You are on page 1of 14

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERAPI HIGIENE PADA TIDUR

MASALAH DALAM PRESCHOOLERS


Abstrak
Latar Belakang: Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup untuk status kesehatan yang baik.
Tanpa tidur yang seimbang, itu akan mendorong
munculnya masalah kesehatan atau perkembangan yang serius. Penelitian sebelumnya
menunjukkan lebih dari 40% anak-anak prasekolah
mengalami masalah tidur.
Tujuan: Untuk menguji pengaruh HESH (Pendidikan Kesehatan Kebersihan Tidur) pada masalah
tidur pada anak-anak prasekolah.
Metode: Desain pretest posttest non-equivalent control group digunakan dalam penelitian ini.
Enam puluh peserta direkrut oleh
pengambilan sampel berurutan. Orang tua dalam kelompok eksperimen menerima pendidikan
kesehatan menggunakan power point dan buklet HESH untuk
100 menit, orang tua dalam kelompok kontrol menerima pendidikan kesehatan menggunakan
power point selama 100 menit tanpa buku kecil
HESH. Telepon tindak lanjut dilakukan untuk program evaluasi. Masalah tidur diukur dengan
Kebiasaan Tidur Anak-Anak
Kuesioner (CSHQ) diisi oleh orang tua anak-anak. Analisis data menggunakan t-test tidak
berpasangan dengan interval kepercayaan 95%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh HESH terhadap masalah tidur pada
anak prasekolah (kelompok eksperimen: -
3,367 ± 5,269; kelompok kontrol: 0,033 ± 5,061, p = 0,015).
Kesimpulan: HESH pada orang tua dapat menurunkan masalah tidur pada anak-anak prasekolah
di Indonesia. Diharapkan bahwa HESH bisa
digunakan sebagai intervensi keperawatan alternatif yang melibatkan orang tua untuk
mengurangi masalah tidur pada anak prasekolah.
PENGANTAR
Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup untuk kesehatan yang baik
status. Tanpa tidur yang seimbang, itu akan terjadi
mendorong masalah tidur kemudian menimbulkan masalah serius
gangguan kesehatan dan masalah perkembangan.
Cukup tidur pada anak-anak diperlukan untuk
mengoptimalkan fungsi pertumbuhan normal dan
pembangunan, kesejahteraan ibu dan keluarga
(Bathory & Tomopoulos, 2017). Kebutuhan untuk
Tidur dalam jumlah pada anak-anak prasekolah adalah 10-13 jam
per hari (Foundation, 2017).
Masalah perilaku tidur pada anak-anak terdiri
resistensi tidur, penundaan tidur onset, tidur
durasi, kecemasan tidur, gangguan tidur

pernapasan, bangun malam, parasomnia dan


kantuk di siang hari (Owens, Spirito, &
McGuinn, 2000). Dalam penelitian ini, masalah tidur
adalah masalah perilaku tidur yang terdiri dari
resistensi tidur, penundaan tidur onset, tidur
durasi, kecemasan tidur, gangguan tidur
pernapasan, bangun malam, parasomnia dan
kantuk di siang hari dan diukur dengan
Kuesioner Kebiasaan Tidur Anak-Anak
(CSHQ).
Penelitian di Cina menemukan 49,4% anak-anak
mengalami masalah tidur (Z. Liu et al.,
2013) sementara di Indonesia, khususnya di Indonesia

Wahyuningrum, E., et al. Jurnal Keperawatan Belitung. 2018 Februari; 4 (1): 68-75
Diterima: 1 Februari 2018
http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/
© 2018 Jurnal Keperawatan Belitung
Ini adalah artikel Open Access yang didistribusikan di bawah ketentuan Creative Commons
Attribution 4.0 International License yang memungkinkan
penggunaan, distribusi, dan reproduksi non-komersial yang tidak terbatas dalam media apa pun,
asalkan karya asli dicantumkan dengan benar.
PENELITIAN PENELITIAN ORIGINAL: 2477-4073

Wahyuningrum, E., Rahmat, I., Hartini, S. (2018)

