You are on page 1of 13

TANDA-TANDA VITAL PADA POST PARTUM

Dosen Pengampu: Berthiana, S.Pd., M.Kep

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. Alfandy Costario : PO.62.20.1.17.315


2. Dea Fitri Melinda : PO62.20.1.17.322
3. Gusnadi : PO.62.20.1.17.327
4. Karina Ayu Serin : PO.62.20.1.17.331
5. Mega Sonia Vera : PO.62.20.1.17.336
6. Meinia Preti Anjelina : PO.62.20.1.17.337
7. M. Rizky Tristian : PO.62.20.1.17.334
8. Nindie Tresia : PO.62.20.1.17.339
9. Sindra : PO.62.20.1.17.346
10. Thalitha Novia : PO.62.20.1.17.347
11. Tuti Hariati : PO.62.20.1.17.348

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemeriksaan Tanda – Tanda vital
pada ibu post partum ini tepat pada waktunya.

Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang makalah ini,
dan kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pemeriksaan Tanda – Tanda vital
pada ibu post partum ini dapat memberikan manfaat dan wawasan terhadap para pembaca.

Palangkaraya, 20 September 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI NIFAS .................................................................................................. 2


B. PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL ............................................................ 2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Prawirohardjo, 1991, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sediakala dalam waktu 3 bulan.

Menurut Syaifuddin, 2002, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih
selama 6 minggu.

Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa persalinan alat-alat kandungan
setelah melahirkan yang berlangsung kira-kira 6 minggu dan kembali seperti keadaan
sebelum ada kehamilan dan memerlukan waktu selama 3 bulan.

Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di Indonesia. Oleh karena itu, asuhan kebidanan yang diberikan
oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang
diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post
natal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu
mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus
mampu mengintegrasikan model konseptual, khusunya dalam pemberian asuhan
kebidanan ibu pada masa nifas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nifas?
2. Bagaimana perubahan tanda – tanda vital ibu pada masa nifas?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi Masa Nifas
2. Menjelaskan tentang Tanda-Tanda vital pada Masa Nifas
D. Manfaat
Penulis maupun pembaca menjadi lebih paham mengenai apa yang dimaksud
dengan post partum/nifas dan bagaimana tanda-tanda vitalnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI NIFAS

Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ -
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang -
kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang
terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses -
proses pada kehamilan berjalan terbalik.

Banyak factor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahi
r, dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional i
kut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawata
n yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus mampu mema
nfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan.

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain:
1. Suhu badan. 5. Kelapa, wajah, leher 9. Genitalia
2. Nadi. 6. Payudara 10. Perineum
3. Tekanan darah. 7. Uterus 11. Ekstermitas Bawah
4. Pernafasan. 8. Kandung Kemih

B. PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL


1. Suhu badan
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu
badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan
payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis,
traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat
celcius, waspada terhadap infeksi post partum.

2
2. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat
pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat
melalui apa sel menerima nutrien dan membuang sampah yang dihasilkandari
metabolisme. Supaya sel berfungsi secara normal, harus ada aliran darah yang
kontinu dan dengan volume sesuai yang didistribusikan darah ke sel-sel yang
membutuhkan nutrien.
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi
yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan post partum.
Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yng disebut
bradikardi nifas (puerperal bradycardia) hal ini terjadi segera setelah kelahiran an
biasa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita semacam ini
bisa memiliki angka denyut jantung serendah 40-50 detak permenit. Sudah banyak
alasan-alasan yang diberikan sebagai kemungklinan penyebab,tetapi belum satu pun
yang sudah terbukti. Bradycardia semacam itu bukanlah astu alamat atau indikasi
adanya penyakit,akan tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan.

3. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan
oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang
terjadi.
Tekanan darah biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.

3
4. Pernafasan
Proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida,uap
air dan sisa oksidasi dari paru – paru.Pernafasan Menurut Tempat Terjadinya
Pertukaran Gas.Pernapasan internal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida
antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.Pernapasan eksternal
adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam
gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler.
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan
ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan
selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak
normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus
pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,pernafasan juga akan mengikutinya
kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

5. Wajah dan leher


a. Pemeriksaan Wajah
Tujuan : Untuk mengenditifikasi adanya tanda anemis, eklampsi postpartum
biasa terjadi 1-2 hari postpartum.
Cara Kerja
1) Inspeksi muka : Simetris, warna kulit muka, ekspresi wajah dan
pembengkakan
daerah wajah dan kelopak mata.
2) Inspeksi konjungtiva, dengan cara:
a) Anjurkan pasien untuk melihat lurus kedepan.
b) Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan menggunakan ibu
jari.
c) Amati konjungtiva, untuk mengetahui ada tidaknya kemerahan/atau
keadaan vaskularisasinya.

