Professional Documents
Culture Documents
ANTARA
UPT PUSKESMAS…
DENGAN
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN KEBIDANAN BAGI PESERTA BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
Nomor : ……………………...
Nomor :……………………...
Perjanjian Kerja Sama ini yang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan ditandatangani di
Yogyakarta, pada hari ……… tanggal ……. bulan….. tahun…….., oleh dan antara :
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK sepakat untuk menandatangani Perjanjian
dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud Perjanjian ini adalah adanya kesepakatan PARA PIHAK untuk melakukan kerja
sama dalam penyediaan layanan kesehatan bagi Peserta dengan syarat dan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian ini
2. Tujuan perjanjian ini adalah untuk mengikat para pihak dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi Peserta.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkup kerjasama adalah meliputi pembayaran PIHAK KEDUA terhadap PIHAK
PERTAMA pada pelayanan persalinan
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PASAL 5
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Biaya dan tata cara pembayaran pelayanan sebagaimana pada Lampiran II Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku secara efektif sejak tanggal Satu bulan januari tahun Dua Ribu
Empat Belas (01 - 01 - 2014) dan berakhir pada tanggal Tiga Puluh Satu Bulan
Desember tahun Dua Ribu Empat Belas (31-12-2014).
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan perjanjian ini .
(3) Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini :
PIHAK PERTAMA akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan selama Jangka Waktu Perjanjian;
c. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 8
MONITORING DAN PENGENDALIAN
(1) Dalam rangka melakukan monitoring dan pengendalian, Para PIHAK secara langsung
atau dengan menunjuk pihak lain dapat melakukan monitoring terhadap pengelola
jaminan kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan.
(2) Apabila ternyata dalam pengelolaan jaminan kesehatan, ditemukan penyimpangan
terhadap Perjanjian yang dilakukan oleh PARA PIHAK, maka PARA PIHAK dapat
menyampaikan pendapat, menegur secara tertulis sebanyak banyaknya 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PARA
PIHAK, maka PARA PIHAK akan meninjau kembali Perjanjian ini.
PASAL 9
SANKSI
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut
a. Tidak melayani Peserta sesuai dengan kewajibannya;
b. Tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan Peserta sesuai dengan
haknya
c. Memungut biaya tambahan kepada peserta; dan atau
d. Melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini akan disampaikan
PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari
kerja.
(3) PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali Perjanjian ini apabila ternyata dikemudian
hari tidak ada tanggapan atau perbaikan setelah adanya teguran sebanyak maksimal 3
(tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini.
(4) Dalam hal teguran dimaksud pada ayat (3) pasal ini tidak ditanggapi, PIHAK PERTAMA
dapat menyampaikan pengaduan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul.
(5) Dalam hal salah satu PIHAK diketahui menyalah gunakan wewenang dengan
melakukan kegiatan moral hazard atau fraud sehingga terbukti merugikan PIHAK
lainnya, maka PIHAK yang menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk
memulihkan kerugian yang terjadi dan PIHAK yang dirugikan dapat membatalkan
Perjanjian ini secara sepihak.
(6) Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal
ini dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada Pasal
7 Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban
masing-masing yang masih ada kepada PIHAK lainnya.
PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PARA PIHAK sebelum berakhirnya Jangka
WaktuPerjanjian, apabila :
1. Salah satu PIHAK tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih
ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini dan tetap tidak memenuhi atau tidak
berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima surat peringatan/teguran
tertulis sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing
surat peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)dan Pasal 9 ayat (3)Perjanjian ini.Pengakhiran
berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran
Perjanjian ini dari PIHAK yang dirugikan;
2. Ijin usaha atau operasional PIHAK PERTAMA atau ijjn praktek PIHAK KEDUA
dicabut oleh pemerintah atau asosiasi profesi. Pengakhiran berlaku efektif pada
tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional pihak atau ijin praktek yang
bersangkutan oleh pemerintah atau asosiasi profesi.
