You are on page 1of 55

10/1/2018

KONSEP DASAR PPN DAN


PPnBM

DATA

KARAKTERISTIK LEGAL PPN

1. Pajak Tidak Langsung


2. Dikenakan secara bertingkat
3. Pajak Konsumsi
4. Bersifat Netral
5. Pajak obyektif
6. Menggunakan sistem faktur
(walau ada juga yang dipersamakan dengan faktur)

1
10/1/2018

OBYEK PPN

• Obyek PPN adalah keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum tertentu yang
ditetapkan oleh undang-undang yang berkaitan dengan barang dan jasa

PRINSIP PPN
1) Prinsip utama PPN menganut bahwa
semua penyerahan BKP yang berakibat
pindahnya hak penguasaan dan
kepemilikan atas suatu barang merupakan
penyerahan BKP yang terutang PPN
2) Kecuali dalam peraturan menetapkan lain
4

2
10/1/2018

PENGERTIAN BKP/JKP

• Dalam aturannya mengenal negatif list berarti bahwa pada dasarnya semua
barang adalah BKP/JKP kecuali ditetapkan lain
• Seperti yang tertuang dalam UU PPN No. 42 Tahun 2009 pasal 4A ayat 2
termasuk kelompok barang yang dikecualikan dari pengenaan PPN

OBYEK PPN dalam pasal 4

• Penyerahan BKP dalam daerah pabean


• Impor BKP
• Penyerahan JKP dalam daerah pabean
• Pemanfaatan BKP tidak berwujud
• Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
• Ekport BKP
• Ekspor BKP tidak berwujud
• Ekspor Jasa Kena Pajak
6

3
10/1/2018

Tambahan obyek :

• Ps. 16C : membangun sendiri


• Ps. 16D :
penyerahan BKP aktiva yang tujuan semula tidak u/dijual
tapi dijual dilakukan oleh PKP kecuali tidak ada
hubungannya dengan kegiatan usaha perusahaan

SUBYEK PAJAK

• Subyek PPN biasa disebut pengusaha, baik orang


pribadi maupun badan yang menyerahkan atau
memanfaatkan

4
10/1/2018

KEWAJIBAN PKP
PS. 4 f

• Melaporkan usahanya
• Memungut PPN dan PnBM
• Menyetor
• Melaporkan
9

BATASAN PENGUSAHA KECIL pmk. 197/pmk.03/2013

1. Peredaraan usaha dalam 1 tahun buku tidak


lebih dari Rp. 4.800.000.000,-- mulai berlaku 1
Jaanuari 2014.
2. Jumlah peredaran merupakan jumlah
keseluruhan baik barang kena pajak maupun
jasa kena pajak.
3. Orang pribadi yang dikecualikan pembukuan
tahun buku adalah tahun kalender

10
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014

5
10/1/2018

BATASAN PENGUSAHA KECIL pmk. 197/pmk.03/2013

1. Atas pengusaha tersebut dikecualikan


sebagai pengusaha kena pajak, sehingga
tidak wajib melaporkan PPN.
2. Kecuali memilih untuk menjadi PKP

11
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014

BATASAN PENGUSAHA KECIL pmk. 197/pmk.03/2013

1. Bila dalam satu pereode telah melebihan ketentuan Rp.


4.800.000.000,-- paling lambat pada akhir bulan
berikutnya harus melaporkan sebagai PKP
2. Bila kewajiban tidak terpenuhi akan ditetapkan secara
jabatan.
3. Bila dalam 1 tahun kalender jumlah peredaran tidak
mencapai Rp. 4.800.000.000,-- pengukuhan dapat
diajukan pencabutan.

12
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014

6
10/1/2018

DAERAH PABEAN

• Dalam pemungutan PPN mengenal daerah pabean


• Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat
tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di
dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai
kepabeanan.
13

13

TARIF PPN

• Tarif PPN 10 % dengan peraturan pemerintah dapat diturunkan menjadi 5 %


atau dinaikan menjadi 15 %
• Untuk ekspor baik BKP. Bkp tidak berwujud dan JKP sebesar 0 %
• Untuk PPnBM 10 % sampai dengan 200 %

14

14

7
10/1/2018

FAKTUR PAJAK

• Dasar hukumnya adalah UU PPN No. 42 tahun 2009 dan yg


terakhir PER – 24/PJ/2012
Dlm. Pembuatan faktur pajak hrs memuat paling sedikit :
PKP, Pembeli , Nama BKP/JKP, Harga Jual/Penggantian,
Potongan Harga, Dasar Pengenaan Pajak, Pajak yang dipungut,
Nomor Seri, Tanggal , Nama

15

15

FAKTUR PAJAK
PER : 24/PJ/2012

Faktur Pajak :
Bukti pungutan pajak yang
Faktur Pajak
dibuat oleh pengusaha -
Faktur Pajak Gabungan
kena pajak atas penyerahan
BKP / JKP

Dalam rangka mempermudah pembuatan faktur pajak faktur pajak


hanya Ada satu dan pembuatannya dipermudah
16

PER DIRJEN – 24/PJ/2012 16

8
10/1/2018

Pembuatan Faktur pajak


FAKTUR PAJAK
Per No. 24/PJ/2012 Ps. 2
a. Pada saat penyerahan BKP/JKP
b. Saat penerimaan pembayaran
c. Saat penerimaan termin.
d. Pada saat PKP menyampaikan tagihan pada
bendaharawan
e. Saat lain ditetapkan oleh PMK

FAKTUR PAJAK GABUNGAN


a. Pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP dlm hal
pembayaran terjadi setelah berakhirnya
penyerahan BKP/JKP

