You are on page 1of 61

LAPORAN TAHAP KE 3 TUGAS PPK

Preliminary Process Design


(14 November – 4 Desember 2017)

Judul Tugas PPK

Prarancangan Pabrik Asam Siano Asetat dari


Asam Kloro Asetat dan Natrium Sianida
dengan Kapasitas 20.000 ton/tahun

Nomor : 21

Dikerjakan oleh:
M. Rio Zulmansyah NIM 41418/TK
Ramadani Dwi Kurniawan NIM 42352/TK

Pembimbing:
Ir. Sutijan, M.T., Ph.D.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
BAB I
PEMILIHAN PROSES

Menurut Ullmann (2003), asam siano asetat dapat diproduksi dengan berbagai
cara, antara lain:
1. Sianidasi Natrium Kloro Asetat dilanjutkan dengan Asidifikasi
2. Reaksi Redoks dari Anion Asetonitril dan Karbon Dioksida pada Sel Tunggal
dengan Pengorbanan Anoda Aluminium
3. Hidrolisis Etil Siano Asetat Berkatalis Asam Klorida
Uraian masing-masing proses adalah sebagai berikut :
1. Sianidasi Natrium Kloro Asetat dilanjutkan dengan Asidifikasi (Proses Berskala
Produksi)
Asam Kloro Asetat awalnya direaksikan dengan NaOH agar membentuk
Natrium Kloro Asetat. Kemudian Natrium Kloro Asetat yang telah terbentuk
bereaksi dengan NaCN yang menghasilkan produk berupa Natrium Siano Asetat
dan NaCl. Produk tersebut diasidifikasi dengan menggunakan H2SO4 sehingga
terbentuk produk berupa Asam Siano Asetat dan NaHSO4. (Kesslin, 1968).
2. Reaksi Redoks dari Anion Asetonitril dan Karbon Dioksida pada Sel Tunggal
dengan Pengorbanan Anoda Aluminium (Proses Berskala Laboratorium)

Reaksi dijalankan pada sel tunggal (single cells), reaktan anion asetonitril
tereduksi dan reaktan CO2 kemudian keduanya bercampur menjadi ion siano asetat
yang kemudian diasidifikasi agar menjadi asam siano asetat (E cell = -2,7 V).
(Scialdone, 2007)
Lebih jelasnya, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Reaksi yang Terjadi pada Sel Elektrokimia (Barba, 2004)


Gambar 5. Sel Tunggal Elektrokimia (Single Cells)
(www.images.slideplayer.com)
3. Hidrolisis Etil Siano Asetat Berkatalis Asam Klorida (Proses Berskala Lab)

Etil siano asetat direaksikan dengan HCl dengan perbandingan mol sebesar 1
: 0,25-0,55 pada suhu sekitar 50-100oC. Reaksi menghasilkan produk yang berupa
asam siano asetat dan etanol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
H+
C5H7NO2 + H2O  C3H3NO2 + C2H5OH
Reaksi diatas memakan waktu selama sekitar 10-20 menit, dan mempunyai
kemurnian sebesar 97-98%. (Barbezat, 1973).

Dari tiga proses pembuatan Asam Siano Asetat yaitu Sianidasi Natrium Kloro
Asetat dilanjutkan dengan Asidifikasi, Reaksi Redoks dari Anion Asetonitril dan
Karbon Dioksida pada Sel Tunggal dengan Pengorbanan Anoda Aluminium, dan
Hidrolisis Etil Siano Asetat Berkatalis Asam Klorida masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
1. Sianidasi Natrium Kloro Asetat dilanjutkan dengan Asidifikasi
Kelebihan :
 Yield relatif tinggi (96-98%)
 Satu-satunya proses yang diaplikasikan pada industri
Kekurangan :
 Memerlukan beberapa langkah proses agar mendapatkan produk
2. Reaksi Redoks dari Anion Asetonitril dan Karbon Dioksida pada Sel Tunggal
dengan Pengorbanan Anoda Aluminium
Kelebihan :
 Proses hanya terjadi dalam satu sistem saja (satu sel elektrokimia)
Kekurangan :
 Yield rendah (24-28%)
 Proses ini merupakan proses yang jika diaplikasikan pada industri
menggunakan electroplating, proses electroplating hanya dapat digunakan
pada kapasitas kecil
 Proses ini tidak diaplikasikan dalam industri yang sesungguhnya

3. Hidrolisis Etil Siano Asetat Berkatalis Asam Klorida


Kelebihan :
 Proses relatif sederhana
Kekurangan :
 Bahan baku lebih mahal daripada harga produk
 Proses ini tidak diaplikasikan dalam industry yang sesungguhnya

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada, maka proses yang
dipilih adalah proses pertama yaitu sianidasi natrium kloro asetat dilanjutkan dengan
asidifikasi. Alasan yang utama adalah proses tersebut merupakan satu-satunya proses
yang diaplikasikan di industri. Selain itu, dengan melihat peluang scale up proses
kedua dan ketiga untuk dijadikan proses pembuatan asam siano asetat pada industri
sangat kecil dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada proses kedua dan
ketiga.

Bahan yang ada dalam proses meliputi bahan baku, bahan antara, bahan bantu, produk
dan produk samping dengan sifat-sifat sebagai berikut :
A. Bahan Baku
1. Asam Kloro Asetat
Rumus Kimia : ClCH2COOH
Kadar : 98% Asam Kloro Asetat
Berat Molekul : 94,494 g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 100 mg/mL (1 atm, 20oC)
Specific Gravity : 1,4043 (1 atm, 40oC)
Densitas Fase Uap : 3,26 (relatif terhadap udara)
Titik Lebur : 63oC
Titik Didih : 188,89oC
Sifat : Korosif
Tekanan Uap : 1 mmHg (43oC)
Flash Point : 150oC
Auto-Ignition : 500oC
Flammable Limits : Lower : 8 % (25oC)
Flammability : Slightly Flammable
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :Yes, LD50 = 55mg/kg (Rat)
Corrosive :Yes
Irritant :Yes
Harga (per ton) : $500-$650 (www.alibaba.com)

2. Natrium Sianida
Rumus Kimia : NaCN
Berat Molekul : 49,008g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 100 mg/ 100 mL (1 atm, 20oC)
Specific Gravity : 1,6 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 563,89oC
Titik Didih : 1496,11oC
Sifat :-
Tekanan Uap : 1 mmHg (817oC)
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability : Slightly Flammable
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity : Yes, LD50 = 6,44 mg/kg (Rat)
Corrosive :-
Irritant : Yes
Harga (per ton) : $1000-$1800 (www.alibaba.com)

B. Bahan Antara
1. Natrium Kloro Asetat
Rumus Kimia : ClC2H2O2Na
Berat Molekul : 116,476g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 85 mg/ 100 mL (1 atm, 20oC)
Specific Gravity : 1,7 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap : 3,26 (1 atm, 25oC)
Titik Lebur : 199oC
Titik Didih : 423oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity : Yes, LD50 = 95 mg/kg (Rat)
Corrosive :-
Irritant :-

2. Natrium Siano Asetat


Rumus Kimia : CNC2H2O2Na
Berat Molekul : 107.044g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 7,07 mol/L
Specific Gravity : 1,32 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap : 3,26 (1 atm, 25oC)
Titik Lebur : 81,8oC
Titik Didih : 100oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant : Yes

C. Bahan Bantu
1. NaOH
Rumus Kimia : NaOH
Kadar : 98% NaOH
Berat Molekul : 40 g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 111% (relatif terhadap air)
Specific Gravity : 1,5 (1 atm, 20oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 317,778oC
Titik Didih : 1388oC
Sifat : Higroskopis
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant :-
Harga (per ton) : $400-$500 (www.alibaba.com)

2. Asam Sulfat
Rumus Kimia : H2SO4
Kadar : 98% H2SO4
Berat Molekul : 98,072g/mol
Fase : Larutan (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : Sangat terlarut
Specific Gravity : 1,841 (1 atm, 20oC)
Densitas Fase Uap : 3,4 (1 atm, 15oC)
Titik Lebur : -10,3611oC
Titik Didih : 290oC
Sifat : Korosif
Tekanan Uap : 1 mm Hg pada 294.8° F
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :Yes
Toxicity :-
Corrosive :Yes
Irritant :Yes
Harga (per ton) : $200-$300 (www.alibaba.com)

3. Air
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18 g/mol
Fase : Cair (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air :-
Specific Gravity : 1 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 0oC
Titik Didih : 100oC
Sifat :-
Tekanan Uap : 23,8 torr (25oC)
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant : Yes

4. Metil Etil Keton


Rumus Kimia : C4H8O
Berat Molekul : 72.107 g/mol
Fase : Cair (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air :-
Specific Gravity : 0,806 (1 atm, 20oC)
Densitas Fase Uap : 2,42 (relatif terhadap udara)
Titik Lebur : -86.27oC
Titik Didih : 79,61oC
Sifat : Volatil
Tekanan Uap : 77,5 mmHg (20oC)
Flash Point : -6,67oC
Auto-Ignition : 516,11oC
Flammable Limits : Lower : 1,4 % ; Upper : 11,4 % (93oC)
Flammability : Yes
Explosive : Yes
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant : Yes
Harga (per ton) : $1000-$1100 (www.alibaba.com)

D. Produk
1. Asam Siano Asetat
Rumus Kimia : CNC2H2O2H
Kadar : 70% Asam Siano Asetat
Berat Molekul : 85,06 g/mol
Fase : Larutan (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 1000g/L (20oC)
Specific Gravity : 1,32 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap : 3,26 (1 atm, 25oC)
Titik Lebur : 81,8oC
Titik Didih : 108oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability : Slightly Flammable
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant : Yes
Harga (per ton) : $2300-$2700 (www.alibaba.com)

E. Produk Samping
1. Natrium Klorida
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58,44 g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 1g/2,8mL (25oC)
Specific Gravity : 2,165 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 801,11oC
Titik Didih : 1412,78oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant :-
Harga (per ton) : $35-$60 (www.alibaba.com)
2. Natrium Glikolat
Rumus Kimia : C2H3NaO3
Berat Molekul : 98,033 g/mol
Fase : Larutan (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 1g/2,8mL (25oC)
Specific Gravity : 1,42 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 215oC
Titik Didih : 256,5oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant :-
Harga (per ton) : $7000

3. Natrium Sulfat
Rumus Kimia : Na2SO4
Berat Molekul : 142.036g/mol
Fase : Padat (1 atm, 25oC)
Kelarutan dalam Air : 4.76 g/100 ml (0 °C)
Specific Gravity : 2,671 (1 atm, 25oC)
Densitas Fase Uap :-
Titik Lebur : 888oC
Titik Didih : 1,429oC
Sifat :-
Tekanan Uap :-
Flash Point :-
Auto-Ignition :-
Flammable Limits :-
Flammability :-
Explosive :-
Oxidizing :-
Toxicity :-
Corrosive :-
Irritant :-
Harga (per ton) : $400-$600 (www.alibaba.com)
BAB II
PROCESS FLOW DIAGRAM

I. Diagram Blok Kualitatif

5
NaCN H2O
10 H2SO 4

4
H2O M-01 Acidification Chamber
P = 1 atm 8 P = 1 atm
T = 30 C T = 30 C
CNC2H2O2Na
H2O
H2O 2 CH2CNCOONa (aq) + H2SO 4(aq)
ClCH 2COOH H2O
NaCN 2 CH2CNCOOH(aq) + Na 2SO 4(aq)
6
2

