You are on page 1of 17

Pengertian Bayi

Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002). Mnurut
Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai
berikut: a.Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari 1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
2)Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari b.Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang
pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap
kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama
hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).

By annisakarnadi on March 31, 2014 • ( 4 Comments )

Tahapan Perkembangan Anak Umur 1 –


2 Tahun
Anak umur 1 – 2 tahun sedang mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat. Pematangan
otak, pembentukan jaras persarafan dan hubungan-antar-neuron (sinapsis) berkembang dengan
sangat pesat di masa kanak-kanak. Sebanyak 2 juta sinapsis terbentuk setiap detik di korteks
cerebri otak anak yang sehat. Pada umur 8 bulan sinapsis di otak bayi bertambah dari 50 trilyun
menjadi 1.000 trilyun. Selain sinapsis itu juga terjadi proses myelinisasi di serabut saraf yang
penting bagi transmisi impuls neurotransmitter ke sinapsis.

Pada usia 6 bulan, otak bayi telah mencapai separuh berat otak dewasa (Early Childhood
Development, WHO). Pada umur 1 tahun bayi bertambah beratnya hingga 3 kali lipat berat lahir,
panjangnya bertambah hingga separuh panjang lahir dan otaknya telah bertambah berat sangat
pesat hingga mencapai hampir otak dewasanya nanti. Pertumbuhan ini memerlukan nutrisi
makanan yang cukup serta lingkungan yang sehat.

Namun, anak tidak hanya butuh makanan untuk berkembang. Anak membutuhkan stimulasi
supaya bisa mencapai perkembangan yang baik.

Sejak lahir hingga umur 1 tahun terjadi perkembangan kemampuan gerak-motorik kasar yang
sangat dramatis dimulai dari bagian kepala terlebih dahulu kemudian ke kaki. Bayi secara
bertahap akan mampu melakukan gerakan mengangkat kepala, berguling tengkurap, duduk,
merangkak, berdiri, berjalan dengan dibantu hingga berjalan sendiri.

Ketrampilan koordinasi gerakan mata – tangan dan motorik halus lainnya juga berkembang
dengan pesat. Pada mulanya bayi memiliki gerak refleks untuk menggenggam, mampu
mengontrol gerakan menggenggam volunteer, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lain, menjumput benda-benda, menunjuk dengan jari, makan sendiri hingga membuat goresan
dengan krayon. Bayi terlahir dengan kemampuan membentuk ingatan bawah sadar (implisit),
sedangkan kemampuan membentuk ingatan yang disadari (ekspilisit) akan terbentuk ketika anak
berumur 2 tahun yang terikat pada perkembangan bahasa.

• Meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya


• Memahami kata-kata dan ide dengan lebih baik
• Melakukan eksperimen dengan benda-benda di sekitarnya

