You are on page 1of 16

Makalah Fisika Statistik

Konduktivitas Termal

Kelompok V

1. Dhessy Nurainun ( A24115012 )


2. I Gede Sumertadana ( A24115066 )

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah diberikan kesempatan sehingga Makalah yang berjudul “Konduktivitas
Termal” dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Fisika Statistik”. Kami tak lupa untuk mengucapkan terimakasih bagi
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan dan
penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penulis tak bisa memungkiri bahwa sebagai manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Sehingga sesuatu yang kami
kerjakan tidaklah mencapai kata sempurna. Begitu pula dengan makalah ini
yang telah kami selesaikan tidak mencapai seluruh indikator yang hendak
dicapai dengan maksimal. Untuk itu kami menerima saran dan kritik dari
pembaca yang mana akan menjadi sebuah perubahan saat penyusunan makalah
berikutnya.
Kami memiliki harapan besar agar semoga makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat bagi pembaca terutama peserta didik, namun tak bisa
dipungkiri penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam berbagai segi pada makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
inovatif dari berbagai pihak sangat di harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah berikutnya.

Palu, Pebruari 2018

Penulis (kelompok V)

Page | ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii


DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ..............................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................3
2.1. Pengertian Konduktivitas Termal .....................................................2
2.2. Faktor-faktor Konduktivitas Termal ................................................8
2.3. Mekanisme Konduktivitas Termal ...................................................9
2.4. Panas Spesifik ..................................................................................10

BAB 3 PENUTUP .........................................................................................11


A. Kesimpulan ....................................................................................11
Daftar Pustaka ..............................................................................................12

Page | iii
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Fisika merupakan ilmu yang lahir dan berkembang yang bermula dari rasa
keingintahuan tentang alam semesta yang objeknya dalam bentuk kebendaan,
serta berbagiai gejala atau fenomena yang dijumpai alam. Fisika adalah ilmu
yang nyata yang bersifat dinamis yang bisa dibuktikan keberadaanya, yaitu
melalui gejala – gejala yang diberikan proses yang berada di sekitar lingkungan
hidup sehari-hari. Sehingga dalam hal ini untuk suatu kebenaran dari teori atau
hukum fisika dapat dilakukan melalui experiment. Akan Tetapi tidak semuanya
dapat dilakukan dilaboratorium, dalam hal ini beberapa yang lainnya dapat di
selesaikan dengan melalui teori.

Pada kebanyak hal yang di bahas dalam pembelajaran fisika salah satunya
adalah konduktivitas termal yang merupakan suatu fenomena di mana
perbedaan temperatur menyebabakan transfer energi termal dari suatu daerah
benda panas ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang
lebih rendah. Banyak hal yang dapat diketahui tentang konduktivitas termal
yang dapat diketahui secara teori dan tidak menuntut kemungkinan akan
menjadi salah satu percobaan dalam praktikum. Tetapi sebelumnya belum
pernah diadakan praktikum fisika statistik. Dengan demikian untuk
pembahasan lanjut akan di bahas dalam makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan konduktivitas termal?
 Bagaimana mekanisme dari konduktivitas termal?
 Apa saja faktor-faktor konduktivitas termal?
 Apa itu panas spesifik?

Page | 1
1.3. Tujuan Penulisan
 Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan konduktivitas termal
serta proses berlangsungnya.
 Menjelaskang bagaimana mekanisme dari konduktivitas termal.
 Menjelaskan mengenai faktor-faktor konduktivitas termal.
 Menjelaskan mengenai panas spesifik.

Page | 2
Bab II

Pembahasan

2.5. Pengertian Konduktivitas Termal

Perpindahan termal (panas) secara konduksi merupakan proses


perpindahan energi dari tempat yang bertemperatur tinggi ke tempat yang
bertemperatur rendah. Panas akan berpindah secara estafet dari satu partikel ke
partikel lainnya dalam medium tersebut. contoh perpindahan kalor secara
konduksi terjadi pada logam.
Jika salah satu ujung sebuah batang logam diletakkan di dalam nyala api,
sedangkan ujung yang satu lagi dipegang, bagian yang dipengang ini akan
terasa makin lama makin panas, walaupun tidak kontak langsung dengan nyala
api itu. Dalam hal ini dikatakan bahwa panas yang sampai diujung batang yang
lebih dingin secara konduksi melalui bahan batang itu.
Konduktivitas atau keterhantaran termal adalah suatu besaran intensif
bahan yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas.
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas
ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih rendah. Panas yang di transfer
dari satu titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga metode yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.
konduktivitas termal = laju aliran panas × jarak / ( luas × perbedaan
suhu), dalam hal ini dapat dirumuskan yaitu:
𝑸 𝑳
k = x
𝒕 𝑨 𝒙 ∆𝑻