R-01 C4H8O
11
P = 1 atm R-02 CNC2H2O2H
T = 30 C P = 1 atm Menara Distilasi H2O
1 CNC2H2O2H
3 T = 90 C 14 P = 1 atm
CNC2H2O2Na T = 80 C
CH2ClCOOH (aq) + NaOH (aq) 17
H2O H2O C4H8O
CH2ClCOONa (aq) + H2O (l) (1) H2O ClCH 2COONa(aq) + NaCN (aq)
NaOH ClCH 2COOH H2SO 4 CNC2H2O2H
CH2CNCOONa (aq) + NaCl (aq) C4H8O
C2H3NaO3 Na2SO 4 H2O
ClCH 2COONa (aq) + NaOH (aq)
ClC2H2O2Na CNC2H2O2H
CH2OHCOONa (aq) + NaCl (aq) (2)
NaOH C4H8O H2O
NaCl CNC2H2O2H 16
CNC2H2O2Na Packed Extraction Tower
7 H2O
H2O FD-01 P = 1 atm
ClCH 2COOH P = 1 atm T = 30 C 13
C2H3NaO3 T = 100 C
ClC2H2O2Na 15
NaOH
NaCl C4H8O
NaCN CNC2H2O2H
12 CNC2H2O2Na
H2O
C4H8O H2SO 4
NaHSO4
ClCH 2COOH
9 C2H3NaO3
ClC2H2O2Na
NaOH
NaCl
NaCN

Gambar 1. Diagram Alir Kualitatif


II. Diagram Blok Kuantitatif

Keterangan : Semua arus dalam kg/jam

H2O = 24.5582
5 NaCN = 1337.0569 H2SO 4 = 1203.3512
10

CNC2H2O2Na = 2780.6625
H2O = 6871.1499 Acidification Chamber
4 H2O = 3119.7994 P = 1 atm
M-01 8
T = 30 C
P = 1 atm
T = 30 C
2 CH2CNCOONa(aq) + H2SO 4(aq)
H2O = 1664.0711
2 CH2CNCOOH(aq) + Na 2SO 4(aq)
ClCH 2COOH = 3882.8327 H2O = 3751.3506 H2O = 3119.7994 C4H8O = 23.7235
ClCH 2COOH = 776.5665 6 NaCN = 1337.0569 CNC2H2O2H = 1767.6768
2 C2H3NaO3 = 37.8443 H2O = 757.5758
ClC2H2O2Na = 3784.4297 11
NaOH = 50.2944
NaCl = 22.5907 17
R-01 CNC2H2O2H = 1988.0437 Menara Distilasi
R-02
P = 1 atm CNC2H2O2Na = 278.0662 P = 1 atm
3 P = 1 atm
T = 30 C H2O = 6895.7081 T = 80 C
1 T = 90 C
H2SO 4 = 57.3024 16
CH2ClCOOH (aq) + NaOH (aq) 14
ClCH2COONa(aq) + NaCN(aq) Na2SO 4 = 1660.6012
H2O = CH2ClCOONa (aq) + H2O (l) (1) C4H8O = 2372.3487 C4H8O = 2348.6252
CH2CNCOONa(aq) + NaCl(aq)
1495.6096 CNC2H2O2H = 1776.5596 CNC2H2O2H = 8.8828
NaOH = ClCH 2COONa (aq) + NaOH (aq) H2O = 761.3827 H2O = 3.8069
1380.5627 CH2OHCOONa (aq) + NaCl (aq) (2)
C4H8O = 2396.3119
Packed Extraction Tower CNC2H2O2H = 8.8828
CNC2H2O2Na = 2780.6625
7 P = 1 atm H2O = 3.8069
H2O = 6871.1499 FD-01
ClCH 2COOH = 776.5665 P = 1 atm T = 30 C 13
C2H3NaO3 = 37.8443 T = 100 C
ClC2H2O2Na = 756.8859 15
NaOH = 50.2944
NaCl = 1542.8595 C4H8O = 23.9631
NaCN = 63.6694 CNC2H2O2H = 220.3670
12
CNC2H2O2Na = 278.0662
H2O = 6138.1323
C4H8O = 47.6866 H2SO 4 = 57.3024
Na2SO 4 = 1660.6012
ClCH 2COOH = 776.5665
9 C2H3NaO3 = 37.8443
ClC2H2O2Na = 756.8859
NaOH = 50.2944
NaCl = 1542.8595
NaCN = 63.6694

Gambar 2. Diagram Alir Kuantitatif


III. Process Flow Diagram

NaCN

H2SO4

P-07
Air
Belt Conveyor
Hopper

P-03

Mixer
CD-2

CW
AC-01

HE-01
MD
Asam Kloro Packed P-11
Asetat Extraction

Steam
Tower
P-02

CD-1

CW

FD-01
R-01 R-02
NaOH
VAP-01
RB-01
Steam
P-01 P-05 P-06 Acidification
P-08 P-09 Steam
Chamber
P-10

Metil Etil
Keton

HE-02 Asam Siano


P-04
CW Asetat

IPAL

Gambar 3. Process Flow Diagram


BAB III
URAIAN PROSES

Asam Kloro Asetat dari tangki penyimpanan T-01 diumpankan menggunakan


pompa P-01 menuju reaktor tangki alir berpengaduk R-01. Sedangkan Natrium
Hidroksida dari tangki penyimpanan T-02 diumpankan menggunakan pompa P-02
menuju reaktor alir tangki berpengaduk R-01. Kedua larutan yang diumpankan ke
reaktor alir tangki berpengaduk R-01 bereaksi pada suhu dan tekanan atmosfer
menghasilkan Natrium Kloro Asetat dan Air. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

ClCH2COOH (aq) + NaOH (aq) → ClCH2COONa (aq) + H2O (l) (1)

Pada reaktor alir tangki berpengaduk R-01 juga terjadi reaksi samping, yakni
reaksi antara Natrium Hidroksida dengan Natrium Kloro Asetat yang terbentuk dari
reaksi (1) membentuk Natrium Glikolat dan Natrium Klorida. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :

ClCH2COONa (aq) + NaOH (aq) → CH2OHCOONa (aq) + NaCl (aq) (2)

Reaksi samping ini dihindari karena dapat menurunkan yield Natrium Kloroasetat,
sehingga excess umpan Natrium Hidroksida dibatasi agar tidak terlalu berlebihan.
Keluar dari reaktor alir tangki berpengaduk R-01, dihasilkan produk berupa
larutan campuran Natrium Kloro Asetat, Natrium Klorida, Natrium Glikolat, air, serta
Asam Kloro Asetat dan Natrium Hidroksida yang tidak bereaksi. Kemudian produk
larutan tersebut dialirkan menuju reaktor alir tangki berpengaduk R-02. Sedangkan
Natrium Sianida yang berbentuk padatan dari silo S-01 diumpankan menggunakan
belt conveyor ke Hopper-01 yang selanjutnya diumpankan menuju mixer untuk
dilarutkan dengan air yang diumpankan menggunakan pompa P-03 dari tangki
penyimpanan T-03 sehingga dihasilkan larutan Natrium Sianida 30% w/w. Larutan
Natrium Sianida yang keluar dari mixer tersebut kemudian dikondisikan agar suhunya
menjadi 90oC dengan menggunakan HE-01 dengan pemanas berupa steam. Setelah
dikondisikan larutan Natrium Sianida tersebut kemudian diumpankan menuju reaktor
alir tangki berpengaduk R-02. Pada reaktor alir tangki berpengaduk R-02 Natrium
Kloro Asetat dan Natrium Sianida bereaksi menghasilkan Natrium Siano Asetat dan
Natrium Klorida.
ClCH2COONa(aq) + NaCN(aq) CH2CNCOONa(aq) + NaCl(aq) (3)

Konversi Natrium Siano Asetat yang terbentuk setelah keluar dari R-02 adalah
75-80%. Larutan yang keluar dari R-02 kemudian diumpankan menggunakan pompa P-
05 menuju vaporizer VAP-01 dengan pemanas steam untuk menguapkan Natrium
Siano Asetat dan air. Selanjutnya campuran uap-larutan masuk Flash Drum FD-01
untuk memisahkan uap dan larutannya. Keluar Flash Drum FD-01 Natrium Siano
Asetat dan air yang berupa uap diambil sebagai produk atas, Sedangkan produk bawah
dari Flash Drum FD-01 yang mengandung Natrium Klorida, Natrium Glikolat, sisa
Natrium Sianida yang tidak bereaksi, serta sisa Asam Kloro Asetat dan Natrium
Hidroksida yang tidak bereaksi menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah. Selanjutnya,
produk atas menuju kondenser CD-1 dengan pendingin air untuk mengembunkan
semua uap Natrium Siano Asetat dan air yang selanjutnya dialirkan menuju
Acidification Chamber menggunakan pompa P-06. Larutan asam yang digunakan pada
Acidification Chamber adalah Asam Sulfat yang dialirkan menggunakan pompa P-07
menuju Acidification Chamber yang disiapkan dari tangki penyimpanan T-04. Pada
Acidification Chamber terjadi reaksi (4) sebagai berikut:

2 CH2CNCOONa(aq) + H2SO4(aq)  2 CH2CNCOOH(aq) + Na2SO4(aq) (4)

Kemudian keluar dari Acidification Chamber didapatkan produk Asam Siano Asetat,
Natrium Sulfat, Air, serta sisa Asam Sulfat dan Natrium Siano Asetat yang tidak
bereaksi yang semuanya berupa larutan. Selanjutnya, larutan yang keluar dari
Acidification Chamber tersebut dipompa menggunakan pompa P-08 menuju Packed
Extraction Tower yang merupakan tangki ekstraktor dengan solven yang digunakan
untuk melarutkan Asam Siano Asetat berupa Metil Etil Keton yang dipompa menuju
Packed Extraction Tower menggunakan pompa P-04. Campuran Metil Etil Keton,
Asam Siano Asetat, dan sedikit kandungan Air dipompa menggunakan pompa P-09
menuju Menara Distilasi (MD), sedangkan Air yang awalnya merupakan pelarut Asam
Siano Asetat dialirkan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah bersama Natrium
Sulfat, serta sisa Asam Sulfat dan Natrium Siano Asetat yang tidak bereaksi. Pada
Menara Distilasi, sebagian besar Metil Etil Keton menjadi produk atas dari Menara
Distilasi yang kemudian dikondensasikan menggunakan Kondenser CD-2 dengan
larutan pendingin berupa air lalu masuk Akumulator AC-01. Keluar dari Akumulator
AC-01, Metil Etil Keton dipompa dan dibagi arusnya. Terdapat arus Metil Etil Keton
yang direcycle menuju Menara Distilasi sebagai refluks dan ada juga arus Metil Etil
Keton yang direcycle kembali ke Packed Extraction Tower dan dapat dipakai kembali
menjadi solven untuk melarutkan Asam Siano Asetat. Sedangkan produk bawah
Menara Distilasi yang banyak mengandung banyak Asam Siano Asetat dialirkan
masuk ke Reboiler RB-01 dengan pemanas berupa steam. Aliran keluar dari Reboiler,
dibagi arusnya menjadi dua, arus pertama berupa uap dikembalikan menuju menara
distilasi agar kemurnian Asam Siano Asetat yang diperoleh semakin baik dan arus
kedua berupa cairan dipompa menggunakan pompa P-10 menuju HE-02 untuk
didinginkan dengan pendingin air. Setelah keluar dari HE-02, produk akhir berupa
larutan Asam Siano Asetat dialirkan menuju tangki penampungan T-05 (Kesslin, 1968).
BAB IV
PEMILIHAN ALAT DAN PERTIMBANGANNYA

A. Tahap Persiapan Bahan Baku


1. Gudang Penyimpanan
Gudang Penyimpanan digunakan untuk menyimpan dan menimbun Natrium
Sianida. Natrium Sianida tersebut disimpan dan ditimbun pada suhu 30 oC dan
tekanan 1 atm.

2. Hopper
Hopper digunakan untuk mengatur jumlah umpan yang masuk kedalam mixer,
selain itu hopper juga berfungsi untuk menampung sementara Natrium Sianida
sebelum diumpankan ke mixer. (http://encyclopedia.che.engin.umich.edu)

3. Tangki Penyimpanan
Tangki penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan baku Asam Kloro
Asetat serta bahan bantu yaitu NaOH dan H2SO4. Jenis tangki penyimpanan yang
mungkin dipakai adalah Cylindrical Tank (horizontal dan vertical) dengan
menggunakan head yang mempunyai banyak jenis contohnya hemispherical
heads, ellipsoidal heads, torispherical heads, dan conical roof.
Jenis yang digunakan: Vertical tank dengan conical roof.
Pertimbangan:
- Tekanan operasi 1 atm
- Tangki penyimpanan perlu penutup agar tidak dimasuki kontaminan
- Untuk tekanan yang tidak tinggi dapat digunakan conical roof yang biaya
fabrikasinya paling murah diantara head jenis lain.
- Vertical tank lebih hemat tempat dibandingkan horizontal tank.
- Vertical tank memiliki tekanan hidrostatis yang lebih tinggi dari horizontal
tank sehingga mengurangi tenaga suction head pompa.
(www.zwirnerequipment.com)
4. Mixer
Mixer digunakan untuk mencampur padatan NaCN dan air menjadi larutan
NaCN 30% w/w. Jenis mixer yang dipakai adalah tangki silinder tegak yang
dilengkapi dengan pengaduk.

