You are on page 1of 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia

2.1.1 Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia adalah tahap akhir pada semua manusia laki laki atau

perempuan akan mengalami penurun kemampuan akal dan fisik, yang di

mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Ketika kondisi

hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsinya, Bagi

manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan

baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan

kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004)

Usia lanjut usia merupakan suatu proses yang alami yang akan di

rasakan oleh semua orang apabila di berikan umur panjang dan tidak dapat

di cegah, di mana semua orang mendambakan usia tuanya damai, tenang,

aman, dan sejahtera bersama keluarga tercinta(Hamid, 2006 ). Lanjut usia

merupakan suatu kelompok yang memasuki tahap akhir kehidupannya.

Pada kelompok lanjut usia ini terjadi proses penuaan yaitu suatu proses yang

gagal mempertahankan kondisi keseimbangan fisiologis. Serta kegagalan

yang sering terjadi menurunya kemampuan hidup serta meningkatnya

kepekaan hidup. (Turana, dkk 2013).

2.1.2 Batasan batasan lansia

Ketetapan seseorang dianggap lanjut usia sangat bervariasi karena

setiap negara memiliki kriteria dan standar yang berbeda. Di Indonesia

7
8

seseorang disebut lansia apabila iatelah memasuki atau mencapai usia 60

tahun lebih (Nugroho, 2009):

Tabel 2.1 batasan lansia menurut Nugroho, 2009

NO GOLONGAN LANSIA UMUR


1 USIA PERTENGAAN (MIDDLE 45-59 TAHUN
AGE)
2 LANJUT USIA (ELDERY) 60-74 TAHUN
3 LANJUT USIA TUA(OLD) 75-90 TAHUN
4 SANGAT TUA (VERY OLD) LEBIH DARI 90
TAHUN

2.1.3 Proses terjadinya lansia

Setiap individu akan mengalami proses penuaan yaitu peristiwa yang

normal dan alamiah. Semua organ pada proses menua akan mengalami

perubahan struktur dan fisiologis. Seperti diketahui proses penuaan sehat

dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen yang berarti dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal proses degeneratif. Akibat pengaruh faktor

internal antara lain penurunan anatomi, penurunan fisiologi dan terutama

psikososial mengalami perubahan sangat besar, sehingga mengakibatkan

mudahnya timbul penyakit. Sedangkan faktor eksternal yang mempercepat

proses menua adalah budaya gaya hidup, lingkungan dan pekerjaan.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang proses menua, yaitu

sebagai berikut (Maryam dkk, 2008)

a. Teori Biologis
9

Teori biologis meliputi immunology slow theory, teori genetik dan

mutasi, teori stress, teori rantai silang, dan teori radikal bebas.

Immunology slow theory menjelaskan bahwa sistem imun akan

meningkat dengan bertambahnya umur dan meningkatnya paparan

virus ke dalam tubuh menyebabkan organ-organ tubuh akan rusak dan

menjadi tua. Menurut teori genetik dan mutasi, menjadi tua terjadi

karena adanya sel-sel yang mengalami mutasi karena adanya perubahan

biokimia yang terjadi pada moleku-molekul DNA.Pada teori rantai

silang dijelaskan adanya reaksi kimia pada sel-sel yang sudah tua

mengakibatkan jaringan kolagen memiliki ikatan yang kuat, ikatan ini

menyebabkan elastisitas dan fungsi jaringan kolagen berkurang. Teori

radikal bebas menyatakan bahwa radikal bebas yang terbentuk di alam

bebas merupakan kelompok atom yang tidak stabil dan menyebabkan

oksidasi dan bahan organik seperti protein dan karbohidrat.Radikal

bebas ini menyebabkan sel-sel mengalami kematian karena tidak

mampu ber-regenerasi.

b. Teori Psikologis

Melalui teori ini dijelaskan bahwa lansia sulit untuk dipahami dan

sulit berinteraksi dengan lingkungan.Hal ini disebabkan karena adanya

penurunan intelektualitas meliputi penurunan persepsi, kemampuan

kognitif, memori dan kemamuan belajar.Perubahan psikologis pada

lansia juga dipengaruhi oleh status mentalnya. Pada lansia akan

dijumpai gangguan dalam menerima stimulus, yang disebabkan adanya


10

penurunan fungsi sistem sensorik sehingga diikuti juga penurunan

kemampuan menerima, memproses dan merespon stimulus.

c. Teori sosial

Beberapa teori sosial yang berhubungan dengan proses penuaan

yaitu:

a) Teori Interaksi Sosial

Teori ini menerangkan mengapa seorang lanjut usia

bertindak berdasarkan sesuatu yang dihargai masyarakat.

Kekuasaan dan prestasi pada orang lanjut usia berkurang

sehingga mengakibatkan berkurangnya juga interaksi sosial.

Lansia masih mempertahankan harga diri dan ketaatan

mengikuti perintah.

b) Teori penarikan diri

Teori ini menerangkan bahwa menurunnya status ekonomi

yang dialami para lansia dan merosotnya status kesehatan

menjadi penyebab penarikan diri dari pergaulan sehingga

mempercepat proses penuaan.

c) Teori aktifitas

Teori ini menjelaskan bahwa proses menua yang berhasil

tergantung dari apakah lansia tersebut menyenangi dan

menghargai aktifitas yang dilakukannya tersebut.

d) Teori kesinambungan

Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam siklus kehidupan

lansia terdapat kesinambungan.Kehidupan menjadi lansia


11

mendatang, sangat ditentukan oleh pengalaman hidup saat ini.

