlalu basah maka perlu dikeringkan dulu sebelum dipadatkan.
4. Jumlah Passing Compaction.
Passing alat pemadat ditentukan berdasarkan hasil Trial Compaction yang
telah disetujui, sesuai dengan jenis tanah dan jenis alat yang dipergunakan.

IV.5.6.Pekerjaan Pintu Air


Assumsi;
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanik, tenaga manusia dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : Sesuai Gambar Kerja
Uraian
1. Acuan SpesifikasiTeknis. Pekerjaan Pintu Air yang dimaksud adalah penyetelan
ulang, dan pemasangan mekanikal/elektrikal untuk buka dan tutup pintu air
secara otomatis
2. Dilakukan pemasangan/erection Pintu ke lokasi pekerjaan dengan dibantu oleh
manusia dan alat bantu. Perkuatan dengan angker, Pengukuran sipat datar,
sambungan dengan las, pemotongan dan posisi pintu dilakukan dengan rapi dan
seakurat mungkin sesuai dengan gambar rancana. Pemasangan dilakukan
dengan tenaga manusia dan alat bantu.
3. Setelah selesai semua pekerjaan pintu dan assesoris yang termasuk didalam
pekerjaan tersebut, dilakukan uji coba dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
Approval oleh direksi dan dilanjutkan dengan Perawatan dan perbaikan-
perbaikan jika ada kerusakan (semasih dalam masa pemeliharaan).

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


27
IV.5.7.Pekerjaan Saluran Penghantar / Waterway dan Jalan Kerja
A. Jalan Penghubung
Kontraktor Akan membuat jalan Penghubung antar sesuai dengan Gambar Kerja dan
BQ (sebagai jalan penghubung antar unit Bangunan Utama dari PLTM) dengan
Assumsi Penggunaan dan Pelaksanaan :
1. Penggunaan:
a. Jalan Penghubung kerja untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja dan
peralatan fasilitas kontraktor lainnya
b. Jalan kerja untuk aktivitas pekerjaan. Jalan kerja ini digunakan untuk
Penanganan material dari proses konstruksi dsb.
c. Jalan Penghubung nantinya sebagai sarana penghubung / keneksi
antar bagian dari PLTM (cth: Penghubung antar Weir - Water way- Head Pond
-
Rumah Power, dsb)
2. Pelaksanaan :
Peralatan Kerja;
- Excavator
- Buldozer
-
- Baby Roller / Pedestrian Roller
- Alat bantu
B. Saluran Penghantar
Yang diperhatikan untuk membangun saluran Penghantar / headrace
1. i
sehingga membawa tanah masuk ke turbin
2. Potong tebing agak jauh dari saluran untuk menghindari material atau batu tererosi
jatuh masuk ke dalam saluran pembawa / Saluran Penghantar
3. Dinding penahan harus terdrainase dengan baik dengan lubang drainase untuk
menghindari longsor
4. Saluran berpenutup bisa digantikan pipa yang ditanam di dalam tanah
5.

IV.5.7. Pekerjaan Bak Penenang / Head Pond


A. Forebay bekerja hampir sama dengan bak pengendap. Aliran air menjadi pelan
sehingga ada pengendapan
1. Bagian transisi pada ujung forebay dan lebar forebay mempunyai fungsi yang
sangat penting untuk memperlambat laju air
2. Pengendapan hanya terjadi pada aliran air yang tenang
3. Saringan sampah mencegah potongan kayu dan sampah masuk ke pipa pesat
4. Forebay mencegah udara masuk ke dalam pipa pesat karena pipa inlet terendam
BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus
28
5. Pelimpah mengalirkan debit air berlebih kembali ke sungai terutama saat terjadi
rapid shut down (matinya pembangkit) karena adanya load rejection (penolakan
beban)
6. Pintu penguras sangat penting untuk membersihkan forebay dari endapan

B. Pekerjaan Struktur / Fisik


Contoh Bangunan Head Pond dengan Konstruksi Beton Bertulang
Sebelumnya pekerjaan persiapan permukaan tanah/sub grade preparation telah
selesai dilaksanakan. Dilanjutkan dengan pekerjaan Struktur

C. Pekerjaan Dinding dan lantai


- Pekerjaan dengan Beton tebal 15 cm
- Pekerjaan oleh pekerja dan alat bantu
- Produksi Beton dengan concrete Mixer
- Pakerjaan Pasangan Batu Kali dilaksanakan secara bertahap
- Pekerjaan tinggi pas. Batu maximal ± 1 s/d 1.5 m
IV.5.8. Trasrack / Saringan
Prinsip utama dari desain saringan sampah:
- Kemiringan saringan sampah adalah 60° - 80° terhadap datar
- Saringan sampah harus diikatkan pada dinding samping dan pada ambang tetapi tetap
harus bisa diangkat untuk perbaikan
- Gunakan hanya batang besi vertikal, yang diperkuat besi horisontal di belakangnya
sehingga mempermudah proses pembersihan nantinya.
- Saringan dirancang agar kuat menahan tekanan air pada saat saringan tersumbat 100%
dan muka air maksimal di hulu serta tidak ada air di hilirnya
- Jarak antar batang besi minimal setengah dari jarak antar sudu-sudu (runner blades)
atau guide vane turbin, dan sesuai dengan ketentuan pembuat turbin.
- Saringan sampah dibuat menjadi beberapa bagian sehingga mudah untuk diperbaiki
dan mudah diangkut
- Sediakan area servis untuk memudahkan pembersihan saringan sampah termasuk
platform untuk tempat berdiri
IV.5 Schedule Pelaksanaan Pekerjaan
Dibutuhkan Waktu Pelaksanaan sesuai dengan tender dokumen untuk
menyelesaikan Pekerjaan Bangunan Sipil beserta detail bangunan Konstruksinya.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


29
Jadwal Waktu Pelaksanaan untuk pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran Jadwal
Waktu Pelaksanaan yang merupakan bagian dari Lampiran Dokumen Penawaran
Kontraktor.

BAB 4. Perbaikan Headpond dan Pelimpas PLTMh Kali Pelus


30

You might also like