You are on page 1of 15

METODELOGI PRAKTEK LAPANG

Waktu dan Tempat

Praktek Lapang Sosiologi Peternakan mengenai Bentuk dan Peran

Stratifikasi Sosial terhadap Usaha Ternak Sapi Potong dilaksanakan pada hari

Jumat, 30 Maret-Minggu, 1 April 2018 bertempat di Desa Bulue, Kecamatan

Marioriawa, Kabupaten Soppeng.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam praktek ini adalah :

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan

data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang

telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif

adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman suara.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua

jenis yaitu :
1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (objek

penetilian). Data primer dapat diperoleh melalui: kuesioner, observasi, dan test.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti

dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Data sekunder diperoleh melalui: studi kepustakaan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik atau metode dalam mengumpulkan

data untuk keperluan penelitian ilmiah.Observasi ini menjadi salah satu dari

teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang

direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan

(reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses yang mengharuskan penafsiran dan

penyesuaian terus-menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari

fakta dengan mengingat dan merekonstruksi sebuah peristiwa, mengutip pendapat

dan opini narasumber.

Kegiatan Yang Dilakukan

Kegiatan yang dilakukan dalam Praktek Lapang Sosiologi Peternakan

mengenai Bentuk dan Peran Stratifikasi Sosial Terhaadap Usaha Ternak Sapi

Potong yang dilaksanakan pada Sabtu, 31 Maret 2018 pukul 08.00 sampai 17.00
WITA di Desa Bulue Kec. Marioriawa, Kab. Soppeng yaitu mewawancarai lima

responden yang berbeda yaitu “namaresponden” untuk mencapai data terkait

maksud dan tujuan Praktek Lapang Sosiologi Peternakan. Observasi juga

dilakukan dengan meninjau secara langsung rumah dan ternak responden di Desa

Bulue. Setelah mendapat lima responden dan mewawancarainya saya kembali ke

rumah untuk mendiskusikan hasil yang kami dapat dari masing-masing responden

yang berbeda.
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK

LetakGeografis

Gambar 1.PetaDesaBulueKecamatanMarioriawaKabupatenSoppeng

DesaBuluemerupakansalahsatudesa yang berada di

kecamatanMarioriawa.DesaBulueterletakpadaketinggian 35 meter

daripermukaanlautdengansuhuudara 27°C.Secaraumum,

keadaanDesaBuluedapatdiuraikansebagaiberikut :

 Total Luas Wilayah DesaBuluemeliputi: 10.182,69 Ha

 Dengan Batas-batassebagaiberikut :

 Sebelah Utara berbatasandenganDesaLaringgi

 Sebelah Selatan berbatasandenganDesaSering

 SebelahTimurberbatasandenganDesaTellulimpoe

 Sebelah Barat berbatasandenganDesaPalanro

KondisiIklim

Iklim yang terjadisetiaptahun di Desa Bulue’ Kec. Marioriawa Kab.

Soppeng dapatdiuraikansebagaiberikut :
a. Curah hujan

Curah hujan di Desa Bulue’ Kec. Marioriawa Kab. Soppeng adalah

1.788,00 mm

b. Jumlah bulan hujan

Jumlah bulan hujan di Desa Bulue’ Kec. Marioriawa Kab. Soppeng

adalah 5.00 bulan

c. Suhu rata-rata harian

Suhu rata-rata harian di Desa Bulue’ Kec. Marioriawa Kab. Soppeng

adalah 27◦C dengan kelembapan udara sebesar 81,00

Kondisi Demografi

Penduduk suatu wilayah merupakan sumber daya yang dapat berpengaruh

terhadap perkembangan pemmbangunan suatu wilayah. Oleh karena itu maka

peningkatan kualitas penduduk suatu wilayah sangat penting dilakukan melalui

peningkatan pendidikan maupun pengtahuan serta keterampilannya.