• Mengenali kepemilikan barang


• Mampu menunjukkan serta menyebutkan nama-nama benda dan gambar. Umur 15 – 16 bulan
anak senang mempelajari bagian-bagian tubuh, benda, objek, dan warna.
• Mengucapkan beberapa kata bersamaan. Umur 1 tahun bisa mengucapkan 3 kata selain “dada”
dan “mama”. Umur 13 – 14 bulan mulai mengoceh lebih banyak dan bisa mengucapka 6+ kata.
Umur 15 – 16 bulan bisa menggunakan 2 kata dalam kalimat dan bertanya “apa itu?”. Umur 17 –
19 bulan menguasai 20+ kata. Anak yang sering diajak bicara dan dibacakan cerita akan
menguasai sekitar 200 kata di umur 2 tahun.
• Umur 1 tahun belajar minum dengan cangkir. Umur 13 – 14 bulan sudah bisa lebih baik saat
minum dengan cangkir, lebih sedikit tumpah. Umur ini direkomendasikan oleh AAP supaya anak
disapih dari dot.
• Mulai bisa makan sendiri. Umur 13 – 14 bulan bisa mulai menggunakan sendok sendiri dengan
lebih baik.
• Mengikuti perintah sederhana dan membantu menyelesaikan tugas sederhana (umur 17 – 19
bulan)
• Mencorat-coret saat diberikan krayon atau pensil
• Menikmati saat dibacakan kisah dongeng atau diajak bernyanyi lagu sederhana
• Umur 15 – 16 bulan belajar melepas baju sendiri. Umur 20 – 23 bulan belajar memakai baju
sendiri.
• Umur 13 – 14 bulan bisa menumpuk 2 balok. Umur 15 – 16 bulan bisa menumpuk 4 balok.
Umur 20 – 23 bulan bisa menumpuk 8 kotak.
• Umur 1 tahun bisa melakukan gerakan membungkuk dan kembali tegak.
• Umur 1 tahun bisa berdiri sendiri dengan lebih baik dan berjalan rambatan di mebel atau benda
sekitarnya. Umur 13 – 14 bulan sudah bisa berjalan mundur. Umur 17 – 18 bulan bisa melangkah
naik tangga. Umur 20 – 23 bulan sudah bisa melompat di satu tempat.
• Membangun relasi berteman dengan anak lain

• Mulai bisa dan suka bermain peran


• Umur 17 – 19 bulan bisa main lempar bola dan menyodorkan mainan ke tangan orang dewasa
untuk minta tolong saat tidak bisa memainkannya. Umur 20 – 23 bulan bisa menendang bola ke
depan.
• Menyelesaikan masalah
• Menunjukkan kebanggaan saat berhasil melakukan sesuatu
• Lindungi bayi dari bahaya fisik.
• Anak sedang memantapkan ketrampilan berjalan. Ajari anak untuk berjalan dengan sabar dan
telaten. Jangan paksa anak untuk belajar berjalan saat dia menolaknya.
• Anak sedang belajar mengekspresikan emosi. Saat anak memukul, mencakar, menggigit atau
nangis mengamuk sebaiknya orang tua dan pengasuh tetap sabar. Jangan memukul, mencubit
atau melakukan tindakan yang akan melukai anak. Nasehati anak dengan kalimat sederhana yang
mudah dipahami.
• Anak mulai mengerti tentang kepemilikan barang. Ajarkan tentang pentingnya “saya” dan
“kepemilikan” sebelum anak belajar tentang “dia” dan “punya orang lain”. Ibu bisa menyediakan
kotak untuk menyimpan barang milik anak sebagai stimulus kepemilikan.

• Ajarkan anak untuk tidak menyakiti orang lain dan untuk berbagi dengan sabar, namun jangan
permalukan anak. Latih anak untuk berempati terhadap sesama.
• Sering bacakan anak buku cerita dan ajak anak bermain permainan anak-anak. Biarkan anak
menunjuk-nunjuk gambar dan membuat suara-suara. Bantu ajarkan anak membuka halaman
buku.
• Ajarkan anak benda-benda berbahaya dengan bahasa yang mudah dia mengerti. Tunjukkan
warna, benda dan ukuran (balon merah, sendok besar, mangkok kecil).
• Pilihan mainan: balok susun, kotak pasir, mainan yang bisa dinaiki, mainan yang bisa ditarik,
bola, mainan dengan bunyi musik, boneka, dll.
• Ajak anak bicara seperti biasa, jangan ikut menggunakan bahasa bayi (cadel, salah ucap)
• Berikan imunisasi yang diperlukan anak dengan jadwal yang tertib
• Ajak anak untuk makan, jangan paksa anak untuk makan
• Buat aturan sederhana dan buat batasan yang memungkinkan dipenuhi anak. Anak sedang
belajar tentang disiplin dan peraturan sehingga terkadang dia melanggar aturan yang telah
ditetapkan.
Jangan hanya sekedar bilang: “Jangan!” , namun jelaskan juga alasannya.
• Puji anak atas prestasinya, hibur anak saat kecewa, berikan perlindungan yang dia perlukan saat
ketakutan dan konsisten memberikan curahan cinta dan kasih sayang setiap hari
• Berikan anak pilihan sehingga anak bisa memahami dan mengekspresikan keinginannya.
Jangan bilang “Tidak” terlalu sering. Jangan paksa anak untuk melakukan pilihan orang tua.
Abaikan penolakan anak jika dia belum mampu memilih.

• Kurang bisa merespons terhadap orang lain


• Sulit menjaga keseimbangan tubuh saat berjalan
• Tidak bisa berjalan hingga umur 18 bulan
• Jalan selalu berjinjit atau gagal melakukan pola gerakan jalan jari – tumit yang matang setelah
anak berbulan-bulan lamanya sudah bisa berjalan
• Tidak bisa mengucapkan lebih dari 15 kata di umur 2 tahun
• Belum mengetahui fungsi-fungsi barang-yang-biasa dipakai di rumahnya di usia 15 bulan
(sapu, sendok, garpu, piring)
• Tidak bisa menirukan perilaku atau mengucapkan kata hingga akhir usia 2 tahun
• Tidak bisa mengikuti perintah sederhana di umur 2 tahun
• Tidak bisa mendorong mainan-beroda di umur 2 tahun
• Ada luka di tubuhnya atau perubahan perilaku yang tidak wajar secara mendadak (terutama jika
anak dijaga oleh orang lain seperti pembantu)
• Mendadak kehilangan ketrampilan yang sebelumnya telah dikuasai dengan baik
• Kurangnya nafsu makan

Semua anak tumbuh berkembang dalam pola yang sama, namun setiap anak memiliki
langkahnya masing-masing. Each child develops at her or his own pace. Setiap anak memiliki
kesukaan, sifat dan gaya dalam berinteraksi sosial serta metode belajar sendiri-sendiri.
Memahami tahapan tumbuh kembang anak sesuai umur bisa membantu orang tua. Orang tua
sebaiknya memahami kapan dan dimana bisa meminta pertolongan professional jika terjadi
gangguan tumbuh kembang anak.

Monitoring tumbuh kembang anak oleh tenaga kesehatan sebaiknya dilakukan pada umur 6
bulan, 18 bulan dan 2,5 tahun atau saat orang tua curiga anak mengalami gangguan tumbuh
kembang

http://duniasehat.net/2014/09/19/bayi

Tahapan Perkembangan Anak Umur 3 –


4 Tahun
Di usia 3 tahun, anak yang sehat, bergizi baik dan tumbuh di lingkungan yang baik memiliki
1.000 trilyun sinapsis di otaknya. Aktivitas otak anak sudah tidak seaktif umur 0 – 3 tahun.
Beberapa sinapsis ini akan menjadi semakin kuat terbentuk namun banyak sinapsis akan
menghilang perlahan selama masa pertumbuhan anak. Pada masa remaja biasanya tinggal
separuh saja sinapsis yang tetap ada.

Anak umur 3 tahun memiliki energi yang melimpah dan rasa ingin tahu yang sangat besar. Dia
ingin mengetahui tentang segala sesuatu sehingga kita akan sering mendengar dia bertanya: “Ini
apa?”

 Anak mampu melakukan banyak hal sekarang: berjalan, berlari, memanjat, menendang
dan melompat dengan mudah. Anak mampu turun tangga dengan baik.
 Bisa naik sepeda sendiri
 Bisa memakai baju sendiri
 Bisa menggambar garis
 Bisa membuka pintu sendiri saat pintu tidak dikunci
 Mengenali dan mengidentifikasi benda dan gambar dengan menunjuk

