Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai kebutuhan paling kesehatan secara adil dan merata. Hal
mendasar bagi setiap manusia merupakan tersebut dijelaskan pada Pasal 4 Undang-
faktor penting dalam pembangunan nasional. Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Untuk itu, pemerintah telah melakukan Kesehatan (selanjutnya disebut UU
berbagai upaya untuk meningkatkan derajat Kesehatan) yang menyatakan bahwa: ”Setiap
kesehatan masyarakat dengan pemenuhan orang mempunyai hak dalam memperoleh
fasilitas kesehatan dan pemberian pelayanan
44
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, memahami isi informasi mengenai tindakan
dan terjangkau”.1 yang akan diberikan. 6
Pengertian rumah sakit dalam Undang- Informed consent merupakan salah
Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang satu dasar pertimbangan para dokter dalam
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan mengambil tindakan medik untuk
kesehatan yang menyelenggarakan menyelamatkan nyawa pasiennya, sesuai
pelayanan kesehatan perorangan secara Peraturan Menteri Kesehatan Republik
paripurna yang menyediakan pelayanan Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
yang salah satu tujuannya memberikan (selanjutnya disebut Permenkes Pertindok).
perlindungan terhadap keselamatan pasien, Istilah persetujuan tindakan kedokteran itu
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sendiri terdapat pada Pasal 1 angka 1
sumber daya manusia di rumah sakit dengan peraturan tersebut yang berbunyi:
terus meningkatkan mutu dan “Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
mempertahankan standar pelayanan rumah keluarga terdekat setelah mendapat
sakit.3 penjelasan secara lengkap mengenai
Dalam upaya peningkatan mutu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
pelayanan, rumah sakit di Indonesiawajib yang akan dilakukan terhadap pasien”. 7
melakukan akreditasi secara berkala minimal RSUD Kota Semarang merupakan
3 (tiga) tahun sekali yang dijabarkan dalam rumah sakit yang dalam melaksanakan
Pasal 40 Undang-Undang No. 44 Tahun pelayanan kesehatan terhadap para
2009 tentang Rumah Sakit. Standar pasiennya juga melakukan prosedur
akreditasi terbaru terdiri dari 4 (empat) persetujuan tindakan kedokteran.
kelompok standar dan sasaran yangsalah Berdasarkan studi pendahuluan yang
satunya adalah kelompok standar pelayanan dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
berfokus pada pasien.Yang tergolong dalam RSUD Kota Semarang akan melaksanakan
kelompok ini diantaranya adalah hak pasien akreditasi KARS di akhir tahun 2015 menuju
dankeluarga. Dalam hal ini pasien maupun rumah sakit tingkat paripurna yang beberapa
keluarga berhak mendapat informasiyang elemen penilaiannnya berkaitan dengan
meliputi diagnosis dan tata cara tindakan penerapan informed consent. Hasil survei
medis, tujuan tindakan medis,alternatif pendahuluan terkait pelaksanaan informed
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin consent diketahui bahwa pihak RSUD Kota
terjadi, dan prognosisterhadap tindakan yang Semarang telah mengeluarkan prosedur
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan tetap (protap) terkait pelaksanaan informed
sertamemberikan persetujuan atau menolak consent, namun masih terdapat dokter
atas tindakan yang akan dilakukanoleh spesialis di Instalasi Bedah Sentral yang
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang belum patuh melaksanakan informed consent
diderita dirinya sendirimaupun keluarganya.5 sesuai prosedur dimana terlihat sebagian
Persetujuan atas dasar informasi yang besar formulir informed consent yang tidak
telah diberikan dikenal dengan istilah diisi dengan lengkap dan singkatnya
informed consent. Informed consent pemberian informasi terhadap pasien,
merupakan alat untuk menentukan nasib sehingga dirasakan kurang jelas oleh pasien.