Bila melampui tanggal tersebut dikenakan denda 2 %


17
dari DPP.
PER DIRJEN – 24/PJ/2012 17

PENGADAAN FAKTUR PAJAK


Pengadaan Formulir FP oleh PKP
Pasal 4 per : 24/PJ/2012

FP dibuat paling sedikit rangkap 2


1. Untuk pembeli BKP/Penerima JKP
2. Untuk arsip PKP yg menerbitkan FP
Bila dibuat lebih dari yg ditetapkan harus
dinyatakan peruntukannya

18

PER DIRJEN – 24/PJ/2012 18

9
10/1/2018

KODE FAKTUR PAJAK

Kode seri faktur pajak ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak


sedangkan kode transaksi ditentukan sendiri oleh wajib pakal

KODE FAKTUR pasal 7

Nomor Seri :
Kode Faktur pajak : 3 tiga digit diberikan DJP
2 dua digit Kode Transaksi 2 dua digit tahun penerbitan
1 satu digit Kode Status 8 digit nomor seri faktur

19

PER DIRJEN – 24/PJ/2012

KODE TRANSAKSI PS. 7 ayat 2 a


Kode 2 digit faktur pajak u/penyerahan

01. Pada selain pemungut PPN


02. Pada pemungut PPN Bendaharawan
03. Pada pemungut PPN lainnya selain bendah
04. Menggunakan DPP nilai lain selain pemungut
05. Mulai tahun ini tidak dipergunakan
06. Lainnya selain pemungut PPN
07. PPN tidak dipungut selain pemungut
08. PPN dibebaskan selain pemungut
09.Aktiva pasal 16D selain pemungut 20

20

10
10/1/2018

KODE STATUS FAKTUR PAJAK


PS. 7 ayat 2 b

Kode Status faktur pajak


Dengan ketentuan

Kode 0 Kode 1
Untuk status normal Untuk status penggantian

21

21

FAKTUR PAJAK / FAKTUR PENJUALAN


Ps. 14

Faktur penjualan
Yang memuat keterangan
sesusai dalam faktur pajak
dan pengisiannya sesuai
dapat dipersamakan dengan
faktur pajak

Dan sesuai SE Dirjen No. 56/PJ/2010 tanggal : 27 April


2010, pembuatan/bentuk faktur pajak diserahkan
sepenuhnya kepada wajib pajak
22

PER DIRJEN – 24/PJ/2012 22

11
10/1/2018

23

23

PER : 33/PJ/2014

DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK

1. PEB dan PE dilampiri dengan invoce


2. SPPB yang dikeluarkan oleh bulog
3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang
dikeluarkan pertamina
4. Tanda pembayaran/kuitansi Telkom
5. Tiket untuk jasa angkutan udara penerbangan
udara
6. Nota jasa pelabuhan
24

1 October 2018 24
24

12
10/1/2018

Lanjutan per : 33/PJ/2014


7. Tanda pembayaran/kuitansi listrik
8. PEJKP/BKP tidak berwujud yang dilampiri invoce
9. PIB yang dilampiri SSPCP
10. SSP untuk pemanfaatan BKP tidak berwujud /jasa kena pajak dari luar daerah
pabean
11. Bukti tagihan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
oleh Perusahaaan Air Minum;
12. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan Jasa Kena Pajak oleh
perusahaan perantara efek;
13. Dan Bukti tagihan atas penyerahan Jasa Kena Pajak oleh perbankan.
14. SSP pembayaran PPN penyerahan BKP Melalui juru lelang dilampiri risalah
lelang

25

1 October 2018 25
25

SANKSI PENGUSAHA KENA PAJAK


Pasal : 16 ayat 2
Denda Adsministrasi
2 % dari DPP bila

1. Menerbitkan faktur pajak tidak memuat keterangan


dan mengisi secara lengkap, jelas benar dan tidak
ditandatangani oleh yang ditujunjuk PKP.
2. Menerbitkan faktur pajak lebih 3 bulan

Faktur pajak dibuat lebih 3 bulan


Tidak dapat dikreditkan
26

26

13
10/1/2018

SANKSI PENGUSAHA KENA PAJAK


Pasal 17 Ayat 2
Dikecualikan dari denda
2 % dari DPP bila

Dalam hal faktur pajak tidak memuat :


a. Nama, alamat dan NPWP pembeli BKP/penerima JKP
b. Nama, alamat dan NPWP pembeli BKP/penerima JKP
dan tanda tangan yang berhak bila PKP pedagang
eceran

27

PER DIRJEN – 24/PJ/2012 27

DASAR PENGENAAN PAJAK


• Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah
Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor,
Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai
sebagai dasar untuk menghitung pajak
yang terutang.

28

28

14
10/1/2018

HARGA JUAL ayat 1 (18)


UU PPN No. 42 Tahun 2009

• Nilai berupa uang


• Termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual Barang Kena Pajak.
• Tidak termasuk PPN dan potongan harga yang
tercantum dalam faktur pajak.
Yang termasuk dalam pengertian biaya yang
merupakan unsur harga jual, antara lain :
pengangkutan, asuransi, bantuan teknik,
pemeliharaan, dan garansi.