 Banyak bicara dan sering bertanya


 Menguasai sekitar 900 kata. Membuat kalimat dengan dua atau tiga kata. Memahami
kalimat dengan 2 anak kalimat (“Sampai rumah kita bisa bermain bola.”)
 Menyebutkan nama dan umurnya sendiri
 Menyebutkan warna
 Memahami angka
 Bisa bermain peran “pura-pura seolah-olah” dengan benda/mainannya
 Makan sendiri
 Bisa memperhatikan sesuatu lebih lama
 Memiliki ketrampilan berpikir yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan yang
dia hadapi: anak dapat mengingat kejadian yang telah berlalu “kemarin”, bisa mengarang
cerita, bisa mulai berpikir logis.
 Mengetes kemampuan fisik dan keberaniannya dengan kehati-hatian
 Mengungkapkan ekspresi cinta kasih sayang.
 Senang bermain bersama temannya tapi seringkali suka berebut, tidak senang berbagi dan
mengembalikan barang milik teman lain. Mulai memiliki 1 – 2 teman dekat. Memahami
setiap orang itu sama meski memiliki perbedaan: tua-muda, besar-kecil.
 Umur 4 tahun biasanya anak sudah mulai bisa berbagi dengan orang lain
 Anak sudah bisa menggunakan toilet sendiri

 Umur 4 tahun anak sudah bisa menggunting, menangkap 2 dari 3 lemparan bola

Batasi anak melihat televisi:


Semakin sering anak melihat TV akan semakin sering dia meminta snack/jajan yang dia lihat di
iklan TV. Ini akan berisiko merusak kebiasaan makan-baiknya. Pastikan acara yang dilihat
adalah acara yang sesuai untuk anak. Terlalu banyak melihat TV juga akan mengurangi
waktunya untuk bermain-belajar hal yang lain.
 Sering mengajak anak membaca dan melihat buku; ajak anak bercerita tentang gambar
yang terlihat di buku yang dibaca
 Bacakan kisah dongeng, ajak anak berdendang lagu-lagu sederhana
 Berikan anak piring atau mangkuknya sendiri saat makan
 Ajak dan beri semangat anak untuk makan, berikan anak waktu makan sesuai yang dia
inginkan
 Bantu anak untuk memakai baju, menggunakan toilet, mencuci tangan dengan sabun
setelah dari toilet dan setiap akan makan.
 Beri perhatian pada stimulus perkembangan motorik halus
 Dengarkan dan jawab pertanyaan anak
 Beri semangat anak untuk bermain, menggambar dan membuat sesuatu sesuai
kreativitasnya.
 Berikan anak tugas sederhana seperti mengembalikan mainan di tempatnya, merapikan
sandal, dll untuk mengenalkan rasa tanggung jawab
 Batasi menonton televisi dan pastikan anak tidak melihat adegan kekerasan.
 Latih untuk bekerja sama dengan saling membantu dan berbagi
 Beritahukan serta beri semangat anak untuk berperilaku positif dan orang tua membuat
batasan yang jelas.
 Berikan curahan cinta dan kasih sayang yang konsisten setiap hari.
 Jika memungkinkan maka orang tua bisa mendaftarkan anak di tempat pendidikan anak
usia dini supaya anak bisa beraktivitas sambil belajar bersama teman-teman sebayanya.

Saudara kandung adalah teman-pertama bagi anak, meskipun terkadang mereka bertengkar
heboh. Hubungan persaudaraan akan mengajarkan anak untuk berbagi dan bekerja sama juga
bersaing dan saling mengasihi.

