You are on page 1of 2

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Bogor, Oktober 2017

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI


PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN
Jl. Gunung Batu No. 5; Telp. (0251) 8633234, 7520067; Facs. 8638111
www.hutan.litbang.menlhk.go.id atau puslitbanghut.or.id

Fakta & Data


KARANGSONG Oleh : Dr. Hendra Gunawan
Email : hendragunawan1964@yahoo.com

Sejarah Mangrove Karangsong


Pantai utara Desa Karangsong, Indramayu, sebelum tahun mangrove yang ditanam secara swadaya oleh masyarakat
1960an masih berupa jalur hijau hutan mangrove. Pada bersama Pertamina di pantai utara Indramayu telah
tahun 1962 mulai ada pembukaan tambak memanfaatkan mencapai luas 103,19 hektar yang meliputi Kecamatan
tanah timbul di Desa Karangsong dan terus berkebang Balongan, Indramayu, Cantigi dan Pasekan.
sehingga pada 1968 mulai terjadi konversi hutan mangrove
Hingga awal 2017, jumlah spesies yang telah ditanam
secara masif yang menyebabkan hilangnya mangrove di
mencapai 22 sepsies dari 19 genus dan 15 famili dengan
Desa Karangsong pada tahun 1982. Pada tahun 2008,
Indeks keanekaragaman jenis (diversity index) 1,92. Dari 22
secara keseluruhan Kabupaten Indamayu masih memiliki
spesies tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis vegetasi
hutan mangrove 17.782,06 ha, namun hanya tersebar mangrove 36,4%, jenis vegetasi pantai (36,4%) dan jenis
di tujuh kecamatan yaitu Balongan, Sindang, Cantigi, lainnya (27,3%).
Losarang, Kandanghaur, Sukra dan Patrol.
Pada tahun 2016, biomasa dan kandungan karbon di hutan
Pada tahun 2008, dengan diinisiasi oleh PT. Pertamina RU VI mangrove Karangsong didominasi oleh jenis A. marina
Balongan dan Kelompok Pantai Lestari, dimulai rehabilitasi sebesar 29,532 ton/ha (setara 14,766 ton C/ha atau
pantai di Desa Karangsong dengan tujuan memulihkan 54,191 ton CO2/ha), dan oleh jenis R. mucronata sebesar
kembali jalur hijau mangrove pantai utara Indramayu 4,838 ton/ha (2,419 ton C/ha setara 8,878 CO2/ha). Total
untuk melindungi daratan dari abrasi, pemulihan perairan biomasa di hutan mangrove Karangsong pada tahun 2016
yang tercemar tumpahan minyak dan pemberdayaan sebesar 37,541 ton/ha (setara 19,818 ton C/ha atau 72,731
perekonomian masyarakat setempat. Hingga tahun 2016 ton CO2/ha) atau termasuk kategori sedang.

Ekowisata Mangrove
Area rehabilitasi mangrove di Sejak dibuka sebagai tujuan wisata hutan mangrove Karangsong telah
Desa Karangsong terus tumbuh pada pertengahan tahun 2015, jumlah memberikan sumbangan ekonomi
dan berkembang menjadi sebuah pengunjung ekowisata mangrove yang signifikan dan mampu menjadi
Karangsong cenderung meningkat. penggerak perekonomian masyarakat
ekosistam mangrove yang mampu
Dalam satu semester di tahun 2015 pesisir di sekitarnya.
memberikan fungsi ekologis sebagai
ekowisata mangrove Karangsong
habitat berbagai jenis satwa dan biota, Sebagian besar pengunjung ekowisata
dikunjungi oleh 72.975 orang; tahun mangrove terkesan dan mendapat
fungsi hidrologis sebagai penyerap
2016, jumlah pengunjung mencapai pengalaman menarik dari ekowisata
dan penjernih polutan perairan serta
90.518 orang, sementara pada mangrove Karangsong, yaitu 50%
melindungi pantai dari abrasi. Pada semester pertama ( Januari–Juli) mengatakan baru mengenal hutan
tahun 2015, hutan mangrove mulai tahun 2017 jumlah pengunjung sudah mangrove, 23% mengenal flora dan
dikembangkan sebagai obyek wisata mencapai 59.613 orang. Dengan harga fauna mangrove, 15% memperoleh
agar dapat memberikan fungsi sosial tiket masuk sebesar Rp.15.000,- dan pengetahuan baru, 4% baru pertama
ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. multiplier efect dari kegiatan ekowisata, kali naik perahu.