pasien sendiri dalam tindakan kedokteran Berdasarkan uraian di atas diketahui
Oleh karena itu pasien hanya dapat masih terdapat masalah dalam pelaksanaan
memberikan persetujuan secara nyata informed consent. Tujuan dari penelitian ini
apabila pasien dapat menerima dan adalah untuk menjelaskan pelaksanaan
persetujuan tindakan kedokteran (informed
45
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dasarnya telah diatur dalam peraturan beberapa dokter yang belum mengetahui
terkait informed consent dan dapat adanya prosedur tetap informed consent,
dijadikan sebagai perlindungan hukum jika dikarenakan sosialisasi prosedur tersebut
dilakukan dengan benar. Seharusnya jika belum diadakan kembali setelah sekian
dokter menyatakan sikap setuju terkait lama.Sedangkan untuk monitoring dan
ketentuan hukum dan penerapan informed sanksi yang diberikan rumah sakit masih
consent, maka setiap dokter cenderung sebatas pengecekan kelengkapan lembar
untuk menjalankankewajiban informed informed consent dan memberi sanksi
consent-nya dengan baik ataudengan kata untuk melengkapi lembar informed
lain menimbulkan kepatuhandalam consent.Hal tersebut dapat menyebabkan
pelaksanaan informed consent. Untuk itu kurangnya kepatuhan dan rasa tanggung
diperlukan kesadaran dokter untuk jawab dokter dalam melaksanakan
melaksanakan informed consent sesuai informed consent.Untuk itu perlu
peraturan prosedur yang ada dan dikembangkan kebijakan organisasi untuk
melengkapi formulir untuk melindungi dari meningkatkan kepatuhan dokter dalam
hal yang tidak diinginkan dikemudian hari melaksanakaninformed consent, dan
seperti tuntutan dari pasien maupun mengembangan monitoring dan sanksi
tuduhan malapraktek. pelaksanaan informed consent. Peran
manajemen juga diperlukan untuk
3. Kebijakan Organisasi Rumah Sakit melengkapi prosedur tetap yang sudah
terkait Informed Consent ada agar sesuai dengan undang-undang
Berdasarkan hasil penelitian, dan standar penilaian akreditasi rumah
pengaruh kebijakan organisasi dari rumah sakit. Selain itu perlu diadakan sosialisasi
sakit sangat besar pengaruhnya terhadap kebijakan organisasi prosedur tetap,
kepatuhan dan tanggung jawab dokter monitoring dan sanksi informed consent
dalam melaksankan informed consent. untuk meningkatkan kepatuhan dokter
Seperti penerapan prosedur tetap yang dalam pelaksanaan informed consent.
bertujuan agar dokter bekerja sesuai
dengan prosedur dan alur kerja yang 4. Pelaksanaan Informed Consent
semestinya dalam hal ini adalah
Berdasarkan hasil analisis di atas
pelaksanaan informed consent. Selain
kepatuhan dokter dalam pelaksanaan
prosedur tetap juga terdapat monitoring
informed consent belum maksimal. Dokter
dan sanksi yang diterapkan rumah sakit
dalam memberikan isi penjelasan kepada
untuk mengevaluasi pelaksanaan
pasien hanya secara garis besarnya saja
informed consent dan untuk meningkatkan
dan penjelasan lebih lengkap dilakukan
kepatuhan dan tanggung jawab dokter
oleh perawat. Begitu pula dengan
dalam melaksanakan informed
permintaan persetujuan kepada pasien
consentsesuai prosedur tetap yang ada.
yang seharusnya dilakukan oleh dokter,
Namun pada kenyataannya masih
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
terdapat pengaturan di dalam prosedur
perawat. Selanjutnya, masih terdapat
yang ditetapkan oleh rumah sakit yang
beberapa dokter yang lalai melaksanakan
belum sesuai dengan undang-undang dan
kewajibannya melengkapi lembar informed
standar akrediatsi rumah sakit, sehingga
consent dengan alasan keterbatasan
dokter dalam melaksanakan informed
waktu dan padatnya jadwal dokter.
consent belum sesuai dengan peraturan
Kaitannya dengan singkatnya waktu dan
perundang-undangan dan standar
padatnya jadwal dokter, informed consent
pelayanan yang ada. Masih terdapat juga
47
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
48
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
jawab
e. Tanda tangan saksi I 93 93 7 7 100 100
f. Nama jelas saksi I 83 83 17 17 100 100
g. Tanda tangan saksi II 87 87 13 13 100 100
h. Nama jelas saksi II 77 77 23 23 100 100
49
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm