Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 2
Tutor
dr. Huntari Harahap
Kelompok 7
Siti Rahmah G1A113026
Rahmadiani Putri Nst G1A113040
Reissa Amira Pratiwi G1A113043
Putri Nilam Sari G1A114019
Ara Baysari G1A114052
Marisa Hana’ M G1A114053
Robi’atul Adawiyah G1A114054
Fitrah Afdhal G1A114056
Ricco Firmansyah G1A114076
Nadaa Fahmi Shofi G1A114094
Anggia Sovina Ariska G1A114098
Khalisa Rifda Sumayyah G1A114099
10. Apa hubungan keluhan Tn.X dengan terjadinya ejakulasi dini dan lekas marah?
Jawaban :
Tn.X mengalami stress serta gangguan psikologis sehingga
mempengaruhi masalah hubungan dengan istri.
12. Mengapa Tn.X mengalami semangat berkurang, hilang minat dan hal yang
membuat dia senang, sosialisasi dan perawatan berkurang?
Jawaban :
Stressor → gangguan hormon → depresi
13. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Tn. X
dan apa tujuan dari pemeriksaan tersebut ?
Jawaban :
1. Pemeriksaan psikiatri
2. Pemeriksaan fisik : Vital sign, head to toe dan pemeriksaan
tambahan status neurologis.
3. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah lengkap pemeriksaan
urin dan lain-lain.
14. Bagaimana alur penegakan diagnosis berdasarkan ppdgj 3 dan DSM V pada Tn.X?
Jawaban :
Anamnesis pemeriksaan fisik, penujang, pemeriksaan psikiatri,
diagnosis.
23. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari penyakit yang dialami Tn.X?
Jawaban :
Talaksana : psikoterapi jangka pendek, psikoterapi sugestif, bimbingan, penyuluhan
Waktu Tidur
Waktu tidur dapat dibagi tiga bagian yaitu sepertiga awal, sepertiga tengah,
sepertiga akhir. Pada orang normal, sepertiga awal tidur lebih banyak dalam fase 3
dan 4, sepertiga tengah lebih banyak tidur dangkal (fase 2) serta sepertiga akhir
lebih banyak fase REM. Siklus tidur pada tiap individu berbeda dan relative
dipengaruhi oleh usia, sebagai contoh pola tidur pada laki – laki muda (20 – 29
tahun ), pertengahan (40-49 tahun) dan tua (70 – 90 tahun) akan memberikan
gambaran pola tidur yang berbeda.1,5 Pertambahan umur seseorang dapat
menyebabkan total waktu tidur menurun sedangkan waktu terjaga tetap. Pada orang
tua tidur sering terlihat gelisah dan waktu terjaganya menjadi lebih lama.
Sedangkan pada orang muda 15% waktu tidurnya dihabiskan pada fase 4. Fase 4
biasanya tidak ditemukan pada orang tua, demikian juga lama fase REM akan
mengalami penurunan yaitu 28 % dari pascapubertas menjadi 18% pada orang tua.
Hal ini menunjukkan bahwa tidur menjadi lebih singkat sehingga menyebabkan
berkurangnya kesegaran sesuai bertambahnya usia.
10. Apa hubungan keluhan Tn.X dengan terjadinya ejakulasi dini dan lekas marah ?7
Jawaban :
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini yang dialami oleh Tn. X merupakan salah satu hal yang
mengganggu hubungan Tn. X dan istrinya sehingga menimbulkan suatu stimulus
pencetus stress atau disebut stressor. Keluhan yang muncul pada Tn. X yaitu cemas,
gelisah, jantung berdebar dan nyeri ulu hati merupakan manifestasi dari tahap stress
yang terjadi pada Tn. X. Menurut Dr.Robert J. Van Amberg (1979), sebagaimana
dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa tahapan stress ada 6
tahapan, yaitu sebagai berikut:
a) Stress tahap pertama (paling ringan), yaitu stresss yang disertai perasaan
nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan
tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.
b) Stress tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, cepat lelah pada saat menjelang sore, cepat lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman, jantung
berdebar, dan punggung tegang. Hal ini karena cadangan tenaga tidak
memadai.
c) Stress tahap ketiga, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi
yang tidak teratur, otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga
dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
d) Stress tahap keempat, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak
ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan
kecemasan.
e) Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan kelelahan fisik
dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan
ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas,
bingung, dan panik.
f) Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-tanda
seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan
banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan atau collaps.
