You are on page 1of 22

A.

KEBUTUHAN GIZI DAN NUTRISI ANAK USIA DI BAWAH 5 TAHUN


(Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009)

Energi
1. Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka
untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka
2. Tubuh mendapatkan energi terutama dari lemak dan karbohidrat tetapi juga
beberapa dari protein
Asupan Kalori
1. Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan
bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori
setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada
makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.
Protein
1. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan
jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan
yang bekerja unutkmelindungi tubuh si kecil.
2. Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak daripada
orang dewasa.
3. Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang
mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor
untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya. Protein
bisa didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir,
daging 2 ons dan sebagainya.
4. Sumber protein ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan
5. Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
6. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar
vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
Lemak
1. Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak
esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh
2. Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarukan vitamin larut lemak
seperti vitamin A, D, E dan K.
3. Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena
tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, Anjuran makanan sehat untuk
anak usia lebih dari 5 tahun adalah asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari
35% dari total energi.
4. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging,
ikan, minyak nabati.
Karbohidrat
1. Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan
2. Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan
sayuran akar
3. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi anak. Hampir separuh dari energi
yang dibutuhkan seorang anak sebaiknya berasal dari sumber makanan kaya
karbahidrat seperti roti, seral, nasi, mi, kentang.
4. Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun keatas antara 50-60%
5. Anak-anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus dibatasi.
6. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai energi
utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar dikarnakan
karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga
membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi
kentang, roti, sereal, kentang, atau mi.
7. Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian.
8. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan
atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
Serat
1. Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam
usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta gangguan usus lainnya.
2. Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang,
menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak diberikan
berlebih
Vitamin dan Mineral
1. Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh
2. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi
3. Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan
memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan
jumlah yang cukup dari semua zat gizi
4. Ada beberapa pertimbangan pemberian zat gizi untuk diingat, seperti pentingnya
zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.
Zat besi
1. Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita
harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau
minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu makanan
yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
Kalsium
1. Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan
tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum
secara teratur.
Kebutuhan nutrisi harian anak usia 1-3 tahun
(1000 kkal)

Nutrisi Kebutuhan/Hari Setara dengan….

Vit A 400 ug Wortel (50 gram)


Vit D 200 IU Susu (470 ml atau 2 cangkir)
Vit K 15 ug 2 tangkai asparagus (20 gram)
Vit B1 (Thiamin) 0,5 mg Kentang rebus (150 gram)
Vit B2 (Riboflavi) 0,5 mg Telur rebus (55 gram)
Vit B3 (Niacin) 6 mg Dada ayam (50 gram)
Vit B6 (piridoksin) 0,5 ug Fillet salmon (90 gram)
Vit B12 0,9 ug 1 butir telur rebus
Asam Folat 150 ug 3 kuntum brokoli (35 gram)
Kalsium 500 mg Susu (290 ml)
Magnesium 60 mg 1 mangkuk buah labu (245 gram)

Zat Besi 8 mg Daging sapi (170 gram)


Zinc 7 mg Kacang tanah (100 gram)
Selenium 17 ug Tuna (20 gram)
Natrium 0,8 g Garam (1/2 sendok teh)

B. PENCEGAHAN KECELAKAAN

UMUR 1- 2 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN:

1. Berjalan
2. Berlari
3. Naik Tangga
4. Mengeksplorasi Rumah Dan Sekitarnya
5. Memasukkan Benda Apa Saja Kedlm Mulut
6. Tidak Berdaya Dalam Air

JENIS CEDERA

1. Jatuh
2. Kecelakan kendaraan bermotor (sebagai penumpang)
3. Asfiksia
4. Aspirasi
5. Tenggelam
6. Terbakar (apio,listrik, air panas
7. Keracunan, luka
8. Pencegahan
9. Jendela harus aman
10. Palang di tangga
11. Obat2, bahan beracun, benda tajam, harus tidak terlihat atau terjangkau
12. Tidak di tinggal sendiri
13. Kolam renang diberi pagar
14. Dll
C. ANTICIPATORY GUIDANCE
Pengertian
Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat
terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui
upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui
upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise
kesehatan (Maslow, 1988).
Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu
diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing
anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang
terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberitahukan/upaya bimbingan kepada
orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang
terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.

