You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
hadiahkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi
referensi bagi kita dalam mempelajari tentang Akuntansi Sektor Publik.Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa dan kesalahan lainnya. Oleh sebab itu kami menerima segala kritik dan saran
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Pekanbaru, Oktober 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pendidikan tinggi diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan setelah


pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana magister spesialis dan
dokter yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Salah satu target dari perguruan tinggi negeri saat ini adalah kualitas pelayanan
yang terbaik Namun, dalam upaya mewujudkan targetnya tersebut penyelenggaraan
perguruan tinggi di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala baik dari segi
kebijakan, privatisasi dan sebagainya

Keberadaan perguruan tinggi dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan


bernegara yang memiliki peran yang sangat besar. Untuk itu diperlukan konsep institusi
perguruan tinggi yang dianggap cukup ideal yang dikenal dengan Good University
Governance (GUG) menurut wijono dalam Noviana (2012) Terdapat lima prinsip yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi, dan keadilan

Perkembangan terkini mengenai pengelolaan perguruan tinggi yang masih sering


dibicarakan saat ini adalah perubahan status beberapa perguruan tinggi menjadi
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(PK - BLU) yang diatur dalam PP nomor
23 tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan PP nomor 74 tahun 2012 tentang
perubahan atas peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Perubahan status bulan tinggi menjadi PK - BLU
semakin menekankan untuk melaksanakan prinsip tersebut sehingga target dari perguruan
tinggi dapat tercapai

Dalam makalah ini dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Kami


mencoba membahas tentang Akuntansi untuk institusi pendidikan pada perguruan tinggi
(Universitas) yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU)
BAB II

ISI

1. Akuntansi universitas
Akuntansi Universitas American Accounting Association dalam Halim dan
Kusufi 2012 mendefinisikan akuntansi dari sudut pandang proses adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi keuangan
dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.
Universitas merupakan salah satu institusi pendidikan yang berbentuk perguruan
tinggi selain akademi, politeknik, dan institut. Dalam aplikasi akuntansi dana yang dapat
dilihat dari praktik akuntansi universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba, jenis
universitas dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Jenis Universitas dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1) Universitas yang dikelola pihak swasta pelaksanaan akuntansi berdasarkan


standar akuntansi yang diatur oleh Financial Accounting Standards Board
(FASB) dewan standar akuntansi keuangan dalam Statement of financial
accounting concept tentang tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba
2) Universitas yang dikelola oleh pemerintah, pelaksanaan akuntansinya berdasarkan
standar akuntansi yang diatur oleh Governmental aAccounting Standards Board
GASB ( dewan standar akuntansi pemerintah)
a. Siklus akuntansi universitas
Siklus akuntansi pada universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya
dapat dikelompok jadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap pencatatan
a) Kegiatan di identifikasi dan pengukuran bukti transaksi dan bukti
pencatatan
b) Kegiatan pencatatan bukti transaksi kedalam buku harian atau
jurnal
c) Memindah bukukan dari jurnal berdasarkan kelompok atau
jenisnya berdasarkan akun buku besar
2) Tahap pengikhtisaran
a) Penyusunan neraca saldo berdasarkan akun akun buku besar
b) Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
c) Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
d) Pembuatan ayat jurnal penutup
e) Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
f) Pembuatan ayat jurnal pembalik
3) Tahap pelaporan
a) Laporan surplus deficit
b) Laporan arus kas
c) Neraca
d) Catatan atas laporan keuangan
b. Struktur dana di universitas
Struktur dana untuk universitas yang dikelola terdiri dari:
1) Dana lancar, yaitu dana yang didirikan oleh universitas untuk
mengelola kekayaan data sumber daya yang akan digunakan dalam
rangka membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Dana lancar ini
dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut
a) Dana yang penggunaannya tidak terbatas, digunakan untuk
mempertanggungjawabkan, sumber daya dalam dalam rangka
menjalankan kegiatan pokok perguruan tinggi yang terkait
langsung dengan tujuan keberadaan perguruan tinggi. Aktivtas
pokok yang dimaksud meliputi pengajaran, penelitian, dan
pelayanan publik
b) Dana yang penggunaannya terbatas, digunakan untuk
mempertanggungjawabkan sumber daya dalam rangka
menjalankan kegiatan pokok perguruan tinggi yang terkait
langsung dengan tujuan keberadaan perguruan tinggi. Namun,
penggunaanya dibatasi sesuai dengan yang ditentukan oleh
pemberi dana atau donatur
2) Dana pinjaman, dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada
pegawai universitas maupun pihak-pihak yang terkait dengan
universitas
3) Dana abadi, dana yang dikumpulkan dan di kemudian dikelola oleh
universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan
kemudian dikelola dalam bentuk investasi yang dihasilkan bisa
bermanfaat untuk penggunaan jangka pendek
4) Dana anuitas dan pensiun adalah dana pensiun yang dikelola oleh
universitas
5) Dana pembangunan adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan
penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan aset tetap
lainnya
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit
pemerintah, akan tetapi terdapat perbedaan diantara kedua dalam hal dana yang diterima.
Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara tanah terikat dan dana yang
tidak terikat, di mana pembatasan yang dimaksud berasal dari pihak eksternal universitas