29

29

PENGGANTIAN ayat 1(19 )

• nilaiberupa uang, termasuk semua biaya


yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pemberi jasa karena penyerahan atau
ekspor Jasa Kena Pajak, tidak termasuk
pajak yang dipungut menurut Undang-
Undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak

30

30

15
10/1/2018

Nilai Impor ( Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 42


Th. 2009 ) :

• Nilai berupa uang yang menjadi Dasar penghitungan bea masuk


• Ditambah pungutan yang dikenakan sesuai Undang-Undang
Pabean.
• Tidak termasuk PPN/PPn BM.
• Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
PPN = 10% x Nilai Impor
• Memiliki PIB dan SSPCP
31

31

Nilai Ekspor ( Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor NO. 42


TH 2009 ) :

• Nilai berupa uang


• Termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir, yaitu, nilai
yang tercantum dalam dokumen PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah difiat
muat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai/ Persetujuan ekport ( PE )).
• PPN Ekspor = 0% x Nilai Ekspor
• Memiliki PEB dan PE
32

32

16
10/1/2018

NILAI LAIN SEBAGAI DASAR


PENGENAAN PAJAK
PMK. 38PMK.11/2013

33

33

NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN


PAJAK
Untuk menetapkan besarnya PPN DPP ditetapkan dengan nilai lain
antara lain :
1. Pemakaian sendiri Harga jual/Penggantian dikurangi laba kotor
2. Pemberian Cuma-Cuma Harga jual/Penggantian dikurang laba kotor
3. Media Rekaman suara /gambar perkiraan harga jual rata-rata
4. Penyerahan film cerita perkiraan hasil rata-rata per judul
5. Hasil tembakau harga jual eceran
6. Persediaan/Aktiva saat pembubaran harga pasar wajar
34

34

17
10/1/2018

NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK


7. Barang dari pusat ke cabang Sebaliknya Harga pokok penjualan
8. Penyerahaan ke pedagang perantara yang disepakati antara pembeli dan
pedagang perantara
9. Penyerahan BKP melalui juru lelang herga lelang
10. Jasa pengiriman paket sebesar 10 % dari jumlah yang ditagih.

11. Jasa biro perjalanan /jasa biro wisata 10 % dari jumlah tagihan
12. Emas perhiasan yang dilakukan pabrikan 20 %

13. Jasa Pengurusan transaportasi (FF ) 10 %

Untuk penyerahan no. 1 s/d 13 tersebut menggunakan kode seri faktur pajak 35
“04 “
35

PAJAK MASUKAN

• Pajak masukan sehubungan dengan jasa pengiriman paket,


jasa biro perjalanan dan jasa biro wisata tidak dapat
dikreditkan
• Pabrikan emas perhiasan dan FF tidak dapat dikreditkan
dan khusus untuk emas perhiasan telah dicabut dengan
PMK No. 30/PMK.03/2014

36

PMK. 38PMK.11/2013 36

18
10/1/2018

MENJADI PEMUNGGUT

• Dasar Hukum : UU PPN th 1984 Sdd UU No. 42 Tahun 2009, Kep Dirjen KEP-382/PJ/2002
• Sejak tgl 1 Jan 2004 Pemungut PPN Kep Men No. 563/KMK.03/2003
a. Bendh. Pemerintah dananya dr. APBN / APBD
b. Kantor Perbendaraan dan Kas Negara

Sejak tgl. 1 Peb 2005 Kep. Men No. 11/PMK.03/2005 dirubah dengan PMK
73/PMK.03/2010 Kontraktor perjanjian kerjasama pertambangan MGB dan
kontraktor pemegang usaha.ijin pertambahan

Sesuai PMK 85/PMK.03/2012 BUMN ditjunjuk sebagai pemungut PPN dan PPnBm sejak 1
Juni 2012
Pembeli BKP/JKP tersebut diatas PPN terutang tidak dipungut oleh penjual melainkan
oleh pemungut PPN
37

37

Obyeknya :

• Setiap pembayaran yang dilakukan oleh pemungut atas


perolehan BKP/JKP oleh pemungut.
• Yang dipungut semua rekanan pemungut PPN tsb

38

38

19
10/1/2018

Tata Cara :

• Bendaharawan :
• Faktur Pajak dan SSP bukti pemungutan
• Pemungutan PPN dilakukan saat pembayaran dipotong langsung dr.
pembayaran
• Saat menyampaikan tagihan rekanan wajib membuat
FPS & SSP Indentitas dan NPWP PKP rekanan td Pemungut

39

39

DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN


a. Pembayaran tdk lebih Rp. 1.000.000,00
b. Pembayaran untuk pembebasan tanah
c. Pemb. Yang mendapatkan fasilitas
d. Pemb. BBM dan Non BBM pertamina
e. Pemb. Rekg. Tilpn.
f. Pemb. Jasa pernerbangan udara
g. Pemb. Untuk penyerahan BKP/JKP yg. Tdk PPN

40

40

20
10/1/2018

KONTRAKTOR KERJA SAMA MIGAS DAN BUMN


termasuk ANAK PERUSAHAAN BUMN

• KONTRAKTOR PKS dg pemerintah RI


• Faktur Pajak dan SSP sbg bukti pemungutan
FP dibuat paling lambat saat
• Pada saat penyerahaan
• Pada saat penerimaan pembayaran.
• Pada saat terima termin
41

41

Penyetoran dan pelaporan


oleh pemungut

• Penyetoran paling lambat tgl. 15 bulan berikut


• Pelaporan paling lambat akhir bulan berikutnya.
• Pelaporan dengan SPT pada pemungut SPT 1107 PUT

42

42

21
10/1/2018

DIKECUALIKAN
• Dikecualikan :
1. Pembayaran tdk lebih Rp. 10.000.000,00 ( kalau
jumlah sd Rp. 10.000.000 disetor oleh rekanan
sendiri )
2. Pemb. Yang mendapatkan fasilitas
3. Pemb. BBM dan Non BBM pertamina
4. Pemb. Rekg. Tilpn.
5. Pemb. Jasa pernerbangan udara
6. Pemb. Untuk penyerahan BKP/JKP yg. Tdk PPN
43

