Professional Documents
Culture Documents
Energi
1. Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka
untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka
2. Tubuh mendapatkan energi terutama dari lemak dan karbohidrat tetapi juga
beberapa dari protein
Asupan Kalori
1. Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan
bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori
setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada
makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.
Protein
1. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan
jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan
yang bekerja unutkmelindungi tubuh si kecil.
2. Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak daripada
orang dewasa.
3. Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang
mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor
untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya. Protein
bisa didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir,
daging 2 ons dan sebagainya.
4. Sumber protein ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan
5. Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
6. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar
vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
Lemak
1. Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak
esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh
2. Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarukan vitamin larut lemak
seperti vitamin A, D, E dan K.
3. Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena
tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, Anjuran makanan sehat untuk
anak usia lebih dari 5 tahun adalah asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari
35% dari total energi.
4. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging,
ikan, minyak nabati.
Karbohidrat
1. Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan
2. Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan
sayuran akar
3. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi anak. Hampir separuh dari energi
yang dibutuhkan seorang anak sebaiknya berasal dari sumber makanan kaya
karbahidrat seperti roti, seral, nasi, mi, kentang.
4. Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun keatas antara 50-60%
5. Anak-anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus dibatasi.
6. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai energi
utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar dikarnakan
karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga
membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi
kentang, roti, sereal, kentang, atau mi.
7. Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian.
8. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan
atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
Serat
1. Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam
usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta gangguan usus lainnya.
2. Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang,
menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak diberikan
berlebih
Vitamin dan Mineral
1. Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh
2. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi
3. Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan
memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan
jumlah yang cukup dari semua zat gizi
4. Ada beberapa pertimbangan pemberian zat gizi untuk diingat, seperti pentingnya
zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.
Zat besi
1. Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita
harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau
minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu makanan
yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
Kalsium
1. Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan
tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum
secara teratur.
Kebutuhan nutrisi harian anak usia 1-3 tahun
(1000 kkal)
B. PENCEGAHAN KECELAKAAN
UMUR 1- 2 TAHUN
TAHAP PERKEMBANGAN:
1. Berjalan
2. Berlari
3. Naik Tangga
4. Mengeksplorasi Rumah Dan Sekitarnya
5. Memasukkan Benda Apa Saja Kedlm Mulut
6. Tidak Berdaya Dalam Air
JENIS CEDERA
1. Jatuh
2. Kecelakan kendaraan bermotor (sebagai penumpang)
3. Asfiksia
4. Aspirasi
5. Tenggelam
6. Terbakar (apio,listrik, air panas
7. Keracunan, luka
8. Pencegahan
9. Jendela harus aman
10. Palang di tangga
11. Obat2, bahan beracun, benda tajam, harus tidak terlihat atau terjangkau
12. Tidak di tinggal sendiri
13. Kolam renang diberi pagar
14. Dll
C. ANTICIPATORY GUIDANCE
Pengertian
Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat
terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui
upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui
upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise
kesehatan (Maslow, 1988).
Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu
diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing
anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang
terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberitahukan/upaya bimbingan kepada
orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang
terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.
2. Macam-macam imunisasi
Berikut ini daftar imunisasi yang dianjurkan oleh IDAI untuk bayi dan
anak
a. Hepatitis B (HepB)
- Waktu pemberian
a) Dosis pertama diberikan sebelum bayi keluar dari rumah sakit setelah lahir.
b) Dosis kedua diberikan antara usia 1 hingga 2 bulan. Bila bayi tidak mendapat
imunisasi hepatitis B di rumah sakit, berarti dibutuhkan 3 dosis pada 0, 1, dan 6
bulan.
Bila ibu hepatitis B surface antigen (HBsAg) positive, bayi perlu menerima
imunisasi plus hepatitis B immune globulin dalam 12 jam kelahiran lalu menerima
3 dosis vaksin lagi antara usia 9 hingga 18 bulan, kemudian dites untuk HbsAg
dan antibodi HbsAg satu hingga 2 bulan setelah kelengkapan dosis.
- Efek samping
b. Polio
Imunisasi polio bertujuan mencegah penyakit polio, yang bila mewabah bisa
membunuh dan melumpuhkan ribuan orang
- Waktu pemberian
Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 4 - 6 tahun.
- Efek samping
Imunisasi BCG mencegah bayi atau anak kecil terserang penyakit TBC. Kontak
dengan pengidap TBC membuat bayi dan anak kecil rentan terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis yang jadi penyebab penyakit TBC.
- Waktu pemberian
Imunisasi BCG diberikan pada bayi di bawah usia 2 bulan. Lewat dari usia 2
bulan, bayi disarankan menjalani tes Mantoux untuk mengetahui apakah ada
kuman Mycrobacterium tuberculosis dalam tubuhnya
- Efek samping
Muncul bengkak pada ketiak, leher bagian bawah, atau pangkal paha, tapi akan
sembuh tanpa diobati.