Tahapan Usia Anticipatory Guidance


(Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan)
a. Usia 6 (enam) bulan pertama
1) Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya,
terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah
melahirkan.
2) Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang
mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi
mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan.
3) Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan
adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
4) Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang
tuanya.
5) Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi
lingkungan.
6) Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan
perkembangan bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon
social anak misalnya dengan tertawa/tersenyum.
7) Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan
bagi bayi misalnya imunisasi.
8) Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat.

b. Usia 6 (enam) bulan kedua


1) Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang
belum dikenal (stranger anxiety).
2) Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan
ibunya serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak
tersebut.
3) Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan
semakin meningkatnya mobilitas (pergerakan si bayi).
4) Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata
daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil,
gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya.
5) Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika
bayinya berkelakuan baik dari pada ketika ia menangis.
6) Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik
dan rasa ingin tahu bayi meningkat.
7) Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan
pengganti ibu yang menyusui.
8) Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan.
9) Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.
Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun)
a. Usia 12-18 bulan
1) Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toodler terutama negativism.
2) Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta
peningkatan asupan makanan padat.
3) Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang
disukai.
4) Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan
penyebab utama gigi berlubang.
5) Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.
6) Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan
negativism, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan
disiplin yang sesuai.
7) Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan
anak.
D. SEX EDUCATION
1. Pengertian anak
Terhadap definisi anak terkait dengan batasan umur, ditemukan banyak literatur
yang memberi batasan umur anak yang berbeda-beda. Dalam hal ini dapat
ditelusuri berdasarkan fase-fase perkembangan anak yang menunjukkan
kemampuan atau kecakapan seorang anak untuk bertindak. Hal ini juga
mengakibatkan adanya penafsiran yang mengartikan definisi operasional istilah-
istilah anak dan belum dewasa secara campur aduk. Dengan demikian, ukuran
atau batas umurnya juga berbeda-beda.
a. Menurut Depkes anak dikategorikan umur 0-11 tahun.
b. Menurut WHO anak dikategorikan sebelum umur 18 tahun.
c. IDAI anak dikategorikan sebelum anak berumur 18 tahun dan belum menikah.
d. Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
e. Hurlock anak dikategorikan dalam umur 0-11 tahun.
2. Perkembangan anak
Santrock (2011) dalam tahapan perkembangan anak terbagia atas tiga tahap
yaitu:
a. Perekembangan fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas
sensorik dan keterampilan motorik yang ditandai dengan perubahan pada
tubuh/fisik ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh (Papalia dan
Olds, 2001).
b. Perkembangan kognitif.
Menurut Piaget (Papalia dan Olds, 2001) Perkembangan intelegensi/kognitif
adalah perubahan kemampuuan mental seperti belajr, memori, menalar,
berpikir dan bahasa. Salah satu perkembangan anak yang sepenuhnya tidak
dapat ditinggalkan hingga dewasa adalah egosentrime (ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain).
c. Perkembangan sosial emosional.
Hurlock (1995) menjelaskan perkembangan sosial sebagai perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang meliputi :
1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial 2) memainkan peran
sosial yang dapat diterima, dan 3) menunjukkan sikap sosial yang tepat.
Perkembangan emosi merupakan perkembangan terkait dengan perasaan
yang ada dalam diri seseorang yang bersifat kompleks yang menyertai dan
muncul sebelum atau sesudah perilaku.
3. Perkembangan Psikoseksual pada anak.
Mengacu pada pendapat Sigmund Freud yang dikenal dengan teori
psikoanalisisnya, perkembangan psikoseksual terbagi menjadi empat fase
yaitu:
a. Fase oral
Berlangsung dari lahir sampai usia 2 tahun. Anak mendapatkan
kenikmatan melalui mulutnya. Itu terlihat saat anak menyusu pada
puting payudara ibunya maupun memasukkan segala sesuatu ke
mulutnya.
b. Fase muskuler
Berlangsung dari usia 2 sampai 3 tahun atau paling telat di usia 4
tahun. Pusat kenikmatan anak berpindah ke otot; ditandai dengan
kesenangan dipeluk, memeluk, mencubit, atau ditimang-timang.