Hal ini terbukti bahwa perilaku, gaya hidup dan harapan

seseorang saat ini tidak berubah walaupun kelak menjadi tua.

e) Teori Perkembangan

Teori ini menerangkan bahwa menjadi tua merupakan suatu

proses yang penuh tantangan dan bagaimana sikap lansia

mengahadapi tantangan tersebut dapat mempengaruhi apakah

menghasilkan sesuatu yang positif atau negatif. Akan tetapi, hal

ini tidak serta merta menunjukkan cara menjadi tua yang

diharapkan oleh lansia tersebut.

f) Teori Stratifikasi Usia

Teori ini digunakan untuk mempelajari sifat-sifat lansia

secara berkelompok dan bersifat makro. Setiap kelompok

dilihat dari sisi demografi dan hubungannya dengan kelompok

usia lainnya. Kelemahan teori ini tidak bisa digunakan untuk

mempelajari lansia secara pribadi atau individu, mengingat

adanya stratifikasi yang sangat kompleks serta hubungannya

dengan klasifikasi kelas ataupun etnik. Berdasarkan teori-teori

yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa perubahan-

perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi perubahan

berbagai aspek yaitu aspek fisik, mental dan sosial. Perubahan

fisik yang terjadi adalah rambut memutih, kulit keriput, tipis,

kering dan longgar, berkurangnya penglihatan, daya penciuman

menurun, daya pengecap kurang peka, pendengaran berkurang,


12

persendian kaku dan sakit, inkontinensia, keseimbangan tubuh

menurun dan bahkan kemampuan daya ingat juga menurun.

2.1.4 Perubahan pada sistem tubuh lansia

Menurut Kane, dkk (2004) permasalahan lansia sering disebut dengan

istilah 14 Impairment (14 I). Keempatbelas Impairment tersebut yaitu:

Immobility, Incontinence (beser/ngompol), Instability (tidak stabil, berdiri

dan berjalan mudah jatuh), Infection (infeksi), Intellectual impairment

(gangguan intelektual atau dimensia), Impaction (sulit buang air besar),

Impairment of vision and hearing, communication, taste, convalescence,

smell, skin integrity (gangguan pancaindra, komunikasi, daya pulih dan

kulit), Inanition (kurang gizi), Isolation (depresi), Impecunity (tidak punya

uang), Immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), Iatrogenesis

(munculnya penyakit dikarenakan mengkonsumsi obat-obatan), Impotence

(Impotensi) dan Insomnia (gangguan tidur).

Suatu siklus yang akan di alami oleh semua orang yaitu proses penuaan

di mana semua orang akan mengidamkan masa tuanya hidup dengan tenang,

damai, serta menikmati masa pensiun bersama keluarga, akan tetapi tidak

semua lansia memililki kondisi yang di idamkan, proses menua

menimbulkan masalah yang berarti dengan mengalami ganguan secara fisik,

biologis, mental maupun sosial ekonomi. (Hamid, 2006). Menurut

(Nugroho, 2000)Perubahan yang sering pada seorang lansia merupakan :

1. Sel

a. Pada lansia jumlah selnya akan mengalami penurunan dan

ukurannya pun akan lebih besar.


13

b. Cairan tubuh dan cairan intraseluler pun akan berkurang.

c. Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut

berkuang.

d. Jumlah sel otak akan menurun.

2. Sistem persarafan

a. Rata rata berkurangnya saraf neucortical sebesar 1 per

detik(pakkenberg dkk, 2003).

b. Hubungan persarafan cepat menurun.

c. Lambat dalam merespon, baik dengan gerakan maupun dengan

jarak waktu, khusus dengan stress.

d. Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitif

terhadap sentuhan

3. Sistem pendengaran

a. Membran timpani atropi

b. Terjadinya pengumpulan dan pergeseran serumen karena

peningkatan keratin.

c. Pendengaran menurun pada lansia yang mengalami ketegangan

jiwa atau stres.

4. Sistem pengelihatan

a. Timbul sklerosis pada sfigter pupil dan hilangnya respons terhadap

sinar.

b. Lensa lebih suram dapat menyebabkan katarak.

c. Hilangnya daya akomodasi.


14

d. Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk

membedakan antara warna biru dengan hijau pada skala

pemeriksaan.

5. Sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding aorta menurun.

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kekurangaefektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural

hipotensi.

e. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi dari

pembuluh darah perifer.

6. Sistem pernapasan

a. Otot otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

b. Menurunya aktivitas dari silia.

c. Paru paru kehilangan elastisitasnya.

7. Sistem genitourinaria

a. Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal

menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang(berakibat pada

penurunan kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine,

berat jenis urine menurun, protein uria biasanya +1), blood urea
15

nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal

terhadap glukosa meningkat.

b. Mengalami pembesaran prostat pada seorang pria.

8. Sistem endokrin

Menurunya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas

tiroid, basal metabolik rate, daya pertukaran gas, produksi

aldosteron, serta sekresi hormon kelamin seperti progesteron,

esterogen, dan testosteron.