Jurnal Keperawatan Belitung, Volume 4, Edisi 1, Januari-Februari 2018

69
Semarang, menemukan bahwa dari 183 preschool
anak-anak (3-6 tahun) dan 146 (79,78%) dari
anak-anak sulit tidur dengan skor
CSHQ lebih dari 41 (Zahara, Hartanto, &
Adyaksa, 2013). Studi pendahuluan di
Desa Salaman Mloyo yang dipilih secara acak
dari semua kabupaten Semarang Barat, menunjukkan
93% anak-anak mengalami masalah tidur
dengan skor masalah tidur lebih dari 41.
Orang tua salah urus dari rutinitas tidur adalah a
faktor keluarga karena masalah tidur di
anak-anak (Jones, Pollard, Summerbell, & Ball,
2014). Sikap orangtua juga menjadi faktor itu
berkorelasi positif dengan masalah tidur anak
(Jones et al., 2014; X. Liu, Liu, Owens, &
Kaplan, 2005). Beberapa non-farmakologis
rekomendasi untuk orang tua termasuk musik
terapi, konseling, pendidikan tidur
program, program perawatan dan pendidikan awal,
terapi perilaku dan kebersihan tidur
(Gonzales, 2013; Gruber, Cassoff, &
Knäuper, 2011; Halal & Nunes, 2014;
Hockenberry & Wilson, 2014; Mindell, Kuhn,
Lewin, Meltzer, & Sadeh, 2006; Staton et al.,
2016; Wilson, Miller, Bonuck, Lumeng, &
Chervin, 2014). Rekomendasi untuk orang tua
untuk mengatasi masalah tidur pada anak-anak
disediakan oleh petugas kesehatan termasuk perawat
(Gruber et al., 2011).
Kebersihan tidur adalah istilah untuk menggambarkan praktik
pada perilaku dan lingkungan oleh orang tua dan
anak-anak untuk mempromosikan kualitas tidur yang sehat dan
dimaksudkan untuk mengobati insomnia ringan hingga sedang
(Hauri, 1977). Tinjauan sistematis Halal dan
Nunes (2014) menemukan bahwa kebersihan tidur adalah a
intervensi non-farmakologis dan mudah
diimplementasikan dan ditaati (Halal & Nunes,
2014). Kebersihan tidur yang buruk dikaitkan dengan
masalah tidur seperti tidur larut malam (setelah 9
pm), latensi tidur yang lebih lama, kehadiran orang tua di
kamar tidur dan tidur lebih pendek (Owens, Jones,
& Nash, 2011).
Teori Pengetahuan-Sikap-Praktek
(KAP) diadopsi oleh para ahli teori pembelajaran
individu yang memperoleh pengetahuan terkait
berlatih, dengan pengetahuan itu, mereka mengembangkan a
sikap positif terhadap praktik, dan ini
memunculkan perubahan perilaku (Bettinghaus, 1986;
Chien-Yun, Wan-Fei, Yu-Hsi, & Chia-Hung,
2012). Berdasarkan model perusahaan, yang
langkah pertama untuk mengubah perilaku adalah melengkapi
seseorang dengan pengetahuan yang sesuai dan
memadai. Tidak ada penelitian di Indonesia
yang meneliti Pendidikan Kesehatan Tidur
Hygiene (HESH) untuk masalah tidur di
anak-anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh pendidikan kesehatan
kebersihan tidur pada masalah tidur di prasekolah
anak-anak.