5. Conveyor
Conveyor adalah alat transportasi material yang dapat berupa padatan maupun
slurry. Conveyor pada proses ini digunakan untuk mendistribusikan padatan
kering NaCN menuju Hopper dari tempat penimbunan sementara atau gudang
penyimpanan. Jenis-jenis conveyor yang ada contohnya adalah Belt Conveyor,
Pneumatic Conveyor dan Screw Conveyor.
a. Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah pesawat pengangkut yang digunakan untuk
memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah
horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi dari suatu sistem operasi
yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang
menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya.

Kelebihan belt conveyor


- Kapasitas belt conveyor besar
- Tidak membutuhkan banyak tenaga distribusi
- Tingkat kebisingan rendah
- Aliran Pengangkutan berlangsung secara terus menerus
- Kecepatan belt dapat diatur

Kekurangan belt conveyor


- Jalur belt conveyor tidak bisa diubah
- Belt conveyor harganya mahal
- Dapat rusak karena pengaruh dari luar
(Zainuri, ST, 2006)
b. Pneumatic Conveyor
Pneumatic conveyor, atau disebut juga konveyor udara, terutama berfungsi
untuk memindahkan muatan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara
yang bergerak melalui pipa (duct).

Kelebihan Pneumatic Conveyor


- Material yang dipindah dalam pipa yang ditutup rapat (hermetically sealed
pipe) dan tanpa losses.
- Mampu memindahkan material berdebu
- Menghemat ruang dan mampu memindahan dalam berbagai sudut dan
arah
- Hanya sedikit bagian dari alat yang bergerak

Kekurangan Pneumatic Conveyor


- Konsumsi daya besar (1 sampai 4 kWh per ton material yang dipindahkan)
- Beberapa bagian mudah sobek ketika memindahkan bahan abrasive
- Tidak sesuai untuk memidahkan bahan yang mudah mengembun (moist)
dan mudah menempel pada logam
(Zainuri, 2008)

c. Screw Conveyor
Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk
halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini pada
dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga
bentuknya mirip sekrup.

Kelebihan Screw Conveyor


- Cocok untuk memindahkan material dengan jumlah besar
- Dapat didesain untuk mempunyai banyak lubang input
- Jarak tempuh distibusi panjang (maksimum 50 m)

Kekurangan Screw Conveyor


- Kapasitas kecil
- Hanya dapat digunakan untuk material yang non abrasive
- Daya yang digunakan besar
- Digunakan untuk material yang kecil
(www.kwsmfg.com)

Berdasarkan prinsip kerja, kelebihan dan kekurangan untuk memilih conveyor


maka conveyor yang dipilih adalah Belt Conveyor. Pertimbangannya adalah
Belt Conveyor sesuai dengan bahan yang ditransport yaitu padatan NaCN yang
bersifat higroskopis dan butiran butirannya tidak relatif kecil sehingga tidak
sesuai jika menggunakan Pneumatic Conveyor maupun Screw Conveyor.

6. Reaktor
Reaktor adalah alat yang berupa wadah untuk mereaksikan reaktan menjadi
produk. Berikut adalah jenis-jenis reaktor yang memungkinkan untuk digunakan
pada proses :
a. Reaktor Batch
Batch reaktor umumnya digunakan pada skala kecil (skala laboraturium)
untuk pengembangan produk yang masih dalam tahap pengembangan.
Prinsipnya adalah tidak ada aliran yang terjadi pada proses di reaktor batch,
hanya perlu memasukkan reaktan kedalam reaktor agar saling bereaksi.

Kelebihan Reaktor Batch


- Mencapai konversi yang tinggi dengan meninggalkan reaktan dalam
reaktor dalam waktu yang lama
- Mudah untuk memulai maupun menghentikan operasi

Kekurangan Reaktor Batch


- Membutuhkan operational cost yang tinggi
- Membutuhkan waktu lama untuk pengisian, pengosongan, maupun proses
pemanasan atau pendinginan pada reaktor
- Sulit untuk scale-up
(www.umich.edu)

b. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


Reaktor ini adalah reaktor yang digunakan untuk fasa cair dan mempunyai
kondisinya sesuai dengan steady-state. Pada reaktor ini, diasumsikan bahwa
pengadukan berjalan sempurna (larutan homogen) dalam reaktor sehingga
mempunyai konsentrasi dan suhu seragam dalam reaktor. Serta, pada reaktor
ini diasumsikan bahwa kondisi cairan didalam reaktor yang terakumulasi sama
dengan kondisi cairan keluar reaktor. Reaktor jenis ini dapat disusun secara
seri dan parallel, sesuai dengan kebutuhan prosesnya. Semakin banyak reaktor
yang dipakai yang disusun secara seri maupun parallel, maka semakin besar
pula konversi yang didapatkan dan dapat dipasang mantel pemanas untuk
memanaskan larutan dalam reaktor sesuai reaksi.

Kelebihan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


- Konversi tinggi (bila umpan masuk reaktor berada dalam jumlah besar
karena waktu tinggal juga semakin besar)
- Mudah dibersihkan
- Cocok untuk larutan/cairan

Kekurangan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


- Tidak cocok untuk fase gas
- Kecepatan perpindahan panas dari mantelnya lebih lamban daripada
pemanas dari Reaktor alir Pipa karena volum reaktornya yang besar
- Perlu stabilisasi umpan masuk reaktor dan produk keluar reaktor agar
mendapatkan konversi yang seragam
(www.umich.edu)

c. Reaktor Alir Pipa


Reaktor jenis ini adalah reaktor yang menggunakan pipa sebagai tempat
bereaksinya reaktan. Reaktan dimasukkan kedalam pipa dan secara teori
konversi reaktan menjadi produk semakin besar sepanjang reaktor. Reaktor
Alir Pipa biasanya digunakan pada reaktan yang berupa gas.

Kelebihan Reaktor Alir Pipa


- Secara teoritis, volume reaktor yang dipakau lebih kecil untuk mencapai
konversi yang sama dengan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
- Perpindahan panas relatif baik karena reaktor berbentuk tabung pipa yang
diameternya lebih kecil dari Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
- Dapat menggunakan control suhu dan tekanan otomatis
- Cocok untuk reaktan berfase gas
Kekurangan Reaktor Alir Pipa
- Proses perawatan mahal
- Perlu waktu untuk mencapai steady state
- Waktu tinggal tiap posisi reaktor tidak sama, reaktan bereaksi sangat cepat
pada sumbu reaktor namun semakin menuju ke ujung reaktor maka reaksi
semakin lambat, sehingga konversi yang diperoleh kenyataannya lebih
kecil
(www.umich.edu)

Dilihat dari proses, kelebihan dan kekurangannya, maka alat yang digunakan
dalam prarancangan ini adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB),
karena semua reaktan yang digunakan adalah fasa larutan, sehingga tidak
dimungkinkan jika digunakan Reaktor Alir Pipa. Serta prosesnya kontinyu
terhadap proses lainnya, jadi tidak dapat digunakan Reaktor Batch. Pada
reaktor, digunakan pemanas jaket yang digunakan untuk menstabilkan suhu
untuk reaksi yang berjalan pada suhu tinggi yang bukan pada suhu ruangan.

7. Pompa
Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke tempat yang
lain menggunakan daya untuk menggerakkan. Pompa beroperasi dengan prinsip
membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar
(discharge). Berikut adalah jenis-jenis pompa yang akan dipilih untuk proses:
a. Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal adalah pompa yang memiliki elemen utama berupa motor
penggerak dengan sudu impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Prinsip kerjanya yaitu merubah energi mekanis dari alat penggerak menjadi
energi kinetis fluida (kecepatan), kemudian fluida akan diarahkan ke saluran
buang dengan menggunakan tekanan (energi kinetik sebagian fluida diubah
menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller yang berputar di
dalam casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap (suction) dan
saluran tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi
dengan cairan, maka saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot
valve).
Kelebihan Pompa Sentrifugal:
- Biaya pengadaan murah
- Perawatan mudah dan murah
- Saat pompa digunakan tenang dan stabil
- Tersedia berbagai kapasitas debit (dari yang kecil maupun besar)
- Konstruksinya kuat
- Jangka waktu penggunaan panjang

Kekurangan Pompa Sentrifugal


- Tidak dapat memompakan gas
- Tidak cocok untuk zat cair kental, terutama yang debitnya kecil
(www.klikteknik.com)

b. Pompa Rotary
Pompa Rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan
prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya
menghisap fluida masuk.

Kelebihan Pompa Rotary


- Mampu menekan fluida hingga tekanan tinggi
- Self Priming (mampu menghisap sendiri)
- Mampu memompa cairan yang kental (viscous)

Kekurangan Pompa Rotary


- Lebih mahal daripada pompa sentrifugal
- Tidak dapat digunakan untuk fluida yang mengandung suspended solid
(www.articles.compressionjobs.com)

c. Pompa Reciprocating
Pompa Reciprocating adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan
adanya penghisapan dan pengeluaran fluida menggunakan torak dan poros
yang selalu bergantian untuk hisap-buang fluida.

Kelebihan Pompa Reciprocating


- Mampu memompa fluida dengan jumlah yang terbatas
- Mampu bekerja pada tekanan yang rendah
- Mampu menekan fluida hingga tekanan yang tinggi

Kekurangan Pompa Reciprocating


- Biaya perawatan mahal
- Jangka waktu penggunaan pendek
- Biaya pengadaan mahal
(www.powerzone.com)

Dilihat dari proses, kelebihan dan kekurangannya, maka alat yang digunakan
dalam prarancangan ini adalah Pompa Sentrifugal, karena fluida proses yang ada
bersifat larutan yang tidak kental dan tidak mudah menguap, dan larutan tidak
perlu dipompa hingga tekanan yang tinggi, serta kelebihannya yang harganya
murah dan mudah perawatan pompanya.

8. Flash Drum
Flash Drum adalah alat untuk memisahkan komponen yang sudah sebagian
diuapkan menggunakan vaporizer sehingga fase gas dan komponen fase cair dapat
terpisah dan terbentuk produk atas yang berupa gas dan produk bawah yang
berupa larutan. Flash Drum digunakan untuk memisahkan campuran Natrium
Siano Asetat yang terbentuk dari komponen lainnya sehingga Natrium Siano
Asetat didapatkan sebagai produk atas dan siap untuk di asidifikasi.

9. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat untuk menukar kalor yang panas biasanya ditukar
adalah panas dari fluida panas ke fluida dingin yang pada Heat Exchanger,
keduanya dipisah oleh suatu bahan dengan konduktivitas yang besar yang
bertujuan untuk merambatkan panas dari fluida panas ke fluida dingin. Berikut ini
adalah jenis-jenis Heat Exchanger yang dapat dipilih untuk proses:

a. Shell and Tube Heat Exchanger


Heat Exchanger jenis ini paling sering digunakan pada industri utamanya
pada fasa cair-cair, cair-gas, atau gas-gas, namun paling sering digunakan
untuk fasa cair-cair. Shell and Tube Heat Exchanger terdiri dari kumpulan
tube didalam silinder shell, dengan baffle pitch atau jarak antara baffle 0.2-1
kali diameter dari shell. Transfer panas terjadi secara forced convection. Baik
koefisien transfer panas maupun pressure drop ditentukan oleh baffle pitch,
jadi optimasi diperlukan untuk menentukan konfigurasi Heat Exchanger.