9. Sistem muskuloskeletal

a. Tulang kehilangan kepadatan dan semakin rapuh.

b. Kifosis

c. Persendian membesar dan menjadi kaku.

d. Tendon mengkerut dan mengalami sklerosis.

e. Atropi serabut otot sehingga gerak menjadi lambat, otot otot kram

dan menjadi tremor.

2.2 Konsep asam urat

2.2.1 Definisi asam urat

Asam urat adalah sampah hasil metabolisme dari pencernaan protein

(dari lemak, hati, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau

dari penguraian melalui senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang

seharusnya akan di buang melalui ginjal, fases dan keringat. Senyawa ini

sulit larut dalam air, tapi dalam darah beredar sebagai senyawa natriun urat.

bentuk garamnya terlarut pada kondisi asam basah di atas 7. karena itu

serangan radang sendi yang berulang terjadi bila produksinya berlebih.


16

rentan normal asam urat dalam darah 3-7 ml/dl. Dengan perbedaan untuk

pria 2-7ml/dl dan wanita 2-6 ml/dl. Untuk lanjut usia kadar asam uratnya

lebih tinggi.(Vitahealth., 2005:13).

Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba tiba tanpa di sertai

dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari dengan lokasi

utama pada sendi ibu jari kaki bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan

tangan, kaki, siku dan jari tangan. karena itu dikenal 4 tahap asam urat antara

lain :

1) Asimtomatik (tanpa gejala)

Pada tahap ini penderita mengalami kenaikan kadar asam urat

tidak butuh pengobatan melainkan dengan menjaga pola diit purin

serta merubah gaya hidup yang sehat.

2) Akut

Fase akut gejalanya muncul tiba tiba dan biasanya menyerang

satu atau beberapa persendian sakit yang dirasa seperti di tusuk jarum

serta persendian tampak meradang, merah, dan terasa panas.

3) Interkritikal

Tahapan penderita asam urat mengalami serangan berulang yang

tidak menentu.

4) Kronis

Tahapan fase terakhir dimana masa pengkristalan asam urat

menumpuk diwilayah jaringan lunak tubuh penderita.

2.2.2 Klasifikasi asam urat

Klasifikasi asam urat dibagi menjadi dua yaitu :


17

a. Asam urat primer

Asam urat primer belum teridentifikasi pasti penyebabnya, namun

faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan

metabolisme di dalam tubuh yang mengakibatkan terjadinya

peningkatan produksi monosodium urat atau diakibatkan karena

berkurangnya produksi asam urat tersebut di dalam tubuh.

b. Asam urat sekunder

Asam urat sekunder merupakan produksi asam urat yang meningkat

dipengaruhi oleh pola hidup seseorang termasuk pola makan atau diet

yang tidak terkontrol yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung kadar purin yang tinggi misalnya seperti BENJOL

(Bayam, emping, nagka muda, jeroan, otak, lemak) Purin merupakan

senyawa organik yang menyusun, Sumber Energi (ATP), Bagian dari

Koenzim, Sebagai Penyusun RNA dan DNA. Sedangkan jika kadar

asam urat semakin banyak maka bahaya alan menimbulkan

pengkristalan.

2.2.3 Etiologi

Faktor pencetus terjadinya asam urat meliputi usia, jenis kelamin,

obesitas, konsumsi purin, alkohol dan pengunaan obat diuretik. Pria

memiliki tingkat resiko asam urat lebih tinggi dari pada wanita, yang

meningkatkan resiko mereka terserang asam urat. Perkembangan artritis

gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan

wanita. Namun setelah umur 60 tahun keduanya resiko lebih tinggi angka
18

terjadinya asam urat sama antara kedua jenis kelamin. usia 75 dan 84 tahun

adalah resiko yang paling besar. (Weaver, 2008):

a. Umur

Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan

wanita. Hal ini merupakan semakin tua umur maka akan semakin resiko

terkena asam urat (kertia, 2009).

b. Obesitas

Obesitas merupakan penyakit yang beresiko tinggi terkena

penyakit bukan hanya terkena asam urat, Akan tetapi juga bisa terkena

penyakit diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertrigliseridemia,

hipertensi,. Tingginya kadar leptin pada orang obesitas menyebabkan

resistensi leptin., leptin yaitu asam amino yang disekresi oleh jaringan

adipose yang berfungsi mengatur nafsu makan, dan mengatur saraf

simpatis,. Jika kadar leptin di ginjal menjadi tinggi maka akan terjadi

resistensi di ginjal akan mengalami resistensi urin sehingga gangguan

pengeluaran asam urat dalam urin. Maka kadar asam urat dalam darah

orang obesitas menjadio tinggi.

c. Konsumsi purin

Hindari pola makan BENJOL(bayam, emping, nagka muda, otak,

Jeroan, lemak ). Dekati makanan seperti nasi, gandum, roti, daging

ayam tanpa kulit serta buah buahan.

d. Alkohol

Alkohol merupakan salah satu sumber purin yang dapat

menghambat pembuangan purin melalui ginjal, itulah salah satu faktor


19

yang sangat beresiko tinggi terkena asam urat. Alasan lain alkohol

memililki kandungan purin yang sangat tinggi sehingga over produksi

asam urat. (Zhang, 2006)

e. Obat obatan

Penggunaan obat diuretik merupakan faktor resiko yang

signifikan untuk perkembangan asam urat. Obat diuretik dapat

menyebabkan peningkatan reabsorpsi asam urat dalam ginjal,

sehingga menyebabkan hiperurisemia. Dosis rendah aspirin,

umumnya diresepkan untuk kardioprotektif, juga meningkatkan kadar

asam urat sedikit pada pasien usia lanjut. Hiperurisemia juga

terdeteksi pada pasien yang memakai pirazinamid, etambutol, dan

niasin (Weaver, 2008).