43

PEDOMAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN


PEREDARAN TERTENTU

Yang dapat melakukan PKP yang memiliki peredaran


usaha tertentu dalam satu tahun buku tidak lebih dari
Rp. 1,800,000,000,--

44

PMK. 74PMK.03/201044

22
10/1/2018

YANG HARUS DIPENUHI PKP

a. Memiliki peredaraan usaha 2 tahun buku sebelumnya tidak


Rp. 1.800.000.000,-- per tahun.
b. Wajib pajak baru
c. Tahun buku untuk WP OP dikecualikan pembukuan adalah
tahun kalender

45

PMK. 74PMK.03/201045

TARIF PAJAK

Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan :


a) 60 % dari pajak keluaran untuk JKP
b) 70 % dari pajak keluaran untuk BKP

Pajak keluaran besarnya 10 % dari Dasar pengenaan pajak

46

PMK. 74PMK.03/201046

23
10/1/2018

PAJAK MASUKAN / RETUR


• Perusahaan yang menggunakan pedoman
penghitungkan pengkreditan pajak masukan sesuai
ketentuan ini tidak dapat membebankan PPN sebagai
biaya dalam menghitung Pajak penghasilan
• Bila terjadi retur baik BKP/JKP mengurangi mengurangi
PPN terutang pada masa pajak retur terjadi.
• Pajak masukan yang diterima tidak dapat dikreditkan
47

PMK. 74PMK.03/201047

PEDOMAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN


KEGIATAN USAHA TERTENTU

Yang dapat melakukan PKP yang memiliki kegiatan usaha


tertentu yaitu :
1.Penyerahan kendaraan bermotor bekas eceran.
2.Penyerahan emas perhisan secara eceran

48

PMK. 79PMK.03/2010 48

24
10/1/2018

TARIF PAJAK
Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan :
1. 90% dari pajak keluaran untuk usaha Penyerahaan kendaraan
Bermotor bekas
2. 80 % dari pajak keluaran untuk penyerahaan emas perhiasan
Pajak keluaran besarnya 10 % dari Dasar pengenaan pajak
(Khusus untuk emas perhiasan telah dicabut dengan PMK.
30/PMK.03/2014 sehingga SPT menggunakan SPT 1111 )

49

PMK. 79PMK.03/2010 49

PAJAK MASUKAN / RETUR

1. Perusahaan yang menggunakan pedoman penghitungkan


pengkreditan pajak masukan sesuai ketentuan ini tidak dapat
membebankan PPN sebagai biaya dalam menghitung Pajak
penghasilan
2. Bila terjadi retur baik BKP/JKP mengurangi mengurangi PPN
terutang pada masa pajak retur terjadi
3. Pajak masukan yang diterima tidak dapat dikreditkan

50

PMK. 79PMK.03/2010 50

25
10/1/2018

PPnBM
DASAR HUKUM
• PP. No. 55 Tahun 2004 ,PP No. 41 Th 2013
• PMK. 620/PMK.03/2004 Selain kendaraan,
616/PMK.03.2004 Pembebasan
• KMK. 355/KMK.03/2003 Kendaraan
• KEP. 229/PJ/2003 Pengembalian
51

51

KARAKTERISTIK

• PPnBM merupakan pungutan tambahan selain PPN


• Hanya dipungut sekali waktu impor atau produsen barang
mewah
• Tidak dapat dikreditkan
• Merupakan unsur harga pokok
• Diserahkan ke cabang belum terutang PPnBM terutang setelah
diserahkan ke pihak lain.
• Bila ekpor BKP mewah PPnBM yang diperoleh pada saat
perolehan dapat diminta kembali.
52

52

26
10/1/2018

YG TERMASUK BARANG MEWAH

• Bukan barang kebutuhan pokok


• Dikomsumsi masyarakat tertentu
• Umumnya dikonsumsi masyarakat
berpenghasilan tinggi.
• Dikonsumsi untuk menunjukkan status 53

53

TARIF PPnBM

• Dlm penentuan tarif ada dua jenis


1. PPnBM kendaraan bermotor
KMK. 355/kmk.03/2003

2. PPnBM bukan kendaraan bermotor


PMK. 620/PMK.03/2004
54

54

27
10/1/2018

PPnBM dikenakan u/kendaraan

Sesuai pasal 2 KMK. 355/kmk.03/2003


• Impor Kendaraan bermotor < 15 org dan sepeda motor >250 CC
• Penyerahhan hasil perakitan/produksi dlm daerah pabean

Sesuai pasal 5
• Tarif : 10 % s/d 200 %

55

55

PPnBM tdk dikenakanan


ps. 3

• Kendaraan CKD
• Kendaraan Sasis
• Pengangkut barang
• Roda 2 < 250 CC
• Kendaraan bermotor pengangkutan orang >16 orang termasuk
pengemudi.

56

56

28
10/1/2018

PPnBM dibebaskan
ps. 4
• Ambulan, jenazah, pemadam kebakaran, tahanan,
pengangkutan umum.
• Ken. Protokoler kenegaraan
• Ken. Penum >10 < 15 termasuk pengemudi untuk dinas TNI dan
Polri
• Kend. Pratroli TNI Polri
Untuk bisa dibebaskan harus mengajukan permohona ke ditjen
pajak.
57

57

PPnBM SELAIN KENDARAAN


PMK. 620/PMK.03/2004
• Untuk barang bewah selain kendaraan bermotor yang
tertulis dalam peraturan saja yang dikenakan sedangkan yg
tidak tidk dikenakan.
• Tarifnya 10 % s/d 75 %
• Sedangkan untuk hunian mewah trf 20 %
- untuk luas bangunan > =350 m2
- Aprtemen dsb luas >= 150 M2
58

58

29
10/1/2018

MEKANISME PENGKREDITAN PPN


• Syarat utama pengkreditan pajak masukan adalah Faktur
Pajak
• Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan
Pajak Keluaran yang dipungut dalam masa pajak yang
sama.
• Apabila tidak dapat dikreditkan pada masa pajak yang
sama.
• Apabila jangka waktu 3 (tiga) bulan tersebut telah terlewati,
maka Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan dengan cara
melakukan pembetulan SPT
59

