Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Muhammad Hasan Furqon 1108010077
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, biasanya diberikan beberapa jenis obat yang
saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya. Hal ini selalu terjadi di
masyarakat luas, maka perlu dipikirkan cara menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat
tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi perubahan
sifat obat, sampai terjadi kerusakan obat.
Selain itu, sebagian dari kasus keracunan obat disebabkan karena cara penyimpanan
obat yang salah. Menyimpan obat dengan benar dapat menjamin keamanan pemakaian obat-
obatan tersebut. Penyimpanan obat dengan cara yang benar membantu menjaga kondisi obat
tetap dalam keadaan yang baik atau tidak rusak. Selain itu, juga dapat menghindarkan
kesalahan penggunaan obat oleh orang yang salah, misalnya anak-anak.
Penyimpanan yang tepat dan sesuai dapat dipastikan bahwa mutu obat tersebut baik.
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya mudah tidaknya
meledak/terbakar, dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang
selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
BAB II
ISI
1. Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan disesuaikan dengan sifat obat,
misalnya dalam hal suhu dan kelembaban.
2. Memudahkan dalam pencarian, misalnya disusun berdasarkan abjad.
3. Memudahkan pengawasan persediaan/stok dan barang kadaluarsa, yaitu
4. Disusun berdasarkan First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
5. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Cara penyimpanan obat yang secara umum perlu diketahui oleh masyarakat adalah sebagai
berikut :
1. Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang
berlebihan
2. Lantai dilengkapi dengan palet
Penyimpanan obat yang secara khusus juga perlu diketahui oleh masyarakat adalah sebagai
berikut :
Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan obat dengan kondisi khusus diantaranya :
Beberapa obat perlu disimpan pada kondisi dan tempat yang khusus untuk memudahkan
pengawasan, yaitu :
- Obat termolabil
kunci ruangan
pencahayaan yang memadai
Suhu 25oC atau di bawah, dengan unit pendingin udara yang beroperasi 24 jam per
hari dan terhubung ke satu daya darurat . Tujuan dibangun kulkas vaksin untuk
penyimpanan vaksin, anti-racun dan point-of-perawatan peralatan habis pakai.
Lemari es ditujukan untuk cold storage produk farmasi yang membutuhkan
pendinginan, di samping kulkas vaksin
Rak yang memadai untuk penyimpanan yang tepat dari berbagai kategori obat yang
digunakan di pusat kesehatan
Wastafel stainless steel
sabun dispenser dan kertas pemegang handuk
sebuah jaringan komputer dengan akses ke catatan klien elektronik (PCI)
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek disusun berdasarkan
abjad, bentuk sediaan dan stabilitas atau kesesuaian suhu pada penyimpanan obat.
1) Golongan obat
Penyimpanan obat berdasarkan golongan obat, seperti obat bebas, bebas
terbatas obat keras dan obat narkotik. Tidak mengalami masalah yang berarti
dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
2) Abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad, seperi obat yang di beli bebas sampai
obat yang harus di sertai dengan resep dokter. Tidak mengalami masalah yang
berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
3) Bentuk sediaan
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti sirup bebas, sirup
ASKES, salep, injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami masalah yang
berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
4) Suhu
Penyimpanan obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat tidak rusak,
seperti suppositoria dan insulin disimpan dalam lemari es, supaya tidak
merusak bentuk dan khasiatnya. Dalam hal ini Penulis tidak melakukan
pengecekan terhadap penyimpanan berdasarkan suhu.
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun
obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat
obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila
larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya
ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya sudah banyak
berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun. berkurangnya zat aktif hanya
dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium. Menurut aturan nternasional, kadar obat
aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10%
dianggap terlalu banyak dan obat harus dibuang.
ATURAN PENYIMPANAN
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat
yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh
baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan,
sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu
kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat
merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat
pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila
wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian
tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga.
Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok
ukur dan mengeringkannya. Di negara maju pada setiap kemasan obat harus tercantum
bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di
kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan
tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi.
Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah
obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya
berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk yang tertera dalam aturan pakai
JANGKA WAKTU PENYIMPANAN
KESIMPULAN
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun
obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Guna
memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam
wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya.
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat
yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh
baik di lingkungan lembab.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional.. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. Departemen Kesehatan R I. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan
Keterampilan Memilih Obat bagi Tenaga Kesehatan. http://binfar.depkes.go.id/
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan R I. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas http://binfar.depkes.go.id/
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. 2006.
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.