Professional Documents
Culture Documents
Wahyuningrum, E., et al. Jurnal Keperawatan Belitung. 2018 Februari; 4 (1): 68-75
Diterima: 1 Februari 2018
http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/
© 2018 Jurnal Keperawatan Belitung
Ini adalah artikel Open Access yang didistribusikan di bawah ketentuan Creative Commons
Attribution 4.0 International License yang memungkinkan
penggunaan, distribusi, dan reproduksi non-komersial yang tidak terbatas dalam media apa pun,
asalkan karya asli dicantumkan dengan benar.
PENELITIAN PENELITIAN ORIGINAL: 2477-4073
69
Semarang, menemukan bahwa dari 183 preschool
anak-anak (3-6 tahun) dan 146 (79,78%) dari
anak-anak sulit tidur dengan skor
CSHQ lebih dari 41 (Zahara, Hartanto, &
Adyaksa, 2013). Studi pendahuluan di
Desa Salaman Mloyo yang dipilih secara acak
dari semua kabupaten Semarang Barat, menunjukkan
93% anak-anak mengalami masalah tidur
dengan skor masalah tidur lebih dari 41.
Orang tua salah urus dari rutinitas tidur adalah a
faktor keluarga karena masalah tidur di
anak-anak (Jones, Pollard, Summerbell, & Ball,
2014). Sikap orangtua juga menjadi faktor itu
berkorelasi positif dengan masalah tidur anak
(Jones et al., 2014; X. Liu, Liu, Owens, &
Kaplan, 2005). Beberapa non-farmakologis
rekomendasi untuk orang tua termasuk musik
terapi, konseling, pendidikan tidur
program, program perawatan dan pendidikan awal,
terapi perilaku dan kebersihan tidur
(Gonzales, 2013; Gruber, Cassoff, &
Knäuper, 2011; Halal & Nunes, 2014;
Hockenberry & Wilson, 2014; Mindell, Kuhn,
Lewin, Meltzer, & Sadeh, 2006; Staton et al.,
2016; Wilson, Miller, Bonuck, Lumeng, &
Chervin, 2014). Rekomendasi untuk orang tua
untuk mengatasi masalah tidur pada anak-anak
disediakan oleh petugas kesehatan termasuk perawat
(Gruber et al., 2011).
Kebersihan tidur adalah istilah untuk menggambarkan praktik
pada perilaku dan lingkungan oleh orang tua dan
anak-anak untuk mempromosikan kualitas tidur yang sehat dan
dimaksudkan untuk mengobati insomnia ringan hingga sedang
(Hauri, 1977). Tinjauan sistematis Halal dan
Nunes (2014) menemukan bahwa kebersihan tidur adalah a
intervensi non-farmakologis dan mudah
diimplementasikan dan ditaati (Halal & Nunes,
2014). Kebersihan tidur yang buruk dikaitkan dengan
masalah tidur seperti tidur larut malam (setelah 9
pm), latensi tidur yang lebih lama, kehadiran orang tua di
kamar tidur dan tidur lebih pendek (Owens, Jones,
& Nash, 2011).
Teori Pengetahuan-Sikap-Praktek
(KAP) diadopsi oleh para ahli teori pembelajaran
individu yang memperoleh pengetahuan terkait
berlatih, dengan pengetahuan itu, mereka mengembangkan a
sikap positif terhadap praktik, dan ini
memunculkan perubahan perilaku (Bettinghaus, 1986;
Chien-Yun, Wan-Fei, Yu-Hsi, & Chia-Hung,
2012). Berdasarkan model perusahaan, yang
langkah pertama untuk mengubah perilaku adalah melengkapi
seseorang dengan pengetahuan yang sesuai dan
memadai. Tidak ada penelitian di Indonesia
yang meneliti Pendidikan Kesehatan Tidur
Hygiene (HESH) untuk masalah tidur di
anak-anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh pendidikan kesehatan
kebersihan tidur pada masalah tidur di prasekolah
anak-anak.
METODE
Desain studi
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan
pretest posttest design non-equivalent control
kelompok.