Adapun Jumlah Penduduk di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa,

Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Bulue, Kecamatan


Marioriawa, Kabupaten Soppeng.
No. Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
1. Laki – laki 1780 Orang
2. Perempuan 1357 Orang
Total 3137 Orang
Sumber:Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.

Tabel 1, Menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Bulue,

Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng yaitu sebanyak 3.137 jiwa. Dari

jumlah tersebut, sebagian besar penduduk adalah berjenis kelamin laki-laki


sebanyak 1.780 jiwa, sedangkan untuk penduduk yang berjenis kelamin

Perempuan berjumlah 1.357 jiwa.

Potensi Pertanian Peternakan

Potensi pertanian peternakan penduduk di Desa Bulue’ Kec.Marioriawa Kab.

Soppeng dapat dilihat pada rincian di bawah ini.

Tabel 2.Potensi Pertanian Peternakan.


No. pertanian Luas lahan (Ha) peternakan Jumlah (ekor)
1. Jagung 5.00 Sapi 1.037
2. Ubi kayu 0.50 Kerbau 45
3. Ubi jalar 0.50 Kuda 25
4. Terong 0.50 Kambing 40
5. Tomat 0.50
6. Cabai 3.00
7. Kacang tanah 1.50
8. Kacang panjang 0.50
9. Padi 402,69
Sumber:Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam sektor pertanian, padi merupakan

tanaman pertanian yang memiliki luas daerah paling luuas yaitu sekitar 402,69 Ha.

Kemudian, ubi jalar dengan luas sekitar 0,50 Ha serta jenis pertanian yaitu ubi kayu,

terong, tomat dan kacang panjang. Sedangkan populasi ternak terbesar yaitu asapi

sebanyak 1.037 ekor kemudian, populasi hewan ternak kerbau dengan populasi sebanyak

45ekor, selanjutnya jenis ternak kambing yaitu 40 ekor serta jenis ternak selanjutnya yaitu

kuda sebanyak 25 ekor

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Jumlah Penduduk berdasarkan Umur Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.

Soppeng dapat dilihat pada rincian tabel di bawah ini.


Tabel 3.Jumlah Penduduk berdasarkan Umur.
No. Umur Jumlah(jiwa)
Laki-laki Perempuan
1. 0-21 tahun 475 456
2. 22-42 tahun 135 129
3. 43-63 tahun 299 297
Jumlah 909 882
Sumber:Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Bulue Kec.

Marioriawa Kab. Soppeng berdasarkan jenis kelamin yaitu berjumlah 1.791 jiwa, yang

terdiri dari 909 jiwa laki-laki dan jenis kelamin perempuan 882 jiwa. Hal ini

menunjukkan bahwa di Desa Bulue, Kec. Marioriawa Kab. Soppeng memiliki jumlah

penduduk berjenis kelamin laki-laki yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut terdiri dari

berbagai jenis umur, mulai dari bayi hingga dewasa. Umur penduduk di Desa Bulue Kec.

Marioriawa , Kab. Soppeng terdiri dari umur belum produktif, umur produktif dan umur

yang sudah tidak produktif lagi.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan praktek lapang di Desa Massamaturu jumlah penduduk

berdasarkan mata pencaharian, rinciannya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian.


No JenisPekerjaan Jumlah(orang)
1. Petani 331
2. Buruh tani 197
3. Buruh migran 3
4. Pegawai negeri sipil 42
5. Pengrajin 7
6. Pedagang barang kelontong 39
7. Peternak 9
8. Nelayan 2
9. Montir 2
10. Perawat swasta 4
11. Ahli pengobatan alternaatif 1
12 TNI 1
13. POLRI 1
14. Pengusaha kecil, menengah, dan 4
besar
15. Guru swasta 6
16. Pedagang keliling 1
17. Tukang kayu 3
18. Tukang batu 8
19. Pembantu rumah tangga 1
20. Karyawan swasta perusahaan 22
21. Karyawan perusahaan pemerintah 10
22. Wiraswasta 97
23. Belum bekerja 368
24. Pelajar 611
25. Ibu Rumah tangga 755
26. Pensiunan 50
27. Perangkat desa 8
28. Sopir 8
29. Tukang jahit 1
30. Karyawan honorer 10
31. Pialang 1
Jumlah 2.660 orang
Sumber:Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bulue lebih

