You are on page 1of 12

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN METODE

KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN ELEMEN


HINGGA (FINITE ELEMENT)

Nuryanto1
Sri Wulandari2
1,2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Gunadarma
1,2
Jalan Akses Kelapa Dua Kampus G Universitas GunadarmaDepok
1,2
{nuryanto, sri_wulandari}@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Salah satu penyebab keruntuhan pada lereng diakibatkan karena beban gempa. Banyak
metode penentuan sabilitas lereng dinamik yang selama ini digunakan dalam
perencanaan stabilitas lereng, tetapi masing – masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Penelitian ini merupakan analisis stabilitas lereng secara statik ekuivalen
di mana percepatan gempa yang sebenarnya bersifat tidak beraturan di rubah menjadi
sebuah gaya horizontal. Kelemahan dari metode ini selain tidak mewakili dari sifat
gempa, juga memerlukan faktor reduksi gempa yang sulit ditentukan. Metode yang lebih
realistis adalah metode analisis dinamik dengan metode elemen hingga, dimana gaya
gempa yang diaplikasikan berupa input motion gempa. Kelebihan dari analisis dinamik
dapat menghasilkan angka keamanan minimum selama waktu gempa.Penelitian ini
membandingkan analisis statik, statik ekuivalen dan analisis dinamik pada suatu model
timbunan dan galian pada kelas tanah keras, tanah sedang, dan tanah lunak sesuai
dengan RSNI-3-1726-2010 dengan kedalaman tanah keras 30m dan 100m. Gempa yang
diaplikasikan adalah gempa srike-slip, dengan percepatan gempa pada tanah dasar 0,1g-
0,4g. Penelitian ini juga menghitung faktor reduksi pada model timbunan dan galian
yang dapat digunakan untuk analisis statik ekuivalen sehingga faktor reduksi yang
dihasilkan mendekati faktor reduksi dengan cara dinamik.Hasil penelitian berupa faktor
keamanan statik dengan berbagai metode analisis, faktor keamanan akibat gempa
dengan metode statik ekivalen dan metode dinamik serta nilai faktor reduksi akibat
percepatan gempa 0,3g pada kasus timbunan dan galian.

Kata kunci: analisis statik, analisis statik ekuivalen, analisis dinamik, faktor keamanan,
dan faktor reduksi.

ANALYSIS OF SLOPE STABILITY


USING LIMIT EQUILIBRIUM METHOD AND FINITE ELEMENT

Abstract

One of many causes of slope failure is earthquake. Many seismic slope stability methods
are use for slope stability design, but every method had advantages and disadvantages.
One of the simple and common methods is analysis dynamic with static equivalent
analysis in which transient earthquake acceleration made equivalent to a uniform
horizontal force. Besides there is no representative earthquake characteristics are model,
limitation of this method is a difficulty in assigning an appropriate seismic reduction
factor. It considered that the more realistic method is dynamic analysis using finite
element method, which applies input motion as seismic load. The advantage of the
method which in this case is it can produces minimum safety factor along the impact

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 55


duration of earthquake. This research compares between static analysis, static equivalent
analysis, and dynamic analysis on a fill and excavation models on hard site classification,
medium/stiff site classification and soft site classification following at the site
classification according to RSNI-3-1726-2010 with depth of based soil are assumed at
30m and 100m.Earthquake input motion that are applied at base soil are type strike-slip,
with peak based acceleration vary from 0.1g to 0.4g. The research also determine a
reduction factor on fill and excavation model that can be used for static equivalent
analysis in order to produce safety factor that is similar to dynamic safety factor. The
research result as statistic safety factor with various analysis method, safety factor
dynamic with analysis static equivalent and dynamic, and reduction factor point
earthquake expected effect 0.3g on fill and excavation case.