Peserta
Penelitian dilakukan di kecamatan
Semarang Barat, Indonesia, berdasarkan pada
jumlah tertinggi siswa TK di
Semarang, Indonesia. Semarang Barat terdiri
enam belas kecamatan dan Salaman Mloyo
dipilih secara acak. Berdasarkan pendahuluan
belajar di Salaman Mloyo, ada dua
taman kanak-kanak memiliki karakteristik yang sama dalam sosial
jadwal ekonomi dan akademik. Penelitian
dilakukan di kedua TK Talenta
Semarang dan TK Kanisius
Kurmosari Semarang.
Kriteria inklusi dari kedua eksperimen
dan kelompok kontrol adalah anak-anak berusia 4-6 tahun
tahun, tinggal bersama kedua orang tua, tidak
mengalami penyimpangan atau mental emosional
masalah, ADHD, dan tidak memiliki riwayat
kejang. Ciri-ciri orang tua
termasuk ibu atau ayah TK
siswa, bisa membaca dan berbicara menggunakan
Bahasa Indonesia, tinggal di satu rumah dengan
siswa TK, berusia antara 18-44 tahun
tahun dan bersedia menjadi peserta. Itu
kriteria eksklusi anak-anak adalah: asma,
kegemukan, dan mengambil obat anti-kejang.
Sedangkan untuk orang tua adalah orang tua yang ada
dididik di bawah sekolah menengah, dapatkan di bawah ini
upah minimum regional atau rawat inap di
RSUD. Beberapa peserta tidak
berpartisipasi karena waktu terbatas dan
salah satu dari mereka baru saja melahirkan. Enam puluh peserta
direkrut oleh sampling berurutan. Bias
karena interaksi orang tua diantisipasi
dengan menentukan satu taman kanak-kanak menjadi sebuah
kelompok eksperimen dan taman kanak-kanak lainnya
ke dalam kelompok kontrol (penentuan acak).
Instrumen
Anak-anak Tidur Kebiasaan Quesionnaire (CSHQ)
Versi bahasa Indonesia, modul dan buklet
HESH (Pendidikan Kesehatan tentang Tidur
Kebersihan) dan daftar periksa telepon tindak lanjut
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Ada
banyak metode untuk mengukur masalah tidur di
anak prasekolah termasuk menggunakan CSHQ di
Versi bahasa indonesia. CSHQ dikembangkan oleh
Judith Owens, terdiri dari 33 item
kuesioner, kuesioner yang diberi nilai orangtua untuk
menilai perilaku yang terkait dengan
kesulitan tidur anak umum (Owens et
al., 2000). CSHQ berisi 8 domain dari
DISKUSI
Studi pendidikan kebersihan tidur untuk orang tua
terhadap masalah tidur anak-anak prasekolah
adalah studi pertama di Indonesia. Sebelumnya
penelitian tentang pendidikan kebersihan tidur adalah
dilakukan di North Carolina, AS, Baru
Selandia, Australia, dan Michigan. Sedikit
diketahui tentang penelitian tentang kebersihan tidur
dikembangkan di negara berkembang.
Studi ini menemukan bahwa ada yang signifikan
pengaruh HESH pada masalah tidur di
sebelum sekolah. Ada yang signifikan
perbedaan penyimpangan antara tidur
masalah dalam kontrol dan eksperimental
kelompok (-0.033 ± 5.061 vs -3.367 ± 5.269) dengan
perbedaan rata-rata 3,333 (95% CI: 0,663-
6,003) dan p = 0,015. Penurunan rata-rata adalah
berbeda secara statistik tetapi tidak
secara klinis. Tetapi ukuran efek HESH dalam hal ini
penelitiannya sedang (d = 0,645).
Alasan pertama dari hasil penelitian ini adalah
karena kelompok eksperimen mengikuti 100
menit pendidikan kebersihan tidur dari
mulai hingga akhir sesi. Kedua
alasannya adalah karena peserta diterima
buku kecil HESH. Mereka membaca dan menerapkan
rekomendasi dari buku kecil ini. Dan itu
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HESH untuk
orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap tidur
masalah pada anak-anak prasekolah dengan efek moderat
ukuran. Promosi kesehatan tentang tidur yang sehat
harus menjadi prioritas dalam komunitas karena