Keuntungan Shell and Tube Heat Exchanger


− Dengan konfigurasi tertentu akan memberikan luas area yang besar
dengan volume yang kecil
− Pembuatan alat yang mudah
− Dapat dikonstruksikan dari berbagai jenis material
− Mudah untuk pembersihan utamanya pada bagian tube
− Cocok untuk fluida korosif
− Harga relatif murah dibandingkan dengan jenis yang lainnya

Kekurangan Shell and Tube Heat Exchanger


− Transfer panas kurang efisien
− Terdapat dead zone pada shell yang dapat menyebabkan fouling atau
korosi
(www.hcheattransfer.com)

b. Double Pipe Heat Exchanger


Double Pipe Heat Exchanger mempunyai prinsip kerja dengan adanya 2 pipa
dengan satu pipa diluar dan pipa yang yang lain ada didalamnya. Pipa dalam
merupakan tempat untuk menukar panas (www.brighthubengineering.com).

Kelebihan dari Double Heat Exchanger


- Sesuai untuk fluida bertekanan tinggi
- Maintenance mudah

Kekurangan dari Double Heat Exchanger


- Surface area kecil
- Bila ada kebocoran pada pipa dalam tidak dapat diketahui
(www.webbusterz.org)

c. Plate and Frame Heat Exchanger


Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang terdiri
dari Pelat (plate) dan Rangka (frame). Dalam Plate Heat Exchanger, pelat
disusun dengan susunan tertentu, sehingga terbentuk dua jalur yang disebut
dengan Hot Side dan Cold Side. Hot Side dialiri dengan cairan dengan suhu
relatif lebih panas dan Cold Side dialiri dengan cairan dengan suhu relatif
lebih dingin. Zat cair yang digunakan sebagai medium bisa dari jenis yang
sama atau lain, misalnya air-air, air-minyak, dll.

Kelebihan Plate and Frame Heat Exchanger


- Nilai koefisien transfer panas (U) lebih besar daripada jenis Heat
Exchanger yang lainnya.
- Mudah dibersihkan
- Bagus untuk menukar panas walaupun perbedaan suhu kedua fluida kecil

Kekurangan Plate and Frame Heat Exchanger


- Pressure drop tinggi
- Potensi kebocoran lebih besar daripada Heat Exchanger jenis lain
- Tidak bagus untuk fluida bersuhu sangat tinggi
- Tidak bagus untuk fluida dengan perbedaan suhu yang sangat tinggi
(www.thermaxxjackets.com)

Berdasarkan proses, kelebihan, dan kekurangannya maka dipilih Shell and


Tube Heat Exchanger untuk Heat Exchanger pada proses karena fluida yang
dipanaskan berupa larutan korosif dengan debit massa yang besar,. Serta Shell
and Tube Heat Exchanger harganya relatif murah, perawatan dan pembersihan
mudah, serta cocok untuk fluida yang korosif.

10. Kondenser
Kondenser adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk
mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat penukar
kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam
penggunaanya kondensor diletakkan diluar ruangan yang sedang didinginkan
supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga
tidak mengganggu proses pendinginan. Kondenser digunakan untuk
mengembunkan uap Natrium Siano Asetat dan Air pada Kondenser 1 dan
mengembunkan uap Asam Siano Asetat pada Kondenser 2. Ada dua tipe
kondenser di industri yaitu Surface Kondenser yang menukar panas secara tidak
langsung fluida pansa dengan pendinginnya dan Direct Kondenser yang
dikontakkan langsung fluida panas dengan pendiinginnya. Pada proses ini, yang
dipakai adalah surface kondenser karena larutan tidak diharapkan untuk turun
konsentrasinya bila langsung dikontakkan dengan air pendingin.

11. Reboiler
Reboiler adalah alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan kembali
dan menguapkan sebagian cairan yang ada diproduk bawah menara distilasi.
Proses pendidihan kembali dan menguapkan sebagian cairan tersebut bertujuan
agar sebagian cairan yang belum murni diuapkan dan masuk kembali menuju
menara distilasi dapat dipisahkan lebih lanjut komponen light key dari uap tadi
agar menjadi produk atas dan diharapkan agar komponen heavy key dapat menuju
produk bawah kembali namun dengan kemurnian yang tinggi.
Berikut adalah beberapa jenis reboiler yang dapat digunakan pada proses ini :
a. Kettle Reboiler
Kelebihan dari kettle reboiler:
- Mempunyai persen penguapan yang tinggi
- Dapat dianggap sebagai satu theoritical plate
- Mudah perawatannya dan pembersihannya
- Dipakai untuk kecepatan sirkulasi yang rendah
Kelemahan dari kettle reboiler:
- Biaya instalasi mahal
- Waktu tinggalnya lama
- Tidak baik untuk operasional tekanan tinggi
- Transfer panasnya rendah
- Mudah terjadi polimerisasi zat yang dapat menyebabkan fouling
(http://www.geocities.ws)

b. Thermosiphon Reboiler
Kelebihan dari thermosiphon reboiler
- Mempunyai besaran perpindahan panas yang cukup
- Dapat didesain untuk beban panas tinggi
- Waktu tinggal rendah
- Sukar terjadinya fouling
- Mudah dikontrol
- Biaya instalasi murah
Kelemahan dari thermosiphon reboiler
- Prosen penguapannya sekitar 35%
- Fase pemisahan mungkin terjadi jika kecepatan alir dishell rendah
(www.chemicalprocessing.com)

Ditinjau dari proses, kelebihan dan kekurangannya maka reboiler yang dipakai
adalah reboiler tipe kettle. Alasannya adalah persen penguapan cairan dari kettle
reboiler yang tinggi, biaya pembersihannya murah, dan diinginkan cairan banyak
yang direcycle sehingga lebih cocok untuk dipakai tipe kettle reboiler.

12. Vaporizer
Vaporizer adalah alat untuk merubah wujud dari suatu cairan menjadi uap. Pada
proses ini, diinginkan agar cairan yang menguap adalah Natrium Siano Asetat dan
air saja. Sehingga setelah keluar dari vaporizer, Campuran uap-cair keluar
vaporizer tersebut dapat dipisahkan menggunakan Flash Drum dengan produk
atas berupa Natrium Siano Asetat dan Air sedangkan produk bawah adalah
komponen sisanya. Vaporizer yang digunakan adalah vaporizer dengan pemanas
steam karena suhu agar Natrium Siano Asetat dan Air agar mendidih minimum
sekitar 100oC. Pada proses pemisahan Natrium Siano Asetat dan Air dengan
garam-garam lainnya dipakai vaporizer lalu dipisahkan menggunakan Flash Drum
tidak menggunakan menara distilasi karena harga alat menara distilasi relatif
mahal daripada vaporizer dan Flash Drum. Selain itu, karena suhu antara Natrium
Siano Asetat dan Air dibandingkan garam-garam terlarutnya relatif jauh, maka
lebih mudah untuk memisahkan Natrium Siano Asetat dan Air dari garam-garam
terlarutnya

13. Packed Extraction Tower


Packed extraction tower dipakai untuk memindahkan solut dari suatu solven agar
berpindah menjadi terlarut ke solven yang lainnya. Pada proses ini packed
extraction tower dipakai untuk memisahkan Asam Siano Asetat dari solvennya
yaitu Air agar berpindah menjadi terlarut ke solven yang baru yaitu Metil Etil
Keton. Packed Extraction Tower dipilih karena dengan adanya packing pada
extraction tower, diharapkan luas kontak antara solut dengan solven baru dapat
semakin luas daripada tanpa adanya packing (Britton, 1944).

14. Menara Distilasi


Menara distilasi digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang
terdapat pada campuran fase cair, yaitu untuk memurnikan produk Asam Siano
Asetat. Hasil atas menara distilasi yang banyak mengandung Metil Etil Keton,
akan di recycle ke Packed extraction tower. Sedangkan hasil bawah menara
distilasi yang banyak mengandung Asam Siano Asetat akan diambil sebagai
produk akhir. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih dan tekanan
uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan fase
uap yang ada dalam kesetimbangan dengan fase cairnya mempunyai komposisi
yang berbeda. Fase uap mengandung lebih banyak komponen yang memiliki
tekanan uap rendah dan fase cair mengandung lebih banyak komponen yang
memiliki tekanan uap tinggi. Terdapat beberapa jenis menara distilasi yang dapat
digunakan, yaitu :
a. Tray Column
Prinsip kerja tray column adalah memisahkan cairan dan uap dengan
mengkontakannya melewati tray atau plate yang disusun pada jarak tertentu
sehingga terjadi transfer massa antara dua fase tersebut. Uap mengalir dari
bagian bawah lubang-lubang yang ada di tray dan berkontak dengan cairan
yang mengalir dari bagian atas sehingga terbentuk gelembung. Kemudian
cairan akan mengalir ke bawah (ke tray selanjutnya) melewati weir yang ada
di bagian samping tray dan bukan melewati lubang-lubang yang ada di tray.
Sedangkan uap akan mengalir terus ke atas, melewati cairan dan terus
mengalir hingga ke tray berikutnya. Idealnya, uap tidak membawa tetesan
cairan ketika berkontak melalui tray berikutnya.

Kelebihan tray column adalah :


- Efisiensi besar.
- Cocok untuk menara berdiameter lebih dari 30 in.
- Kapasitas besar.
Kekurangan tray column adalah :
- Pressure drop besar.
- Dapat terjadi entrainment, yaitu cairan terikut dalam aliran gas ke atas
karena laju alir gas yang terlalu besar.
- Dapat terjadi weeping, yaitu cairan jatuh bebas ke tray berikutnya melalui
lubang-lubang pada tray karena laju alir cairan yang terlalu besar.
- Tidak cocok untuk komponen yang korosif.
(Sinott, R.K., 1983)

b. Packed Column
Prinsip kerja dari packed column adalah memisahkan cairan dan uap
dengan mengkontakannya melalui packing atau bahan isian untuk memperluas
bidang kontak. Uap mengalir dari bagian bawah bahan isian sedangkan cairan
mengalir dari bagian atas bahan isian. Bahan isian dapat disusun secara acak
atau dibuat teratur. Pada bagian bawah bahan isian terdapat plate untuk
menyangga bahan isian.

Kelebihan dari packed column adalah :


- Cocok untuk komponen yang korosif.
- Pressure drop kecil.
- Cocok untuk yang diameter menara distilasinya kecil.

Kekurangan dari packed column adalah :


- Kapasitas kecil.
- Tidak cocok beroperasi pada tekanan tinggi
- Tidak dapat digunakan untuk cairan yang berpotensi besar menyebabkan
fouling.