METODE
Desain studi
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan
pretest posttest design non-equivalent control
kelompok.
Peserta
Penelitian dilakukan di kecamatan
Semarang Barat, Indonesia, berdasarkan pada
jumlah tertinggi siswa TK di
Semarang, Indonesia. Semarang Barat terdiri
enam belas kecamatan dan Salaman Mloyo
dipilih secara acak. Berdasarkan pendahuluan
belajar di Salaman Mloyo, ada dua
taman kanak-kanak memiliki karakteristik yang sama dalam sosial
jadwal ekonomi dan akademik. Penelitian
dilakukan di kedua TK Talenta
Semarang dan TK Kanisius
Kurmosari Semarang.
Kriteria inklusi dari kedua eksperimen
dan kelompok kontrol adalah anak-anak berusia 4-6 tahun
tahun, tinggal bersama kedua orang tua, tidak
mengalami penyimpangan atau mental emosional
masalah, ADHD, dan tidak memiliki riwayat
kejang. Ciri-ciri orang tua
termasuk ibu atau ayah TK
siswa, bisa membaca dan berbicara menggunakan
Bahasa Indonesia, tinggal di satu rumah dengan
siswa TK, berusia antara 18-44 tahun
tahun dan bersedia menjadi peserta. Itu
kriteria eksklusi anak-anak adalah: asma,
kegemukan, dan mengambil obat anti-kejang.
Sedangkan untuk orang tua adalah orang tua yang ada
dididik di bawah sekolah menengah, dapatkan di bawah ini
upah minimum regional atau rawat inap di
RSUD. Beberapa peserta tidak
berpartisipasi karena waktu terbatas dan
salah satu dari mereka baru saja melahirkan. Enam puluh peserta
direkrut oleh sampling berurutan. Bias
karena interaksi orang tua diantisipasi
dengan menentukan satu taman kanak-kanak menjadi sebuah
kelompok eksperimen dan taman kanak-kanak lainnya
ke dalam kelompok kontrol (penentuan acak).
Instrumen
Anak-anak Tidur Kebiasaan Quesionnaire (CSHQ)
Versi bahasa Indonesia, modul dan buklet
HESH (Pendidikan Kesehatan tentang Tidur
Kebersihan) dan daftar periksa telepon tindak lanjut
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Ada
banyak metode untuk mengukur masalah tidur di
anak prasekolah termasuk menggunakan CSHQ di
Versi bahasa indonesia. CSHQ dikembangkan oleh
Judith Owens, terdiri dari 33 item
kuesioner, kuesioner yang diberi nilai orangtua untuk
menilai perilaku yang terkait dengan
kesulitan tidur anak umum (Owens et
al., 2000). CSHQ berisi 8 domain dari

masalah tidur (ketahanan tidur, tidur-


penundaan onset, durasi tidur, kecemasan tidur,

wakings malam, parasomnia, gangguan tidur


bernafas dan kantuk di siang hari). Intern
konsistensi semua item dari CSHQ di
Versi Bahasa Indonesia adalah 0,80 (Hartini, Herini,
& Takada, 2017). Skor total CSHQ yang dipotong
41 dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak
dengan gangguan tidur, dan soroti tidur
domain yang menjamin klinis lebih lanjut
evaluasi (Owens et al., 2000). Skor CSHQ
lebih dari 41 mengindikasikan bahwa anak-anak memilikinya
masalah tidur. Diizinkan dan disetujui untuk digunakan
CSHQ disediakan oleh Judith A. Owens (the
pemilik instrumen) dan oleh Sri Hartini
yang mengembangkan instrumen CSHQ di
Bahasa Indonesia (Hartini dkk., 2017; Irwanto,
Rehatta, Hartini, & Takada, 2016). Buku kecil
telah diuji validitas ahli dan diuji
keterbacaan pada orang tua TK
Miftaul Khoir.
Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan mulai bulan Maret
2017 hingga Mei 2017 di dua swasta
taman kanak-kanak yang terletak di Salaman Mloyo,
Semarang Barat, Indonesia. Pada awalnya
para peneliti penelitian menjelaskan penelitian
prosedur dan meminta peserta untuk
berpartisipasi dalam studi dengan meminta peserta
menandatangani informed consent. Kemudian peserta
mengisi kuesioner CSHQ sebagai
Data pretest masalah tidur. Data posttest
dikumpulkan pada minggu kelima setelahnya
intervensi.
Intervensi
Kelompok eksperimen menerima pendidikan kesehatan
menggunakan power point dan buklet HESH untuk
100 menit dan ditindaklanjuti melalui telepon
setiap minggu dalam sebulan. Di grup kontrol
pendidikan kesehatan menggunakan power point untuk 100
menit tanpa buku. Intervensi adalah
disediakan oleh asisten peneliti yang telah
penjelasan singkat. Asisten peneliti yang terlibat telah
persyaratan seperti perawat dengan minimum
tingkat pendidikan Sarjana Keperawatan,
memiliki lebih dari satu tahun bekerja
pengalaman sebagai perawat di klinik atau pendidik atau
pelatih. Seorang asisten peneliti tidur
pendidikan kebersihan untuk kedua kelompok (untuk
hindari bias), tiga asisten lain yang melakukannya
telepon tindak lanjut. Proses seleksi
dan aliran penelitian dapat dilihat pada Gambar
1
Analisis data
Distribusi data pada kelompok kontrol
(p = 0,154) dan kelompok eksperimen
(p = 0,073) normal, jadi t-test tidak berpasangan
digunakan untuk menganalisis efek HESH pada tidur
masalah pada anak prasekolah. Ukuran efek HESH
pada masalah tidur dalam analisis anak prasekolah
menggunakan tes Cohen.
Pertimbangan etis
Penelitian dilakukan setelah mendapat surat
etika etika penelitian dari Penelitian
Komite Etika Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan
izin penelitian dari Kesatuan Nasional
dan Badan Politik (Kesbangpol) Semarang
Pemerintah Kota Provinsi Jawa Tengah.
Nomor surat kelayakan etis adalah
KE / FK / 0183 / EC / 2017.