Tabel 2.2 Penyebab Umum Overproduksi dan Ekskresi yang menurun

dari asam urat pada artritis gout

OVER PRODUKSI EKRESI YANG MENURUN

Makanan dengan tinggi purin contoh Obat-obatan(misalnya diuretik,

BENJOL(belinjo, emping, nagka siklosporin, aspirin dosis rendah,

muda, jeroan, otak lemak ) pirazinamid, niasin, etambutol)

Alkohol Penyakit ginjal

Obesitas Intoksikasi

Keganasan Asidosis metabolik (misalnya,

ketoasidosis, asidosis laktat)


20

2.2.4 Patofisiologi

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan

berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat ataupun keduanya. Sintesis

purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan

(salvage pathway):

a. Jalur de novo

Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat

melalui precursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribose-5-fosfat

yang diubah melalui serangkaian zat menjadi nukleotidapurin

(asaminosinat, asamguanilat, asamadenilat). Jalur ini dikendalikan oleh

serangkaian mekanisme yang kompleks dan terdapat beberapa enzim

yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)

sintetase dan amidofosfo ribosiltrans ferase (amido-PRT). Terdapat

suatu mekanisme umpan balik oleh nukleotidapurin yang terbentuk,

yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.

b. Jalur penghematan

Jalur penghematan atau salvage pathway adalah jalur pembentukan

nukleotida purin melalui basa purin bebas, pemecahan asam nukleat

atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti

pada jalur de novo . Basa purin bebas (adenine, guanine, hipoxantin)

berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk precursor nukleotida

purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: Hipoxan

tinguanin fosforibosil transferase (HGPRT) dan adenine fosforibosil

tranferase (APRT).
21

ASAM URAT

Dalam kondisi 1. Ganguan


normal scavenger metabolik(pem
(pemungut radikan bentukan
bebas) berlebih)
2. Ganguan
ekskresi

Bagan 2.1 Metabolisme purin


iHiperurisema

kristalisasi di calsium
jaringan sendi

ARTHRITIS GOUT

2.2.5 Manifestasi klinis

The american rheumathism associatioin menetaplkan gambaran klinis

tentang asam urat sebagai berikut:

a. Adanya kristal-kristal asam urat berbentuk jarum yang cenderung

mengumpul pada sendi

b. Timbul tofus (endapan seperti kapur di kulit yang membentuk suatu

tonjolan atau benjolan) yang menandai pengendapan kristal asam urat.

Tofus timbul pada daun telinga, siku, tumit belakang dan punggung

tangan, terbukti mengandung kristal asam urat berdasarkan

pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.

c. Kesemutan dan pegel linu.


22

d. Sendi-sendi yang terserang tampak merah, bengkak, mengkilat, kulit di

atasnya terasa panas disertai nyeri yang sangat hebat dan persendian

sulit digerakkan

Asam urat muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul

berulang-ulang. Gejala khas dari serangan gout adalah serangan akut

biasanya bersifat monoartikular (menyerang sendi saja) dengan gejala.

a. Pembengkakan

b. Kemerahan

c. Nyeri hebat

d. Panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang terjadi

mendadak yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.

e. Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan gout akut,

artinya tidak selalu gout akut disertai dengan peningkatan kadar

asam urat darah.

Banyak penderita tingkat kadar asam urat yang tinggi namun tidak

pernah menderita serangan artritis gout ataupun terdapat trofi. Lokasi

yang paling sering terjadi pada serangan pertama adalah sendi pangkal

ibu jari kaki.Hampir pada semua kasus. Lokasi gout terutama pada

sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.

2.2.6 Pemeriksaan penunjang

Untuk memastikan keluhan dari rasa nyeri pada persendian apakah

terserang penyakit asam urat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan untuk

menguatkan diagnosisnya, sehingga pengobatan bisa dilakukan dengan

tepat (Misnadiarly, 2007):


23

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Kristal MSU (Monosodium urat)

Diagnosis pasti arthritis gout ditegakkan berdasarkan

ditemukannya kristal MSU (Monosodium urat).

b. Kadar asam urat darah (Serum)

Pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat terbatas

dalam mendiagnosis arthritis gout, karena pada arthritis gout sering

kali kadar asam uratnya dalam batas normal. Oleh karena itu, kadar

ini perlu diperiksa pada waktu penderitanya sehat/tidak dalam

serangan arthritis gout akut.