Berdasarkan penjelasan prinsip kerja, kelebihan, dan kekurangan dari setiap


jenis menara distilasi di atas, maka menara distilasi yang dipilih adalah jenis
tray column. Pemilihan tray column ini didasari atas kapasitas pemisahan yang
besar dan efisiensi pemisahan yang besar.
BAB V
NERACA MASSA

I. Neraca Massa Seluruh Pabrik

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 12 Arus 4 Arus 5 Arus 10 Arus 17 Arus 15 Arus 9

C4H8O 0.0000 0.0000 47.6866 0.0000 0.0000 0.0000 23.7235 23.9631 0.0000
NaOH 1380.5627 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 50.2944
H2O 1495.6096 1664.0711 0.0000 3119.7994 0.0000 24.5582 757.5758 6138.1323 0.0000
ClCH2COOH 0.0000 3882.8327 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 776.5665
NaCN 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1337.0569 0.0000 0.0000 0.0000 63.6694
H2SO4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1203.3512 0.0000 57.3024 0.0000
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1767.6768 220.3670 0.0000
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 278.0662 0.0000
Na2SO4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1660.6012 0.0000
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 756.8859
NaCl 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1542.8595
Total 2876.1724 5546.9038 47.6866 3119.7994 1337.0569 1227.9094 2548.9760 8378.4324 3228.1200
Total Input 14155.5284 Total Output 14155.5284

Arus nomor 17 merupakan arus produk, sehingga diketahui kapasitas pabrik adalah sebesar 2548.9760 kg/jam atau jika dikonversikan
ke dalam ton/tahun adalah sebesar 20.187,8900 ton/tahun (dengan anggapan dalam 1 tahun pabrik beroperasi selama 330 hari).
II. Neraca Massa Setiap alat
1. Neraca Massa Reaktor (R-01)

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 3

NaOH 1380.5627 0.0000 50.2944


H2O 1495.6096 1664.0711 3751.3506
ClCH2COOH 0.0000 3882.8327 776.5665
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 3784.4297
NaCl 0.0000 0.0000 22.5907
Total 2876.1724 5546.9038 8423.0762
Total Input 8423.0762 Total Output 8423.0762

2. Neraca Massa Mixer (M-01)

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 4 Arus 5 Arus 6


H2O 3119.7994 0.0000 3119.7994
NaCN 0.0000 1337.0569 1337.0569
Total 3119.7994 1337.0569 4456.8562
Total Input 4456.8562 Total Output 4456.8562

3. Neraca Massa Reaktor (R-02)

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 3 Arus 6 Arus 7

H2O 3751.3506 3119.7994 6871.1499


ClCH2COOH 776.5665 0.0000 776.5665
CH2OHCOONa 37.8443 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 3784.4297 0.0000 756.8859
NaOH 50.2944 0.0000 50.2944
NaCl 22.5907 0.0000 1542.8595
NaCN 0.0000 1337.0569 63.6694
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 2780.6625
Total 8423.0762 4456.8562 12879.9325
Total Input 12879.9325 Total Output 12879.9325
4. Neraca Massa Flash Drum (FD-01)

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)


Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9
CNC2H2O2Na 2780.6625 2780.6625 0.0000
H2O 6871.1499 6871.1499 0.0000
ClCH2COOH 776.5665 0.0000 776.5665
CH2OHCOONa 37.8443 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 756.8859 0.0000 756.8859
NaOH 50.2944 0.0000 50.2944
NaCl 1542.8595 0.0000 1542.8595
NaCN 63.6694 0.0000 63.6694
Total 12879.9325 9651.8124 3228.1200
Total Input 12879.9325 Total Output 12879.9325

5. Neraca Massa Acidification Chamber

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)


Komponen Arus 8 Arus 10 Arus 11
CH2CNCOONa 2780.6625 0.0000 278.0662
H2O 6871.1499 24.5582 6895.7081
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 1988.0437
H2SO4 0.0000 1203.3512 57.3024
Na2SO4 0.0000 0.0000 1660.6012
Total 9651.8124 1227.9094 10879.7218
Total Input 10879.7218 Total Output 10879.7218

6. Neraca Massa Packed Extraction Tower

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)


Komponen Arus 11 Arus 13 Arus 14 Arus 15
C4H8O 0.0000 2396.3119 2372.3487 23.9631
CH2CNCOOH 1988.0437 8.8828 1776.5596 220.3670
CH2CNCOONa 278.0662 3.8069 0.0000 278.0662
H2O 6895.7081 0.0000 761.3827 6138.1323
H2SO4 57.3024 0.0000 0.0000 57.3024
Na2SO4 1660.6012 0.0000 0.0000 1660.6012
Total 10879.7218 2409.0016 4910.2910 8378.4324
Total Input 13288.7233 Total Output 13288.7233
7. Neraca Massa Menara Distilasi

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)


Komponen Arus 14 Arus 16 Arus 17
C4H8O 2372.3487 2348.6252 23.7235
CH2CNCOOH 1776.5596 8.8828 1767.6768
H2O 761.3827 3.8069 757.5758
Total 4910.2910 2361.3150 2548.9760
Total Input 4910.2910 Total Output 4910.2910

8. Neraca Massa Mixing Point (solvent make-up)

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)


Komponen Arus 12 Arus 16 Arus 13
C4H8O 47.6866 2348.6252 2396.3119
CH2CNCOOH 0.0000 8.8828 8.8828
H2O 0.0000 3.8069 3.8069
Total 47.6866 2361.3150 2409.0016
Total Input 2409.0016 Total Output 2409.0016
BAB VI
NERACA PANAS

Neraca panas seluruh pabrik dihitung setelah menyelesaikan perhitungan neraca panas
setiap alat.
Pada perhitungan neraca panas seluruh pabrik :
 diambil Tref = 0 oC
 H (Entalpi) = 0 kJ/jam jika komponen pada fase tertentu memiliki suhu T=Tref
atau komponen yang berada pada fase cairan yang memiliki suhu sama dengan
Tref.
1. Reaktor (R-01)
Pada perhitungan neraca panas Reaktor (R-01), fase tiap komponen berupa cairan
dan tidak terjadi perubahan fase di dalam reaktor.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 3
NaOH 33186.5702 0.0000 39672.9113
H2O 2509155.9033 2255142.5897 5697991.8078
ClCH2COOH 0.0000 10255727325.7034 4224941978.2949
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 1498173.1288
NaOH 0.0000 0.0000 39672.9113
NaCl 0.0000 0.0000 11792.4575
ΔH reaksi 0.0000 0.0000 3385610.0000
Beban Pendingin
0.0000 6024949592.1663
Mantel 0.0000
Total 2542342.4736 10257982468.2931 10260564483.6779
Total Input 10260524810.7666 Total Output 10260564483.6779

2. Heat Exchanger (HE-01)


Pada perhitungan neraca panas Heat Exchanger (HE-01), fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam heat exchanger.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk HE-01 Keluar HE-01
NaCN 638155.9049 773438.0238
H2O 3962214.4568 4738717.7166
Beban HE (Pemanas) 911785.3787 0.0000
Total 5512155.7404 5512155.7404
Total Input 5512155.7404 Total Output 5512155.7404

3. Reaktor (R-02)
Pada perhitungan neraca panas Reaktor (R-02), fase tiap komponen berupa cairan
dan tidak terjadi perubahan fase di dalam reaktor.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 3 Arus 6 Arus 7
NaCN 773438.0238 0.0000 36724.1996
H2O 5697991.8078 4738717.7166 10405493.4894
ClCH2COOH 0.0000 4224941978.2949 4178581788.9365
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 0.0000 1498173.1288 298809.1702
NaOH 0.0000 39672.9113 39565.1258
NaCl 0.0000 11792.4575 803430.9307
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 1403354.9121
Panas Reaksi 0.0000 0.0000 22757253.7500
Beban Pendingin Mantel 0.0000 0.0000 23375343.8263
Total 6471429.8316 4231230334.5091 4237701764.3407
Total Input 4237701764.3407 Total Output 4237701764.3407

4. Vaporizer (VAP-01)
Pada perhitungan neraca panas Vaporizer (VAP-01), terjadi perubahan fase dari
cairan menjadi uap pada komponen Natrium Siano Asetat dan Air. Sedangkan
pada komponen lainnya tidak terjadi perubahan fase dari cairan.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9
NaCN 36724.1996 0.0000 37910.1096
H2O 10405493.4894 10755506.7387 0.0000
ClCH2COOH 4178581788.9365 0.0000 4710055366.7740
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 298809.1702 0.0000 307889.0069
NaOH 39565.1258 0.0000 40750.1413
NaCl 803430.9307 0.0000 824799.9156
CH2CNCOONa 1403354.9121 1445998.2935 0.0000
Panas laten 0.0000 0.0000 15499436.8312
Beban Vaporizer 547398491.0464 0.0000 0.0000
Total 4738967657.8108 12201505.0322 4726766152.7786
Total Input 4738967657.8108 Total Output 4738967657.8108
5. Kondenser (CD-1)
Pada perhitungan neraca panas Kondenser (CD-1), terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cairan pada tiap komponen.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk CD-1 Keluar CD-1
CH2CNCOONa 1445998.2935 1174631.3215
H2O 10755506.7387 8726512.7609
Panas laten 15499436.8312 0.0000
Beban Kondenser 0.0000 17799797.7810
Total 27700941.8634 27700941.8634
Total Input 27700941.8634 Total Output 27700941.8634

6. Acidification Chamber
Pada perhitungan neraca panas Acidification Chamber, fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam chamber.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 8 Arus 10 Arus 11
CH2CNCOONa 1174631.3215 0.0000 12571548.0837
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 98699510.9542
H2O 8695434.3956 31078.3654 8757702.2196
H2SO4 0.0000 523424.2766 24924.9490
Na2SO4 0.0000 0.0000 807484.1999
Panas Reaksi 0.0000 0.0000 0.0000
Beban Pemanas Mantel 0.0000 110436602.0473 0.0000
Total 9870065.7171 110991104.6893 120861170.4064
Total Input 120861170.4064 Total Output 120861170.4064

7. Kondenser (CD-2)
Pada perhitungan neraca panas Kondenser (CD-2), terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cairan pada komponen Metil Etil Keton. Sedangkan pada
komponen lainnya tidak terjadi perubahan fase dari cairan.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk CD-2 Keluar CD-2
C4H8O 2778722.4947 2223509.6621
H2O 7857.3039 6768.9642
CH2CNCOOH 8461.8530 7263.2903
Panas Laten 1460779.6614 0.0000
Beban kondenser 0.0000 2018279.3965
Total 4255821.3131 4255821.3131
Total Input 4255821.3131 Total Output 4255821.3131
8. Reboiler (RB-01)
Pada perhitungan neraca panas Reboiler (RB-01), terjadi perubahan fase dari
cairan menjadi uap pada tiap komponen.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk CD-2 Keluar CD-2
CNCH2COOH 21980.8152 1322267.2514
H2O 2050843.6472 1214986.7569
C4H8O 2050.7322 3315.3854
Panas Laten 18.2262 0.0000
Beban Reboiler 465675.9730 0.0000
Total 2540569.3937 2540569.3937
Total Input 2540569.3937 Total Output 2540569.3937

9. Heat Exchanger (HE-02)


Pada perhitungan neraca panas Heat Exchanger (HE-02), fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam heat exchanger.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk HE-02 Keluar HE-02
CNC2H2O2H 1297744.0465 1032064.1629
H2O 1214988.0399 962138.0675
C4H8O 22723.6366 16042.6514
Beban HE (pendingin) 0.0000 525210.8412
Total 2535455.7230 2535455.7230
Total Input 2535455.7230 Total Output 2535455.7230
DAFTAR PUSTAKA