DISKUSI
Studi pendidikan kebersihan tidur untuk orang tua
terhadap masalah tidur anak-anak prasekolah
adalah studi pertama di Indonesia. Sebelumnya
penelitian tentang pendidikan kebersihan tidur adalah
dilakukan di North Carolina, AS, Baru
Selandia, Australia, dan Michigan. Sedikit
diketahui tentang penelitian tentang kebersihan tidur
dikembangkan di negara berkembang.
Studi ini menemukan bahwa ada yang signifikan
pengaruh HESH pada masalah tidur di
sebelum sekolah. Ada yang signifikan
perbedaan penyimpangan antara tidur
masalah dalam kontrol dan eksperimental
kelompok (-0.033 ± 5.061 vs -3.367 ± 5.269) dengan
perbedaan rata-rata 3,333 (95% CI: 0,663-
6,003) dan p = 0,015. Penurunan rata-rata adalah
berbeda secara statistik tetapi tidak
secara klinis. Tetapi ukuran efek HESH dalam hal ini
penelitiannya sedang (d = 0,645).
Alasan pertama dari hasil penelitian ini adalah
karena kelompok eksperimen mengikuti 100
menit pendidikan kebersihan tidur dari
mulai hingga akhir sesi. Kedua
alasannya adalah karena peserta diterima
buku kecil HESH. Mereka membaca dan menerapkan
rekomendasi dari buku kecil ini. Dan itu

Alasan ketiga adalah ada tindak-telepon


naik mingguan dalam sebulan.