59

MEKANISME PENGKREDITAN PPN

• Dalam hal pada suatu masa pajak belum terdapat Pajak Keluaran Pajak Masukan
tetap dapat dikreditkan dan bila gagal dalam produksi harus dikembalikan.
• Jika Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan, maka selisihnya harus
disetor ke kas negara selambat-lambatnya tanggal Akhir bulan berikutnya.
• Jika Pajak Masukan lebih besar dari pada Pajak Keluaran, maka kelebihan tersebut
dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau diminta kembali (direstitusi).
• Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, adalah Pajak Masukan atas perolehan
BKP/JKP yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha (produksi,
manajemen, distribusi, dan pemasaran) dari BKP/JKP yang diserahkan/yang dijual.

60

60

30
10/1/2018

FASILITAS BIDANG PPN

• TUJUAN
1. DASAR HUKUM
2. PEROLEHAN TERKAIT FASILITAS
3. FASILITAS PPN

61

61

TUJUAN FASILITAS PPN

a. Mendorong ekpor yg merupakan prioritas KB dan EPTE


b. Menampung kemungkian perjanjian dg negara lain dlm
bidang perdagangan
c. Meningkatkan kesehatan masyarakat
d. Menjamin peralatanTNI/Polri
e. Mendukung data batas dan foto udara yg dilakukanTNI
62

62

31
10/1/2018

f. Meningkatkan pendidikan
g. Mendorong pembangunan tempat ibadah
h. Menjamin tersedianya perumahan oleh masya lapisan bawah
i. Mendorong pengembangan armada nasional
j. Mendorong pembangunan nasional dg tersedia barang-barang yg
bersifat strategis
k. Meringankan kebutuhan masyarakat akan minyak goreng

63

63

JENIS FASILITAS YANG MASIH BERLAKU

Dasar hukum :
PP No. 38 Tahun 2003 BKP tertentu dibebaskan
PP. 46 Tahun 2003 Brg Strategis dibebaskan
PP. 7 TAHUN 2007 Brg Strategis dibebaskan ( pertanian )
PMK. No. 11/PMK.03/2007 Brg Strategis dibebaskan ( pertanian )
PP. No. 31/2007 ( Rumah Susun Milik )
PMK. 31/PMK.03/2011 Rumah sederhana
KMK. 386/KMK.04/2004 Pek. Sub kontrak ke KB
PMK. 22/PMK.011/2011 tentang minyak gas bumi
Pajak terutang tidak dipungut
Pembebasan dari pengenaan pajak
64

64

32
10/1/2018

KAITAN PENJUALAN THD FASILITAS PPN

Penjualan yg mendapat fasilitas perlakukan PPN masukannya :


PPN dibebaskan – PM tdk dpt dikreditkan
PPN tdk dipungut – PM dpt dikreditkan
PPN dengan 0% - PM dapat dikreditkan
PPN dikecualikan - PM tidak dpt dikreditkan
Bila ada penyerahan dibebaskan dan tidak maka PM harus dihitung
kembali.
65

65

FASILITAS DALAM IMPOR/


PENYERAHAN BKP

• Fasilitas yang diberikan dapat :


1. Tidak dikenakan/dikecualikan
2. Pajak terutang tidak dipungut
3. Dibebaskan dari pengenaan Pajak
4. Pajak dikenakan dengan tarif 0%
66

66

33
10/1/2018

1. PPN Tidak Dikenakan


UU.PPN PS. 4 A

a. BKP/JKP dikecualikan dari objek PPN.


b. Apabila tidak ada usaha lain, maka wajib pajak tidak wajib untuk dikukuhkan
sebagai PKP.
c. Pajak Masukan atas perolehan Barang dan/atau Jasa Kena Pajak tidak dapat
dikreditkan
d. Bila tidak ada usaha lain tidak perlu membuat faktur pajak

67

67

2. PPN Dibebaskan
PP NO. 146/2000

a. Ada Objek PPN.


b. Wajib Pajak harus minta dikukuhkan sebagai PKP dan
wajib membuat Faktur Pajak kecuali ada peraturan yang
menyatakan tidak diperlukan.
c. Pajak Masukan atas perolehan Barang dan/atau Jasa
Kena Pajak tidak dapat dikreditkan
d. Bila membuat faktur pajak standar kode “ 08 “
68

68

34
10/1/2018

DIBEBASKAN
1. BKP/JKP tertentu dibebaskan ( PP.38 )
Impornya dibebaskan
Atas penyerahannya dibebaskan

Sampai dengan saat ini belum ada satu PP


yang menyertaikan keluarnya
UU PPN. 42/2009 sehingga yang
dipergunakan masih PP yang lama 69

69

DIBEBASKAN
2. BKP yang bersifat strategis ( PP46 2003
PP. 7 TH. 2007 Barang pertanian
PP. 31 th 2007 Rumah Susun milik
Impornya dibebaskan
Penyerahannya dibebaskan
Dalam pembebasan ini ada yang
menggunakan surat keterangan bebas PPN 70

70

35
10/1/2018

PP NO. 38 ATAS PENYERAHAN BKP

A. Sesuai pasal 1 yang impornya dibebaskan


1. Senjata,amunisi, alat angkutan air, diabwah air, udara , darat, kend, lapis baja, dsb yg diimpor
oleh Dephan, TNI, Polri
2. Vaksin Polio
3. Buku pelajaran umum, kitab suci dan agama
4. Impor kapal laut dsb yg dilakukan oleh Persh nasional
5. Pesawat udara dan suku cadangnnya oleh PAUNN
6. Kereta Api dan suku cadang Pesero KAI
7. Peralatan dan suku cadang yg digunakan untuk foto batas wilayah RI yg dilakukan oleh Dep.
Per.Nas.
71

71

PP NO. 38 ATAS PENYERAHAN BKP

B. Yang penyerahannya dibebaskan :


1. Seperti diatas ditambah dengan Rumah Sederhana, Sangat sederhana,
Asrama Mahasiswa yang ditetapkan oleh Menteri Pemukiman Prasarana
Wilayah.