Media Brief 1
Rumah Baru Bagi Aneka Satwa
Tanaman rehabilitasi mangrove di Karangsong telah Herpetofauna di hutan mangrove Karangsong terdiri atas
membentuk ekosistem yang menjadi rumah bagi berbagai lima reptilia dan satu amfibia dengan indeks keanekaragaman
spesies satwa dan biota. Ditemukan 49 spesies burung dari jenis 1,31. Reptilia terdiri atas dua spesies ular, satu spesies
22 famili dan 32 marga dengan indeks keanekaragaman kadal, satu spesies cicak dan satu spesies biawak. Biawak
jenis (diversity index) 2.91. Terdapat 17 spesies burung
termasuk satwa dalam daftar Appendix II CITES.
yang dilindungi PP7/1999, dua spesies termasuk Critically
Endangered (CR) yaitu Fregata andrewsi dan Alcedo Sedikitnya ditemukan 21 spesies ikan dari 21 marga (genus)
euryzona dan satu spesies Near Threatened (NT) yaitu dan 19 famili di perairan mangrove dan pesisir sekitarnya.
Butorides striatus. Sebanyak 43% burung memiliki
Indeks keanekaragaman jenis ikan mangrove 2,45 dan
spesialisasi habitat air (waterbirds) dan 57% burung daratan
terdiri dari 48% jenis pemangsa atau (karnivora), 38%
(terrestrial birds). Ekosistem managrove Karangsong
pemakan segala (omnivora) dan 18% pemakan tumbuhan
menjadi habitat burung pemakan ikan (piscivora) 39%,
pemakan serangga (insektivora) 33%, pemakan biji (herbivora) dan detrivora. Ditemukan 15 spesies benthos
(seedivora) 18%., pemakan buah (frugivora) 6%, pemakan dari 15 marga, 14 famili dan lima kelas. Ditemukan 11
daging (karnivora) 4% dan pemakan nektar atau madu spesies plankton yang terdiri atas sembilan phytoplankton
(nektarivora) 2%. dan dua zooplankton.

Tempat Transit Burung Pengembara


Mangrove di Karangsong telah cangak abu ) Ardea cinerea), Cangak Kowak malam merah (Nycticorax
menjadi tempat transit burung- merah (Ardea purpurea), Kokokan caledonicus), Kowak malam kelabu
burung pengembara (migran). Dari laut (Butorides striatus), Cerek tilil (Nycticorax nycticorax), Ibis roko-
49 spesies burung, 41% diantaranya (Charadrius alexandrines), Belibis
roko (Plegadis falcinellus). Di area
merupaka burung pengembara kembang (Dendrocygna arcuata),
(migran) dan 59%, burung penetap. Cikalang Christmas (Fregata ekowisata mangrove Karangsong
Beberapa jenis burung pengembara andrewsi), Cikalang kecil (Fregata telah disediakan dua menara untuk
di Mangrove Karangsong antara lain ariel), Cikalang besar (Fregata minor), observasi burung.

Penjaga Kualitas Perairan, Pelindung Daratan


Keberadaan hutan mangrove di Karangsong telah Sementara kandungan Pb air laut pada tahun 2008 sebesar
berdampak pada peningkatan kualitas perairan di tambak 0,27 mg/l turun menjadi 0,0012 mg/l pada tahun 2016.
dan laut yang ditandai dengan menurunnya kandungan Kandungan Cd di air tambak pada tahun 2008 sebesar
logam berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) di air laut 0,034 mg/l turun menjadi 0,0026 mg/l pada tahun 20016.
dan air tambak. Tahun 2008 kandungan Cd di air laut Sedangkan kandungan Pb dari 0,01mg/l pada tahun 2008
0,034 mg/l turun menjadi 0,0020 mg/l di tahun 2016. turun menjadi 0,0021 mg/l pada tahun 2016.

Sekolah Alam dan Laboratorium Alam


Kini, disamping menjadi obyek Khusus untuk panduan belajar ekosistem Buku tersebut disusun oleh Tim
ekowisata, hutan mangrove Karangsong mangrove, Dinas Pendidikan Kabupaten Penyusun yang diketuai oleh Dr. Ir.
sudah menjadi laboratorium lapangan Indramayu dengan dukungan dari Hendra Gunawan, M.Si., peneliti
bagi para peneliti dari berbagai PT. Pertamina RU VI Balongan telah utama, ahli konservasi keanekaragaman
perguruan tinggi dan lembaga memasukkan Pendidikan Lingkungan hayati dan Ketua Kelompok Peneliti
penelitian. Ekosistem hutan mangrove di Hidup Tematik Mangrove ke dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati, di
Karangsong juga menjadi tempat belajar kurikulum Sekolah Dasar kelas 4, 5 dan Pusat Litbang Hutan, Badan Litbang dan
bagi para siswa sekolah di sekitarnya 6 sebagai muatan lokal. Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup
dan masyarakat dari berbagai daerah di dan Kehutanan.
Indonesia.

Informasi lebih lanjut hubungi:


PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN
Telp. (0251) 8633234, 7520067; Facs. 8638111
Website: www.hutan.litbang.menlhk.go.id atau www.puslitbanghut.or.id

Media Brief 2

You might also like