Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan
hasil pelapukan kimia, fisika maupun biologis, serta proses erosi dari batuan.
Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi termasuk batuan.
rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi
batuan yang berasal dari suatu batuan yang sudah ada yang mengalami
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
Alat :
a. Pensil
c. Mistar (1 set)
d. Busur 3600
e. Kertas HVS
f. Loupe
g. Kamera
Bahan :
a. Sampel Batuan
b. HCL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angina
umumnya, sedimen diangkut dan dipindahkan oleh air (proses fluvial), oleh
angin (proses aeolian) dan oleh es (glacier). Endapan pasir pantai dan endapan
yang sangat lambat atau pada air yang relatif diam seperti di danau atau di
lautan. Endapan “sand dunes” dan endapan “loess” yang terdapat di gurun
bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
2012).
Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim,
topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor
yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya
gravitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan
berbeda. Pertama, karena berat jenis angina relatif lebih kecil dari air maka
angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar
maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya
sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka
sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju
terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya
dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari
sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati
sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar
cekungan seperti adanya patahan. Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara,
yaitu:
1) Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil
ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau
2) Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,
kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang
dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran
melebihi kekuatan inersia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-
3) Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap
dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang
mungkin tertahan akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses
lain, sedimen yang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan
2012)
sediment klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan
sedimen yang terbentuk dari material – material hasil rombakan batuan yang
dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Butiran tersusun atau terikat
oleh semen dan masih adanya rongga di antara butirnya. Pembentukannya di
(mm)
Konglomerat : jika
4-64 Kerakal (Pebble)
membulat
fragmen berbentuk
2-4 Kerikil (Gravel)
membulat
batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya,
3) Kebundaran
sifat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran
dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut.
Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk
3) Semen (1/16- 1/256). Semen adalah unsur yang mengikat fragmen dan
batuan sedimen klastik halus sampai sedang (lutit- arenit) dan batuan sedimen
detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku,
metamorf, atau batuan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen ini diendapkan
dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini
lingkungan air (laut). Batuan berukuran besar seperti breksi dapat terjadi
gunung tersebut dan dapat juga diendapakan di lingkungan air seperti sungai,
Semua batuan tersebut di atas termasuk dalam detritus kasar. Sementara itu,
golongan detritus halus terdiri dari Batulanau, serpih, Batulempung, dan napal.
yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Di sini volume
sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang
dari hasil kegiatan organism. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
utama, yaitu:
dari batu yang sudah terbentuk terlebih dahulu dan diendapkan di suatu
sampai batial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali bergantung pada
sekali.
f. Golongan evaporit. Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air
yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan
tertentu. Suatu contoh adalah larutan garam yang akan semakin pekat
apabila lingkungan tempat ia itu berupa danau yang tidak ada saluran
mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya
Petrografi, 2012)
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
4.1.1 Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen klastik dan non
klastik :
b. Batuan dengan nomor urut 2 alat peraga 9 ini merupakan jenis batuan
sedimen klastik yang memiliki komposisi kimia terdiri dari CaCo3 dan
jumlahnya 25%.
konglomerat
kuarsa
4. 2 Saran
4.2.1. Saran untuk lab agar memberikan contoh mineral yang dapat di analisi