banyak yang berprofesi sebagai Ibu rumah tangga yaitu 755 orang, pelajar

sebanyak 611 orang, belum bekerja 368, petani 331 orang, wiraswasta 97 orang,

peternak 250 orang, buruh/ swasta sebesar 123 orang, pedagang 97 orang,

pensiunan sebanyak 50 orang, ojek sebanyak 35 orang dan pegawai negeri sipil

sebanyak 42 orang, pedagang barang kelontong sebanyak 39 orang, karyawan

swasta perusahaan sebanyak 22 orang, karyawan perusahaan pemerintah dan

karyawan honorer sebanyak masing-masing 10 orang, peternak sebanyak 9 orang,

perangkat desa, sopir dan tukang batu sebanyak masing-masing 8 orang,

pengerajin sebanyak 7 orang, guru swasta sebanyak 6 orang, perawat swasta dan

pengusaha kecil, menengah dan besar masing-masing 4 orang, tukang kayu dan

buruh migran masing-masing sebanyak 3 orang, nelayan dan montir masing-

masing sebanyak 2 orang, ahli pengobatan alternatif, TNI, POLRI, pedagang


keliling, pembantu rumah tangga, tukang jahit dan pialang masing-masing

sebanyak 1 orang.

Sarana Dan Prasarana

Berdasarkan praktek lapang di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa,

Kabupaten, Soppeng sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.Sarana dan Prasaranadi Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa,


Kabupaten, Soppeng.
Sarana dan Prasarana Kondisi Jumlah(Unit)
Kesehatan
Puskesmas Pembantu Ada/baik 1
Rumah Bersalin Ada/baik 6
Posyandu Ada/baik 2
Pendidikan
Gedung SMP/ Sederajat Ada/baik 1
Gedung SD/ Sederajat Ada/baik 3
Gedung TK Ada/baik 2
Gedung Tempat Bermain Anak Ada/baik 1
Perpustakaan Desa/ Kelurahan Ada/baik 1
Peribadatan
Masjid Ada/baik 8
Langgar/ Surau/ Musholla Ada/baik 1
Air Bersih
Sumur pompa Ada/baik 109
Sumur gali Ada/baik 28
Hidran umum Ada/baik 0
PAH Ada/baik 3
Tangki Air Bersih Ada/baik 0
Embung Ada/baik 1
Mata Air Ada/baik 5
Bangunan Pengelolahan Air Ada/baik 5
Bersih
Sanitasi
Saluran drainase Ada/baik 1
Sumur resapan air RT Ada/baik 1
MCK umum Ada/baik 2
Pemilik jumlah jabatan keluarga Ada/baik 554 KK
Total 725
Sumber:Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa

Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng untuk Kesehatan seperti


Puskesmas Pembantu, Rumah Bersalin, dan Posyandu ada dan kondisinya baik

yang jumlahnya berturut – turut 1, 6, dan 2. Di bidang Pendidikan terdapat

Gedung SMP, SD, TK, Tempat Bermain Anak dan Perpustakaan Desa/ Kelurahan

ada dengan kondisi yang baik dengan jumlah berturut-turut 1,3,2,1 dan 1 unit. Di

bidang Peribadatan terdapat Masjid dan Langgar/ Surau/ Musholla dengan kondisi

yang baik dengan jumlah berturut – turut sebanyak 8, dan 1 unit. Untuk Air Bersih

seperti Sumur Pompa, Sumur Gali, Hidran Umum, Penampung Air Hujan, Tangki

Air Bersih, Embung, Mata Air dan Bangunan Pengolahan Air Bersih ada dengan

kondisi yang baik pula dengan jumlah berturut-turut 109, 28, 0, 3, 0, 1, 5 dan 5

unit. Sanitasi seperti Saluran Drainase, Sumur Resapan Air RT, MCK umum,

Pemilik Jumlah Jabatan Keluarga dengan kondisi yang baik dengan jumlah

berturut-turut 1,1,2 unit dan 554 KK di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa,

Kabupaten Soppeng.