Imunisasi DTP ini adalah kombinasi vaksin untuk melindungi dari difteri,
tetanus, dan pertusis. Difteri dulunya merupakan penyebab utama penyakit dan
kematian anak. Tetanus adalah penyakit serius yang menyebabkan rasa sakit
pada otot rahang. Sedangkan pertusis juga dikenal sebagai batuk rejan, infeksi
pernafasan yang sangat menular.
- Waktu pemberian
Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Usia 4 - 6 tahun.
- Efek samping
Bengkak, kemerahan, demam, atau kehilangan selera makan dalam dua hari
setelah menerima suntikan.
Imunisasi Hib bertujuan mencegah penyakit Hib yang sangat berbahaya. Hib
adalah penyebab meningitis bakteri pada anak. Anak dengan Hib bisa
menderita kerusakan otak permanen atau komplikasi serius seperti
pneumonia.
Waktu pemberian:
Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Usia 12-15 bulan
Efek samping
Pneumokokus (PCV)
Mencegah Streptococcus pneumoniae, penyakit yang bisa menjadi sangat
serius bahkan memicu kematian. Streptococcus pneumoniae menyebabkan
infeksi darah atau sepsis, infeksi telinga, meningitis, dan pneumonia pada
anak.
Waktu pemberian
Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Usia 12-15 bulan
Efek samping
Rotavirus
Rotavirus merupakan virus yang menyebar dengan mudah pada bayi dan
anak kecil. Virus bisa menyebabkan diare parah, muntah, demam, dan nyeri
perut. Anak yang terkena penyakit rotavirus bisa mengalami dehidrasi dan
perlu dirawat di rumah sakit.
Imunisasi rotavirus jadi cara terbaik untuk melindungi anak dari penyakit
rotavirus. Kebanyakan anak (9 dari 10 anak) yang menerima imunisasi ini
terlindungi dari penyakit rotavirus yang parah. Sedang sekitar 7 dari 10 anak
akan terlindungi dari penyakit rotavirus. Imunisasi rotavirus diberikan
melalui mulut (oral), bukan dengan injeksi (suntik).
Waktu pemberian
Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Usia 6 bulan
Di Indonesia terdapat dua jenis vaksin, yaitu vaksin yang diberikan pada usia
dua bulan, empat bulan, dan enam bulan, serta dosis yang diberikan pada
usia 2 dan 4 bulan. Dosis pertama paling efektif bila diberikan sebelum anak
berusia 15 minggu. Anak juga perlu menerima semua dosis imunisasi
rotavirus sebelum berusia 8 bulan.
Efek samping
Masalah ringan setelah imunisasi rotavirus antara lain bayi menjadi rewel,
atau diare ringan, atau muntah setelah menerima dosis imunisasi rotavirus.
Influenza
Mencegah flu yang lebih berbahaya pada anak dibanding pilek biasa.
Waktu pemberian
Efek samping
Demam, nyeri, kemerahan atau bengkak pada area suntikan.
Campak
Waktu pemberian
Efek Samping
Vaksin campak dapat mengakibatkan sakit ringan dan bengkak pada lokasi
suntikan, demam, serta ruam, yang terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Campak, Gondong, dan Rubella (MMR)
Waktu pemberian
Usia 12 - 15 bulan
Usia 4 - 6 tahun
Efek samping
Ruam, demam ringan, nyeri sendi, dan bengkak pada leher dan kelenjar air
liur satu atau dua minggu setelah pemberian suntikan.
Tifoid
Usia 2 tahun
Dosis berikutnya diberikan setiap 3 tahun.
Efek samping
Reaksi ringan berupa demam, sakit kepala, dan kemerahan atau bengkak pada
area suntikan.
Hepatitis A
Waktu pemberian
Usia 12 - 23 bulan
Dosis kedua pada 6 bulan setelah diberikan dosis pertama
Efek samping
Rasa sakit pada area injeksi, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan lelah.
Varisela
Mencegah cacar air. Beberapa anak yang telah divaksin bisa tetap terkena
cacar air tapi biasanya sangat ringan dan sembuh lebih cepat. Risiko cacar air
antara lain demam dan ruam parah. Komplikasi dari cacar air berupa infeksi
bakteri pada kulit, bengkak pada otak, dan pneumonia.
Waktu pemberian
Usia 12 - 15 bulan
Usia 4 - 6 tahun.
Efek samping
HPV
Imunisasi HPV mencegah kanker serviks, serta penyakit lain yang
disebabkan oleh virus HPV seperti kanker anus, vulva, penis, serta kutil
kelamin. Imunisasi HPV diberikan melalui suntikan pada lengan.
Waktu pemberian
Waktu pemberian imunisasi HPV sejak usia anak 10 tahun, sebanyak 2 kali.
Dosis kedua diberikan satu tahun kemudian.
Efek samping
Daftar pustaka
Pambudy IM, Sekartini R. Imunisasi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of
Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2014.