c. Fase anal uretral


Berlangsung dari usia 3 atau 4 sampai dengan 5 tahun. Pusat kenikmatan
anak terletak pada anus/dubur dan saluran kencing. Jadi wajar bila si anak
suka menahan BAB (buang air besar) atau BAK (buang air kecil).
d. Fase genital.
Berlangsung dari usia 5 sampai 7 tahun. Pusat kenikmatan dirasakan
pada alat kelamin; ditandai dengan senang memegang alat kelaminnya.
Seiring kemampuan berpikirnya yang meningkat, umumnya muncul rasa
ingin tahunya akan anggota tubuhnya. Seringkali memperhatikan atau
mempermainkan alat kelamin.
4. Peran Orang tua dalam memberikan pendidikan seks sejak dini.
a. Pendidikan yang diberikan pada usia ( 0-2 tahun )
Banyak orang tua yang berpendapat bahwa pada usia
ini perkembangan seksualitas pada anak masih lama. Pada kenyataanya
perkembangan seksualitas sudah dimulai pada tahun pertama.
Pengenalan yang baik di awal tahun pertamanya menjadi dasar yang
kuat. Ikatan emosional paling awal pada bayi yang dibentuk bersama
orang tua yaitu melalui kontak fisik untuk mengungkapkan cinta dan
kasih sayang mereka. Pada usia ini, anak mulai tertarik akan alat
kelaminya. Kepedulian ini dikenal sebagai identitas kelamin. Anak mulai
memahami perbedaan alat kelamin perempuan dan laki-laki. Pada
usia ini pula anak mulai menghubungkan perilaku tertentu dengan
jenis kelamin yang disebut aturan kelamin. Pendidikan seks diberikan
pada usia di bawah dua tahun ini orang tua mulai mengajarkan cara
membuang air yang baik pada anak laki-laki dan perempuan.
E. IMUNISASI
1. Definisi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka
terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebaln pasif dan kekebalan aktif.
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh tubuh itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG 28 hari, sedangkan waktu paruh
immunoglobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan aktif adalah kekebalan
yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada
imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung lebih
lama daripada kekebalan pasif karena adanya memori imunologi.

2. Macam-macam imunisasi

Berikut ini daftar imunisasi yang dianjurkan oleh IDAI untuk bayi dan
anak

a. Hepatitis B (HepB)

Imunisasi hepatitis B mencegah penyakit hepatitis B, yang merupakan penyakit


liver kronis yang bisa memicu gagal liver dan kanker.

- Waktu pemberian

a) Dosis pertama diberikan sebelum bayi keluar dari rumah sakit setelah lahir.

b) Dosis kedua diberikan antara usia 1 hingga 2 bulan. Bila bayi tidak mendapat
imunisasi hepatitis B di rumah sakit, berarti dibutuhkan 3 dosis pada 0, 1, dan 6
bulan.

c) Dosis terakhir harus diberikan tidak kurang dari usia 24 minggu.

Bila ibu hepatitis B surface antigen (HBsAg) positive, bayi perlu menerima
imunisasi plus hepatitis B immune globulin dalam 12 jam kelahiran lalu menerima
3 dosis vaksin lagi antara usia 9 hingga 18 bulan, kemudian dites untuk HbsAg
dan antibodi HbsAg satu hingga 2 bulan setelah kelengkapan dosis.

- Efek samping

Rasa sakit yang ringan dan rewel

b. Polio

Imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio, yang bila mewabah bisa
membunuh dan melumpuhkan ribuan orang

- Waktu pemberian

Usia 2 bulan

Usia 4 bulan

Usia 6 -18 bulan

Usia 15 -18 bulan

Usia 4 - 6 tahun.

- Efek samping

Kemerahan pada area suntikan, namun reaksi alergi jarang terjadi.

c. BCG (Bacillus Calmette–Guerin)

Imunisasi BCG mencegah bayi atau anak kecil terserang penyakit TBC. Kontak
dengan pengidap TBC membuat bayi dan anak kecil rentan terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis yang jadi penyebab penyakit TBC.