2. Badan Layanan Umum (BLU)


A. Pengertian
Definisi Badan Layanan Umum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23
tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan badan layanan umum adalah instansi di
lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberi pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU
menerapkan pola keuangan yang memberikan fleksibilitas merupakan keleluasaan untuk
menerapkan praktik praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pola pengelolaan keuangan BLU diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang
secara fungsional penyelenggara kegiatan yang bersifat operasional instansi yang
dimaksud dapat berasal dari dan berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non
eselon
B. Tujuan dan asas
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas serta penerapan praktik bisnis yang sehat.
Sedangkan asas-asas BLU adalah sebagai berikut:
a) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara atau lembaga untuk
tujuan memberi layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasi oleh instansi yang bersangkutan.
b) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara atau
lembaga dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian
negara atau lembaga pemerintah daerah sebagai instansi induk.
c) Menteri atau pemimpin lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggara pelayanan umum yang didelegasikanny kepada BLU
dari segi manfaat layanan yang dihasilkan
d) Pejabat yang ditunjukkan mengelola BLU bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh menteri atau pemimpin lembaga.
e) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
f) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisah dari rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian negara atau
lembaga.
g) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis
yang sehat.
3. Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) universitas
A. Penyusunan laporan keuangan BLU
Satuan kerja yang diterapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk
menyusun dua laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP)
Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang didasarkan SAK sesuai yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia. Laporan keuangan tersebut
terdiri dari laporan aktiva, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan,. Sedangkan, laporan keuangan BLU yang mendasarkan SAP terdiri dari
laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.
Selanjutnya, BLU selaku pengelola kekayaan negara yang tidak dipisahkan adalah
entitas akuntansi dan wajib menyusun laporan keuangan untuk dikonsolidasi atau
dikonversikan ke SAP. Berikut beberapa akun yang harus dikonsolidasikan atau
dikonversikan ke akun SAP.