72

72

36
10/1/2018

3. PPN Tidak Dipungut

a. Ada Objek PPN.


b. Wajib Pajak harus minta dikukuhkan sebagai PKP dan wajib
membuat Faktur Pajak kecuali ada peraturan yang menyatakan
tidak diperlukan.
c. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dapat
dikreditkan.
d. Penyerahan dg faktur kode 07

73

73

PAJAK TERUTANG TIDAK DIPUNGUT

Dasar hukum
KMK. 37/KMK.04/2002 dan SE.26/PJ.53/2003
KMK. 386/KMK.04/2004
a. Barang yang diserahkan ke KB untuk diolah lebih lanjut tidak dipungut, namun bila tidak
tetap dipungut.
b. JKP / maklon dan sub kontrak
1. Dari DPIL ke pulau batam tidak dipungut
2. Ke KB lainnya tetap dipungut
3. Dr. KB ke KB lainnya tetap dipungut
4. Dr. KB ke DPIL tetap dipungut PPN
74

74

37
10/1/2018

Proyek Pemerintah

• Proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman luar negeri atau hibah
PPN terutang tidak dipungut yang diserahkan oleh kontraktor utama
• Kontraktrak membeli barang PPN dipungut

75

4. PPN 0% (Nol Persen)

a. Ada Objek PPN.


b. Wajib Pajak harus minta dikukuhkan sebagai PKP.
c. Pajak Masukan atas perolehan BKP dapat dikreditkan
d. Untuk ekpor dasar PEB/PE

76

76

38
10/1/2018

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

• Bila tidak terdapat penyerahan yang tidak terutang PPN semua pajak
masukan dapat dikreditkan.
• Bila penyerahnya tidak terutang PPN atau dibebaskan tidak dapat
dikreditkan.
• Bila ada penyerahan yang tdk terutang PPN harus dihitung kembali
paling lambat bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak

77

77

• Adapun perhitungannya :
1. Untuk barang modal : P X PM’/T
dibandingkan dengan PM/T
P = % penggunaan brg modal
PM = PM atas perolehan barang modal
tersebut sesuai dengan perkiraan atas
penggunaan barang modal untuk yang
terutang PPN
PM’ : PM yang diperoleh
T = Masa manfaat barang modal
10 th u/bangunan , 4 tahun untuk lainnya

78

78

39
10/1/2018

2. Bila menghasilkan BKP dan non BKP dengan perhitungan sbb :


u/ barang modal : X/Y x PM’/T
u/bukan barang modal : X/Y x PM’
Dibandingkan dengan :
u/ barang modal : PM/T
u/bukan barang modal : PM

79

79

2. Bila menghasilkan BKP dan non BKP dengan perhitungan sbb :


X = Jmlh seluruh peredaran yg non BKP
Y = Jmlh seluruh peredaran
PM = Pajak masukan yang telah dikreditkan
sesuai perkiraan pajak yang dapat dikreditkan
PM’ = Pajak masukan yang diterima
T = masa manfaat.
80

80

40
10/1/2018

MEMBANGUN SENDIRI

Sesuai dengan pasal 16 C dan PMK 163/PMK.03/2012


1. Tidak dalam kegiatan usahanya dan digunakan u/tempat tinggal atau
usaha
2. Bangunan sebagaimana dimaksud berupa satu atau lebih konstruksi
teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu kesatuan
tanah dan/atau perairan dengan kriteria:
a. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata
atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b. diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c. luas keseluruhan paling sedikit 200 m2 (duaratus meter persegi
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 81

81

MEMBANGUN SENDIRI

a. Terutang PPN sebesar 10 % dari DPP


b. DPP sebesar 20 % dari jumlah biaya yang dikeluarkan
c. Saat terutang dimulai pada saat bangunan dimulai
d. Kegiatan yang dilakukan bertahap dianggap merupakan
satu kesatuan sepanjang tenggang waktu antara tahapan
tersebut tidak lebih 2 tahun
e. Tempat pajak terutang dimana bangunan berada dan
dibayar paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 82

82

41
10/1/2018

MEMBANGUN SENDIRI

Tempat pembangunan tidak sama tempat KPP orang pribadi atau badan
yang melakukan kegiatan membangun sendiri maka cara pembuatan
SSP sebagai berikut :
a) Kolom NPWP diiisi dengan angka 0 (nol ) kecuali digit kode wilayah
diisi seuai wilayah kerja bangunan berada
b) Kotak wajib pajak/penyetor diisi nama dan NPWP orang pribadi
atau badan dan bagi yang belum memiliki NPWP diisi nama dan
alamat orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan
membangun sendiri tersebut.

TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 83

83

PEMAKAIAN SENDIRI

Pemakaian sendiri dapat katagorikan menjadi :


a. Untuk tujuan Produktif
b. Untuk tujuan konsumtif
1. Pemakaian sendiri untuk produktif terutang PPN/PPnBM untuk
kemudahan administrasi tidak dilakukan pemungutan PPN/PPnBM
krn PPNnya merupakan PPN masukan yang dapat dikreditkan.
2. Pemakaian sendiri untuk konsumtif terutang PPN/PPnBM dan tetap
dilakukan pemungutan PPN/PPnBM

TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 84

84

42
10/1/2018

KEWAJIBAN PKP

Sesuai dengan UU KUP No. 16 tahun 2009


Menyampaikan SPT dengan lengkap dan benar
Sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan tapi
isinya tidak benar dan bukan merupakan kealpaan :
1) Dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6
tahun.
2) Denda paling rendah 2 kali dan paling tinggi 4 kali pajak
terutang

8585

CARA PELAPORAN SPT PPN

 Sesuai Per Dirjen No. 10/PJ/2013 dan Per


11/PJ/2013
 Pelaporan dapat menggunakan :
a) Hard Copy
b) eSPT
 Untuk Badan mulai masa Juni 2013 wajib eSPT
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 86

86

43
10/1/2018

FUNGSI SPT PPN

• Sebagai sarana bagi PKP untuk mempertanggungjawabkan perhitungan


PPN yang terutang
• Melaporkan tentang :
Pelunasan PPN terutang dibayar sendiri atau melalui pemungutan.
Pelaporan PPN Masukan terhadap PPN keluaran

87

87

KETENTUAN PENTING

• Jumlah Rupiah PPN dan PPnBM dalam rupiah penuh dibulatkan ke bawah
• Bila rupiah Nihil karena
1. tidak ada nilainya
2. penjumlahan/pengurangan hasilnya “ NIHIL “
kolom jumlah rupiah ditulis angka 0

88

88

44
10/1/2018

DIKECUALIKAN U/WP ORANG PRIBADI

Menggunakan SPT Masa 1111DM


a) Membuat dokumen tidak lebih 25 dokumen
b) Penyerahan dalam 1 masa tidak lebih Rp. 400.000.000,--

Menggunakan SPT Masa 1111


a) Melaporan Faktur/dipersamakan/Nota
retur/pembatalan dalam satu lampiran tidak lebih 25
b) Penyerahan dalam 1 masa tidak lebih Rp. 400.000.000,--
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 89

89

KELENGKAPAN SPT MASA PPN

 SPT Masa dianggap lengkap bila tidak


dilampiri form lampiran SPT MASA PPN jika
dalam suatu masa pajak tidak ada data yang
harus dilaporkan.
 SPT Masa PPN dianggap tidak disampaikan
bila tidak memenuhi ketentuan
TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 90

90

45
10/1/2018

SPT MASA PPN 1111 DIANGGAP


LENGKAP BILA :
• Tidak perlu dilampiri formulir :
1.1111.A1 Tdk ada ekpor BKP/JKP
2.1111.A2 Bila tidak menerbitkan faktur pajak
3.1111.B1 Bila tidak ada impor BKP
4.1111.B2 Bila tidak menerima faktur pajak / menerbitkan nota Retur /pembatalan
5.1111.B3 Bila tidak PM yang tidak dapat dikreditkan
Dasar Per Dirjen No. 44/PJ/2010 PS. 8 Ayat 1 & 2

91

91

PEMBETULAN KARENA PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK

Penggantian Faktur pajak setelah 1 April 2013


atau Faktur yang diterbitkan sebelum 1 April 2013
menggunakan ketentuan yang diatur dalam Per
24/PJ/2013

TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 92

92

46
10/1/2018

KETENTUAN TAMBAHAN

Bagi yang menerima faktur pajak


yang seharusnya dapat dikreditkan
tapi tidak dikreditkan harus
dimasukan ke 1111B3

TANGGAL : 06 PEBRUARI 2014 93

93

BENTUK DAN JENIS SPT

• SPT terdiri dari Induk Formulir 1111 dan 6 lampiran


• Formulir untuk keluaran : 1111 AB, 1111 A1 dan A2
• Formulir pajak masukan : 1111B1, B2, B3
• Sedangkan yang menggunakan pedoman :
• SPT induk formulir 1111 dan 2 lampiran :
- 1111 RA : Untuk penyerahan Barang Jasa
- 1111 DM : Untuk mencatat barang yang dikembalikan

• Untuk SPT ada 3 bentuk SPT :


- SPT. Bentuk kertas ( hard copy )
- e-SPT ( SPT digital ) melalui CD/Disket
- e-SPT melalui jaringan komunikasi.

94

94

47
10/1/2018

BENTUK DAN JENIS SPT

• SPT. Bentuk kertas ( hard copy )


Diperuntuk bagi orang pribadi yang dalam 1 masa pajak memiliki transaksi tidak lebih 25 Faktur Pasal 3 ayat 3

• Data Elektronik
Untuk PKP badan wajib menggunakan e SPT ps. 3 ayat 2

Catatan :
1. Bila menggunakan hardcopy tidak boleh merubah atau menambah formulir
2. Bila sudah eSPT tidak boleh ke Hard copy

95

95
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

PERUBAHAN FORMULIR

• Induk - Pembayaran kembali PM Bagi PKP Gagal produksi


• Hasil perhitungan dimasukan dalam satu formulir yaitu 1111 AB sedangkan
yang lainnya merupakan lampiran.

