Professional Documents
Culture Documents
Perang Tabuk (9 H)
Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung
Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah
membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa
Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum
muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan
menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak
pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi
SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya
jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi
berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan
penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat
dirangkul dalam barisan Islam.
Perang Khaibar (7 H)
Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan
perang untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling
sering mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau
Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW
menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim
mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu
ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan
pertempuran serta menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta
Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar. Sebagai
imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan
menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
Perang Mu'tah (8 H)
Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak
penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh
utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di
bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu'tah
karena terjadi di desa Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak
pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani
yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur
dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri.
Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan
muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik
pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat
wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs,
Zubyan dan Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah
Islam.