You are on page 1of 19

SAP 1 (PENELITIAN ILMIAH)

1. Ilmu pengetahuan, seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pendekatan Ilmiah (Deduktif, Induktif)

Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala
tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
pendekatan deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala.

Contoh Deduktif : jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun
ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll.
pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll. artinya
sudah disiapkan semua tinggal cari data.

Pendekatan Induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat umum.

Dalam hal ini pendekatan induktif merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif. Untuk
turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih
tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik
generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses
untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Contoh Induktif : bisa jadi langsung ke lapangan untuk wawancara secara mengalir (contoh
penelitian tentang konflik pilkada di desa X) artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi
menggunakan interview guide dan biasanya jenis pertanyaan terbuka dan di lapangan bisa
berkembang.

2. Pendekatan non ilmiah

Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas,
pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (Trial and Error), metode a priori dan
sebagainya.

1. Pendapat Otoritas

Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh
pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam
suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu
dipandang benar.

Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang
mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah
membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari
adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya
dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya
bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri
teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang
memiliki wewenang.

2. Pengalaman

Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan


pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-
pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak
kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan
berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan
tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak
cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh
pujian dan ganjaran dari orang tuanya.
Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis
bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang
besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang
dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak
berharga.

3. Penemuan Coba-coba ( Trial and Error )

Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna,
Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah
apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia
mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara
kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang
berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan
seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati
dan terkendali.

Penemuan coba-coba ( trial and error ) di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu
kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan
serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan
masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba.
Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.

4. d Metode A Priori

Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat
mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung ( didapat dengan cepat tanpa proses
dan pemikiran yang matang. ) Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut
semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman.
3. Cara berfikir ilmiah

Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia
mengandung kebenaran secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji
kebenarannya dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah :

1. Merumuskan masalah.

2. Merumuskan hipotesis.

3. Mengumpulkan data.

4. Menguji hipotesis.

5. Merumuskan kesimpulan.

Penjelasan :

1) Merumuskan Masalah : berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan


kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan
orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya,
menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah
sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan
mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

2) Merumuskan Hipotesis : hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang
masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode
ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan
hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode
ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data
sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan
berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3) Mengumpulkan Data : pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari
tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di
lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data
memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian
hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang
dikumpulkan.

4) Menguji Hipotesis: sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban


sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya
merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji
hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau
menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti
harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi
yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang
batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

5) Merumuskan Kesimpulan : langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah
metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus
bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan
ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan
untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun
dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan
temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.

4. Definisi riset,

Riset adalah suatu penyelidikan, pemeriksaan, pencermatan, percobaan yang membutuhkan


ketelitian dengan menggunakan metode/ kaidah tertentu untuk memperoleh suatu hasil dengan
tujuan tertentu.
Kegiatan Riset/ Research meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah.Riset/
penelitian merupakan kegiatan dalam koridor keilmiahan yang harus sesuai dengan bidang
akademika keilmuan.
Riset merupakan suatu kegiatan yang didasarkan pada objek pembahasan tertentu, kajian yang
berlatar belakang keilmuan dari objek tersebut, penggunaan fakta sebagai dasar kajian,
penggunaan metode ataupun teknik-teknik tertentu, terdapat hasil yang mempunyai dasar &
terkaji, diperoleh dari kesimpulan akhir

5. Pentingnya metodologi penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam mencari dan mendapatkan data. Serta memiliki
kaitan dengan prosedur dalam melakukan penelitian dan teknis penelitian.

Manfaat metodologi penelitian

1. Mampu menyusun karya tulis yang baik, bisa dalam bentuk paper, skripsi, dan
beberapa karya ilmiah.

2. Memahami tujuan penting dari riset atau penelitian. Sehingga dapat menyusun
keputusan dengan tepat.

3. Mampu menilai hasil penelitian yang telah ada. Seperti untuk mengukur
kebenaran dari hasil penelitian.

6. Penelitian kuantitatif dan kualitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering
juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode
ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,
empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas
itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan
reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal
yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam
penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah
teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).

Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable
dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka
yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif
matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum
di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah
tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi
dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi
tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang
umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan
pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut
“sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan
yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif
tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan
menguji teori-teori yang timbul.

Sedangkan metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum
lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post
positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode
penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.

Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor
(1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode
kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada
aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan
untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis
mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena
metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya.

Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang
dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan)
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, dll), foto-foto, film,
rekaman video, benda-benda, dan lain-lainyang dapat memperkaya data primer.