BASIS AKUNTANSI
No KETERANGAN
SAK SAP
ASET LANCAR
1 Kas dan setara kas Kas di bendahara SAP: kas bendahara pengeluaran adalah
pengeluaran sisa UP dari APBN yang belum
dipertanggungjawabkan sampai tanggal
pelaporan.
Kas pada BLU SAP: kas pada BLU merupakan saldo kas
yang merupakan selisih antara
pendapatan dan belanja yang telah
dilakukan pengesahan
Kas pada BLU terdiri dari:
1. Kas-BLU adalah saldo kas yang
merupakan selisih antara
pendapatan dan belanja yang telah
dilakukan pengesahan
2. Setara KAS-BLU adalah bagian
dari aset lancar yang sangat
likuid, yang dapat dikonversi
menjadi kas dalam jangka waktu
3 bulan tanpa mengalami
perubahan nilai yang signifikan
Kas lainnya dan SAP: kas lainnya dan setara kas adalah
setara kas kas yang ada pada rekening BLU selain
kas Bendahara Pengeluaran dan kas pada
BLU, antara lain:
1. Saldo kas di rekening bendahara
pengeluaran yang bersumber dari
APBN yang mencakup:
a) Seluruh saldo rekening
pada entitas termasuk
yang tidak memiliki izin
b) Saldo uang LS yang
dibayarkan ke bendahara
pengeluaran yang belum
dibayar kepada yang
berhak
c) Dana titipan dari APBN
atau DIPA sekter lain
2. Saldo rekening operasional BLU
di rekening-rekening bank pusat
3. Saldo uang tunai operasional non-
APBN di BPP pusat, fakultas, dan
unit-unit
4. Saldo rekening dana kelolaan
5. Setara kas
2 Piutang usaha Piutang dari SAK daan SAP: piutang yang terkait
kegiatan operasional dengan pemberian jasa tridharma
BLU perguruan tinggi BLU seperti jasa
pendidikan
Piutang lain-lain: Utang dari kegiatan SAK dan SAP: piutang diluar pemberian
non-operasional jasa tri dharma perguruan tinggi BLU,
seperti piutang bunga,piutang sewa
3 Penyisihan piutang Penyisihan piutang SAK dan SAP: sama yaitu untuk
tidak tertagih tidak tertagih mencatat adanya penyisihan piutang yang
kemungkinan tidak dapat ditagih
4 Persediaan Persediaan BLU SAK dan SAP: metode pencatatan
menggunakan harga perolehan terakhir
5 Investasi jangka Investasi jangka SAK dan SAP: Deposito 3-12 bulan
pendek pendek
6 Biaya dibayar dimuka Belanja dibayar SAP: belanja dibayar dimuka digunakan
dimuka untuk pembayaran penuh 100% tapi
barang atau jasa belum diterima
Uang muka belanja SAP: uang muka belanja digunakan
untuk pembayaran uang muka atau panjar
SAK: uang muka belanja barang dan
belanja modal digunakan akun biaya
dibayar dimuka
ASET TETAP
1 Tanah Tanah BLU SAK dan SAP, menyajikan aset tetap
tanah baik yang diperoleh dari APBN
maupun hasil dari kegiatan BLU
2 Peralatan dan mesin Peralatan dan mesin SAK dan SAP, menyajikan aset tetap
BLU peralatan dan mesin baik perolehan dari
APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
3 Gedung dan bagunan Gedung dan SAK dan SAP menyajikan asset tetap
bangunan BLU gedung dan bangunan baik yang
diperoleh dari APBN maupun hasil dari
kegiatan BLU
4 Jalan, irigasi, dan Jalan, irigasi, dan SAK dan SAP, menyajikan asset tetap
jaringan jaringan BLU jalan, irigasi dan jaringan baik yang
diperoleh dari APBN meupun hasil dari
kegiatan BLU
5 Asset tetap lainnya Asset tetap lainnya SAK dan SAP menyajikan asset tetap
BLU lainnya baik yang diperoleh dari APBN
maupun hasil kegiatan BLU. Termasuk
asset tetap lainnya adalah asset tetap
dalam renovasi
6 Akumulasi SAP, belum mencatat dan atau mengakui
penyusutan adanya penyusutan tapi didasarkan pada
penghapusan aset sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan
dijelaskan dalam CaLK
SAK, mencatat atau mengakui adanya
penyusutan

Konstruksi dalam Konstruksi dalam SAK dan SAP, mencatat semua transaksi
pengerjaan pengerjaan BLU yang berhubungan dengan KDP baik
yang diperoleh dari APBNmaupun dari
hasil kegiatan BLU
PIUTANG JANGKA PANJANG
1 Tagihan penjualan Tagihan penjualan SAK dan SAP merupakan tagihan atas
angsuran angsuran BLU penjualan aset pemerintah secara
angsuran kepada pegawai pemerintah
2 Tagihan tuntutan Tagihan tuntutan SAK dan SAP merupakan tagihan kepada
ganti rugi ganti rugi bendahara atau pegawai karena kelalaian
dalam pelaksanaan tugasnya harus
membayar ganti rugi kepada negara
3 Penyisihan piutang Penyisihan piutang SAK dan SAP sama yaitu untuk mencatat
tidak tertagih tidak tertagih adanya penyisihan piutang jangka
panjang yang kemungkinan tidak dapat
ditagih
ASET LAINNYA
1 Asset tak berwujud Asset tak berwujud SAK dan SAP menyajikan aset tak
berwujud yang diperoleh APBN dan hasil
kegiatan BLU
2 Akumulasi amortisasi SAP, belum mencatat atau mengakui
adanya amortisasi tapi didasarkan pada
penghapusan aset sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan
dijelaskan dalam CaLK
SAK, mencatat atau mengakui adanya
amortisasi

3 Asset lain-lain Kemitraan dengan SAP, kemitraan dengan pihak ketiga


oihak ketiga merupakan perjanjian antara BLU dengan
satu pihak lain atau lebih dengan pola
bangun, kelola, serah dan bangun

Dana kelolaan BLU SAP: dana kelolaan BLU lupakan dana


untuk menampung dana antara lain: dana
bergulir, atau dana yang belum menjadi
hak milik BLU

Dana yang dibatasi SAP: benda yang dibatasi


penggunaannya penggunaannya merupakan kas atau dana
yang alokasinya hanya akan
dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan
tertentu

Asset lain-lain SAP, lain-lain merupakan aspek yang


tidak dapat dikategorikan sebagai aset
yang disebut di atas, termasuk aset lain-
lain adalah:
1. Kumpulan dari aset tetap yang
rusak dan untuk dihapuskan di
masa yang akan datang
2. Aset yang diperoleh dengan cara
angsuran dicatat sebagai aset lain-
lain dan diakui untuk jangka
panjang
3. Aset yang diperoleh dengan cara
leasing
4. Piutang macet yang BLU
dialihkan penagihannya kepada
kementerian keuangan
SAK, Aset lain-lain:
Keempat akun yang ada di SAP tersebut
di atas semuanya masuk ke akun aset
lain-lain di SAK

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


1 Utang usaha Utang usaha kepada SAK dan SAP utang berasal dari kontrak
pihak BLU

2 Utang pajak Utang kepada pihak SAP, tidak mencatat adanya utang yang
ketiga lainnya timbul dari transaksi pajak karena
mencatat BUN
SAK, mencatat transaksi yang timbul
akibat belum dilunasinya pajak

Utang jaminan Utang lainnya SAK dan SAP sama, termasuk hutang
titipan
3 Biaya yang masih Belanja yang masih SAK dan SAP mencatat adanya utang
harus dibayar harus dibayar kepada pihak lain karena telah menerima
manfaat ekonomis, tapi belum melakukan
pembayaran
Pendapatan diterima Pendapatan diterima SAK dan SAP, mencatat adanya utang
dimuka dimuka kepada pihak ketiga karena telah
menerima uang kas, tetapi belum
memberikan jasa
Bagian lancer utang Bagian lancer utang SAK dan SAP,merupakan pembayaran
jangka panjang jangka panjang angsuran yang akan jatuh tempo dalam
12 bulan mendatang
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang
1 Utang jangka panjang Utang jangka SAK dan SAP, merupakan utang yang
panjang akan dibayar dalam jangka waktu lebih
dari 12 bulan
Utang bersyarat SAP, tidak mencatat adanya transaksi
dengan syarat-syarat tertentu karena tidak
ada ketentuannya dalam peraturan
perundang-undangan
SAK, mencatat jika tingkat
keterjadiannya besar dan nilainya andal,
maka dapat diakui sebagai utang
bersyarat. Jika tidak dapat diyakini, maka
cukup diungkapkan saja dalam CaLK

