You are on page 1of 21

Kasus

Klien datang ke ruang 3A RSUD kota Tasikmalaya diantarkan oleh keluarga


dan perawat. Klien terlihat datang dalam kondisi pingsan. Klien mengatakan
bahwa nyeri ditimbulkan akibat kecelakaan lalu lintas. Klien tertabrak
kendaraan roda 2. Klien mengatakan nyeri timbul saat bergerak maupun
tidak. Nyeri timbul dibagian kaki kanan dengan sensasi terbakar atau
tertusuk-tusuk dan tertimpa beban berat. Nyeri yang terasa berkisar 7-9
(sagat nyeri). Pada tungkai kanan bawah daerah tibia terlihat memar area
terlihat membiru dan klien tidak bias menggerakan karena sangat nyeri.
Akan dilakukan pemeriksaan CT scan pada tungkai. Klien mengatakan
bahwa pertama kali klien mengalami kecelakaan yang mengakibatkan nyeri
seperti ini. Sebelumnya klien pernah jatuh dari motor namun tidak sampai
mengakibatkan gangguan kesehatan.

Keluarga klien mengatakan bahwa keluarganya baru mengalami musibah


seperti musibah sekarang ini, dan sebelumnya tidak pernah ada anggota
keluarga yang mengalami penyakit serupa

Indikator Hasil Nilai normal


Hemoglobin 9,8 g/dl Lk 14-16
Pr 12-16
Hematokrit 30 % 35-45%
Leukosit 10.500 5.000-10.000
Natrium 145 137-147
Kalium 4,0 3,6-5,4
Kalsium 1,18 1,15-1,29
Ureum 26 15-45
Kreatinin 0,77 0,5-0,9
GDS 98 76-110
Step 1

1. Tibia
2. CT-SCAN
3. Tungkai
4. Haemoglobin
5. Hematokrit
6. Leukosit
7. Natrium
8. Kalsium
9. Kalium
10. Ureum
11. Kreatinin
12. Gds

Step 2

1. Tibia adalah tulang kering


2. CT-Scan adalah test pencitraan untuk mendeteksi adanya gangguan
pada tubuh pasien
3. Tungkai adalah ekstermitas dari pangkal paha sampai ujung jari kaki
4. Haemoglobin adalah sel darah merah yang berikata dengan oksigen
5. Hematokrit adalah sel darah merah , sel darah putih, plasma darah
yang dihitung dengan persen
6. Leukosit adalah sel darah putih
7. Natrium adalah mineral yang ditemukan dalam tubuh
8. Kalsium adalah salah satu komponen pembentuk tulang
9. Kalium adalah mineral yang sangat penting untuk banyak fungsi
tubuh manusia
10. Ureum adalah hasil akhir metabolisme tubuh
11. Kreatinin adalah zat kimia yang dieksekresi tubuh melalui urin
12. GDS adalah gula darah sewaktu
Step 3

1. Kenapa harus dilakukan tindakan CT-Scan pada pasien ?


2. Mengapa HB pada pasien menurun ?

Step 4

1. Karena untuk mengetahui adanya gangguan pada daerah yang


dicuragi terkena injury atau kerusakan lainnya agar dapat di
intervensi lebih lanjut.
2. Karena pada pasien telah terjadi kerusakan tulang tibia sehigga
menyebabkan darah keluar kerongga ektraseluler kulit(memar)

Step 5(LO)

Fraktur tertutup
1. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
- Nama : Tn.B
- Usia : 30 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : PNS
- Alamat : Bekasi
- Suku : Betawi
- Status pernikahan : Menikah
- Agama : Islam
- Diagnosa medis : Fraktur Tertutup
- No.RM : 009
- Tanggal masuk : 06-04-2018
- Tanggal pengkajian : 06-04-2018

2. Penanggung jawab
- Nama : Ny. W
- Usia : 25 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Hubungan dengan klien : Istri