Dengan demikian menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan
yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang
diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau
bendanya. Sumber data tersebutpun harusnya asli, namun apabila yang asli susah didapat, maka
fotocopy atau tiruan tidak terlalu jadi masalah, selama dapat diperoleh bukti pengesahan yang
kuat kedududkannya. Sumber data penelitian kualitatif secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu manusia dan yang bukan manusia. Namun ketika peneliti memilih manusia
sebagai subjek harus tetap mewaspadai bahwa manusia mempunyai pikiran, perasaan, kehendak,
dan kepentingan. Meskipun peneliti sudah memilih secara cermat, sudah merasa menyatu dalam
kehidupan bersama beberapa lama, tetap harus mewaspadai bahwa mereka juga bisa berfikir dan
mempertimbangkan kepentingan pribadi. Mungkin ada kalanya berbohong sedikit dan
menyembunyikan hal-hal yang dianggap dapat merugikan dirinya, dalam hal ini peneliti harus
lebih pandai mengorek informasi menyembunyikan perasaan. Dengan demikian mungkin data
yang akan diperoleh lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Sehubungan dengan pengumpulan data tersebut Bogdan & Biklen (1982) mengatakan bahwa
dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya, karena penelitian
kualitatif adalah studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat bergantung pada kedudukan
peneliti. Dengan demikian peneliti berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama
(Moleong 1998). Begitu penting dan keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap
permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat dikatakan bahwa peneliti melekat erat dengan
subjek penelitian. Jadi tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori
substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

7. Etika dalam penelitian

1. Kejujuran

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur
penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai
pekerjaan Anda.

2. Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi


data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.

3. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan selalu
menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan

4. Ketelitian

Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur catat
pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di mana
pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau
agen publikasi lainnya.

5. Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka
terhadap kritik dan ide-ide baru
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan
data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan nara
sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan
plagiasi.

7. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)

Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang
oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data
tersebut.

8. Publikasi yang terpercaya

Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke pelbagai media


(jurnal, seminar).

9. Pembinaan yang konstruktif

Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti


pemula.Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang
berkualits.

10. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja

Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian
dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar
ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis
kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya ontribusi anggota tim dalam
penelitian.

11. Tanggung Jawab Sosial

Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat, meningkatkan taraf


hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga
bertanggung jawab melakukan pendampingan nagi masyarakat yang ingin
mengaplikasikan hasil penelitian Anda
12. Tidak melakukan Diskriminasi

Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan
jenis elamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kompetensi dan integritas ilmiah.

13. Kompetensi

Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran


seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.

14. Legalitas

Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait dengan
penelitian Anda.

15. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik

Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik
mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.

16. Mengutamakan keselamatan Manusia

Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang
dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkan pencegahan dan
pengobatan bila sampel Anda menderita efek egatif penelitian.

SAP 2 (JENIS-JENIS PENELITIAN)

1. Penelitian menurut tujuan,

Menurut tujuannya penelitian dapat dibedakan menjadi:

Penelitian Murni (basic research) adalah yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau
mengetahui konsep tertentu secara mendalam. Penelitian dasar lebih banyak dilakukan di
laboratorium
Penelitian Terapan (applied research) adalah penelitian yang menggunakan teori untuk
memecahkan masaiah tertentu.

2. Penelitian menurut metode

Menurut Metodenya penelitian dapat dibedakan menjadi:

Penelitian Historis atau penelitian sejarah adalah kegiatan penelitian yang difokuskan
untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah lalu. Tujuan
penelitian historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak,
atau perekmbangan dari kejadian yang telah laiu yang dapat dipergunakan untuk
menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Contohnya penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban masyarakat
tertentu, penelitian tentang mengapa suatu produk dimasa laiu menjadi andalan.

Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian survey
umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam. Jika sampel yang diambil adalah representatif maka generalisasinya kuat.
Contoh penelitian tentang kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpinnya,
penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian
tentang kecenderungan konsumem dalam memilih suatu jenis produk.

Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristivva yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab
timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian
dalam penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Contohnya penelitian untuk
mengungkap sebab terjadinya kerusuhan disuatu daerah, penelitian tentang sebab
terjadinya banyak siswa yang tidak lulus ujian, penelitian tentang sebab banyaknya
produk yang tidak terjual.

Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel


tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat
bentuk eksperimen yaitu pre experimenta:, true experimental, factorial, dan quasi
experimental. Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode mengajar A
terhadap hasil belajar siswa, penelitian tentang pengaruh metode promosi terhadap
jumlah penjualan, dan lain-lain.

Penelitian Evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan dapat


memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari
dua atau Iebih alternatif tindakan. Jadi penelitian evaluasi adalah penelitian yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan. Contoh penelitian tentang efektivitas
pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan link and match, dan lain-
lain.

Penelitian Pengembangan (research development) adalah merupakan penelitian untuk


mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih balk. Tujuan penelitian
pengembangan bukan untuk memformulasi atau menguji hipotesis, melainkan untuk
mendapatkan produk baru atau proses baru. Contoh penelitian tentang kemungkinan
mengembang-kan produk A menjadi produk A plus.