Barbezat, P., Murchu, C.O., Lonza Ltd., Gampel/Valais, Switzerland, US3723499, 1973
Britton, E. C., et. al., The Dow Chemical Company, Midland, Mich., US2338834, 1944
Kesslin, G., et. al., KayFries Chemicals, Inc., US3375268, 1968
Lonza Ltd., Gampel/Valais, Switzerland, US3723499, 1973 (Barbezat, P., et. al.)
O'Neil, M.J. (ed.). The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals.
Whitehouse Station. NJ: Merck and Co., Inc., 2006., p. 2108.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 7th ed.,
McGraw-Hill Book Company, New York.
Scialdone, O., Sabatino, M.A., Galia, A., Filardo, G., Silvestri, G.. 2007. Synthesis of
Cyanoacetic Acid by Carbon Dioxide and Electrogenerated Acetonitrile Anion in
Undivided Cells Equipped with Sacrificial Anodes. Palermo : University of Palermo.
Silla, Harry, 2003, Chemical Process Engineering Design and Economics, Maecel
Dekker, Inc., New York : Besel.
Sinnott, R.K., 1983, “Chemical Engineering Design” Vol. 6, Pergamon Press, New York.
Stephenson, Richard M., Malanowski S., 1987, Handbook of the Thermodynamics of Organic
Compounds, Elsevier Science Publishing Co .. Inc., New York.
Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. 6th ed.Vol 1: Federal Republic of Germany:
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. 2003 to Present, p. 14648 .2003.
Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Company. New York
https://cameochemicals.noaa.gov, diakses tanggal 29 Oktober 2017
https://comptox.epa.gov, diakses pada tanggal 3 November 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_cyanide, diakses tanggal 29 Oktober 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Cyanoacetic_acid, diakses tanggal 03 November 2017
https://fscimage.fishersci.com/msds/20192.htm diakses pada tanggal 3 November 2017
http://meteo.bmkg.go.id/, diakses tanggal 02 November 2017
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, diakses tanggal 29 Oktober 2017
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jo0358473 diakses pada tanggal 1 November 2017
https://toxnet.nlm.nih.gov, diakses pada tanggal 2 November 2017
https://www.alibaba.com/, diakses tanggal 21 November 2017
https://www.asc.co.id/, diakses tanggal 21 November 2017
https://www.bps.go.id/brs/view/1327, diakses tanggal 01 November 2017
https://www.cphi-online.com/cyanoacetic-acid-prod567632.html, diakses tanggal 29
Oktober 2017
http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN_CB8217349.htm, diakses
tanggal 29 Oktober 2017
https://www.google.co.id/maps/, diakses tanggal 02 November 2017
http://www.ilo.org/dyn/icsc/showcard.display?p_card_id=1449 diakses pada tanggal 3
November 2017
http://www.indoacid.com/, diakses tanggal 21 November 2017
http://www.kemenperin.go.id/artikel/14164/Produksi-Bahan-Baku,-Menperin:-Indonesia-
Perkuat-Industri-Farmasi, diakses tanggal 03 November 2017
http://www.lv-soft.com/software/fachbereiche/stoff/naoh-e.htm diakses pada tanggal 3
November 2017
http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/16/95-bahan-baku-farmasi-indonesia-
masih-impor%C2%A0-396404, diakses tanggal 03 November 2017
https://www.researchgate.net/publication/279038762_Hydrolysis_Kinetics_of_Chloroacetic
Acid_with_Sodium_Hydroxide_Under_Strong_Alkaline_Conditions diakses pada
tanggal 26 November 2017
http://www.tcichemicals.com, diakses tanggal 21 November 2017
www.hkexnews.hk/listedco/listconews, diakses tanggal 26 November 2017
http://arrow-indonesia.com/kelebihan-dan-kekurangan-alat-pendistribusi-bahan-conveyor-
belt/
diakses pada tanggal 27 November 2017
https://www.klikteknik.com/blog/kelebihan-dan-kekurangan-pompa-sentrifugal.html diakses
pada tanggal 27 November 2017
http://umich.edu/~elements/asyLearn/bits/cstr/index.htm
diakses pada tanggal 27 November 2017
http://onnyapriyahanda.com/ diakses pada tanggal 28 November 2017
http://articles.compressionjobs.com/articles/oilfield-101/3242-pumps-oil-gas-field-rotor-
casing?start=12 diakses pada tanggal 28 November 2017
https://www.kompasiana.com/wendynovianto.com/bagian-inti-sebuah-pompa-tipe-
reciprocating_54f3fb51745513a02b6c836d\ diakses pada tanggal 28 November
http://www.mechanicalbooster.com/2017/08/reciprocating-pump.html diakses pada tanggal
28 November 2017
http://www.hcheattransfer.com/selection.html diakses pada tanggal 1 November
http://migas-indonesia.com/2008/01/29/rangkuman-diskusihelical-heat-exchanger/ diakses
pada tanggal 28 November 2017
http://primahandal.com/apa-itu-plate-heat-exchanger/ diakses pada tanggal 28 November
2017
http://www.geocities.ws diakses pada tanggal 29 November 2017
https://www.zwirnerequipment.com/blog/5-advantages-vertical-storage-tanks/ diakses pada
tanggal 4 Desember 2017
http://encyclopedia.che.engin.umich.edu/Pages/MaterialsHandling/Hoppers/Hoppers.html
diakses pada tanggal 4 Desember 2017
https://www.kwsmfg.com/screw-conveyor-advantages/ diakses pada tanggal 4 Desember
2017
http://articles.compressionjobs.com/articles/oilfield-101/3242-pumps-oil-gas-field-rotor-
casing?start=16 diakses pada tanggal 4 Desember 2017
https://www.powerzone.com/resources/glossary/reciprocating-pump diakses pada tanggal 4
Desember 2017
https://www.thermaxxjackets.com/plate-and-frame-heat-exchangers-explained/ diakses pada
tanggal 4 Desember 2017
http://www.webbusterz.org/what-is-a-double-pipe-heat-exchanger/#Advantages_and_
Disadvantages diakses pada tanggal 4 Desember 2017
http://www.umich.edu/~elements/fogler&gurmen/html/asyLearn/bits/batch/index.htm diakses
pada tanggal 4 Desember 2017
umich.edu/~elements/asyLearn/bits/cstr/index.htm diakses pada tangga 4 Desember 2017
umich.edu/~elements/asyLearn/bits/pfrfinal/index.htm diakses pada tanggal 4 Desember
2017
https://www.powerzone.com/resources/glossary/reciprocating-pump diakses pada tanggal 4
Desember 2017
http://articles.compressionjobs.com/articles/oilfield-101/3242-pumps-oil-gas-field-rotor-
casing?start=12 diakses pada tanggal 4 Desember 2017
http://www.hcheattransfer.com/selection.html diakses pada tanggal 4 Desember 2017
https://www.chemicalprocessing.com/articles/2012/select-the-right-reboiler/ diakses pada
tanggal 4 Desember 2017
http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C78933&Mask=1 diakses pada tanggal 5
Desember 2017
LAMPIRAN
I. Perhitungan Neraca Massa
Neraca massa seluruh pabrik dihitung setelah menyelesaikan perhitungan neraca
massa setiap alat.
Data yang digunakan :

Komponen Mr (kg/kmol)
CH2CNCOOH 85
H2O 18
H2SO4 98
Na2SO4 142
CH2CNCOONa 107
NaCN 49
ClCH2COONa 116.5
NaCl 58.5
ClCH2COOH 94.5
NaOH 40
CH2OHCOONa 98
C4H8O 72
Perhitungan neraca massa seluruh pabrik :
Input : Natrium hidroksida 48 %berat ke R-01
Asam kloroasetat 70 %berat ke R-01
Metil etil keton masuk ke mixing point sebagai solvent make-up pada proses
ekstraksi di packed extraction tower
Air ke Mixer (M-01)
Natrium sianida ke Mixer (M-01)
Asam sulfat 98 %berat ke acidification chamber
Output : Asam kloroasetat, natrium glikolat, natrium kloroasetat, natrium hidroksida,
natrium klorida, natrium sianida sebagai cairan sisa flash drum (FD-01)
Metil etil keton, asam siano asetat, natrium siano asetat, air, asam sulfat,
natrium sulfat sebagai rafinat
Asam siano asetat, metil etil keton, air sebagai produk
Asumsi :
Impurities Natrium hidroksida 48 %berat adalah air sebanyak 52%
Impurities Asam kloroasetat 70 %berat adalah air sebanyak 30%
Impurities Asam sulfat 98 %berat adalah air sebanyak 2%
Impurities pada natrium sianida dan metil etil keton diabaikan karena sangat kecil
Hasil Perhitungan :

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 12 Arus 4 Arus 5 Arus 10 Arus 17 Arus 15 Arus 9

C4H8O 0.0000 0.0000 47.6866 0.0000 0.0000 0.0000 23.7235 23.9631 0.0000
NaOH 1380.5627 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 50.2944
H2O 1495.6096 1664.0711 0.0000 3119.7994 0.0000 24.5582 757.5758 6138.1323 0.0000
ClCH2COOH 0.0000 3882.8327 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 776.5665
NaCN 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1337.0569 0.0000 0.0000 0.0000 63.6694
H2SO4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1203.3512 0.0000 57.3024 0.0000
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1767.6768 220.3670 0.0000
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 278.0662 0.0000
Na2SO4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1660.6012 0.0000
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 756.8859
NaCl 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1542.8595
Total 2876.1724 5546.9038 47.6866 3119.7994 1337.0569 1227.9094 2548.9760 8378.4324 3228.1200
Total Input 14155.5284 Total Output 14155.5284
Perhitungan neraca massa setiap alat :
1. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (R-01)
Asumsi yang digunakan adalah konversi asam kloroasetat sebesar 80 %,
jumlah natrium hidroksida yang masuk ke reaktor (R-01) 5 % lebih dari
kebutuhan stoikiometrisnya (diambil excess natrium hidroksida yang tidak
banyak, bertujuan untuk menekan terjadinya reaksi samping yakni
pembentukan natrium glikolat yang dapat menurunkan yield natrium
kloroasetat), natrium glikolat yang terbentuk adalah sebanyak 1 %berat dari
total sodium kloroasetat yang masuk ke Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (R-
02)
Input : Natrium hidroksida dan air
Asam kloroasetat dan air
Output : Natrium kloroasetat, asam kloroasetat, air, natrium glikolat, natrium
hidroksida, dan natrium klorida ke R-02
Reaksi yang terjadi : (dalam kmol/jam)
ClCH2COOH (aq) + NaOH (aq) → ClCH2COONa (aq) + H2O (l)
Mula-mula 41.0882 34.5141 175.5378
Reaksi 32.8705 32.8705 32.8705 32.8705
Sisa 8.2176 1.6435 32.8705 208.4084

Reaksi samping : (dalam kmol/jam)


ClCH2COONa (aq) + NaOH (aq) → CH2OHCOONa (aq) + NaCl (aq)
Mula-mula 32.8705 1.6435
Reaksi 0.3862 0.3862 0.3862 0.3862
Sisa 32.4844 1.2574 0.3862 0.3862
Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 3

NaOH 1380.5627 0.0000 50.2944


H2O 1495.6096 1664.0711 3751.3506
ClCH2COOH 0.0000 3882.8327 776.5665
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 3784.4297
NaCl 0.0000 0.0000 22.5907
Total 2876.1724 5546.9038 8423.0762
Total Input 8423.0762 Total Output 8423.0762
2. Mixer (M-01)
Asumsi yang digunakan adalah natrium sianida yang digunakan adalah berupa
padatan lalu dilarutkan hingga membentuk larutan natrium sianida 30 %berat,
pencampuran antara natrium sianida dan air berlangsung sempurna (semua
larut)
Input : Natrium sianida
Air

Output : Natrium sianida dan air ke R-02


Hasil perhitungan :

INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)

Komponen Arus 4 Arus 5 Arus 6


H2O 3119.7994 0.0000 3119.7994
NaCN 0.0000 1337.0569 1337.0569
Total 3119.7994 1337.0569 4456.8562
Total Input 4456.8562 Total Output 4456.8562

3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (R-02)


Asumsi yang digunakan adalah konversi natrium kloroasetat sebesar 80 % dan
jumlah larutan natrium sianida 30%berat yang masuk ke dalam reaktor (R-02)
20 % lebih dari kebutuhan stoikiometrisnya.

Input : Natrium kloroasetat, asam kloroasetat, air, natrium glikolat, natrium


hidroksida, natrium klorida dari reaktor (R-01)
Natrium sianida dan air
Output : Natrium siano asetat, air, asam kloroasetat, natrium glikolat, natrium
Kloroasetat, natrium hidroksida, natrium klorida, dan natrium
sianida
ke Flash Drum (FD-01)
Reaksi yang terjadi : (dalam kmol/jam)
ClCH2COONa(aq) + NaCN(aq) CH2CNCOONa(aq) + NaCl(aq)

Mula-mula 32.4844 27.2869


Reaksi 25.9875 25.9875 25.9875 25.9875
Sisa 6.4969 1.2994 25.9875 25.9875
Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 3 Arus 6 Arus 7

H2O 3751.3506 3119.7994 6871.1499


ClCH2COOH 776.5665 0.0000 776.5665
CH2OHCOONa 37.8443 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 3784.4297 0.0000 756.8859
NaOH 50.2944 0.0000 50.2944
NaCl 22.5907 0.0000 1542.8595
NaCN 0.0000 1337.0569 63.6694
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 2780.6625
Total 8423.0762 4456.8562 12879.9325
Total Input 12879.9325 Total Output 12879.9325

4. Flash Drum (FD-01)


Asumsi yang digunakan adalah semua natrium siano asetat dan air teruapkan
dan menjadi hasil atas Flash Drum (FD-01) karena beda titik didih antara
natrium siano asetat dan air dengan komponen lainnya yang ada pada aliran
masuk Flash Drum (FD-01) jauh berbeda.
Input : Natrium siano asetat, air, asam kloroasetat, natrium glikolat, natrium
kloroasetat, natrium hidroksida, natrium klorida, dan natrium sianida
Output : Natrium siano asetat dan air ke Acidification Chamber
Asam kloroasetat, natrium glikolat, natrium kloroasetat, natrium
hidroksida, natrium klorida, dan natrium sianida ke unit pengolahan
limbah (IPAL)
Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9
CNC2H2O2Na 2780.6625 2780.6625 0.0000
H2O 6871.1499 6871.1499 0.0000
ClCH2COOH 776.5665 0.0000 776.5665
CH2OHCOONa 37.8443 0.0000 37.8443
ClCH2COONa 756.8859 0.0000 756.8859
NaOH 50.2944 0.0000 50.2944
NaCl 1542.8595 0.0000 1542.8595
NaCN 63.6694 0.0000 63.6694
Total 12879.9325 9651.8124 3228.1200
Total Input 12879.9325 Total Output 12879.9325
5. Acidification Chamber
Asumsi yang digunakan adalah konversi natrium siano asetat sebesar 90 %
dan jumlah asam sulfat yang masuk ke dalam reaktor 5 % lebih dari kebutuhan
stoikiometrisnya.

Input : Natrium siano asetat dan air


Asam sulfat dan air
Output : Asam siano asetat, Natrium siano asetat, air, asam sulfat, dan natrium
sulfat ke Packed Extraction Tower
Reaksi yang terjadi : (dalam kmol/jam)
2 CH2CNCOONa(aq) + H2SO4(aq)  2 CH2CNCOOH(aq) + Na2SO4(aq)

Mula-mula 25.9875 12.2791


Reaksi 23.3887 11.6944 23.3887 11.6944
Sisa 2.5987 0.5847 23.3887 11.6944

Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 8 Arus 10 Arus 11
CH2CNCOONa 2780.6625 0.0000 278.0662
H2O 6871.1499 24.5582 6895.7081
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 1988.0437
H2SO4 0.0000 1203.3512 57.3024
Na2SO4 0.0000 0.0000 1660.6012
Total 9651.8124 1227.9094 10879.7218
Total Input 10879.7218 Total Output 10879.7218

6. Packed Extraction Tower


Asumsi yang digunakan adalah jumlah metil etil keton sebagai solven adalah
1,2 kali dari jumlah asam siano asetat yang masuk ke Packed Extraction
Tower, solven yang digunakan spesifik terhadap asam siano asetat sehingga 89
% asam siano asetat terambil sebagai ekstrak, air yang terlarut sebagai ekstrak
sebanyak 11 % dari total keseluruhan air yang masuk ke Packed Extraction
Tower, dan solven yang terikut kedalam aliran rafinat hanya sebanyak 1% dari
total keseluruhan solven yang masuk ke Packed Extraction Tower.
Input : Asam siano asetat, Natrium siano asetat, air, asam sulfat, dan natrium
sulfat
Metil etil keton, asam siano asetat, dan air dari mixing point antara
solvent make-up dengan metil etil keton (solvent), asam siano asetat,
dan air sebagai recycle dari hasil atas Menara Distilasi
Output : Metil etil keton, asam siano asetat, dan air sebagai ekstrak ke Menara
Distilasi
Metil etil keton, asam siano asetat, natrium siano asetat, air, asam
sulfat, dan natrium sulfat sebagai rafinat ke unit pengolahan limbah
(IPAL)
Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 11 Arus 13 Arus 14 Arus 15
C4H8O 0.0000 2396.3119 2372.3487 23.9631
CH2CNCOOH 1988.0437 8.8828 1776.5596 220.3670
CH2CNCOONa 278.0662 3.8069 0.0000 278.0662
H2O 6895.7081 0.0000 761.3827 6138.1323
H2SO4 57.3024 0.0000 0.0000 57.3024
Na2SO4 1660.6012 0.0000 0.0000 1660.6012
Total 10879.7218 2409.0016 4910.2910 8378.4324
Total Input 13288.7233 Total Output 13288.7233

7. Menara Distilasi
Light key component adalah metil etil keton yang terambil 99% pada hasil atas
dan heavy key component adalah asam siano asetat yang terambil 0,4% pada
hasil atas, 0,6% lainnya adalah air karena titik didih air dan asam siano asetat
yang berdekatan. Hasil atas Menara Distilasi semuanya direcycle.

Input : Metil etil keton, asam siano asetat, dan air yang merupakan ekstrak
dari Packed Extraction Tower.

Output : Metil etil keton, air, dan asam siano asetat sebagai hasil atas Menara
Distilasi yang akan direcycle ke Packed Extraction Tower
Asam siano asetat, air, metil etil keton sebagai hasil bawah Menara
Distilasi yang akan diambil sebagai produk.
Hasil perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 14 Arus 16 Arus 17
C4H8O 2372.3487 2348.6252 23.7235
CH2CNCOOH 1776.5596 8.8828 1767.6768
H2O 761.3827 3.8069 757.5758
Total 4910.2910 2361.3150 2548.9760
Total Input 4910.2910 Total Output 4910.2910

Pada perhitungan neraca massa Menara Distilasi terdapat arus output berupa
hasil bawah Menara Distilasi (Arus nomor 17) yang diambil sebagai produk.
Kapasitas Pabrik adalah sebesar 2548.9760 kg/jam. Jika pada 1 tahun pabrik
beroperasi selama 330 hari maka akan diperoleh kapasitas pabrik dalam satu
tahun adalah sebesar 20.187,8900 ton, dengan kemurnian Asam Siano Asetat
sebesar 70 % w/w.

8. Mixing Point (solvent make-up)


Asumsi yang digunakan adalah pencampuran antara solvent make-up dengan
aliran recycle yang merupakan hasil atas Menara Distilasi berlangsung
sempurna (homogen).
Input : Metil etil keton sebagai solvent make-up
Metil etil keton, air, asam siano asetat sebagai arus recycle yang
merupakan hasil atas Menara Distilasi

Output : Metil etil keton, air, asam siano asetat sebagai solvent pada proses
ektraksi asam siano asetat di Packed Extraction Tower
Hasil Perhitungan :
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
Komponen Arus 12 Arus 16 Arus 13
C4H8O 47.6866 2348.6252 2396.3119
CH2CNCOOH 0.0000 8.8828 8.8828
H2O 0.0000 3.8069 3.8069
Total 47.6866 2361.3150 2409.0016
Total Input 2409.0016 Total Output 2409.0016
I. Data Specific Heat Capacity untuk Setiap Komponen

Cp (J/mol K)
Mr
Komponen
(kg/kmol) A B C D

ClCH2COOH 94,5 -60.356 1.47E+00 -3.37E-03 2.96E-06


-3.995E-
H2O 18 92.053 -2.11E-04 5.35E-07
02
NaCl 58.5 95.016 -3.11E-02 9.68E-07 5.51E-09
NaCN 49 69.087 3.81E-02 -4.16E-05 1.39E-08
H2SO4 98 26.004 7.03E-01 -1.39E-03 1.03E-06
Na2SO4 142 233.515 -9.53E-03 -3.47E-05 1.58E-08
C4H8O 72 61.406 -7.53E-01 -2.38E-03 3.22E-06

Data specific heat capacity (Cp) untuk komponen natrium kloro asetat, natrium siano
asetat, dan asam siano asetat tidak terdapat dalam literatur, sehingga dilakukan
pendekatan melalui The Relatively Simple Atomic Group Contribution Approach of
Chueh and Swanson (Perry, 1997).

dengan,
CpL = liquid heat capacity pada 293.15 K, J/(mol.K)
n = jumlah grup atom yang berbeda dalam senyawa
Ni = jumlah grup atom i dalam senyawa
∆cpi = numeric value of the contribution of atomic element i , yang dapat
dilihat pada Table 2-394, Perry 7th ed., 1997, p.2-354
m = jumlah grup karbon yang membutuhkan kontribusi tambahan,
dimana grup karbon tersebut membentuk ikatan tunggal dengan grup
karbon lain yang membentuk ikatan rangkap dua atau tiga dengan
grup karbon ketiga.
Data entalpi penguapan (∆Hvap) untuk komponen natrium siano asetat dan asam siano
asetat tidak terdapat dalam literatur, sehingga dilakukan pendekatan melalui Riedel
Model (Perry, 1997).
dengan,
R = gas constant = 0,008314 kJ/(mol.K)
Tc = critical temperature, K
Tbr = reduced normal boiling temperature = Tb/ Tc
Tb = normal boiling temperature, K
Pc = critical pressure, kPa

Data critical temperature (Tc) dan critical pressure (Pc) untuk komponen natrium
siano asetat dan asam siano asetat juga tidak terdapat dalam literature, sehingga
dilakukan pendekatan melalui The Method of Ambrose (Perry, 1997).

dengan,
Tc = critical temperature, K
Tb = normal boiling temperature, K
Σ∆T = nilai ∆T untuk tiap bagian molekul, dapat dilihat pada Table 2-383,
Perry 7th ed., 1997, p.2-341
∆(Platt no.) = (Platt number of any alkyl chains in the molecule) - (Platt number of
the n-alkane with the same number of carbon atoms). The Platt
number is defined as the number of pairs of carbon atoms that are
separated by three carbon-carbon bonds and is and indicator of
branching.

dengan,
Pc = critical pressure, MPa
Σ∆P = nilai ∆T untuk tiap bagian molekul, dapat dilihat pada Table 2-383,
Perry 7th ed., 1997, p.2-341
∆(Platt no.) = (Platt number of any alkyl chains in the molecule) - (Platt number of
the n-alkane with the same number of carbon atoms). The Platt
number is defined as the number of pairs of carbon atoms that are
separated by three carbon-carbon bonds and is and indicator of
branching.
Cp C4H8O (vapor) : 57,03 J/(mol*K) (Chao J, 1986) (dianggap konstan disemua suhu)
Cp H2O (vapor) : 1.996 kJ/kgK (www.engineeringtoolbox.com) (dianggap konstan
disemua suhu)

II. Data Latent Heat (Kalor Penguapan) untuk Setiap Komponen


Kalor Laten Penguapan Metil Etil Keton :
191 Btu/lb = 106 cal/g = 4.44 X 105 J/kg (https://cameochemicals.noaa.gov)

Kalor Laten Penguapan Air : 40.8 kJ/mol (https://link.springer.com)

Kalor Laten Penguapan Asam Siano Asetat : 402 kJ/kg


(www.engineeringtoolbox.com)
III. Neraca Panas Seluruh Pabrik (dalam kJ/jam)
Pada perhitungan neraca panas seluruh pabrik :
 diambil Tref = 0 oC
 fase komponen yang masuk dan keluar pabrik berupa cairan

Arus INPUT OUTPUT


ClCH2COOH 10255727325.7034 4710055366.7740
NaOH 33186.5702 40750.1413
H2O 17453025.7107 962138.0675
ClCH2COONa 0.0000 307889.0069
NaCl 0.0000 824799.9156
CH2CNCOONa 0.0000 1445998.2935
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000
NaCN 0.0000 37910.1096
H2SO4 523424.2766 24924.9490
C4H8O 523424.2766 0.0000
CH2CNCOOH 0.0000 1032064.1629
R-01 0.0000 6024949592.1663
R-02 0.0000 23375343.8263
HE-01 911785.3787 0.0000
VAP-01 547398491.0464 0.0000
CD-1 0.0000 17799797.7810
Acidification Chamber 110436602.0473 0.0000
CD-2 0.0000 1509866.8096
RB-01 465675.9730 0.0000
HE-02 0.0000 525210.8412
Total 10933472940.9830 10782891652.8446

II. Neraca Panas Setiap Alat


Pada perhitungan neraca panas setiap alat diambil Tref = 0 oC
1. Reaktor (R-01)
Pada perhitungan neraca panas Reaktor (R-01), fase tiap komponen berupa cairan
dan tidak terjadi perubahan fase di dalam reaktor.
Asumsi yang digunakan adalah konversi Asam Kloro Asetat menjadi Natrium
Kloro Asetat adalah sebesar 80%. Serta reaksi samping yaitu reaksi antara Asam
Kloro Asetat dan Larutan NaOH terbentuk sebesar 1% dari total umpan Natrium
Kloro Asetat.
Input : Larutan NaOH dari Arus 1 dan Larutan Asam Kloro Asetat dari Arus
2 pada suhu 303,15 K.
Output : Larutan Natrium Kloro Asetat, NaCl, Natrium Glikolat, sisa
Larutan NaOH, dan sisa Larutan Asam Siano Asetat pada suhu 363,15
K
Reaktor dilengkapi dengan pendingin mantel yang bertujuan untuk
mencegah kenaikan suhu output yang terlalu tinggi karena reaksinya yang
eksotermis dan mencegah penguapan air.