2. Pemeriksaan radiologi

Pada stadium akut arthritis gout tanda awal gambaran radiologisnya

hanya tampak berupa pembengkakan jaringan lunak di sekitar

persendian (periartikuler) yang asimetrik.Keadaan ini terjadi akibat

reaksi peradangan pada stadium awal.

Perubahan gambaran radiologis pada arthritis gout kronis hanya

terlihat sebagai berikut :

A. Bila tulang sudah mengalami erosi sehingga berbentuk bulat

atau lonjong dengan tepi yang siklerotik akibat deposit urat di

sekitar sendi

B. Kadang kadang ditemukan pengapuran didalam tofus.

3. Pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal.

4. Pemeriksaan cairan sendi pemeriksaan ini untuk melihat monosodium

urat dalam cairan sendi (junaidi, 2012).


24

2.2.7 Komplikasi

Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe

degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi.

Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses

inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga

menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang.

Penderita dengan artritis gout membentuk batu ginjal karena urin

memilki pH rendah yang mendukung terjadinya asam urat yang tidak

terlarut (Liebman et al, 2007). Terdapat tiga hal yang signifikan kelainan

pada urin yang digambarkan pada penderita dengan uric acid

nephrolithiasis yaitu hiperurikosuria (disebabkan karena peningkatan

kandungan asam urat dalam urin), rendahnya pH (yang mana menurunkan

kelarutan asam urat), dan rendahnya volume urin (menyebabkan

peningkatan konsentrasi asam urat pada urin) (Sakhaee dan Maalouf, 2008)

2.2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan utama pada pasien asam urat meliputi pembelajaran

atau penyuluhan pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan

kondisi obyektif penderita. (Khanna et al, 2012) selain itu dapat di bedakan

juga dengan dua cara yaitu farmakologi dan non farmakologi dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Farmakologi

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya pengobatan

serangan artritis gout diobati dalam 24 jam pertama serangan, salah

satu pertimbangan pemilihan obat adalah berdasarkan tingkatan nyeri


25

dan sendi yang terkena. Tujuan terapi serangan artritis gout akut

adalah menghilangkan gejala, sendi yang sakit harus diistirahatkan

dan terapi obat dilaksanakan secepat mungkin untuk menjamin respon

yang cepat dan sempurna. Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout

akut, yaitu NSAID, kolkisin, kortikosteroid, dan memiliki keuntungan

dan kerugian. Pemilihan untuk penderita tetentu tergantung pada

beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yang

berhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat karena

adanya penyakit lain, efikasi serta resiko potensial.NSAID biasanya

lebih dapat ditolerir dibanding kolkhisin dan lebih mempunyai efek

yang dapat diprediksi (Depkes, 2006).

Tabel 2.4 contoh obat NSAID

Nama obat Rute pemberian Dosis


Aspirin Oral 4-6 gram/hari

Indometasin Oral 2-4kali 25 mg/hari

Piroksikam Oral 10-20 mg/hari

Ibuprofen Oral 1200-2400 mg/hari

Asam mefenamat Oral 750-1500 mg/hari

Meloksikam Oral 7,5-15 mg/hari

Natrium Oral 100-150 mg/hari


diklofenak
26

2. Non Farmakologi

Mencegah lebih baik dari pada mengobati agar terhindar dari

penyakit asam urat sebaiknya mencega seperti yang akan di jelaskan

di bawah ini:

A. Mengatur pola makan

Beberapa lifestyle yang dianjurkan antara lain menurunkan

berat badan, mengkonsumsi makanan sehat, olahraga,

menghindari merokok, dan konsumsi air yang cukup.

Modifikasi diet pada penderita obesitas diusahakan untuk

mencapai indeks masa tubuh yang ideal, namun diet yang terlalu

ketat dan diet tinggi protein atau rendah karbohidrat (diet atkins)

sebaiknya dihindari. Pada penderita artritis gout dengan riwayat

batu saluran kemih disarankan untuk mengkonsumsi 2 liter air

tiap harinya dan menghindari kondisi kekurangan cairan. Untuk

latihan fisik penderita artritis gout sebaiknya berupa latihan fisik

yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma

pada sendi (Jordan et al, 2007).

Dapat di bedakan menjadi dua golongan di setiap golongan

terdapat takaran kadar purin di makanan tersebut antara lain :

1. Golongan 1

Makanan yang harus di hindari karena jumlah kadar

purin di dalam makannnya 150mg-1000mg per100gram

bahan makanan seperti: otak, jeroan, kerang, ikan sarden,

tape dan brem.


27

2. Golongan 2

Makanan yang harus di hindari karena jumlah kadar

purin di dalam makannnya 50 mg-150mg per 100 gram

bahan makanan seperti: daun singkong, kol, kacang tanah,

buncis, tempe.

B. Minum air putih secara rutin

Tubuh membutuhkan asupan air secara terus menerus, air

yang terbaik merupakan air putih tanpa campuran zat apapun.

Air putih berfungsi untuk melarutlkan zat zat yang ada di dalam

tubuh termasulk purin, asam urat yang terklarut didalam air akan

di sekresikan lewat ginjal bersama purin.(herliana,2013)

intake cairan setiap individu dalam sehari seharusnya

meminum air putih 1,5-2 liter air putih, agar kondisi tubuh tidak

kekurangan cairan yang berakibatlkan pada saat eksresi zat

purin tidak bisa di eksresikan dengan baik. Untuk melihat ciri

dari kekurangan cairan atau tidak hanya dengan melihat warna

kencing jika warna kuning pekat tanda kurang minum air putih.

C. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup memang perklu di lakukan untuk

memetabolisme asam laktat di dalam tubuh, pada proses ini

dibutuhkan kondisi istirahat yang cukup. Agar pada saat

metabolisme akan berjalan sempurna, tidak ada yang namanya

asam laktat yang menumpuk.(sagiran, 2012).

D. Olahraga teratur
28

Olahraga teratur memang perlu di lakukan oleh semua orang,

manfaat olahraga sangatlah baik untuk memperlancar peredaran

darah agar tidak terjadi penyumbatan. Selain itu olahraga dapat

mengurangi stres, serta untuk memperlancar metabolisme tubuh

sehingga mempermuda penyerapan nutrisi di dalam tubuh akan

menjadi efektif. Serta tidak mengalami resiko penumpukan

asam urat di dalam darah. Olahraga yang baik harus dilakukan

sesuai kemampuan tubuh serta sesuai dengan takaran tubuh.

E. Hindari alkohol

Alkohol merupakan penghambat semua proses yang ada di

dalam tubuh. Faktor pencrtus asam urat juga di sebabkan oleh

alkohol di karenakan alkohol bisa merusak sistem di ginjal

sehingga sulit untuk mengekresi, serta akan merusak fugsi

jantung dan mengakibatkan.

2.2.9 Cara pengukuran alat

A. Pengukuran kadar asam urat darah

1. Alat dan bahan

a. Kapas alkohol

b. Lanset dan jarum lanset steril

c. Satu set alat pengukur kadar asam urat

2. Prosedur pelaksanaan

a. Alat pengukur kadar asam urat disiapkan dengan

memasang stik pengukur kadar asam urat pada alat dan

memasang jarum lanset steril pada blood lanset.


29

b. Ujung jari responden yang akan diperiksa disterilkan

dengan menggunakan kapas alkohol.

c. Ujung jari responden yang sudah disterilkan ditusuk

menggunakan lanset hingga mengeluarkan darah

secukupnya.

d. Darah yang keluar kemudian ditempelkan pada stik yang

sudah dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik.

e. Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam 20 detik.

f. Sambil menunggu hasil, usap jari responden yang sudah

ditusuk

2.3 Tinjauan umum senam ergonomik

2.3.1 Definisi senam ergonomik

Gerakan senam ergonomik adalah gerakan yang mengoptimalkan

posisi tubuh pada ruang kerja dengan tujuan mengurangi atau

menghilangkan kelelahan.Posisi tubuh tersebut antara lain posisi tulang

belakang, posisi penglihatan (jarak dan pencahayaan), posisi jangkauan

(berdiri atau duduk), keselarasan tangan kanan dan kiri dan posisi benda

kerja sehingga diperoleh kenyamanan dan produktivitas yang tinggi

(Wratsongko, 2015).

Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan

atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf serta aliran darah,

memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan,


30

keringat, termoregulasi, pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam

laktat, Kristal oksalat, kesegaran tubuh dan imunitas. Senam ergonomik

merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerakan yang

masing-masing memiliki manfaat berbeda tetapi saling terkait satu sama

lainnya (Wratsongko, 2015).

2.3.2 Manfaat senam ergonomik

Senam ergonomik bermanfaat bagi tubuh, Melakukan senam

ergonomik secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot dan efektifitas

fungsi jantung, mencegah pengerasan pembuluh arteri dan melancarkan

sistem pernafasan. Gerakan fisik teratur dapat meningkatkan kolesterol baik

(HDL) yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Senam ergonomik juga dapat menurunkan glukosa darah, mencegah

osteoporosis dan penyakit lainnya. Senam ergonomik sangat efektif dalam

memelihara kesehatan karena gerakannya anatomis, sederhana dan tidak

berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh semua orang dari anak-anak

hingga lanjut usia (Wratsongko, 2006).

2.3.3 Gerakan dan teknik senam ergonomik

a. Gerakan pertama, lapang dada

( Gambar 2.1 gerakan pertama )

1) Tahapan Gerakan Lapang Dada


31

Berdiri tegak, kedua lengan diputar ke belakang semaksimal

mungkin, tarik nafas dalam melalui hidung lalu hembuskan perlahan

melalui mulut.Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki dijinjit.

2) Manfaat Gerakan Lapang Dada

a. Putaran lengan menyebabkan stimulus regangan dan tarikan pada

saraf di bahu, mengoptimalkan fungsi organ paru, jantung, hati,

ginjal, lambung dan usus sehingga metabolisme optimal.

b. Kedua kaki dijinjit menstimulasi sensor-sensor saraf yang merefleks

fungsi organ dalam.

3) Gerakan dilakukan sebanyak 40 kali putaran. Satu gerakan memutar

butuh waktu 4 detik sebagai gerakan aerobic. Keseluruhan 40 kali

putaran dalam waktu 4 menit. Kemudian istirahat sebelum melakukan

gerakan kedua (Sagiran, 2012).

b. Gerakan kedua, tunduk syukur

( Gambar 2.2 gerakan kedua )

1) Tahapan gerakan tunduk syukur


32

Gerakan tunduk syukur berasal dari gerakan rukuk. Posisi

tubuh berdiri tegak dengan menarik napas dalam perlahan, lalu

tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan sempurna.

