You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Lampoh keude, 26 April 2018

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................ 2

1 viabilitas benih .................................................................. 3

1 viabilitas optimum ...............................................3

2 viabilitas sub obtimum .........................................3

3 faktor faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam


penyimpanan .......................................................5

2 kemunduran benih (deterioration) ..............................6

A teori kemunduran benih ...........................................6


B konsep kemunduran benih .......................................7
C gejala kemunduran benih .........................................7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................9

2
I. Viabilitas Benih
Menurut Sadjad (1994) viabilitas benih adalah daya hidup benih yang
dapat ditunjukkan oleh proses pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya.
Penurunan viabilitas sebenarnya merupakan perubahan fisik, fisiologis, dan
biokimia yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya viabilitas benih. Salah satu
gejala biokimia pada benih selama mengalami penurunan viabilitas adalah
terjadinya perubahan kandungan beberapa senyawa yang berfungsi sebagai bahan
sumber energi utama. Dalam keadaan ini benih mempunyai persediaan sumber
energi karena terjadi perombakan senyawa makro seperti lemak dan karbohidrat
menjadi senyawa metabolik lainnya (Pirenaning, 1998).

Menurut Sadjad (1994), viabilitas benih dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Viabilitas Optimum (Viabilitas Potensial)


Viabilitas optimum yaitu apabila benih lot memiliki pertumbuhan normal
pada kondisi optimum. Benih memiliki kemampuan potensial, sebab lapangan
produksi tidak selalu dalam kondisi optimum. Sutopo (2004) menyatakan bahwa
viabilitas optimum disebut juga daya kecambah karena yang digunakan dalam
menentukan viabilitas potensial adalah daya kecambah dan berat kering
kecambah. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa struktur tumbuh pada
kecambah normal tentu mempunyai kesempurnaan yang dapat dilihat dari bobot
keringnya. Selain bobot kering kecambah dan daya berkecambah, untuk deteksi
parameter viabilitas potensial juga digunakan indikasi tidak langsung yang berupa
gejala metabolisme yang ada kaitannya dengan pertumbuhan benih.

2. Viabilitas Sub Optimum

Viabilitas sub optimum merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh


menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan lingkungan yang sub
optimum dan berproduksi tinggi dalam keadaan optimum atau mampu disimpan

3
dalam kondisi simpan yang sub optimum dan tahan simpan lama dalam kondisi
yang optimum (Sadjad, 1994).

Menurut Sutopo (2004) menyatakan rendahnya vigor pada benih dapat


disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Genetis

Ada kultivar-kultivar tertentu yang lebih peka terhadap keadaan


lingkungan yang kurang menguntungkan, ataupun tidak mampu untuk tumbuh
cepat dibandingkan dengan kultivar lainnya.

b. Fisiologis

Kondisi fisiologis dari benih yang dapat menyebabkan rendahnya vigor


adalah kurang masaknya benih pada saat panen dan kemunduran benih selama
penyimpanan.

c. Morfologis

Dalam mutu kultivar biasanya terjadi peristiwa bahwa benih-benih yang


lebih kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh
dibandingkan dengan benih besar.

d. Mekanis

Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih baik pada saat panen, ataupun
penyimpanan sering pula mengakibatkan rendahnya vigor pada benih.

e. Mikroba

Mikroorganisme seperti cendawan atau bakteri yang terbawa oleh benih


akan lebih berbahaya bagi benih pada kondisi penyimpanan yang tidak memenuhi
syarat ataupun pada kondisi lapangan yang memungkinkan berkembangnya
patogen-patogen tersebut. Hal ini akan mengakibatkan penurunan vigor benih.

4
3. Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Benih dalam Penyimpanan

Menurut Kuswanto (1996) dan Sutopo (2004) menyatakan bahwa


viabilitas benih dalam penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a) Kandungan air benih

Benih yang akan disimpan sebaiknya memiliki kandungan air yang


optimal, yaitu 20% pada benih ortodoks. Semakin tinggi kandungan air dalam
benih selama penyimpanan, maka akan cepat sekali mengalami kemunduran
viabilitas benih.

b) Viabilitas awal benih

Benih yang akan disimpan harus mempunyai viabilitas awal yang


semaksimum mungkin untuk mencapai waktu simpan yang lama. Karena selama
masa penyimpanan yang terjadi hanyalah kemunduran dari viabilitas awal
tersebut. Benih-benih dengan viabilitas awal yang tinggi lebih tahan terhadap
kelembaban serta temperatur tempat penyimpanan yang kurang baik dibandingkan
dengan benih-benih yang memiliki viabilitas awal yang rendah.

