Professional Documents
Culture Documents
Konduktivitas Termal
Kelompok V
Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah diberikan kesempatan sehingga Makalah yang berjudul “Konduktivitas
Termal” dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Fisika Statistik”. Kami tak lupa untuk mengucapkan terimakasih bagi
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan dan
penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penulis tak bisa memungkiri bahwa sebagai manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Sehingga sesuatu yang kami
kerjakan tidaklah mencapai kata sempurna. Begitu pula dengan makalah ini
yang telah kami selesaikan tidak mencapai seluruh indikator yang hendak
dicapai dengan maksimal. Untuk itu kami menerima saran dan kritik dari
pembaca yang mana akan menjadi sebuah perubahan saat penyusunan makalah
berikutnya.
Kami memiliki harapan besar agar semoga makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat bagi pembaca terutama peserta didik, namun tak bisa
dipungkiri penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam berbagai segi pada makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
inovatif dari berbagai pihak sangat di harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah berikutnya.
Penulis (kelompok V)
Page | ii
DAFTAR ISI
Page | iii
Bab I
Pendahuluan
Pada kebanyak hal yang di bahas dalam pembelajaran fisika salah satunya
adalah konduktivitas termal yang merupakan suatu fenomena di mana
perbedaan temperatur menyebabakan transfer energi termal dari suatu daerah
benda panas ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang
lebih rendah. Banyak hal yang dapat diketahui tentang konduktivitas termal
yang dapat diketahui secara teori dan tidak menuntut kemungkinan akan
menjadi salah satu percobaan dalam praktikum. Tetapi sebelumnya belum
pernah diadakan praktikum fisika statistik. Dengan demikian untuk
pembahasan lanjut akan di bahas dalam makalah ini.
Page | 1
1.3. Tujuan Penulisan
Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan konduktivitas termal
serta proses berlangsungnya.
Menjelaskang bagaimana mekanisme dari konduktivitas termal.
Menjelaskan mengenai faktor-faktor konduktivitas termal.
Menjelaskan mengenai panas spesifik.
Page | 2
Bab II
Pembahasan
Dimana : Q = panas
A = luas permukaan
∆𝑇 = perbedaan temperatur
∆𝑡 = waktu selama panas terjadi
L = ketebalan dari material
Page | 3
k = konduktivitas termal dari material.
Dengan besaran ini didefinisikan sebagai panas Q, yang dihantarkan
selama waktu t melalui ketebalan L, dengan arah normal ke permukaan dengan
luas A yang disebabkan oleh perbedaan suhu ΔT dalam kondisi tunak dan jika
perpindahan panas hanya tergantung dengan perbedaan suhu tersebut.
Konduksi termal merupakan suatu fenomena transport di mana
perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah
benda panas ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang
lebih rendah.Panas yang ditransfer dari suatu titik ke titik yang lain melalui
salah satu dari tiga metoda yaitu:
1. Konduksi adalah Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan
perpindahan massa dari benda. Konduksi diakibatkan oleh tumbukan antar
molekul penyusun zat. Ujung benda yang panas mengandung molekul
yang bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang bergetar cepat tadi
menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi transfer
energi ke molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula
lambat menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk molekul
lambat di sebelahnya dengan disertai transfer energi. Demikian seterusnya
sehingga pada akhirnya energi sampai pada ujung benda yang lainnya.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke tempat
lain. Konveksi terjadi perpindahan molekul dalam jarak yang jauh.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium.
𝒅𝑻 (𝑻𝟐 −𝑻𝟏 )
=
𝒅𝒙 𝒙
Page | 4
Bila garis dari aliran panas adalah paralel , maka gradien temperature
(kuantitas fisik yang menggambarkan ke arah mana dan berapa tingkat suhu
perubahan yang paling cepat di seluruh lokasi tertentu) pada setiap penampang
adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan
waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
𝚫𝑸 (𝑻𝟐 −𝑻𝟏 )
= kA
𝚫𝒕 𝒉
Page | 5
Gambar 2.1. Ilustrasi konduksi termal
Sebelum dipanaskan, atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi
setimbang. Pada ujung logam yang dipanaskan, atom dan elektron bergetar
dengan amplitudo yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan
atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya.
Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang
satunya. Konduksi terjadi melalui getaran kisi atom dan gerakan elektron
bebas. Berdasarkan penjelasan tersebut konduksi terjadi melalui getaran kisi
atom (phonon) dan gerakan elektron bebas. Namun, penyebab konduktivitas
termal suatu benda biasanya hanya didominasi salah satu faktor.
Pada temperatur kamar, logam memiliki konduktivitas panas yang baik
karena elektron bebas berperan dalam berlangsungnya transfer panas. Elektron
bebas tersebut akan berpindah ke daerah yang temperaturnya lebih rendah,
sehingga konduktivitas termal logam akan semakin besar jika jumlah elektron
bebasnya semakin banyak.
Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik,
sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk.
Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan zat gas bisa
disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal = penghambat
panas alias kalor.
Page | 6
Berikut tabel 2.1 ini nilai konduktivitas termal beberapa benda:
Page | 7
2.6. Faktor Konduktivitas Termal
Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor dalam konduktivitas terma
yaitu diantaranya sebagai berikut:
a. Suhu, konduksi termal akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu
b. Kandungan uap air, konduksi termal akan meningkat seiring
meningkanta kandungan kelembaman. Bila nilai (k) besar maka
merupakan pengalir yg baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan
pengalir yg baik.
c. Berat jenis, nilai konduktivitas termal akan berubah bila berat jenisnya
berubah. Semakin tinggi berat jenis makan semakin baik pengalir
konduktifitas tersebut.
d. Keadaan pori-pori bahan, bila semakin besar rongga maka akan semakin
buruk konuktifitas termalnya.
Page | 8
yang menunjukkan respon material terhadap panas yang diterima suatu bahan
atau material. Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan, maka perlu
dibefakan antar temperature dengan kandungan kalor.
Temperatur atau suhu adalah tinggi rendahnya (level ) thermal dari
suatu aktivitas, sedangkan kandungan kalor adalah besarnya energi thermal.
Suatu benda dapat mengalami muai panas (Thermal Expansion), yaitu
pemuaian yang dialami bahan ketika mengalami perlakuan termal. Besarnya
pemuaian bahan / material ditentukan oleh jenis benda, ukuran benda
mula-mula, dan besarnya kalor yang diberikan. Pemuaian ini dapat
mengakibatkan pertambahan panjang (∆l) dan juga pertambahan volume.
Daya hantar panas ( Thermal Conductivity) merupakan kemampuan
suatu material atau bahan dalam meneruskan panas, yang biasanya terjadi pada
benda padat, dan biasanya terjadi secara konduksi.Jadi perubahan energi pada
atom-atom dan electron bebas menentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-
sifat thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik,
pemuaian, dan konduktivitas panas.
Page | 9
termal dengan meningkatnya konsentrasi elektron bebas, karena lebih banyak
elektron yang tersedia untuk berpartisipasi dalam proses transferrence panas.
Page | 10
Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
simpulan yaitu diantaranya sebagai berikut:
Page | 11
Keadaan pori-pori bahan, bila semakin besar rongga maka akan
semakin buruk konduktivitas termalnya.
4. Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per
derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole
per derajat K.
Page | 12
Daftar Pustaka
Page | 13