Panas yang diambil oleh pendingin mantel sebesar 6024949592.17


kJ/jam.

Reaksi yang terjadi didalam R-01 :

ClCH2COOH + NaOH  ClC2H2O2Na + H2O


Mula-mula 41.0881765 34.51406826 175.5378229
Reaksi 32.8705412 32.8705412 32.8705412 32.8705412
Akhir 8.217635299 1.64352706 32.8705412 208.4083641

(dalam kmol)

ClC2H2O2Na + NaOH  C2H3NaO3 + NaCl


Mula-mula 32.8705412 1.64352706
Reaksi 0.386166294 0.386166294 0.386166294 0.386166294
Akhir 32.4843749 1.257360766 0.386166294 0.386166294

(dalam kmol)
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 3
NaOH 33186.5702 0.0000 39672.9113
H2O 2509155.9033 2255142.5897 5697991.8078
ClCH2COOH 0.0000 10255727325.7034 4224941978.2949
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 0.0000 0.0000 1498173.1288
NaOH 0.0000 0.0000 39672.9113
NaCl 0.0000 0.0000 11792.4575
ΔH reaksi 0.0000 0.0000 3385610.0000
Beban Pendingin
0.0000 6024949592.1663
Mantel 0.0000
Total 2542342.4736 10257982468.2931 10260564483.6779
Total Input 10260524810.7666 Total Output 10260564483.6779

2. Heat Exchanger (HE-01)


Pada perhitungan neraca panas Heat Exchanger (HE-01), fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam heat exchanger.
Input : Larutan NaCN dan H2O yang keluar dari Mixer yang bersuhu 303,15 K
Output : Larutan NaCN dan H2O yang keluar dari Mixer yang bersuhu 363,15 K

Panas yang diberikan oleh HE-01 adalah sebesar 911785.3787

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk HE-01 Keluar HE-01
NaCN 638155.9049 773438.0238
H2O 3962214.4568 4738717.7166
Beban HE 911785.3787 0.0000
Total 5512155.7404 5512155.7404
Total Input 5512155.7404 Total Output 5512155.7404

3. Reaktor (R-02)
Pada perhitungan neraca panas Reaktor (R-02), fase tiap komponen berupa cairan
dan tidak terjadi perubahan fase di dalam reaktor.
Asumsi yang digunakan adalah konversi Natrium Kloro Asetat menjadi Natrium
Siano Asetat adalah sebesar 80%.
Input : Larutan NaCN dari Arus 3 serta Larutan Natrium Kloro Asetat, NaCl,
Natrium Glikolat, sisa Larutan NaOH, dan sisa Larutan Asam Siano
Asetat dari Arus 6 pada suhu 363,15 K
Output : Larutan Natrium Siano Asetat dan NaCl, sisa reaktan yang meliputi
Larutan NaCN, Larutan Natrium Kloro Asetat, serta zat-zat yang tidak
bereaksi yang meliputi NaCl, Natrium Glikolat, sisa Larutan NaOH,
dan Larutan Asam Siano Asetat pada suhu 363,15 K
Reaktor dilengkapi dengan pendingin mantel yang bertujuan untuk
mencegah kenaikan suhu output yang terlalu tinggi karena reaksinya yang
eksotermis dan mencegah penguapan air.

Panas yang diambil oleh pendingin mantel sebesar 23375343.83


kJ/jam.

Reaksi yang terjadi didalam R-02 :

ClC2H2O2Na + NaCN  CNC2H2O2Na + NaCl


Mula-mula 32.4844 27.2869
Reaksi 25.9875 25.9875 25.9875 25.9875
Akhir 6.4969 1.2994 25.9875 25.9875

(dalam kmol)

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 3 Arus 6 Arus 7
NaCN 773438.0238 0.0000 36724.1996
H2O 5697991.8078 4738717.7166 10405493.4894
ClCH2COOH 0.0000 4224941978.2949 4178581788.9365
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 0.0000 1498173.1288 298809.1702
NaOH 0.0000 39672.9113 39565.1258
NaCl 0.0000 11792.4575 803430.9307
CH2CNCOONa 0.0000 0.0000 1403354.9121
Panas Reaksi 0.0000 0.0000 22757253.7500
Beban Pendingin Mantel 0.0000 0.0000 23375343.8263
Total 6471429.8316 4231230334.5091 4237701764.3407
Total Input 4237701764.3407 Total Output 4237701764.3407
4. Vaporizer (VAP-01)
Pada perhitungan neraca panas Vaporizer (VAP-01), terjadi perubahan fase dari
cairan menjadi uap pada komponen Natrium Siano Asetat dan Air. Sedangkan
pada komponen lainnya tidak terjadi perubahan fase dari cairan.
Asumsi yang digunakan adalah semua Natrium Siano Asetat dan hampir seluruh
Air pada larutan teruapkan. Sehingga diambil asumsi bahwa Air yang tidak
teruapkan sangat sedikit dan dianggap bernilai 0 kg/jam.
Input : Larutan Natrium Siano Asetat dan NaCl, sisa reaktan yang meliputi
Larutan NaCN, Larutan Natrium Kloro Asetat, serta zat-zat yang tidak
bereaksi yang meliputi NaCl, Natrium Glikolat, sisa Larutan NaOH,
dan Larutan Asam Siano Asetat yang bersuhu 363,15 K.
Output : Campuran uap Natrium Siano Asetat dan Air, serta zat-zat yang tidak
teruapkan yang meliputi Larutan NaCl, Larutan NaCN, Larutan
Natrium Kloro Asetat, Larutan Natrium Glikolat, Larutan NaOH, dan
Larutan Asam Siano Asetat yang bersuhu 381,15 K.
Panas yang diberikan oleh Vaporizer adalah sebesar 547398491.0464
kJ/jam.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9
NaCN 36724.1996 0.0000 37910.1096
H2O 10405493.4894 10755506.7387 0.0000
ClCH2COOH 4178581788.9365 0.0000 4710055366.7740
CH2OHCOONa 0.0000 0.0000 0.0000
ClCH2COONa 298809.1702 0.0000 307889.0069
NaOH 39565.1258 0.0000 40750.1413
NaCl 803430.9307 0.0000 824799.9156
CH2CNCOONa 1403354.9121 1445998.2935 0.0000
Panas laten 0.0000 0.0000 15499436.8312
Beban Vaporizer 547398491.0464 0.0000 0.0000
Total 4738967657.8108 12201505.0322 4726766152.7786
Total Input 4738967657.8108 Total Output 4738967657.8108

5. Kondenser (CD-1)
Pada perhitungan neraca panas Kondenser (CD-1), terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cairan pada tiap komponen.
Input : Campuran uap Natrium Siano Asetat dan Air yang bersuhu 381 K.
Output : Larutan Natrium Siano Asetat yang bersuhu 303 K.
Panas yang diambil oleh Kondenser adalah sebesar 17799797.7810
kJ/jam.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk CD-1 Keluar CD-1
CH2CNCOONa 1445998.2935 1174631.3215
H2O 10755506.7387 8726512.7609
Panas laten 15499436.8312 0.0000
Beban Kondenser 0.0000 17799797.7810
Total 27700941.8634 27700941.8634
Total Input 27700941.8634 Total Output 27700941.8634

6. Acidification Chamber
Pada perhitungan neraca panas Acidification Chamber, fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam chamber.
Asumsi yang digunakan adalah konversi Natrium Siano Asetat yang menjadi
Asam Siano Asetat adalah sebesar 90%.
Input : Larutan Natrium Siano Asetat dari Arus 8 dan H2SO4 dari Arus 10
yang bersuhu 303 K.
Output : Larutan Asam Siano Asetat dan Na2SO4 serta zat-zat sisa yang tidak
bereaksi yang meliputi Larutan Natrium Siano Asetat dan H2SO4 yang
bersuhu 303 K.
Reaktor dilengkapi dengan pemanas mantel karena reaksinya yang
endotermis.
Panas yang diberikan oleh pemanas mantel adalah sebesar
110436602.0473 kJ/jam.
Reaksi yang terjadi pada Acidification Chamber :

2 (CNC2H2O2Na) + H2SO4  2 (C3H3NO2) + Na2SO4


Mula-mula 25.9875 12.2791
Reaksi 23.3887 11.6944 23.3887 11.6944
Akhir 2.5987 0.5847 23.3887 11.6944
(dalam kmol/jam)
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
Komponen Arus 8 Arus 10 Arus 11
CH2CNCOONa 1174631.3215 0.0000 12571548.0837
CH2CNCOOH 0.0000 0.0000 98699510.9542
H2O 8695434.3956 31078.3654 8757702.2196
H2SO4 0.0000 523424.2766 24924.9490
Na2SO4 0.0000 0.0000 807484.1999
Panas Reaksi 0.0000 0.0000 0.0000
Beban Pemanas Mantel 0.0000 110436602.0473 0.0000
Total 9870065.7171 110991104.6893 120861170.4064
Total Input 120861170.4064 Total Output 120861170.4064

7. Kondenser (CD-2)
Pada perhitungan neraca panas Kondenser (CD-2), terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cairan pada komponen Metil Etil Keton. Sedangkan pada
komponen lainnya tidak terjadi perubahan fase dari cairan.
Asumsi yang digunakan adalah
Input : Hasil atas Menara Distilasi yang meliputi uap Metil Etil Keton, sedikit
Air, dan sedikit Asam Siano Asetat yang bersuhu 353 K.
Output : Cairan Metil Etil Keton, Air, dan Asam Siano Asetat yang bersuhu
349 K.

Panas yang diambil oleh Kondenser adalah sebesar 1509866.8096


kJ/jam
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
Komponen Masuk CD-2 Keluar CD-2
C4H8O 2778722.4947 2729824.2050
H2O 7857.3039 7764.3304
CH2CNCOOH 8461.8530 8365.9680
Panas Laten 1460779.6614 0.0000
Beban kondenser 0.0000 1509866.8096
Total 4255821.3131 4255821.3131
Total Input 4255821.3131 Total Output 4255821.3131

8. Reboiler (RB-01)
Pada perhitungan neraca panas Reboiler (RB-01), terjadi perubahan fase dari
cairan menjadi uap pada tiap komponen.
Input : Asam Siano Asetat, Air, dan sedikit Metil Etil Keton yang bersuhu 373
K
Output : Sebagian uap campuran Asam Siano Asetat, Air, dan sedikit Metil Etil
Keton yang masuk kembali ke Menara Distilasi dan campuran cairan
Asam Siano Asetat yang merupakan produk yang perlu diturunkan
suhunya dahulu menggunakan HE-02 yang bersuhu 381 K.
Panas yang harus diberikan oleh Reboiler adalah sebesar 465675.9730
kJ/jam.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk RB-01 Keluar RB-01
CH2CNCOOH 21980.8152 1322267.2514
H2O 2050843.6472 1214986.7569
C4H8O 2050.7322 3315.3854
Panas Laten 18.2262 0.0000
Beban Reboiler 465675.9730 0.0000
Total 2540569.3937 2540569.3937
Total Input 2540569.3937 Total Output 2540569.3937

9. Heat Exchanger (HE-02)


Pada perhitungan neraca panas Heat Exchanger (HE-02), fase tiap komponen
berupa cairan dan tidak terjadi perubahan fase di dalam heat exchanger.
Input : Campuran cairan Asam Siano Asetat, Air, dan sedikit Metil Etil Keton
yang bersuhu 381 K
Output : Campuran cairan Asam Siano Asetat, Air, dan sedikit Metil Etil
Keton yang bersuhu 303 K
Panas yang harus diambil oleh Heat Exchanger adalah sebesar
525210.8412 kJ/jam.

INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)


Komponen Masuk HE-02 Keluar HE-02
CNC2H2O2H 1297744.0465 1032064.1629
H2O 1214988.0399 962138.0675
C4H8O 22723.6366 16042.6514
Beban HE (pendingin) 0.0000 525210.8412
Total 2535455.7230 2535455.7230
Total Input 2535455.7230 Total Output 2535455.7230

You might also like