12. Mengapa Tn.X mengalami semangat berkurang, kehilangan minat dan hal yang
membuat dia senang, sosialisasi dan perawatan berkurang ?9
Jawaban :
Adanya stressor → gagal melakukan adaptasi terhadap stressor → terjadi
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal
intraneuronal → terjadi perubahan pada pengaturan sistem adrenergik → ↓regulasi
dari reseptor adrenergik beta → ↓dopamin pada substansia nigra (mengatur minat
dan konsentrasi) → mempengaruhi traktus dopaminergik → impuls diteruskan ke
sistem limbik → hilang minat dan kegembiraan.
13. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Tn. X
dan apa tujuan dari pemeriksaan tersebut ?10,11
Jawaban :
1. Pemeriksaan psikiatri
a) Menilai deskripsi umum seperti penampilan, kesadaran, perilaku dan
aktivitas psikomotor, pembicaraan dan sikap terhadap pemeriksa
b) Menilai keadaan afektif, mood dan keserasian
c) Menilai fungsi kognitif dan intelektual
d) Menilai gangguan persepsi
e) Menilai proses pikir
f) Menilai pengendalian impuls
g) Daya nilai dan tilikan
h) Penilaian terhadap taraf untuk dapat dipercaya
2. Pemeriksaan fisik
a) Vital sign yaitu pemeriksaan kesadaran, suhu, nadi, RR, tekanan darah
b) Pemeriksaan fisik lengkap head to toe
c) Pemeriksaan tambahan status neurologis seperti penilaian rangsangan
meningeal, refleks fisiologis dan patologis, penilaian nervus cranialis.
3. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap
b) Pemeriksaan urin dan lain-lain
14. Bagaimana alur penegakan diagnosis berdasarkan ppdgj 3 dan DSM V pada
Tn.X?10
Jawaban :
Proses diagnosis gangguan jiwa mengikuti prosedur klinis yang lazim
dilakukan dalam praktek kedokteran klinis, yaitu meliputi langkah langkah sebagai
berikut:
1. Anamnesis
Alasan berobat/keluhan utama
Riwayat gangguan sekarang
Riwayat gangguan dahulu
Riwayat perkembangan diri
Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
dll.
2. Pemeriksaan
Fisik-diagnostik
Status mentalis
Laboratorium
Radiologik
Evaluasi psikologik, dll.
3. Diagnosis
Aksis I: Gangguan Klinis
Aksis II: Gangguan kepribadian dan status mentalis
Aksis III: Kondisi Medik Umum
Aksis IV: Gangguan Psikososial
Aksis V: Taraf Fungsi
4. Terapi
Farmakoterapi
Psikoterapi
Terapi Sosial
Terapi okupasional
Lain-lain
5. Tindak – lanjut
Evaluasi Terapi
Evaluasi Diagnosis
Lain – lain
Tujuan dari diagnosis multiaksial ini yaitu :
1. Mencakup informasi yang komprehensif (gangguan jiwa, kondisi fisik
umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global),
sehingga dapat membantu dalam
Perencanaan terapi
Meramalkan “outcome” atau prognosis
2. Format yang “mudah” dan “sistematik”, sehingga dapat membantu dalam:
Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
Menangkap kompleksitas situasi klinis
Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis
yang sama.
3. Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial” dalam klinis, pendidikan dan
penelitian.
18. Apa saja klasifikasi pada penyakit yang dialami Tn.X ?10
Jawaban :
Klasifikasi
F32.0 Episode Depresif Ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama depresi seperti
tersebut diatas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2
minggu.