Ekuitas dana lancar


Cadangan piutang SAP, merupakan jumlah dari akun
piutang, bagian lancar TPA, dan bagian
lancar TGR
SAK, tidak ada transaksi dengan akun
atau rekening ini
Cadangan SAP, merupakan akun kontra dari total
persediaan persediaan
SAP, tidak ada transaksi dengan akun
atau rekening ini
Dana lancer BLU SAP, merupakan akun kontra dari total
kas dana BLU
SAK, tidak ada transaksi dengan akun
dana lancar BLU
EKUITAS DANA INVESTASI
1 Diinvestasikan SAP, merupakan akun kontra dari total
dalam aset tetap aset tetap
SAK. Tidak ada transaksi dengan akun
atau rekening ini
Diinvestasikan SAP, merupakan akun kontra dari total
dalam aset lainnya aset lainnya
SAP, tidak ada transaksi dengan akun
atau rekening ini

Ekuitas tidak terikat SAP, tidak ada akun untuk ekuitas tidak
terikat
SAK, sumber daya yang penggunaannya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali
Ekuitas terikat SAP, tidak ada akun untuk ekuitas terikat
SAK, sumber daya yang penggunaannya
dibatasi dengan tujuan tertentu oleh
pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali.
Ekuitas terikat meliputi:
1. Tanah atau gedung bangunan
yang disumbangkan untuk tujuan
tertentu dan tidak dijual
2. Kaset yang digunakan untuk
investasi dengan mendatangkan
pendapatan secara permanen
3. Bantuan atau sumbangan
pemerintah atau pihak lain yang
mengikat secara permanen

B. Akuntansi laporan keuangan BLU berdasarkan SAP


1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara yang menambahkan
ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan menjadi hak milik
pemerintah dan tidak perlu lagi dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan BLU
klasifikasi menurut sumber penggunaannya yaitu:
A. Pendapatan usaha dari jasa layanan, pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan
atau jasa yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi BLU
B. Pendapatan hibah, setiap penerimaan BLU dalam bentuk uang, barang, jasa atau
surat berharga yang diperoleh dari pemberian hibah tidak perlu dibayar kembali,
yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah
tersebut, BLU mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk
mendukung tugas dan fungsi BLU
C. Pendapatan lainnya, pendapatan yang diperoleh dari aktivitas yang tidak
berhubungan langsung dengan tugas dan fungsi BLU, seperti penyewaan aset
BLU.
2. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki atau dikuasai BLU yang timbul
akibat transaksi atau peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat diukur dalam satuan uang. Manfaat ekonomi
masa depan yang berwujud dalam aset adalah potensiasi tersebut untuk memberikan
kontribusi langsung maupun tidak langsung untuk operasional BLU

Berikut penjelasan klasifikasi aset BLU berdasarkan urutan tingkat likuidasi nya:

A. Aset lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas meliputi antara lain: kas
bendahara pengeluaran, kas pada BLU, kas lainnya dan setara kas, investasi
jangka pendek BLU, piutang dari kegiatan operasional dan nonoperasional.
B. Aset tidak lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas meliputi antara lain:
investasi jangka panjang, aset tetap, utang jangka panjang, tagihan penjualan
angsuran, tagihan tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi BLU.
C. Aset lainnya, aset lainnya dalam BLU terdiri dari kemitraan dengan pihak ketiga,
aset tak berwujud dan dana yang dibatasi penggunaannya
3. Kewajiban