2. KELUHANUTAMA
Klien tertabrak kendaraan roda 2. Klien mengatakan nyeri timbul
saat bergerak maupun tidak.
3. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien terlihat datang dalam kondisi pingsan. Klien
mengatakan bahwa nyeri ditimbulkan akibat kecelakaan lalu
lintas. Klien tertabrak kendaraan roda 2. Klien mengatakan nyeri
timbul saat bergerak maupun tidak. Nyeri timbul dibagian kaki
kanan dengan sensasi terbakar atau tertusuk-tusuk dan tertimpa
beban berat. Nyeri yang terasa berkisar 7-9 (sagat nyeri). Pada
tungkai kanan bawah daerah tibia terlihat memar area terlihat
membiru dank lien tidak bias menggerakan karena sangat nyeri.
Akan dilakukan pemeriksaan CT scan pada tungkai.
2. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan bahwa pertama kali klien mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan nyeri seperti ini. Sebelumnya
klien pernah jatuh dari motor namun tidak sampai mengakibatkan
gangguan kesehatan.
3. Riwayat penyakit keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami
kecelakaan seperti pasien.

4. POLA KEBUTUHAN DASAR (DATABIO-PSIKO-SOSIO-


KULTURAL-SPIRITUAL)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan
pelayanan kesehatan dia akan sembuh dan cepat pulang

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa makan 1 piring nasi dengan lauk
dan sayur ( 3xsehari).Dan juga biasa minum air putih kurang
lebih 6- 8 gelas sehari.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tetap makan 1 piring nasi dengan lauk
dan sayur ( 3xsehari).Dan juga biasa minum air putih kurang
lebih 6- 8 gelas sehari.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari
setiap pagi dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau
khas feses
 Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB tidak terganggu,

2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari dengan warna
kuning jernih, bau khas urine dan tidak terasa nyeri.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada perubahan BAK, pasien tetap
BAK 5-6 x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas urine
dan tidak terasa nyeri.

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan 
minum
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan aktivitas
sehari – hari seperti bekerja
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit menjadi kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari karena pada tungkai kanan bawah daerah
tibia terlihat memar area terlihat membiru dan klien tidak bias
menggerakan karena sangat nyeri

e. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan mengetahui sakitnya karena temannya
ada yang pernah mengalami kondisi tersebut, sehingga
keluarganya segera memeriksakan kesehatannya kerumah sakit.

f. Pola Persepsi-Konsep diri


Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa nyeri karena tungkai
bawah daerah tibia memar dan membiru dan susah beraktifitas.

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam perhari dan tidur
dengan nyenyak.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidurnya menjadi terganggu, karena ketika
bergerak dia merasakan nyeri dan terbangun.

h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik, telihat istri
dan anak-anaknya menemani pasien bergiliran dan selalu
memberi support untuk tetap tenang agar cepat sembuh dan pulang
i. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa biasa bercerita tentang masalahnya
pada istrinya.

j. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam dan pasien mengatakan mengalami
gangguan dalam beribadah, karena sulit bergerak dan nyeri.

5. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan umum : komposmetis kooperatif
GCS : verbal: 6 Psikomotor: 4 Mata :5
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu : 37,50C
Respirasi : 24x/menit

c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
 Kepala :
- Inspeksi : Rambut hitam, penyebaran rambut merata,
tidak ada rontok dan tidak ada kebotakan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
 Mata
- Inspeksi : simetris,konjungtiva tidak anemis, skera
anikterik, pupil isokor, tidak ada edema palpebra.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Hidung
- Inspeksi : simetris, penyebaran rambut silia merata, tidak
terdapat secret, tidak ada lesi, tidak ada kemerahan tidak
ada edema.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,
etmoidalis, maksilaris.
 Mulut :
- Inspeksi : tidak ada cyanosis,tidak ada karies,tidak ada
stomatitis,bibir simetris, mukosa bibir lembab.
 Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi,tidak ada luka,tidak ada
serumen dan discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago.

2) Dada :
 Paru
o Inspeksi : simetris
o Palpasi : vokal taktil premitus terasa getaran
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : vesikuler
 Jantung
o Inspeksi : iktuskordis tidak tampak
o Palpasi : iktuskordis teraba di ic5
o Perkusi : dullnes
o Auskultasi : BJ1 dan BJ2 murni

3) Abdomen :
- Inspeksi : simetris, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada
lesi
- Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada abdomen
- Palpasi : tidak adanya nyeri tekan