Studi ini mendukung tinjauan sistematis


dilakukan oleh (Halal & Nunes, 2014). Beberapa
studi dalam tinjauan sistematis menyatakan bahwa
metode kebersihan tidur meningkatkan kualitas
tidur anak dan mengurangi masalah tidur
anak-anak. Studi lain menyatakan kesehatan
pendidikan tentang tidur dalam bentuk novel
program pendidikan tidur untuk anak prasekolah dan
keluarga mereka menurunkan masalah anak
perilaku tidur (Wilson et al., 2014).
Pendidikan menggunakan power point dan booklet
memberi kesempatan bagi orang tua untuk belajar dan berkreasi
tingkah laku. Selama pendidikan, orang tua mendengarkan
dan memperhatikan materi tidur
kebersihan. Mereka juga punya kesempatan untuk bertanya
dan mendiskusikan masalah mereka. Berdasarkan sosial
belajar teori oleh Bandura (1977), orang tua
mengalami empat proses mediasi
(Bandura & Walters, 1977). Bandura menyampaikan
ada empat proses mediasi dalam sosial
teori learing yang terjadi pada seseorang seperti
perhatian (perilaku harus diperhatikan
dipraktekkan), retensi (berapa banyak perilaku bisa
diingat), reproduksi (manusia mencoba
lakukan apa yang telah dilihat dan diproses) dan
motivasi (perilaku membutuhkan motivasi untuk
dipraktekkan). Dalam proses kebersihan tidur
pendidikan, peserta melakukan proses
mendengarkan, memahami, mengingat,
mendapatkan motivasi dan kemudian meniru atau
mempraktekkan apa yang diajarkan sehingga ada
perubahan perilaku orang tua terhadap
sebelum sekolah. Proses retensi adalah
didukung oleh penggunaan buklet dan
telepon tindak lanjut seminggu sekali.
Teori Knowledge-Attitude-Practice (KAP)
juga mendasari perubahan perilaku
(Bettinghaus, 1986; Chien-Yun et al., 2012).
Penerapan kebersihan tidur oleh orang tua
menunjukkan peningkatan tingkat pembelajaran.
Empat tingkat evaluasi pelatihan Kirkpatrick
menyebutkan empat tingkat evaluasi dalam pelatihan
atau belajar seperti reaksi, belajar,
perilaku dan hasil (Kirkpatrick, 2009). Itu
tahap keempat dari teori, hasilnya
evaluasi, adalah evaluasi pengaruh
pada lingkungan yang disebabkan oleh perilaku
perubahan atau peningkatan kinerja dari
peserta pelatihan. Dalam penelitian ini, perubahan perilaku
orang tua dalam penerapan kebersihan tidur
untuk anak prasekolah berpengaruh pada
penurunan masalah tidur prasekolah
anak-anak.
Kebersihan tidur adalah istilah yang menggambarkan
praktek perilaku dan lingkungan oleh
orang tua dan anak-anak untuk mempromosikan tidur yang sehat
kualitas dan dimaksudkan untuk mengobati ringan hingga
insomnia sedang (Hauri, 1977). Tidur
kebersihan mudah diterapkan dan melekat (Halal
& Nunes, 2014). Serta melalui tidur
orang tua kebersihan juga dapat mengatur kesehatan
pola tidur dan mencegah masalah tidur
anak-anak (Bathory & Tomopoulos, 2017).
Keseimbangan antara dua peraturan tidur
proses (sistem peredaran darah dan
regulator tidur homeostatik) penting untuk
kualitas dan kuantitas tidur serta
optimalisasi tingkat kesadaran (Owens
et al., 2011). Ini adalah dasar untuk
perkembangan kebersihan tidur. Kebersihan tidur
bekerja melalui kegiatan individu atau
kombinasi ritme sirkadian terlatih,
perilaku pengkondisian, menurunkan kecemasan,
mengurangi stimulasi lingkungan dan
meningkatkan relaksasi (Galland & Mitchell,
2010).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HESH
diterima oleh orang tua mengurangi tidur
masalah anak-anak prasekolah. Penurunan
dalam masalah tidur anak pra-sekolah adalah
efek dari memberikan pendidikan kebersihan tidur
dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain seperti
karakteristik anak-anak dan orang tua.
Ini didukung oleh data yang partisipatif
karakteristik orang tua (peran, tingkat
pendidikan dan usia orang tua) dan anak-anak
(jenis kelamin dan usia) dalam penelitian ini tidak berbeda
secara signifikan pada kedua kelompok.
Batasan penelitian
Peneliti menemukan beberapa keterbatasan dan
kelemahan selama penelitian. Orang tua punya
waktu terbatas karena pekerjaan mereka begitu
tidak bisa berpartisipasi dalam penelitian ini. Evaluasi
perubahan pengetahuan dan sikap tidak
diukur, yang hanya berdasarkan pada
informasi dari asisten peneliti saja.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HESH untuk
orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap tidur
masalah pada anak-anak prasekolah dengan efek moderat
ukuran. Promosi kesehatan tentang tidur yang sehat
harus menjadi prioritas dalam komunitas karena

dampak dari masalah tidur dapat membahayakan pra-


anak sekolah. Buku-buku kebersihan tidur bisa
digunakan sebagai media untuk memberikan kesehatan
pendidikan untuk keluarga dan komunitas.
Tidur sehat untuk anak-anak prasekolah adalah kebutuhan dasar
seorang anak kecil. Penelitian lebih lanjut dengan lebih besar
ukuran sampel diperlukan, dengan desain yang berbeda,
pengaturan dan media yang berbeda dalam kesehatan
pendidikan.
Pengakuan
Penulis menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tuhan
Pengawas penelitian yang maha kuasa, keluarga,
pemeriksa penelitian, Kepala Guru
Program Gelar Keperawatan di Gadjah Mada
Universitas dan Direktur STIKES St
Elisabeth Semarang.
Konflik kepentingan
Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan
sehubungan dengan penelitian, kepenulisan,
dan / atau publikasi artikel ini.

You might also like