4
b. Pemeriksaan Leher
Tujuan : Untuk mengkaji adanya infeksi traktus pernafasan, jika ada panas
sebagai diagnose banding.
Cara Kerja
1) Inspeksi leher untuk melihat bentuk dan kesimetrisan leher serta
pergerakannya.
2) Palpasi pada nodus limfe dengan cara:
a) Duduk dihadapan pasien
b) Anjurkan pasien untuk menengadah kesamping menjauhi pemeriksaan
sehingga jaringan lunak dan otot-otot akan relaks.
c) Lakukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi,
batas-batas dan ukuran, bentuk dan nyeri tekan pada setiap kelompok
kelenjar limfe: Submandibular (ditengah-tengah antara sudut dan ujung
mandibular) dan sub mental (pada garis tengah beberapa cm dibelakang
ujung mandibula). Periksa ekspresi wajah, adaya oedema, sclera dan
konjuctiva mata, mukosa mulut, adanya pembesaran limfe, pembesaran
kelenjar thiroid dan bendungan vena jugolaris.

6. Payudara
Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat benjolan,pembesaran
kelenjar,dan bagaimanakah keadaan putting susu ibu apakah menonjol atau
tidak,apakah payudara ibu ada bernanah atau tidak. Auskultasi jantung dan paru-
paru sesuai indikasi keluhan ibu, atau perubahan nyata pada penampilan atau tanda-
tanda vital.
Pengakajian payudara pada periode awal pascapartum meliputi
penampilan, Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
integritasi puting, posisi bayi pada payudara, stimulation nepple erexi adanya
kolostrum, apakah payudara terisi susu, Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan,
nyeri, dan adanya sumbatan ductus, kongesti, dan tanda – tanda mastitis
potensial. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.

5
Pemeriksaan payudara
Tujuan:
Sebagai pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksaa payudara prenatal dan segera
setelah melahirkan apakah ada komplikasi postpartum misalnya bendungan pada
payudara (3-5 hari postpartum), abses payudara, mastitis (3-4 minggu postpartum).

Cara Pemeriksaan:
a. Inspeksi Payudara:
1) Cek kecukupan penyangga dengan menggunakan bra yang pasa dan tepat
dalam menyangga payudara
2) Bantu pasien mengatur posisi duduk menghadap kedepan, telanjang dada
dengan kedua tangan rileks di sisi tubuh.
3) Inspeksi kulit payudara mengenai warna, lesi, vaskularisasi dan udema.
4) Inspeksi Epitelium putting: Karakteristik ukuran (kecil,besar), bentuk
(menonjol, datar, mendelep), pengeluaran cairan dan banyaknya
(kolostrum, ASI, pus, darah) dan luka/lecet pada putting susu.
b. Palpasi payudara untuk memastikan
1) Lakukan palpasi di sekeliling putting susu untuk mengetahui adanya
keluaran. Bila adanya maka identifikasi keluaran tersebut mengenai
sumber, jumlah, warna, konsistensi, dan kaji terhadap adanya nyeri tekan.
2) Angkat dan lipat tangan pasien Palpasi daerah klavikula dan ketiak
terutama pada area limfe nodi.
3) Lakukan palpasi setiap payudara dengan teknis bimanual terutama untuk
payudara yang beukuran besar dengan cara:
a) pertama tekankan telapak tangan tiga jari tengah ke permukaan
payudara pada kuadran samping atas.
b) Lakukan palpasi dengan gerakan memutar terhadap dinding dada dari
tepi menuju areola dan memutar searah jarum jam.

7. Uterus
a. Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri
b. Apakah kontraksi uterus baik atau tidak
c. Apakah konsistensinya lunak atau keras

6
d. Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak
akan tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi
uterus tidak baik dan konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi
yang akan mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini pada
keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi keras.
e. Diastasis Rectie
Kita melakukan pemerikasaan diastasis rectie yaitu tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah pelebaran otot perut normal atau tidak caranya yaitu dengan
memasukkan kedua jari kita yaitu jari telunjuk dan jari tengah ke bagian dari
diafragma dari perut ibu.Jika jari kita masuk dua jari berarti diastasis rectie ibu
normal.Jika lebih dari dua jai berarti abnormal.Cara penanganan diastasis rectie
adalah dengan operasi ringan (tometock)

8. Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak
dapat berkemih dalam 6 jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air
hangat dan bersih ke vulva dan perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan
namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka mungkin perlu dilakukan pemasangan
kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka lakukan massase pada fundus
agar uterus berkontraksi dengan baik.

9. Genitalia
1. Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
2. Hematom vulva (gumpalan darah)
3. Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi vagina dan
serviks dengan cermat
4. Lihat kebersihan pada genitalia ibu
5. Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya karna pada maa nifas
ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena infeksi

7
10. Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua tungkai
dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah:
a. Jahitan laserasinya
Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih dahulu bersihkan
pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang dikasih betadine supaya jahitan
terlihat tampak lebih jelas
b. Oedema atau tidak
c. Hemoroid pada anus
d. Hematoma (Pemb
e. engkakan jaringan yang isinya darah)

11. Ekstremitas Bawah

Pada pemeriksaan kaki apakah ada: Varises,oedema,Reflek patella,nyeri


tekan atau panas pada beti.Adanya tanda Homan,caranya dengan meletakkan 1
tangan pada lutut ibu dan di lakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu
merasakan nyeri pada betis dengan tindakan tersebut,tanda Homan (+).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan pada masa nifas harus terselenggara karena untuk memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi.
Oleh karena itu bidan perlu melakukan asuhan pelayanan kebidanan terhadap ibu nifas
dan bayinya dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Anam. 2009. Pemeriksaan Frekwensi Pernafasan. Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa
Nifas.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

10

You might also like