4) Integumen :
- Inspeksi : kulit daerah tibia terlihat memar dan terlihat
membiru,
5) Palpasi : turgor kulit elastis kembali >3s , akral teraba dingin
6) Ekstremitas :
 Atas:
 Inspeksi : simetris,tidak ada lesi
 Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
 Bawah
 Inspeksi : tidak simetris, pada tungkai kanan
bawah daerah tibia terlihat memar area terlihat membiru
dan klien tidak bisa menggerakan karena sangat nyeri
 Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
P : Tibia dextra
Q : Nyeri seperti terbakar, tertusuk-tusuk dan tertimpa
beban berat
R : Pada tungkai kaki bagian dextra
S:8
T : saat bergerak dan terus menerus

7) Neurologis :
- Status mental dan emosi : Baik
- Pemeriksaan refleks :
Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
Patela : +/- (kiri dan kanan)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Lab
Indikator Hasil Nilai normal
Hemoglobin 9,8 g/dl Lk 14-16
Pr 12-16
Hematokrit 30 % 35-45%
Leukosit 10.500 5.000-10.000
Natrium 145 137-147
Kalium 4,0 3,6-5,4
Kalsium 1,18 1,15-1,29
Ureum 26 15-45
Kreatinin 0,77 0,5-0,9
GDS 98 76-110

 Pemeriksaan Diagnostik
No Jenis Pemeriksaan Hasil
1. Pemeriksaan CT-Scan Fraktur pada tungkai tibia dextra
I. DATA FOKUS
Nama pasien : Tn. B
No. RM : 009
DS: DO :
1. Klien mengatakan 1. Pasien tampak meringis
bahwa nyeri 2. Pasien terlihat gelisah
ditimbulkan akibat 3. TTV :
kecelakaan lalu TD :130/90 mmHg
lintas. P : 110x/menit
P : Tibia dextra S : 37,50C
Q : Nyeri seperti RR : 24x/menit
terbakar, tertusuk- 4. Tungkai kanan tibia
tusuk dan tertimpa terlihat membiru
beban berat 5. Pasien terlihat lemah
R : Tibia dextra 6. Pergerakan pasien tampak
S:8 terbatas
T : saat bergerak dan 7. Pemeriksaan Lab
terus menerus  Hemoglobin : 9,8 g/dl
2. Klien mengatakan (Lk 14-16
nyeri timbul saat Pr 12-16 )
bergerak maupun  Hematokrit : 30 % (35-
tidak. 45% )
3. Pasien mengatakan  Leukosit : 10.500
tertabrak motor roda (5.000-10.000 )
2  Natrium : 145 (137-
4. Pasien mengatakan 147 )
tidak biasa  Kalium : 4,0 (3,6-5,4 )
mengerakan tungkai  Kalsium : 1,18 (1,15-
kanan tibia karena 1,29 )
nyeri  Ureum : 26 (15-45 )
5. Pasien mengeluh  Kreatinin : 0,77 (0,5-
cemas saat bergerak 0,9 )
6. Pasien mengatakan  GDS : 98 (76-110)
merasakan  Pemeriksaan CT-Scan
kesemutan : Fraktur pada tungkai
tibia dextra
8. CRT : Lebih dari 3 detik
9. Turgor kulit menurun
kembali lebih dari 3 detik
10. Akral teraba dingin
11. Nadi perifer tidak teraba

II. ANALISA DATA


Nama pasien : Tn. B
No.Rm : 009

No. Data PROBLEM ETIOLOGI


1 DS: Nyeri Agen
1. Klien mengatakan pencedera
bahwa nyeri fisik ( Trauma
ditimbulkan akibat )
kecelakaan lalu
lintas.
P : Tibia dextra
Q : Nyeri seperti
terbakar, tertusuk-
tusuk dan tertimpa
beban berat
R : Tibia dextra
S:8
T : saat bergerak
dan terus menerus
2. Klien mengatakan
nyeri timbul saat
bergerak maupun
tidak.
DO :
1. Pasien tampak
meringis
2. Pasien terlihat gelisah
3. TTV :
Tekanan darah :130/90
mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu: 37,50C
Respirasi: 24x/menit
2 DS : Perfusi perifer Aliran darah
1. Pasien mengatakan tidak efektif perifer
merasakan jaringan
kesemutan berkurang /
lambat
DO :
1. CRT : Lebih dari 3
detik
2. Turgor kulit
menurun kembali
lebih dari 3 detik
3. Akral teraba dingin
4. Nadi perifer tidak
teraba
5. Tungkai kanan tibia
terlihat membiru (
edema )

3 DS : Gangguan Kerusakan
1. Pasien mengatakan mobilitas fisik integriritas
tertabrak motor roda 2 struktur
2. Pasien mengatakan tulang
tidak biasa
mengerakan tungkai
kanan tibia karena
nyeri
3. Pasien mengeluh
cemas saat bergerak

DO :
1. Tungkai kanan
tibia terlihat
membiru
2. Pasien terlihat
lemah
3. Pergerakan pasien
tampak terbatas
4. Pemeriksaan CT-
Scan : Fraktur
pada tungkai tibia
dextra
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.B
No.RM : 009

1. Nyeri akut b.d agen pencedera Fisik ( Trauma )


2. Perfusi perifer tidak efektif b.d Aliran darah perifer jaringan
berkurang / lambat
3. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang
IV. Intervensi

No Dx.Kep Tujuan dan criteria hasil Intervensi TTD


1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Mandiri :
pencedera Fisik ( tindakan keperawatan 1. lakukan pengkajian
Trauma ) selama 3x24 jam nyeri komprehensif
diharapkan tingkat yang meliputi lokasi,
persepsipasien positif karakteristik,
terhadap perawatan untuk onset/durasi frekuensi
mengurangi rasa sakit kualitas,intensitas, atau
dengan kriteria hasil : beratnya nyeri dan
1. Nyeri berkurang factor pencetus.
dengan rentang skala 2. Ajarkan pasien teknik
nyeri 3 distraksi dan relaksasi
2. Pasien tampak rileks untuk pengontrolan
3. Pasien dapat nyeri sebelum nyeri
beristirahat bertambah berat.
3. Evaluasi pengalaman
nyeri dimasa lalu yang
meliputi riwayat nyeri
kronik individu atau
keluarga
4. Dukung istirahat tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri.
5. Kendalikan factor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidak
nyamanan misalnya,
suhu ruangan,
pencahayaan, suara
bising.
6. Berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan di
rasakan, dan antisipasi
kenyaman akibat
prosedur.
7. Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang
ketat.
Kolaborasi :
1. Berikan obat penurun
nyeri atau analgestik
3 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Mandiri :
efektif b.d Aliran tindakan keperawatan 1. Lakukan penilaian
darah perifer jaringan 2x24 jam diharapkan sirkulasi perifer
berkurang / lambat kecukupan aliran darah secara
melalui pembuluh kecil komprehensif (
diujung kaki dan tangan misalnya, cek nadi
untung mempertahankan perifer, edema,
fungsi jaringan dengan warna, dan suhu
KH : kulit.
1. Pengisian kapiler 2. Evaluasi edema
jari normal dan denyut lokasi
2. Suhu kulit ujung fraktur
kaki dan tangan 3. Instruksikan pasien
normal mengenai factor
3. Tidak mengalami faktro yang
parastesia menggangu
sirkulasi darah (
misalnya, merokok,
pakaian yang ketat,
terlalu didalam
suhu dingin, dan
menyilangkan kaki
)
4. Instuksikan pasien
mengenai
perawatan kaki
yang tepat
pertahankan hidrasi
yang cukup untuk
menurunkan
viskositas darah
5. Lakukan
perawatan luka,
dengan tepat
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Mandiri :
fisik b.d kerusakan tindakan keperawatan 1. Edukasi pasien
integritas struktur selama 2x24 jam mengenai bagaimana
tulang diharapkan kemampuan menggunakan postur
unntuk bisa bergerak tubuh dan mekanika
bebas ditempat dengan tubuh untuk mencegah
atau tempat bantu dengan injury saat melakukaan
criteria hasil : berbagai aktivitas
1. Gerakan terkoordinasi 2. Kaji kesadaran pasien
2. Keseimbangan menjadi tentang abnormalitas
lebih baik muskuloskeletalnya
Dapat berjalan dengan dan efek yang
baik mungkin timbul pada
jaringan otot dan
psdtur
3. Bantu untuk
mendemonstrasikan
posisi tidur yang tepat
4. Kaji pemahaman
pasien mengenai
mekanika tubuh dan
latihan
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan
dengan fisioterafis
dalam
mengembangkan
peningkatan
meknika tubuh,
sesuai indikasi

You might also like