3. Penjamin Pihak Pertama melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh
perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya
pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
4. Penjamin Pihak Pertama dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh
Pengadilan;
5. Penjamin Pihak Pertama dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berlaku efektif
pada tanggal PIHAK yang bersangkutan telah dinyatakan di likuidasi secara sah
menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku;
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan
diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk
membatalkan/mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul
dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure) adalah
suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan),
pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran dan kebijaksanaan
Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lainnya. PIHAK yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
PIHAK yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu
Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lain.
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui Pengadilan.
(3) Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih kediaman hukum
atau domisili yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Wonosari
PASAL 14
PEMBERITAHUAN
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARAPIHAK, satu
kepada yang lain, secara tertulis.
(2) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengiriman, apabila pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka
dianggap diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 (lima) hari kerja
sejak dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui telex atau faksimili
dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman telex dan konfirmasi faksimile pada pengiriman faksimili.
PASAL 15
LAIN-LAIN
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli masing-masing sama bunyinya di atas
kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.
…… (nama Bidan)
NIP……
Lampiran I Perjanjian
Nomor :
I. RUANG LINGKUP
Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke Faskes lanjutan untuk penyakit
yang tidak dapat ditangani di Faskes tingkat pertama;
b. pemeriksaan ibu hamil (paket antenatal care (ANC) 4x), Persalinan normal, nifas
(paket PNC 3x), ibu menyusui dan bayi
c. upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi
d. Persalinan pervaginam tanpa penyulit
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai selama masa perawatan
TATACARA PEMBAYARAN
A. Pengajuan klaim dari Bidan praktek mandiri jejaring fasilitas kesehatan Rawat Jalan
Tingkat Pertama diajukan kepada Badan Pengelola Jaminan Sosial Kesehatan yang
dilakukan oleh Faskes tingkat pertama secara kolektif setiap bulan atas pelayanan yang
sudah diberikan kepada peserta pada bulan sebelumnya dengan menyampaikan
kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a) Kuitansi asli rangkap 3 (tiga), 1 (satu) bermaterai secukupnya.
b) Formulir Pengajuan Klaim rangkap 3 (tiga)
c) Rekapitulasi pelayanan berupa :
1. Nama penderita;
2. Nomor Identitas;
3. Alamat dan nomor telepon pasien;
4. Diagnosa penyakit;
5. Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan;
6. Besaran tarif paket;
7. Jumlah tagihan paket Rawat Jalan Tingkat Pertama (RITP)
8. Jumlah seluruh tagihan
d) Berkas pendukung masing-masing pasien berupa :
1. Salinan/fotocopy kartu identitas yang ditetapkan PIHAK PERTAMA
2. Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga
3. Pembayaran RJTP termasuk persalinan dan pelayanan kebidanan lainnya yang
termasuk dalam komponen non Kapitasi dilaksanakan selambat-lambatnya 5
(lima ) hari kerja setelah diterimanya pembayaran klaim dari Badan Pengelola
Jaminan Sosial Kesehatan dan setelah PIHAK PERTAMA menerima laporan
kunjungan dari PIHAK KEDUA. Dalam hal PIHAK PERTAMA belum menerima
laporan kunjungan dari PIHAK KEDUA maka pembayaran akan ditunda hingga
laporan dimaksud diterima.
4. Kadaluarsa klaim adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelayanan diberikan.
C. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap Peserta sepanjang
pelayanan kesehatan yang diberikan masih tercakup dalam ruang lingkup Perjanjian ini;
F. Pemotongan pajak atas pembayaran sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku
G. Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui nomor rekening
bank, sebagai berikut :
FORMULIRPERNYATAANPESERTA
…………………., ……………………
20…..
Yang Membuat Pernyataan
( …………………………………………
….)
Peserta
LAPORAN PELAYANAN
RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP)
BULAN .........TAHUN ......
Nama Faskes :
Alamat :