Penelitian Tindakan (action research) adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri yang
dilakukan oleh para partisipan misalnya guru, siswa atau kepala sekolah, dalam situasi-
situasi sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan
masalah melalui aplikasi metode ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu
pengetahuan. Contoh penelitian tentang mencari mengajar yang paling tepat untuk siswa
kelas ii SMA, penelitian tentang prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat.

Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk kondisi obyektif alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secar.-a triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan
makna, bukan generalisasi. Contoh penelitian tentang makna upacara ritual dari
kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan faktorfaktor penyebab
terjadinya korupsi, dan lain-lain.

Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan


kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau para
pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalahmasalah sosial yang
mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasi-kan kepada pengambil keputusan.
Contoh penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan, penelitian untuk
mengembangkan struktur organisasi, dan lain-lain.

3. Penelitian menurut tingkat eksplanasi

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain. Contoh: penelitian yang
berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia, bagaimanakah etos kerja
dan prestasi kerja para karyawan di departemen x.

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh:


adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah perbedaan
kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU.

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua
variable atau lebih.

Contoh: adakah hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, adakah pengaruh
insentif terhadap prestasi kerja pegawai.

4. Penelitian menurut jenis data dari analisis

Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang
berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang
berbentuk angka atau data yang diangkakan

5. Macam-macam data penelitian

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan
gambar.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara
trepisah, secara diskrit atau kategori.

Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil
pengukuran.

Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.

Rasio adalah data yang jaraknya sama.

Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

6. Penelitian dan pengambilan keputusan

Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16). Pengertian atau
definisi penelitian bisnis secara khusus juga dikemukakan. Mereka mengatakan bahwa
penelitian bisnis adalah suatu proses sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan,
analisis data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5). Suatu
penelitian sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis
(Cooper & Emory, 1995: 11).

Berdasarkan beberapa definisi penelitian yang diungkapkan sebelumnya dapat diambil


kesimpulan bahwa penelitian bisnis merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan,
dan analisis data yang sistematis untuk pengambilan kesimpulan yang objektif dalam
rangka membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perhatian utama dalam
penelitian bisnis adalah proses perubahan pembuatan keputusan yang selama ini
dilakukan berdasarkan intuisi menjadi pengambilan keputusan yang berdasarkan pada
proses investigasi yang dilakukan secara sistematis dan objektif.

6.1 Proses Berpikir


Penelitian digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu teka-teki. Bagi
seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang dapat diatasi atau
diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita melakukan penalaran dengan tingkat
keberhasilan yang berbeda dan mengkomunikasikan pengertian itu dalam bahasa sehari-
hari, atau dalam kasus-kasus khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian
pengertian itu melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi. Eksposisi terdiri dari
pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan mempunyai alasan-alasan.
Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengartikan, membela, menantang,
dan menjajaki pengertian yang disampaikan. Hasil penelitian harus dijelaskan dengan
argumen yang dapat diterima. Ada dua jenis bentuk argumen yang sangat penting dalam
penelitian yaitu deduksi (deduction) dan induksi (induction).

6.2 Deduksi

Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan


yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan
cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan
kesimpulan berdasarkan alasanalasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan
menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut
metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif
(deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif (scientific). Deduksi dikatakan tepat jika premis (alasan) dan
konklusi benar dan sahih, hal ini berarti:

1. Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan

kenyataan (benar).

2. Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya (sahih).

Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan


deduksi:

· Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat


membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).

· Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian (Premis
2).

· Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik
(konklusi).

Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi
dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid.
Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat
diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan
metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan
konklusinya ditolak.

6.3 Induksi

Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan


hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi
sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan
konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data
yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction
process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya
disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi
mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi
langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada
penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi merupakan proses
berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan
menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.

Contoh:

Teguh seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Medan. Hasil penjualan


pelumas di Medan paling rendah di antara kota yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat
menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa masalahnya adalah Rudi kurang aktif
dalam melakukan promosi. Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas
dasar bukti-bukti lain, seperti:

· Kemampuan menjual Teguh rendah sehingga efektivitas penjualan menurun.

· Daerah pemasaran Teguh tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah
lain.

· Teguh kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk pelumas.

· Pesaing di wilayahnya mampu memberi informasi tentang kelebihan produk


mereka sehingga konsumen lebih memilih membeli produk pesaing.

Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Teguh . Dalam
hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas
peneliti adalah menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.

Daftar pustaka

http://larapatiwissang.blogspot.com/2013/03/metode-berfikir-ilmiah-dan-metode.html

https://omdermanus.wordpress.com/2011/05/09/riset-definisi-ruang-lingkup-karateristiknya/

http://deticahyati11.blogspot.com/2013/03/metodologi-penelitian.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/

https://amierkamboja88.wordpress.com/2010/04/27/jenis-penelitian-menurut-metodenya/

http://henrich27.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-metode-penelitian.html

You might also like