Kewajiban adalah merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya BLU. Kewajiban biasanya timbul saatnya setelah diterima atau BLU telah
membuat perjanjian yang tidak dibatalkan. Dalam laporan posisi keuangan menyajikan
kewajiban dengan mengklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu:
A. Kewajiban jangka pendek, terdiri dari utang kepada pihak ketiga, utang
perhitungan pihak ketiga, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima
dimuka, bagian lancar utang jangka panjang dan utang jangka pendek lainnya.
B. Kewajiban jangka panjang, terdiri dari kewajiban yang tidak termasuk dalam
kewajiban jangka pendek, yang penyelesaiannya lebih dari 1 tahun.
4. Ekuitas dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan
utang BLU. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:
A. Ekuitas dana lancar, merupakan selisih antara aset lancar dengan utang jangka
pendek. Ekuitas dana lancar terdiri dari cadangan piutang merupakan akun kontra
dari total piutang, bagian lancar TPA, bagian lancar TP/TGR, cadangan
persediaan merupakan akun kontra dari total persediaan BLU, dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek merupakan akun kontra dari
total utang jangka pendek yang harus dibayar kepada pihak ketiga, dana lancar
BLU merupakan akun kontra dari total kas yang ada pada BLU.
B. Ekuitas dana investasi, mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan
kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi dikelompokkan menjadi
diinvestasikan dalam investasi jangka panjang merupakan akun kontra dari total
investasi jangka panjang, diinvestasikan dalam aset tetap merupakan akun kontra
dari total aset tetap, diinvestasikan dalam aset lainnya merupakan akun kontra dari
total aset lainnya ditambah total piutang jangka dan dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang jangka panjang merupakan akun kontra dari total utang
jangka panjang

4. Implikasi penerapan BLU terhadap aplikasi akuntansi


Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi universitas
dalam menerapkan sistem BLU tersebut, berikut beberapa implikasinya:
A. Keuangan dan anggaran
Dana masyarakat yang diterima oleh perguruan tinggi tersebut akan
menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB), dengan demikian maka
pengelolaan harus mengikuti aturan undang-undang keuangan negara dan
penyimpangan atas pengelolaan PNPB dapat dikategorikan merugikan keuangan
negara. Selanjutnya, anggaran yang disusun oleh perguruan tinggi harus di
konsolidasikan dengan anggaran kemendikbud.
Mengonsolidasi laporan keuangan yang bersumber dari Dana Rupiah
Murni (DIPA) dan PNBP. Dana DIPA dilaporkan dengan cara Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) yang mengacu Standar Akuntansi Semerintah (SAP), sedangkan
dana masyarakat atau PNBP dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) metode ini merupakan kesulitan tersendiri karena masing-
masing mempunyai kode akun yang berbeda dan tata cara pengakuan juga
berbeda. DIPA mengacu pada pencatatan berbasis kas sedangkan PNPB berbasis
akrual
B. Pengelolaan asset
Operasionalkan di universitas akan masuk sebagai kategori milik negara
dan pengelolaannya harus mengikuti aturan yang diterbitkan oleh negara yaitu PP
Nomor 6 Tahun 2006 tentang barang milik negara yang menjelaskan bahwa
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
pembinaan, dan pengawasan serta pengendalian, masing-masing kegiatan tersebut
memiliki dampak baik secara teknis pengelolaan yang maupun secara akuntansi
pencatatannya
C. Pengelolaan piutang dan utang
Pada prinsipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan-aturan yang
berlaku pada satuan kerja pemerintah lainnya. Dalam pengelolaan keuangan nya,
BLU dapat memberikan piutang terkait dengan tagihan sedangkan terkait dengan
penghapusannya harus berdasarkan PP Nomor 14 tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Negara atau Daerah.
D. Pengelolaan investasi
Satuan kerja BLU tidak diperkenankan melakukan investasi jangka
panjang kecuali atas persetujuan menteri keuangan. Meskipun demikian, dapat
dijelaskan bahwa investasi jangka panjang yang masuk antara lain berupa
penyertaan modal, pemilihan obligasi jangka panjang. Namun, apabila satuan
kerja BLU mendirikan atau membeli badan usaha yang berbadan hukum, maka
kepemilikannya berada pada menteri keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh
menjadi pendapatan satuan kerja BLU
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebagai organisasi sector public, pendidikan tinggi selalu berusaha untuk
menyelenggarakan proses pendidikan demi mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan
target perlayanan terbaik untuk mencapai taraf hidup dan masa depan yang sejahtera.
Oleh karena itu segala aktivitas di pendidikan tinggi tidak berorientasi pada laba . Jika
dalam lembaga pendiikan tinggi ada unit-unit bisnis dan pendapatan lain semua tidak
terlepas dari tujuan dan pengalokasiannya yaitu untuk mencukupi kepentingan
pendidikan dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktik bisnis yang sehat.

You might also like