- Waktu pemberian
Imunisasi BCG diberikan pada bayi di bawah usia 2 bulan. Lewat dari usia 2
bulan, bayi disarankan menjalani tes Mantoux untuk mengetahui apakah ada
kuman Mycrobacterium tuberculosis dalam tubuhnya

- Efek samping

Muncul bengkak pada ketiak, leher bagian bawah, atau pangkal paha, tapi akan
sembuh tanpa diobati.

d. Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP)

Imunisasi DTP ini adalah kombinasi vaksin untuk melindungi dari difteri,
tetanus, dan pertusis. Difteri dulunya merupakan penyebab utama penyakit dan
kematian anak. Tetanus adalah penyakit serius yang menyebabkan rasa sakit
pada otot rahang. Sedangkan pertusis juga dikenal sebagai batuk rejan, infeksi
pernafasan yang sangat menular.

- Waktu pemberian

Usia 2 bulan

Usia 4 bulan

Usia 6 bulan

Usia 15 -18 bulan

Usia 4 - 6 tahun.

- Efek samping
Bengkak, kemerahan, demam, atau kehilangan selera makan dalam dua hari
setelah menerima suntikan.

Haemophilus Influenzae Type B Conjugate Vaccine (Hib)

Imunisasi Hib bertujuan mencegah penyakit Hib yang sangat berbahaya. Hib
adalah penyebab meningitis bakteri pada anak. Anak dengan Hib bisa
menderita kerusakan otak permanen atau komplikasi serius seperti
pneumonia.

Waktu pemberian:

Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Usia 12-15 bulan

Efek samping

Demam dan kemerahan pada area suntikan.

Pneumokokus (PCV)
Mencegah Streptococcus pneumoniae, penyakit yang bisa menjadi sangat
serius bahkan memicu kematian. Streptococcus pneumoniae menyebabkan
infeksi darah atau sepsis, infeksi telinga, meningitis, dan pneumonia pada
anak.

Waktu pemberian

Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Usia 12-15 bulan

Efek samping

Demam tingkat rendah dan kemerahan pada area suntik.

Rotavirus

Rotavirus merupakan virus yang menyebar dengan mudah pada bayi dan
anak kecil. Virus bisa menyebabkan diare parah, muntah, demam, dan nyeri
perut. Anak yang terkena penyakit rotavirus bisa mengalami dehidrasi dan
perlu dirawat di rumah sakit.
Imunisasi rotavirus jadi cara terbaik untuk melindungi anak dari penyakit
rotavirus. Kebanyakan anak (9 dari 10 anak) yang menerima imunisasi ini
terlindungi dari penyakit rotavirus yang parah. Sedang sekitar 7 dari 10 anak
akan terlindungi dari penyakit rotavirus. Imunisasi rotavirus diberikan
melalui mulut (oral), bukan dengan injeksi (suntik).

Waktu pemberian

Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan

Di Indonesia terdapat dua jenis vaksin, yaitu vaksin yang diberikan pada usia
dua bulan, empat bulan, dan enam bulan, serta dosis yang diberikan pada
usia 2 dan 4 bulan. Dosis pertama paling efektif bila diberikan sebelum anak
berusia 15 minggu. Anak juga perlu menerima semua dosis imunisasi
rotavirus sebelum berusia 8 bulan.

Efek samping

Imunisasi rotavirus memiliki sejumlah efek samping. Biasanya efek samping


bersifat ringan dan hilang dengan sendirinya. Efek samping serius bisa terjadi
tapi jarang. Kebanyakan anak yang menerima imunisasi rotavirus tidak
menunjukkan efek samping. Tapi ada beberapa efek atau masalah yang
terkait dengan imunisasi rotavirus.

Masalah ringan setelah imunisasi rotavirus antara lain bayi menjadi rewel,
atau diare ringan, atau muntah setelah menerima dosis imunisasi rotavirus.

Masalah serius setelah vaksin rotavirus bisa berupa intussusception,


merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit. Tapi ini
hanya risiko kecil dari imunisasi rotavirus, biasanya terjadi pada satu minggu
setelah dosis imunisasi rotavirus pertama atau kedua.