Jika ada bayi baru di rumah biasanya kakak batita akan cemburu. Maka pastikan ibu dan ayah
menyampaikan kepada anak bahwa dia tetap disayangi, dicintai dan adil dalam berbagi
perhatian. Luangkan waktu khusus bersamanya. Libatkan anak yang lebih besar dalam mengurus
adik bayi.
Segera bawa anak ke klinik tumbuh kembang jika:

 Anak tidak tertarik untuk bermain


 Sering terjatuh
 Sulit bermain dengan benda-benda kecil
 Gagal atau tidak bisa memahami pesan atau perintah sederhana
 Tidak bisa berbicara menggunakan beberapa kata dalam kalimat
 Sulit atau susah makan

Bagi anak 4 tahun:

 Tidak mampu melempar bola dengan tangan


 Tidak mampu lompat di tempat
 Tidak mampu naik sepeda
 Tidak mampu memegang krayon dengan jempol dan telunjuk
 Sulit menumpuk 4 balok susun
 Sangat sulit berpisah dari orang tua untuk ditinggal sementara
 Tidak tertarik diajak bermain
 Tidak tertarik bermain bersama anak lain
 Tidak merespons orang selain keluarga inti
 Sulit terlibat saat diajak bermain peran
 Kesulitan memakai baju, tidur dan menggunakan toilet sendiri
 Sulit mengontrol emosi saat nangis atau mengamuk
 Tidak mampu menirukan gambar lingkaran
 Tidak bisa membuat kalimat lebih dari 3 kata
 Tidak bisa membedakan istilah “saya” dan “kamu”
 Mendadak kehilangan ketrampilan yang semula telah dikuasainya
Share this:

 Twitter3
 Facebook246
 Google

Tahapan Perkembangan Anak Umur 3 –


4 Tahun
Di usia 3 tahun, anak yang sehat, bergizi baik dan tumbuh di lingkungan yang baik memiliki
1.000 trilyun sinapsis di otaknya. Aktivitas otak anak sudah tidak seaktif umur 0 – 3 tahun.
Beberapa sinapsis ini akan menjadi semakin kuat terbentuk namun banyak sinapsis akan
menghilang perlahan selama masa pertumbuhan anak. Pada masa remaja biasanya tinggal
separuh saja sinapsis yang tetap ada.

Anak umur 3 tahun memiliki energi yang melimpah dan rasa ingin tahu yang sangat besar. Dia
ingin mengetahui tentang segala sesuatu sehingga kita akan sering mendengar dia bertanya: “Ini
apa?”

 Anak mampu melakukan banyak hal sekarang: berjalan, berlari, memanjat, menendang
dan melompat dengan mudah. Anak mampu turun tangga dengan baik.
 Bisa naik sepeda sendiri
 Bisa memakai baju sendiri
 Bisa menggambar garis
 Bisa membuka pintu sendiri saat pintu tidak dikunci
 Mengenali dan mengidentifikasi benda dan gambar dengan menunjuk

 Banyak bicara dan sering bertanya


 Menguasai sekitar 900 kata. Membuat kalimat dengan dua atau tiga kata. Memahami
kalimat dengan 2 anak kalimat (“Sampai rumah kita bisa bermain bola.”)
 Menyebutkan nama dan umurnya sendiri
 Menyebutkan warna
 Memahami angka
 Bisa bermain peran “pura-pura seolah-olah” dengan benda/mainannya
 Makan sendiri
 Bisa memperhatikan sesuatu lebih lama
 Memiliki ketrampilan berpikir yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan yang
dia hadapi: anak dapat mengingat kejadian yang telah berlalu “kemarin”, bisa mengarang
cerita, bisa mulai berpikir logis.
 Mengetes kemampuan fisik dan keberaniannya dengan kehati-hatian
 Mengungkapkan ekspresi cinta kasih sayang.
 Senang bermain bersama temannya tapi seringkali suka berebut, tidak senang berbagi dan
mengembalikan barang milik teman lain. Mulai memiliki 1 – 2 teman dekat. Memahami
setiap orang itu sama meski memiliki perbedaan: tua-muda, besar-kecil.
 Umur 4 tahun biasanya anak sudah mulai bisa berbagi dengan orang lain
 Anak sudah bisa menggunakan toilet sendiri

 Umur 4 tahun anak sudah bisa menggunting, menangkap 2 dari 3 lemparan bola

Batasi anak melihat televisi:


Semakin sering anak melihat TV akan semakin sering dia meminta snack/jajan yang dia lihat di
iklan TV. Ini akan berisiko merusak kebiasaan makan-baiknya. Pastikan acara yang dilihat
adalah acara yang sesuai untuk anak. Terlalu banyak melihat TV juga akan mengurangi
waktunya untuk bermain-belajar hal yang lain.
 Sering mengajak anak membaca dan melihat buku; ajak anak bercerita tentang gambar
yang terlihat di buku yang dibaca
 Bacakan kisah dongeng, ajak anak berdendang lagu-lagu sederhana
 Berikan anak piring atau mangkuknya sendiri saat makan
 Ajak dan beri semangat anak untuk makan, berikan anak waktu makan sesuai yang dia
inginkan
 Bantu anak untuk memakai baju, menggunakan toilet, mencuci tangan dengan sabun
setelah dari toilet dan setiap akan makan.
 Beri perhatian pada stimulus perkembangan motorik halus
 Dengarkan dan jawab pertanyaan anak
 Beri semangat anak untuk bermain, menggambar dan membuat sesuatu sesuai
kreativitasnya.
 Berikan anak tugas sederhana seperti mengembalikan mainan di tempatnya, merapikan
sandal, dll untuk mengenalkan rasa tanggung jawab
 Batasi menonton televisi dan pastikan anak tidak melihat adegan kekerasan.
 Latih untuk bekerja sama dengan saling membantu dan berbagi
 Beritahukan serta beri semangat anak untuk berperilaku positif dan orang tua membuat
batasan yang jelas.
 Berikan curahan cinta dan kasih sayang yang konsisten setiap hari.
 Jika memungkinkan maka orang tua bisa mendaftarkan anak di tempat pendidikan anak
usia dini supaya anak bisa beraktivitas sambil belajar bersama teman-teman sebayanya.

Saudara kandung adalah teman-pertama bagi anak, meskipun terkadang mereka bertengkar
heboh. Hubungan persaudaraan akan mengajarkan anak untuk berbagi dan bekerja sama juga
bersaing dan saling mengasihi.

Jika ada bayi baru di rumah biasanya kakak batita akan cemburu. Maka pastikan ibu dan ayah
menyampaikan kepada anak bahwa dia tetap disayangi, dicintai dan adil dalam berbagi
perhatian. Luangkan waktu khusus bersamanya. Libatkan anak yang lebih besar dalam mengurus
adik bayi.
Segera bawa anak ke klinik tumbuh kembang jika:

 Anak tidak tertarik untuk bermain


 Sering terjatuh
 Sulit bermain dengan benda-benda kecil
 Gagal atau tidak bisa memahami pesan atau perintah sederhana
 Tidak bisa berbicara menggunakan beberapa kata dalam kalimat
 Sulit atau susah makan

Bagi anak 4 tahun:

 Tidak mampu melempar bola dengan tangan


 Tidak mampu lompat di tempat
 Tidak mampu naik sepeda
 Tidak mampu memegang krayon dengan jempol dan telunjuk
 Sulit menumpuk 4 balok susun
 Sangat sulit berpisah dari orang tua untuk ditinggal sementara
 Tidak tertarik diajak bermain
 Tidak tertarik bermain bersama anak lain
 Tidak merespons orang selain keluarga inti
 Sulit terlibat saat diajak bermain peran
 Kesulitan memakai baju, tidur dan menggunakan toilet sendiri
 Sulit mengontrol emosi saat nangis atau mengamuk
 Tidak mampu menirukan gambar lingkaran
 Tidak bisa membuat kalimat lebih dari 3 kata
 Tidak bisa membedakan istilah “saya” dan “kamu”
 Mendadak kehilangan ketrampilan yang semula telah dikuasainya
Share this:

 Twitter3
 Facebook246
 Google

You might also like