Dimana : Q = panas
A = luas permukaan
∆𝑇 = perbedaan temperatur
∆𝑡 = waktu selama panas terjadi
L = ketebalan dari material

Page | 3
k = konduktivitas termal dari material.
Dengan besaran ini didefinisikan sebagai panas Q, yang dihantarkan
selama waktu t melalui ketebalan L, dengan arah normal ke permukaan dengan
luas A yang disebabkan oleh perbedaan suhu ΔT dalam kondisi tunak dan jika
perpindahan panas hanya tergantung dengan perbedaan suhu tersebut.
Konduksi termal merupakan suatu fenomena transport di mana
perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah
benda panas ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang
lebih rendah.Panas yang ditransfer dari suatu titik ke titik yang lain melalui
salah satu dari tiga metoda yaitu:
1. Konduksi adalah Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan
perpindahan massa dari benda. Konduksi diakibatkan oleh tumbukan antar
molekul penyusun zat. Ujung benda yang panas mengandung molekul
yang bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang bergetar cepat tadi
menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi transfer
energi ke molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula
lambat menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk molekul
lambat di sebelahnya dengan disertai transfer energi. Demikian seterusnya
sehingga pada akhirnya energi sampai pada ujung benda yang lainnya.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke tempat
lain. Konveksi terjadi perpindahan molekul dalam jarak yang jauh.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium.

Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki


laju dari konduksi termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang
dikonduksikan melalui material persatuan waktu dilukiskan oleh persamaan:
𝚫𝑸 𝚫𝑻
= kA𝚫𝒙
𝚫𝒕

Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang


sangat kecil di mana Δx 0, maka berlaku:

𝒅𝑻 (𝑻𝟐 −𝑻𝟏 )
=
𝒅𝒙 𝒙

Page | 4
Bila garis dari aliran panas adalah paralel , maka gradien temperature
(kuantitas fisik yang menggambarkan ke arah mana dan berapa tingkat suhu
perubahan yang paling cepat di seluruh lokasi tertentu) pada setiap penampang
adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan
waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
𝚫𝑸 (𝑻𝟐 −𝑻𝟏 )
= kA
𝚫𝒕 𝒉

Dengan: ∆𝑄 = energi panas total yang dikonduksikan


A = luas dimana konduksi mengambil tempat
∆𝑇 = perbedaan temperatur dua sisi dari material
∆𝑡 = waktu selama konduksi terjadi
H = ketebalan dari material
K = konduktivitas termal dari material.

Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada


suatu benda dengan suatu gradien temperatur . Dengan kata lain konduktivitas
termal menyatakan kemampuan bahan menghantarkan kalor. Nilai
konduktivitas termal penting untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu
konduksi panas yang baik (good conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas
termal yang besar dan penghantar panas yang tidak baik (good insulator) untuk
nilai koefisien panas yang kecil.
Proses konduksi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menyetrika pakaian, memasak air dengan panci logam, menyolder logam, dan
masih banyak contoh lainnya. Proses perpindahan kalor secara konduksi bila
dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
(atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
ditumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

Page | 5
Gambar 2.1. Ilustrasi konduksi termal
Sebelum dipanaskan, atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi
setimbang. Pada ujung logam yang dipanaskan, atom dan elektron bergetar
dengan amplitudo yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan
atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya.
Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang
satunya. Konduksi terjadi melalui getaran kisi atom dan gerakan elektron
bebas. Berdasarkan penjelasan tersebut konduksi terjadi melalui getaran kisi
atom (phonon) dan gerakan elektron bebas. Namun, penyebab konduktivitas
termal suatu benda biasanya hanya didominasi salah satu faktor.
Pada temperatur kamar, logam memiliki konduktivitas panas yang baik
karena elektron bebas berperan dalam berlangsungnya transfer panas. Elektron
bebas tersebut akan berpindah ke daerah yang temperaturnya lebih rendah,
sehingga konduktivitas termal logam akan semakin besar jika jumlah elektron
bebasnya semakin banyak.
Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik,
sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk.
Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan zat gas bisa
disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal = penghambat
panas alias kalor.