Keadaan Responden

Identifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Praktek Lapang Sosiologi Peternakan di Desa Bulue,

Kec.Marioriawa Kab.Soppeng mengenai identifikasi responden berdasarkan umur dapat

dilihat pada rincian tabel dibawah ini.

Tabel 6. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1. Laki-laki 4 80%

2. Perempuan 1 20%

Jumlah 100%

Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,2018.


Berdasarkan hasil Praktek Lapang dapat diketahui bahwa peran wanita dalam

mengembangkan usaha pertanian atau peternakan lebih dominan di bandingkan dengan

laki-laki, dimana perempuan memegang peran penting dalam pembangunan, dan

mengelola sumber daya yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Baharsyah (1997)

yang menyatakan bahwa dalam pembangunan pertanian, perlu lebih banyak perhatian

untuk memperdayakan sumber daya wanita. Lebih jauh lagi Wasito (1998) menekankan

bahwa perempuan sebagai bagian dari sumber daya manusia perlu diberdayakan supaya

tidak menjadi beban negara. Dengan banyaknya wanita dalam suatu kelompok tani atau

ternak akan lebih mudah mengelola ekonomi dengan baik dan lebih terstruktur, serta

dalam suatu sumber daya akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Isti Fadah dan Istatuk (2004) yang mengungkapkan peran wanita mengalami

peningkatan partisipasi dalam kegiatan ekonomi, pertama adanya perubahan pandangan

dan sikap masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria,

kedua adanya kemauan wanita untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha

membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang

yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri.

Identifikasi Responden berdasarkan tingkat Umur

Berdasarkan hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan di Desa Bulue,

Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng mengenai identifikasi responden

berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada rincian tabel dibawah ini

Tabel 7. Identifikasi Responden Berdasarkan Umur


No. Umur Jumlah Presentase (%)

1. 20-25 1 20 %

2. 26-35 - 0%

3. 36-45 1 20 %
4. >46 3 60 %

Jumlah 5 100 %

Sumber: Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,2018.

Berdasarkan hasil Praktek Lapang diketahui bahwa umur petani berkisar antara

20 – 100 tahun, dengan persentase terbesar (60%) pada kelompok umur 46 keatas. Hasil

ini menunjukkan bahwa kelompok tani di Desa Bulue, sebagian besar terkategori usia

produktif. Hal ini penting karena petani atau peternak pada kategori umur tersebut masih

memiliki kemampuan fisik yang kuat dan pemikiran yang matang terutama dalam

mengelola usaha yang dilakukannya. Hal ini pula menunjukkan bahwa sebagian besar

berusia produktif, mampu menjalankan akftifitas usaha tani ternak, serta dapat

berinteraksi dengan anggota kelompoknya, sehingga diperoleh hasil berkualitas serta

produksi tinggi.Hal ini didukung oleh Havighurst dalam Asmoro (2009), yang

menyatakan masa dewasa pertengahan adalah masa dimana pria dan wanita mencapai

puncak interaksi dalam masyarakat dan pekerjaannya. Umur juga dapat memepengaruhi

curahan waktu kerja, semakin bertambah umur seseorang maka akan semakin bertambah

penawaran kerjanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ronald(2009) yang menyatakan

bahwa Umur mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran

tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang semakin besar penawaran tenaga

kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, semakin tinggi umur seseorang, semakin

besar tanggung jawabnya yang ditanggung, meskipun pada titik tertentu penawaran akan

menurun seiring dengan usia yang makin bertambah pula.

Identifikasi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan

Berdasarkan Praktek Lapang di Desa B tentang identifikasi responden

berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada rincian tabel dibawah ini.