96

96
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

48
10/1/2018

I. PENYERAHAN BARANG DAN JASA

A. Terutang PPN
1. Ekspor
2. PPN dipungut sendiri
3. PPN Dipungut oleh pemungut
4. PPN tidak dipungut
5. PPN dibebaskan
B. Tidak Terutang PPN
C. Jumlah seluruh penyerahan ( A+B)
97

97
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

II. PERHITUNGAN PPN KURANG/LEBIH


BAYAR

1. Pajak keluaran yang harus dipungut sendiri ( I A.2 )


2. PPN disetor dimuka dlm masa pajak sama
3. Pajak masukan yang dapat diperhitungan ( 1111 AB III – 5)
4. PPN kurang / lebih bayar
5. PPN kurang / lebih bayar pembetulan
98

98
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

49
10/1/2018

FORMULIR 1111. AB
REKAPITULASI PENYERAHAN DAN PEROLEHAN

I. Rekapitulasi Penyerahaan
II. Rekapitulasi Perolehan
III. Perhitungan PM yang dapat dikreditkan

99

99
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

I. REKAPITULASI PENYERAHAN

A. Ekport BKP Berwujud/BKP tidak berwujud/JKP. Pindahan dari Formulir 1111.A1


B. Penyerahan Dalam Negeri
1. Tidak dapat digunggung pindahan dr 1111. A2
2. Penyerahaan dapat digunggung ( khusus
pedagang eceran )
C. Rincian Penyerahaan Dalam Negeri
1. Penyerahan PPN yang harus dipungut sendiri
( 01,04,06,09. ditambah. I.B2.)
2. Penyerahan PPN yang harus dipungut oleh pemungut
( 02.03.)
3. Penyerahan PPN yang tidak dipungut ( 07 )
4. Penyerahan PPN dibebaskan ( 08 )

100

100
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

50
10/1/2018

II. REKAPITULASI PEROLEHAN

A. Impor BKP yang Pmnya dapat dikreditkan (B1)


B. Perolehan BKP/JKP yang Pmnya dapat dikreditkan. (B2)
C. Impor atau perolehan yang PM nya tidak dapat dikreditkan (B3)
( disini untuk mengetahui semua faktur/pembelian yang telah
dilakukan dalam satu periode )
101

101
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

III. Penghitungan PM yang Dapat


Dikreditkan

A. Pajak masukan yang dapat dikreditkan ( IIA +IIB)


B. Pajak Masukan Lainnya
1. Kompensasi sebelumnya
2. Kompensasi kelebihan karena pembetulan masa
3. Hasil penghitungan kembali (penambah/pengurang)
102

102
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

51
10/1/2018

FORMULIR LAMPIRAN

1. 1111 A1 : Daftar Ekspor


2. 1111. A2 : Daftar Pajak Keluaran
3. 1111. B1 : Daftar Impor
4. 1111. B2 : Daftar Pajak Masukan
5. 1111. B3 : Daftar PM tidak dpt dikreditkan

103

103
PER DIRJEN : 44/PJ/ 2010

SPT MASA PPN 1111 DM


Per Dirjen : 45/PJ/2010 dirubah dengan per : 10/PJ/2012

• Diperuntukan untuk yang menggunakan pedoman Penghitungan Pajak


masukan Wajib untuk pasal 2.2.:
1.Pengusaha Melakukan Kegiatan tertentu PMK. 79/PMK.03/2010
2.Pengusaha yang peredaraanya tidak melebihi jumlah tertentu PMK.
74/PMK.03/2010

104

104
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

52
10/1/2018

BENTUK DAN JENIS SPT


SPT. Bentuk kertas ( hard copy )
Diperuntuk bagi PKP orang pribadi yang
dalam 1 masa pajak memiliki transaksi tidak
lebih 25 Faktur Pasal 3 ayat 2

Data Elektronik :
Untuk PKP yang bebentuk badan wajib
menggunakan eSPT 105

105
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

BENTUK DAN JENIS SPT

1.Bila SPT disampaikan dalam bentuk hard copy formulir tidak bisa
dirubah harus sesuai.
2.Bila sudah disampaikan dengan eSPT tidak boleh kembali ke hard copy

106

106
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

53
10/1/2018

SPT MASA PPN 1111 DM DIANGGAP


LENGKAP BILA

• Tidak perlu dilampiri formulir :


1.1111.A DM : Menerbitkan Faktur pajak
2.1111.R DM : Bila tidak menerbitkan nota retur/pembatalan
Dasar Per Dirjen No. 45/PJ/2010 PS. 8 Ayat 1 & 2

107

107
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

PERUBAHAN SPT MASA PPN

• Merupakan pengembangan dari SPT yang lama dan sekarang


menggunakan SPT tersendiri terdiri dari :
1.Penyerahaan barang dan jasa
2.Perhitungan PPN Kurang /lebih bayar
3.PPN terutang atas membangun sendiri
4.Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Yang merupakan SPT Induk 1111. DM

108

108
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

54
10/1/2018

LAMPIRAN SPT MASA 1111.DM

1. 1111 A DM : Daftar pajak keluaran


2. 1111 R DM : Daftar Nota pembatalan
/retur yang diterbitkan

kkpsds2002@yahoo.com
109

109
PER DIRJEN : 45/PJ/ 2010

DATA PRIBADI
Nama : Supardi Djoko Susilo
Status : Kawin anak 3
Alamat : Jl. Pandugo Baru XII/72 – R/18
Surabaya Tlp. 031-70903439- 0811371879
Pendidikan : S1 – Ekonomi th 1986
S1 – Fisip tahun 1990
`` S1 – Hukum th 2004
S2 – Teknologi Pembelajaran th 2008
S2 – Akuntansi keuangan dan perpajakan Th. 2012
Lulus Ujian UNA tahun 1992 Lulus
Ujian Brevet C tahun 2001
Bersertifikat Mediator th 2009

Pengalaman kerja :
1. PNP XIX th 1976 s/d 1980
2. Beberapa perusahaan dr. tahun 1981 s/d 2002 di Surabaya
3. Kantor Akuntan Publik Th, 1992 s/d 2010.
4. Konsultan Pajak Terdaftar tahun 2001 s/d sekarang.
5. Dosen LB dan Mengajar kursus perpajakan dan nara sumber beberapa
kegiatan perpajakan
Organisasi : Anggota IAI ( Seksi pendidikan dan Sertifikasi)
: IKPI (Ketua Pengda Jatim) October 1, 2018

55

You might also like