- Hanya sedikit kesulitan pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukan.
- Karakter ke lima : F32.00 = Tanpa gejala somatik dan F32.01 dengan
gejala somatik
F32.1 Episode Depresif Sedang
- Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya
- Lama seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
- Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga.
Karakter ke lima : F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 dengan gejala somatik.
F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik
- Semua 3 gejala utama depresi harus ada
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa gejala
diantaranya harus berintensitas berat.
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat
dibenarkan.
- Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan
onset sangat cepat.
- Sangat tidak mungkin melakukan pekerjaan atau urusan rumah tangga dan
kegiatan sosial kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
F32.3 Episode Depresif berat dengan gejala psikotik
- Episode depresif berat memenuhi kriteria episode depresi berat tanpa
gejala psikotik.
- Waham, halusinasi atau stupor depresif
F32.8 Episode Depresif lainnya
F32.9 Episode Depresif YTT
22. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit yang dialami Tn.X ?2,13
Jawaban :
Manifestasi Klinis
Gejala utama
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala lainnya
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu Nafsu makan berkurang
23. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari penyakit yang dialami Tn.X ?2,14,15
Jawaban :
Berbagai obat dan teknik psikoterapi telah dikembangkan untuk memulihkan
penderita depresi. Pada sebagian besar kasus, pengobatan penderita depresi akan
paling efektif dengan mengkombinasikan pemberian obat-obatan oleh psikiater
dengan pemberian psikoterapi oleh psikolog.
Semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa
memerlukan tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada
diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya. Bila
seseorang menderita depresi berat, maka diperlukan seorang yang dekat dan yang
dipercayainya untuk membantunya selama menjalani pemeriksaan dan pengobatan
depresi tersebut.Kadang seorang penderita depresi berat perlu rawat inap di rumah
sakit, kadang cukup dengan pengobatan rawat jalan.
TERAPI NONFARMAKOLOGI
1. Terapi Psikologi
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati,
pengertian, dan optimistik. Bantu pasien mengindentifikasi dan
mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.
Identifikasi faktor pencetus dan bantulah untuk mengoreksinya. Bantulah
memecahkan problem eksternal (misal pekerjaan) arahkan pasien terutama
selama episode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak.
Terapi kognitif-perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi
ringan dan sedang. Diyakini oleh sebagian orang “ketidakberdayaan yang
dipelajari”, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan
dan memberikan pengalaman-pengalaman sukses. Dari perpektif kognitif
pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan
harapan-harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.
2. Terapi Medikamentosa
Untuk melakukan pengobatan farmakoterapi pada pasien dengan
gangguan depresi sedang dan berat, ada 3 tahapan yang harus
dipertimbangkan antara lain:
a. Fase akut, fase ini berlangsung 6 sampai 10 minggu. pada fase
ini bertujuan untuk mencapai masa remisi ( tidak ada gejala ).
b. Fase lanjutan, fase ini berlangsung selama 4 sampai 9 bulan
setelah mencapai remisi. pada fase ini bertujuan untuk
menghilangkan gejala sisa atau mencegah kekambuhan kembali.
c. Fase pemeliharaan, fase ini berlangsung 12 sampai 36 bulan.
Pada fase ini tujuannya untuk mencegah kekambuhan kembali.
Tabel 2. Dosis Obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor pada Orang Dewasa14
Algoritma Pengobatan Farmakoterapi Episode Depresi Sedang atau Berat Tanpa Ada
Kontraindikasi terhadap Antidepresan.
Tatalaksana lainnya :
1. Penderita diberi kesempatan untuk mengemukakan keluhan-keluhannya.
2. Psikoterapi suportif dan disertai bantuan memecahkan problem yang dihadapi.
Psikoterapi adalah cara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap gangguan
mental emosional, pola pikiran, perasaan, dan perilaku agar terjadi
keseimbangan dalam diri individu tersebut. Dalam melakukan psikoterapi
sangat diperlukan hubungan yang baik antara dokter dengan pasien.