Tangan berpegangan pada pergelangan kaki, wajah menengadah

dan hembuskan napas secara rileks dan perlahan.

Menarik napas dalam dengan menahan di dada merupakan

teknik menghimpun oksigen untuk metabolisme tubuh.

Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan

pada pergelangan kaki akan menyebabkan posisi tulang belakang

dalam posisi segmen dada-punggung sehingga menyebabkan

relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut pada

tulang belakang. Gerakan ini dapat menguatkan struktur anatomi-

fungsional otot, ligament dan tulang belakang

2) Manfaat gerakan tunduk syukur

a. Posisi tunduk syukur dapat menyebabkan tarikan pada serabut

saraf yang menuju ke tungkai, meningkatkan fungsi dan

membantu menghindari resiko saraf terjepit.

b. Gerakan menengadahkan kepala menyebabkan fleksi tulang

leher dan mengaktivasi serabut saraf simpatis yang berada di

leher. Gerakan ini berperan dalam meningkatkan,

mempertahankan suplai darah dan oksigenasi otak secara

optimal.
33

3) Gerakan tunduk syukur berfungsi untuk meregangkan otot-otot

punggung bawah, paha dan betis serta berfungsi memompakan

darah ke batang tubuh bagian atas dan melonggarkan otot-otot

perut dan ginjal.

4) Frekuensi Gerakan ini dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1

kali gerakan selesai dalam waktu 35 detik ditambah 10 detik

untuk nafas, jadi keseluruhan gerakan selesai dalam 4 menit.

c. Gerakan ketiga, duduk perkasa

( Gambar 2.3 gerakan ketiga )

1. Tahapan gerakan duduk perkasa

Posisi duduk dengan jari kaki sebagai tumpuan, tarik napas

dalam lalu tahan sambil membungkukkan badan ke

dapan.Tangan memegang pergelangan kaki dan wajah

menengadah.

2. Manfaat gerakan duduk perkasa

Duduk perkasa dengan lima jari kaki ditekuk dapat

menstimulasi fungsi organ tubuh. Ibu jari terkait dengan fungsi


34

energi tubuh, jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari

tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait

dengan fungsi metabolisme serta detoksifikasi dalam tubuh dan

jari kelingking terkait dengan fungsi hati serta sistem kekebalan

tubuh.

Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan

badan ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha dapat

meningkatkan tekanan dalam rongga dada yang dapat

meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak.

d. Gerakan keempat, duduk pembakaran.

( Gambar 2.4 gerakan ke empat )

1. Tahapan gerakan duduk pembakaran


35

Posisi duduk seperti duduk perkasa kemudian telapak tangan

pada pangkal paha, tumit di samping pantat, tarik napas dalam

sambil membungkukkan badan ke depan sampai punggung terasa

teregang, wajah menengadah sampai terasa teregang. Hembuskan

napas secara rileks dan perlahan.

2. Manfaat gerakan duduk pembakaran

a. Gerakan menarik napas dalam lalu ditahan meningkatkan

tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang sehingga

meningkatkan suplai darah oksigenasi ke otak.

b. Gerakan menengadahkan kepala menyebabkan fleksi ruas

tulang leher dan menstimulasi saraf simpatis di leher.

c. Kedua tangan menggenggam pergelangan kaki berfungsi

melebarkan ruang antar ruas tulang pada tangan dan leher,

memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis

sehingga terjadi relaksasi dinding pembuluh darah.

3. Gerakan dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan

selesai dalam waktu 35 detik ditambah 10 detik untuk menarik

nafas, jadi keseluruhan gerakan selesai dalam waktu 4 menit.

e. Gerakan kelima, berbaring pasrah


36

(Gambar 2.5 gerakan kelima )

1. Tahapan gerakan berbaring pasrah

Posisi kaki seperti pada gerakan duduk pembakaran

kemudian baringkan badan perlahan semampunya.Jika bisa

punggung menyentuh lantai atau alas, dua lengan lurus di atas

kepala, napas dada, perut mengecil.Apabila tidak mampu

menekuk kaki maka kaki dapat diluruskan.

2. Manfaat gerakan berbaring pasrah

Gerakan berbaring dengan meluruskan lengan di atas

kepala dapat menyebabkan regangan atau tarikan pada serabut

saraf sehingga akan mengakibatkan sebuah kebaikan untuk

tulang belakang menjadi lebih lentur dan lebih bergerak

menjadi bebas
37

saraf tulang belakang sehingga dapat merilekskan tulang

belakang.

3. Gerakan dilakukan minimal 5 menit, gerakan dilakukan

perlahan dan tidak dipaksakan saat merebahkan badan maupun

bangun. (Sagiran, 2012)

2.3.4 Hal hal yang tidak boleh di lakukan pada saat senam ergonomik

A. Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Latihan.

1. Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum latihan

2. Program latihan cukup bermanfaat, aman dan sesuai kebutuhan

3. Hindari latihan saat tidak sehat.

4. Latihan tidak dilakukan setelah 2 – 3 jam makan, cuaca panas dan

kelembabab tinggi, cukup minum.