Influenza

Mencegah flu yang lebih berbahaya pada anak dibanding pilek biasa.

Waktu pemberian

Satu tahun sekali, mulai anak usia 6 bulan.

Efek samping
Demam, nyeri, kemerahan atau bengkak pada area suntikan.

Campak

Imunisasi ini bertujuan mencegah penyakit campak. Campak disebabkan


oleh virus rubeola. Ketika orang yang memiliki virus ini bersin atau batuk,
semburan cairan yang mengandung virus menyebar ke udara. Cairan ini tetap
aktif selama dua jam di udara. Bayi bisa terinfeksi bila kontak dengan cairan
ini. Ia juga bisa terkena campak dari kontak kulit dengan orang yang terkena
virus.

Waktu pemberian

Dosis pertama di usia 9 bulan.


Dosis kedua di usia 6 tahun.
Bila anak tidak menerima imunisasi campak hingga usia 12 bulan, ia harus
diimunisasi MMR (Measles, Mump, Rubella).

Efek Samping

Vaksin campak dapat mengakibatkan sakit ringan dan bengkak pada lokasi
suntikan, demam, serta ruam, yang terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Campak, Gondong, dan Rubella (MMR)

Mencegah campak, gondong, dan rubella. Ketiganya merupakan penyakit


berbahaya yang bisa menyebabkan ruam dan demam serta memicu kondisi
serius seperti pneumonia, meningitis, seizure, dan gangguan pendengaran.

Waktu pemberian

Usia 12 - 15 bulan
Usia 4 - 6 tahun

Efek samping

Ruam, demam ringan, nyeri sendi, dan bengkak pada leher dan kelenjar air
liur satu atau dua minggu setelah pemberian suntikan.

Tifoid

Mencegah infeksi tifoid yang dapat mengakibatkan komplikasi serius. Bila


tidak terjadi komplikasi, setidaknya anak membutuhkan waktu 2 minggu
untuk pulih. Ada dua jenis vaksin untuk mencegah tifoid. Satu dalam bentuk
vaksin tidak aktif yang diberikan dalam bentuk suntikan. Jenis yang kedua
berupa vaksin aktif yang diberikan secara oral.
Waktu pemberian

Usia 2 tahun
Dosis berikutnya diberikan setiap 3 tahun.

Efek samping

Reaksi ringan berupa demam, sakit kepala, dan kemerahan atau bengkak pada
area suntikan.

Hepatitis A

Melindungi dari Hepatitis A, penyakit yang menyebabkan peradangan liver.


Anak kecil biasanya tidak menunjukkan gejala jadi sering kali penyakit ini
tidak dikenali hingga pengasuh anak jatuh sakit.

Waktu pemberian

Usia 12 - 23 bulan
Dosis kedua pada 6 bulan setelah diberikan dosis pertama
Efek samping

Rasa sakit pada area injeksi, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan lelah.

Varisela

Mencegah cacar air. Beberapa anak yang telah divaksin bisa tetap terkena
cacar air tapi biasanya sangat ringan dan sembuh lebih cepat. Risiko cacar air
antara lain demam dan ruam parah. Komplikasi dari cacar air berupa infeksi
bakteri pada kulit, bengkak pada otak, dan pneumonia.

Waktu pemberian

Usia 12 - 15 bulan
Usia 4 - 6 tahun.

Efek samping

Bengkak pada area injeksi, demam riangan, dan ruam.

HPV
Imunisasi HPV mencegah kanker serviks, serta penyakit lain yang
disebabkan oleh virus HPV seperti kanker anus, vulva, penis, serta kutil
kelamin. Imunisasi HPV diberikan melalui suntikan pada lengan.

Waktu pemberian

Waktu pemberian imunisasi HPV sejak usia anak 10 tahun, sebanyak 2 kali.
Dosis kedua diberikan satu tahun kemudian.

Efek samping

Tidak ada efek samping.

Daftar pustaka
Pambudy IM, Sekartini R. Imunisasi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of
Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2014.

You might also like