Tujuan Psikoterapi Suportif:
- Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya.
- Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang
lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri.
- Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
Indikasi Psikoterapi Suportif:
- Digunakan untuk semua jenis gangguan jiwa.
Beberapa jenis Psikoterapi Suportif:
a. Ventilasi (katarsis)
- Psikoterapi ventilasi adalah bentuk psikoterapi yang member
kesempatan seluas – luasnya kepada penderita untuk
mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa
lega serta keluhannya akan berkurang.
- Sikap terapis Menjadi pendengar yang baik dan penuh
pengertian.
- Topik pembicaraan permasalahan yang menjadi stress
psikologik utama.
b. Persuasi
- Persuasi adalah psikoterapi suportif yang dilakukan dengan
menerangkan secara masuk akal tentang gejala – gejala
penyakitnya yang timbul sebagai akibat cara berpikir, perasaan,
dan sikapnya terhadap permasalahan yang dihadapinya.
- Sikap terapis:
o Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan
impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang
mengganggu secara masuk akal dan sesuai hati nurani.
o Berusaha menyakinkan pasien dengan alasan yang masuk
akal bahwa gejalanya akan hilang.
- Topik pembicaraan: Ide dan kebiasaan pasien yang mengarah
pada terjadinya gejala.
c. Psikoterapi Reassurance
o Psikoterapi Reassurance adalah psikoterapi yang berusaha
menyakinkan kembali kemampuan pasien, bahwa ia sanggup
mengatasi masalah yang dihadapinya.
o Sikap terapis menyakinkan dengan tegas dengan
menunjukkan hasil – hasil yang telah dicapai pasien.
o Topik pembicaraan pengalaman pasien yang beehasil secara
nyata.
d. Psikoterapi Sugestif
o Psikoterapi Sugestif adalah psikoterapi yang berusaha
menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala – gejala
gangguannya akan hilang.
o Sikap terapis menyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien
pasti hilang.
o Topik pembicaraan gejala-gejala bukan karena kerusakan
organik/fisik dan timbul gejala-gejala tersebut tidak logis.
e. Bimbingan
o Bimbingan adalah psikoterapi yangmemberikan nasehat-nasehat
praktis dan khusus yang berhubungan dengan masalah kesehatan
jiwa pasien, agar ia lebih mampu mengatasi masalah tersebut.
o Sikap terapis menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa
dan pengertian.
o Topik pembicaraan cara hubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, cara bekerja dan belajar yang baik.
f. Penyuluhan
o Penyuluhan adalah psikoterapi yang membantu pasien mengerti
dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi
permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
o Sikap terapis menyampaikan secara halus dan penuh
kearifan.
o Topik pembicaraan masalah pendidikan, pekerjaan,
pernikahan, pribadi.
Tujuan tatalaksana :
Keselamatan pasien harus terjamin
Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan
Rencana terapi bukan hanya untuk gejala, tetapi kesehatan jiwa pasien ke
depan juga harus diperhatikan.
24. Apa saja komplikasi dari penyakit yang dialami Tn.X ?16
Jawaban :
Depresi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi emosi, perilaku dan masalah
kesehatan.
Komplikasi dapat berupa :
1. Sulit dalam berinteraksi sosial
2. Menurunkan kualitas hidup
3. Mencetuskan dan memperlambat penyembuhan atau memperberat penyakit
fisik
4. Meningkatkan beban ekonomi
5. Usaha untuk bunuh diri
25. Bagaimana prognosis dari penyakit yang dialami Tn.X ?17
Jawaban :
Terdapat indikator prognosis yang dapat digunakan untuk menilai prognosis pada
pasien. Pada kasus Tn. X, yaitu :
Prognosis baik : episode depresi ringan hingga sedang, tidak ditemukan gejala
psikotik, durasi rawat inap yang singkat serta penanganan yang
baik, adanya dukungan psikososial dari lingkungan pasien, tidak
ada komorbid dengan gangguan psikiatri lainnya.
DAFTAR PUSTAKA