c) Temperatur

Temperatur yang tinggi pada saat penyimpanan dapat mengakibatkan


kerusakan pada benih. Karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair
dari dalam benih, sehingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan kemampuan
benih jangka panjang 0°-32°C antara kandungan air benih dan temperatur terdapat
hubungan yang sangat erat dan timbal balik. Jika salah satu tinggi, maka yang lain
harus rendah.

d) Kelembaban

Kelembaban lingkungan selama penyimpanan juga sangat mempengaruhi


viabilitas benih. Kelembaban nisbi lingkungan simpan harus diatur sehingga
berkesinambungan dengan kandungan air benih pada keadaan yang
menguntungkan untuk jangka waktu simpan yang panjang. Kebanyakan jenis

5
benih kelembaban nisbi antara 50%-60% adalah cukup baik untuk
mempertahankan viabilitas benih paling tidak untuk jangka waktu penyimpanan
selama setahun

e) Gas disekitar benih

Adanya gas disekitar benih dapat mempertahankan viabilitas benih,


misalnya gas CO2 yang akan mengurangi konsentrasi O2, sehingga respirasi
benih dapat dihambat.

f) Mikroorganisme

Kegiatan mikroorganisme yang tergolong dalam hama dan penyakit


gudang dapat mempengaruhi viabilitas benih yang disimpan. Jenis-jenis insekta
yang termasuk hama perusak benih dalam penyimpanan seperti Calandra sp.
sedangkan hama gudang seperti Tribolium sp.

II. KEMUNDURAN BENIH (DETERIORATION)

Deteriorasi adalah menurunnya daya kecambah dan vigor benih selama


dalam penyimpanan. Benih adalah makhluk hidup, sehingga suatu saat akan
mengalami kematianProses kematian benih tidak dapat dicegah, yang dapat
dilakukan adalah memperlambat kematiannya

A. TEORI KEMUNDURAN BENIH

Beberapa teori yang didasarkan pada prinsip-prinsip genetik dan fisiologis,


telah banyak diajukan untuk menerangkan proses kemunduran benih.

6
 PERUBAHAN PADA STRUKTUR PROTEIN

Masa hidup benih tidak tergantung pada ketersediaan cadangan makanan,


tetapi tergantung pada berapa lama molekul protein hasil penguraian protoplasma
sewaktu benih mengering dapat bergabung kembali menjadi protoplasma yang
aktif bila benihnya menyerap air (Ewart, 1998)

 BERKURANGNYA CADANGAN MAKANAN

Benih yang masih memiliki cadangan makanan cukup namun mati adalah
karena terjadi kerusakan pada sistem pengangkutan makanan Harrington (1960)

 PEMBENTUKAN ASAM LEMAK

Beberapa bukti menunjukkan, bahwa kematian benih sering disertai


dengan terbentuknya asam lemak Pada benih berkadar air 8 hingga 9% yang
disimpan selama 700 hari, daya kecambahnya berkurang 8% dan kandungan asam
lemaknya meningkat 14 satuan.

B. KONSEP KEMUNDURAN BENIH


 Kemunduran benih suatu proses yang pasti terjadi
 Proses katabolisme pada kemunduran benih tidak dapat dibalik
 Kemunduran benih bervariasi antar populasi

C. GEJALA KEMUNDURAN BENIH


 GEJALA FISIOLOGIS :

1. Hilangnya aktivitas enzim: aktivitas enzim tertentu yang berkaitan dengan


perombakan cadangan makanan atau biosintesis jaringan baru.

2. Menurunnya respirasi: respirasi merupakan gabungan ekspresi dari aktivitas


sejumlah kelompok enzim dalam merombak cadangan makanan

7
3. Meningkatnya bahan terlarut benih: benih yang mengalami kemunduran bahan
terlarut benih meningkat jika benih direndam.

4. Meningkatnya kandungan asam lemak bebas: meningkatnya asam lemak


terutama akibat aktivitas jamur dan umumnya terjadi apda benih dengan kadar
air > 12 %.

 GEJALA PENAMPILAN :

1. Turunnya penampilan selama perkecambahan, tertundanya kecambah muncul,


lambatnya pertumbuahan bibit, hilangnya potensi pemunculan benih

2. Menurunnya ketahanan terhadap stress lingkungan selama perkecambahan dan


awal pertumbuhan

8
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/879/5/08620002%20Bab%201.pdf

http://slideplayer.info/slide/3052301/

You might also like