5. Hindari minuman keras dan alcohol

6. Jangan segera duduk setelah latihan.

7. Jangan mandi dingin setelah latihan.

8. Pakaian latihan : hendaknya tidak ketat, cukup ventilasi, mudah

menyerap keringat, rapi, bahan katun murni, dan sepatu datar.

B. Hal Yang Harus Dihindari Selama Latihan

1. Latihan yang memberikan pembebanan aksial pada tulang.

2. Latihan yang melibatkan fleksi secara tiba – tiba pada tulang

belakang.

3. Latihan yang dilakukan di tempat yang berbahaya.

4. Latihan yang melibatkan abduksi dan tungkai bawah dengan beban.


38

5. Latihan dengan tahanan pada otot lengan.

6. Latihan statis.

2.3.5 Penelitian terkait senam ergonomik

a. Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Nurul Fatima pada tahun

2017, Fakultas Kedokteran UIN ALLAUDIN MAKASAR yang

berjudul efektifitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam

urat pada lanjut usia dengan artrhritis gout. Dengan metode quasy

exsperimen dengan pendekatan non-equivalent control group design

yaitu terdapat dua kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan yang

berbeda.Sampel diobservasi terlebih dahulu sebelum diberikan

perlakuan, kemudian setelah diberikan perlakuan sampel tersebut

diobservasi kembali, hasil akhir setelah uji T test terdapat 0.008, P.value

≥ α ~ Ho ditolak artinya senam ergonomik efektif untuk menurunkan

kadar asam urat.

1. Pre test

No Inisial Pre test Post test keterangan


1 Ny. RO 9,5 mg/dl 9,5 mg/dl Tetap
2 Ny. JU 8,3 mg/dl 8,5 mg/dl Meningkat
3 Ny.BE 7,3 mg/dl 7,8 mg/dl Meningkat
4 Ny.SA 9,1 mg/dl 9,3 mg/dl Meningkat
5 Ny .SE 7,4 mg/dl 7,5 mg/dl Meningkat
6 Ny .LO 8,3 mg/dl 8,7 mg/dl Meningkat
7 Ny .DA 7,1 mg/dl 7,7mg/dl Meningkat
8 Ny .RI 7,5 mg/dl 9,0 mg/dl Meningkat
9 Ny .NU 7,4 mg/dl 7,4 mg/dl Meningkat
10 Ny .SI 6,7 mg/dl 7,4 mg/dl Meningkat
39

2. Post tes

No Inisial Pre test Post test keterangan


1 Ny.NA 8,5ml/dl 8,2mml/dl Menurun
2 Ny.BA 8,8ml/dl 7,7ml/dl Menurun
3 Ny.CA 11,5ml/dl 8,1ml/dl Menurun
4 Ny.HA 7,9ml/dl 7,5ml/dl Menurun
5 Ny.NN 9,2ml/dl 9,1ml/dl Menurun
6 Ny.NI 9,1ml/dl 7,7ml/dl Menurun
7 Ny.BE 9,1ml/dl 6,1ml/dl Menurun
8 Ny.AG 9,0ml/dl 7,8ml/dl Menurun
9 Ny.OD 7,8ml/dl 7,8ml/dl Tetap
10 Ny.RN 11,0ml/dl 9,2ml/dl Menurun
7
40

2.3.6 Kerangka Konsep

Kadar asam urat di dalam


darah meningkat
lansia dengan Penatalaksanaan :
penderita
asam urat 1. Farmakologi
2. Non farmakologi
a) Diet purin
b) Olahraga: senam ergonomik
Faktor pencetus terjadinya
asam urat: Memperlancar aliran darah, serta membakar lemak
1. Genetika dan racun di dalam tubuh
2. Jenis kelamin Nyeri sendi, pegel linu,
3. Umur bengkak pada area sendi
4. Asupan makanan Kadar asam urat dalam darah
tinggi purin
5. Obesita
6. Obat obatan
7. kelelahan
Naik Tetap Turun

Keterangan :
Gambar 2.1. kerangka konseptual Perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah
: diteliti
mengikuti senam ergonomik pada lansia Di Pos Bindu Desa terenyang Kec Sumber Pucung.
: tidak diteliti
: ada hubungan
41

2.3.7 Penjelasan Kerangka Konsep

Lansia dengan gangguan asam urat merupakan suatu keadaan kadar asam

urat dalam darah mengalami peningkatan, yang menyebabkan nyeri sendi, bengkak

pada area sendi, dan pegal linu. Faktor pencetus terjadinya asam urat genetika, jenis

kelamin, umur, asupan makanan tinggi purin, obesitas, obat-obatan, kelelahan.

Penatalaksanaan pada lansia penderita asam urat dengan teknik farmakologi dengan

pemberian obat dalam penyembuhannya, sedangkan non farmakologi ada dua

dengan diet purin serta olahraga senam ergonomik, kali ini peneliti akan membahas

tentang senam ergonomik, senam ergonomik berfungsi untuk memperlancar aliran

darah, serta membakar lemak dan racun di dalam tubuh. sehingga kadar asam urat

dalam darah, penilaianya di bedakan menjadi tiga penilaian, yaitu naik, tetap, dan

turun.

You might also like