Tabel 10. Identifikasi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


No. Tingkat pendidikan Frekuensi (Orang) Presentase (%)

1. SD 1 20%

2. SMP 3 60%

3. SMA 1 20%

4. DIPLOMA - -

5. S1 - -

Jumlah 5 100 %

Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan, 2017.

Berdasarkan hasil praktek lapang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

responden yang terbanyak adalah SMP dengan jumlah 3 orang dengan presentase 60 %

sedangkan pada tingkat pendidikan yaitu SD 1 orang dan SMA 1 orang, hal ini

menandakan bahwa mayoritas petani masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Rendahnya pendidikan para petani menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh

hanya dari kreativitas dan pengalaman sebelumnya yang pernah dimiliki, dengan begitu

maka akan menghambat petani atau peternak dalam menerima informasi atau wawasan

baru menegenai usaha tani ternak . Hal ini sesuai dengan pendapat Bakir (2000) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan petani atau peternak maka pola

pikir juga semakin luas dan tentunya akan lebih cepat menerima inovasi yang

disampaikan dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan apa yang telah didapatkan

dalam berusahatani ternak nantinya.

Identifikasi Responden berdasarkan tingkat Pencaharian

Berdasarkanprakteklapang

diDesaMassamaturumengenaiidentifikasirespondenberdasarkanpekerjaandapatdili

hatpadarinciantabeldibawah ini.
Tabel 11. Identifikasi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Nama Responden Pekerjaan

Pokok Sampingan

1. Hj. Juwita Dg. Tarring Petani Peternak

2. Nursanti Dg. Sati IRT Peternak

3. Nimpaja IRT Peternaka

4. Darmaji Dg. Lewa Karyawan Peternak

5. Yasin Dg. Nompo Petani Peternak

Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,2017.

Berdasarkan hasil praktek lapang di ketahui mengenai jumlah responden

berdasarkan pekerjaan pokok, di peroleh hasil bahwa responden atas nama Hj. Juwita

Dg. Tarring memiliki pekerjaan pokok sebagai petani, ibu Nursanti Dg. Sati dan Nimpaji

pekerjaan pokoknya sebagai IRT dan Darmaji Dg. Lewa pekerjaan pokoknya sebagai

karyawan serta bapak Yasin Dg. Nompo sebagai Petani. Untuk pekerjaan sampingan

kelima responden yaitu sebagai Peternak.

Identifikasi Responden berdasarkan tingkat Pendapatan

Berdasarkan Praktek Lapang di Desa Massamaturu mengenai identifikasi

responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada rincian tabel dibawah ini.

Tabel 12. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

No. Tingkat pendapatan Frekuensi (orang) Presentase (%)

(Tahun)

1. < 1.000.000 - -
2. 1.000.000-2.900.00 - -

3. 3.000.000-4.900.000 - -

4. 5.000.000-9.900.000 - -

5. > 10.000.000 5 100%

Jumlah 5 100%

Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,2017.

Berdasarkan hasil praktek lapang dapat di ketahui bahwa pendapatan para petani

atau peternak yang berada dalam suatu lembaga memiki pendapan yang sama, yaitu 100

% petani memilki pendapatan >10.000.000 pertahun. Salah satu faktor penyebabnya yaitu

para petani peternak hanya akan menjual ternaknya apabila dihari-hari besar seperti idul

kurban yang membuat harga ternak menjadi meningkat dibandingkan dengan hari

biasanya sehingga pendapatan para petani peternak hanya akan menjual ternaknya sekali

dalam setahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Zakaria (2003) yang menyatakan bahwa

akan terjadi dimana petani peternak melakukan usahatani dengan produksi dan

produktifitas tinggi tetapi tidak diikuti oleh peningkatan harga dan pendapatan. Hal ini

dapat mengakibatkan petani semakin enggan untuk berusahatani ternak.

Umur

Jeniskelamin

Pendidikan

Tanggungankeluarga

Pengalamanbeternak

You might also like