Page | 6
Berikut tabel 2.1 ini nilai konduktivitas termal beberapa benda:

Konduktivitas Termal (k)


Jenis benda J/m.s.Co Kkal/m.s.Co
Perak 420 1000 x 10-4
Tembaga 380 920 x 10-4
Aluminium 200 500 x 10-4
Baja 40 110 x 10-4
Es 2 5 x 10-4
Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4
Bata 0,84 2 x 10-4
Air 0,56 1,4 x 10-4
Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4
Kayu 0,08 – 0,16 0,2 x 10-4 – 0,4 x 10-4
Gabus 0,042 0,1 x 10-4
Wol 0,040 0,1 x 10-4
Busa 0,024 0,06 x 10-4
Udara 0,023 0,055 x 10-4

Pada material dengan ikatan ion ataupun ikatan kovalen elektronnya


kurang dapat bergerak bebas, transfer panas berlangsung melalui phonon.
Walaupun phonon bergerak dengan kecepatan suara, namun phonon
memberikan konduktivitas panas yang sangat kecil. Hal ini disebabkan karena
dalam pergerakannya phonon selalu berbenturan sesamanya dan juga
berbenturan dengan ketidak sempurnaan kristal. Tetapi, beberapa kristal non-
logam yang murni, sempurna, dan konduktivitas termalnya disebabkan oleh
phonon menunjukkan bahwa mereka memiliki konduktivitas termal setara
dengan logam dalam temperatur tertentu.
Dalam kasus ini kristal akan seperti memiliki jarak bebas rata-rata
phonon cukup panjang dan sangat sedikit lokasi ketidaksempurnaan kristal.
Itulah sebabnya mengapa pada temperatur kamar intan memiliki konduktivitas
termal lebih baik dibandingkan perak (tabel 2.1). Sementara itu dalam polimer
besarnya konduktivitas termal tergantung derajat kristalisasi. Polimer yang
mempunyai drajat kristalisasi tinggi akan mempunyai konduktivitas termal
lebih tinggi.

Page | 7
2.6. Faktor Konduktivitas Termal
Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor dalam konduktivitas terma
yaitu diantaranya sebagai berikut:
a. Suhu, konduksi termal akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu
b. Kandungan uap air, konduksi termal akan meningkat seiring
meningkanta kandungan kelembaman. Bila nilai (k) besar maka
merupakan pengalir yg baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan
pengalir yg baik.
c. Berat jenis, nilai konduktivitas termal akan berubah bila berat jenisnya
berubah. Semakin tinggi berat jenis makan semakin baik pengalir
konduktifitas tersebut.
d. Keadaan pori-pori bahan, bila semakin besar rongga maka akan semakin
buruk konuktifitas termalnya.

Pada peristiwa fotolistrik tanggapan tersebut termanifestasikan sebagai


emisi elektron dari permukaan metal tergantung dari frekuensi cahaya yang
kita berikan, yang tidak lain adalah besar energi yang sampai ke permukaan
metal. Dalam mempelajari sifat non-listrik material, kita akan mulai dengan
sifat thermal, yaitu tanggapan material terhadap penambahan energi secara
pemanasan (thermal).
Dalam padatan, terdapat dua kemungkinan penyimpanan energi thermal;
yang pertama adalah penyimpanan dalam bentuk vibrasi atom atau ion di
sekitar posisi keseimbangannya, dan yang kedua berupa energi kinetik yang
dikandung oleh electron bebas. Ditinjau secara makroskopis, jika suatu padatan
menyerap panas maka energi internal yang ada dalam padatan meningkat yang
diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya.Koefisien daya hantar berlainan
dengan koefisien muai panas, walaupun keduanya dipengaruhi oleh suhu.
Naiknya suhu suatu bahan atau material, maka akan mengakibatkan
perubahan susunan atom yang mengiringi pencairan dan pengaturan kembali
susunan atom yang diakibatkan perubahan suhu, yang pada akhirnya akan
mengganggu daya hantar panas bahan tersebut. Sifat termal merupakan sifat

Page | 8
yang menunjukkan respon material terhadap panas yang diterima suatu bahan
atau material. Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan, maka perlu
dibefakan antar temperature dengan kandungan kalor.
Temperatur atau suhu adalah tinggi rendahnya (level ) thermal dari
suatu aktivitas, sedangkan kandungan kalor adalah besarnya energi thermal.
Suatu benda dapat mengalami muai panas (Thermal Expansion), yaitu
pemuaian yang dialami bahan ketika mengalami perlakuan termal. Besarnya
pemuaian bahan / material ditentukan oleh jenis benda, ukuran benda
mula-mula, dan besarnya kalor yang diberikan. Pemuaian ini dapat
mengakibatkan pertambahan panjang (∆l) dan juga pertambahan volume.
Daya hantar panas ( Thermal Conductivity) merupakan kemampuan
suatu material atau bahan dalam meneruskan panas, yang biasanya terjadi pada
benda padat, dan biasanya terjadi secara konduksi.Jadi perubahan energi pada
atom-atom dan electron bebas menentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-
sifat thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik,
pemuaian, dan konduktivitas panas.

2.7. Mekanisme Konduktivitas Termal


Panas diangkut dalam bahan padat oleh kedua gelombang getaran kisi
(fonon) dan elektron bebas. Konduktivitas termal berhubungan dengan masing-
masing mekanisme ini dan konduktivitas total jumlah kontribusi keduanya.
Dimana k1 mewakili getaran kisi dan konduktivitas termal elektron.energi
termal yang terkait dengan fonon atau gelombang kisi diangkut dalam arah
gerak mereka. Hasil kontribusi k1 dari gerakan bersih fonon dari tinggi ke suhu
rendah dari tubuh dalam gradiens suhu.
Elektron bebas dapat berpartisipasi dalam konduksi termal elektronik,
dengan elektron bebas di daerah spesimen panas smapai mendapatkan
keuntungan energi kinetik.kemudian bermigrasi ke daerah dingin, di mana
beberapa energi kinetika akan dipindahkan ke atom sendiri (sebagai energi
getaran) sebagai akibat tumbukan dengan fonon atau ketidaksempurnaan lain
dalam kristal. Kontribusi relatif ke, untuk meningkatkan total konduktivitas

Page | 9
termal dengan meningkatnya konsentrasi elektron bebas, karena lebih banyak
elektron yang tersedia untuk berpartisipasi dalam proses transferrence panas.

2.7.1. Panas Spesifik


Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa
per derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole
per derajat K. Untuk membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan
huruf besar (Cv dan Cp), maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv
dan cp).

Page | 10
Bab III

Penutup

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
simpulan yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Konduktivitas atau keterhantaran termal adalah suatu besaran intensif


bahan yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas.
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda
panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih rendah. Panas
yang di transfer dari satu titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga
metode yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2. Secara sederhana mekanisme termal yakni panas diangkut dalam bahan
padat oleh kedua gelombang getaran kisi (fonon) dan elektron bebas.
Konduktivitas termal berhubungan dengan masing-masing mekanisme
ini dan konduktivitas total jumlah kontribusi keduanya. Dimana k1
mewakili getaran kisi dan konduktivitas termal elektron.energi termal
yang terkait dengan fonon atau gelombang kisi diangkut dalam arah
gerak mereka. Hasil kontribusi k1 dari gerakan bersih fonon dari tinggi ke
suhu rendah dari tubuh dalam gradiens suhu.
3. Faktor yang mempengaruhi konduktivitas termal
 Suhu, konduksi termal akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu
 Kandungan uap air, konduksi termal akan meningkat seiring
meningkatkan kandungan kelembaman. Bila nilai (k) besar maka
merupakan pengalir yang baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan
pengalir yang baik.
 Berat jenis, nilai konduktivitas termal akan berubah bila berat
jenisnya berubah. Semakin tinggi berat jenis makan semakin baik
pengalir konduktivitas tersebut.

Page | 11
 Keadaan pori-pori bahan, bila semakin besar rongga maka akan
semakin buruk konduktivitas termalnya.
4. Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan massa per
derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole
per derajat K.

Page | 12
Daftar Pustaka

Anonim. (2012). Laporan Pengukuran Konduktivitas Termal, [online]. Tersedia:


http://www.scribd.com/doc/44825679/konduktivitas-termal [25-pebruari-
2018]

Anonim. (2012). Makalah Konduktivitas Termal, [online]. Tersedia: https://tiro


nan.wordpress.com/2011/04/05/konduktifitas-termal-2/[25-Pebruari-
2018]

Anonim. (2013). Konduktivitas Termal, [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.


org/wiki/Konduktivitas_termal [24-Pebruari-2018]

Anonim. (2015). Materi Konduktivitas Termal, [online]. Tersedia: https://guru


muda.net/konduktivitas-termal.htm [26-Pebruari-2018]

Page | 13

You might also like