Keywords: static analysis, static equivalent analysis, dynamic analysis, safety factor, and
reduction factor

PENDAHULUAN bantuan program komputer Geo-Design


dan Plaxis. Geo-Design digunakan untuk
Permukaan tanah yang tidak selalu analisis dinamik dan statik, Plaxis digu-
membentuk bidang datar atau mempunyai nakan untuk analisis statik ekuivalen dan
perbedaan elevasi antara tempat yang satu statik. Selain itu dalam penelitian ini juga
dengan yang lain sehingga membentuk akan membandingkan faktor keamanan
suatu lereng (slope). Perbedaan elevasi dinamik dan statik ekuivalen, dan penga-
tersebut pada kondisi tertentu dapat ruh faktor reduksi gempa pada analisis
menimbulkan kelongsoran lereng sehing- dinamik terhadap lereng.
ga dibutuhkan suatu analisis stabilitas Penelitian ini membandingkan Ana-
lereng. Analisis stabilitas lereng mempu- lisis statik equivalen terhadap Analisis
nyai peran yang sangat penting pada dinamik pada konstruksi timbunan,
perencanaan konstruksi-konstruksi sipil. menggunakan Metode Elemen Hingga
Kondisi tanah asli yang tidak selalu dengan bantuan program komputer Plaxis
sesuai dengan perencanaan yang diingin- dan Geo-Ofiice. Dalam penelitian ini juga
kan misalnya lereng yang terlalu curam dilakukan studi untuk melihat pengaruh
sehingga dilakukan pemotongan bukit parameter-parameter variabel terhadap
atau kondisi lain yang membutuhkan angka keamanan longsor pada lereng
timbunan dan lain sebagainya. Sehingga timbunan dan galian.
diperlukan analisis stabilitas lereng yang
lebih akurat agar diperoleh konstruksi METODE PENELITIAN
lereng yang mantap.Tingginya aktivitas
gempa di Indonesia, maka perlu dilaku- Model Penelitian
kan analisa dinamis dalam perencanaan Pada penelitian ini dibuat model
bangunan. Studi tentang analisa dinamik timbunan dan galian dengan kedalaman
banyak dilakukan pada bangunan batuan dasar 30 meter dan 100 meter,
timbunan dan galian karena beban gempa tanah dianggap homogen sampai pada
mengacu pada kelongsoran lereng tim- kedalaman batuan dasar. Tinggi timbunan
bunan dan galian, terutama menganalisa dan kedalaman galian adalah 15 meter.
besarnya deformasi dan angka keamanan Lebar atas timbunan dan galian 50 meter,
yang terjadi akibat gempa. Penelitian ini dengan perbandingan kemiringan untuk
menganalisis stabilitas lereng galian dan masing-masing lereng 1:2. Berat volume
timbunan secara dinamik, statik ekuiva- tanah untuk tanah keras, 21 KN/m2, tanah
len, dan statik dengan menggunakan sedang 19 KN/m2, dan tanah lunak 17

56 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


KN/m2. Tanah timbunan dan galian di- pengaruh masing-masing parameter ter-
anggap tanah sedang. hadap stablitas lereng timbunan dan
Pada analisis ini input motion yang galian. Model tersebut dibuat berdasarkan
digunakan adalah gempa strike-slip Sura- RSNI3 03-1726 201x, untuk kedalaman
baya (Helmy Darjanto,2006), yang tanah minimal 30 meter.
dimodifikasi dengan percepatan puncak
pada batuan dasar(PBA) 0,1g sampai Bagan Alir penelitian
0,4g. Data gempa sintetik strike-slipe di- Untuk mempermudah penelitian
dapatkan dari keluaran program SYNTH maka dilakukan urutan pekerjaan seperti
dengan percepatan puncak 341,7 cm/s2 terlihat pada diagram alir analisis. Gam-
pada 10 detik, durasi gempa 60 detik. bar 1 merupakan diagram alir penelitian
Pada studi ini dilakukan pemodelan secara umum, sedangkan Gambar 2 dan
dengan memberikan variasi pada lapisan Gambar 3 merupakan diagram alir ana-
tanah, percepatan gempa pada batuan lisis menggunakan program Geo-Design
dasar dengan tujuan untuk mengetahui dan Plaxis.

MULAI

Pemodelan Penampang
Lereng

Penentuan Parameter
Disain

Analisis Stabilitas Lereng

Analisis dengan Limit Equilibrium Analisis dengan Finite Element


Methode (LEM) / Geo-Dsign untuk: Methode (FEM) / Plaxis untuk:
A B
Analisis Statik Analisis Statik
Analisis Dinamik Analisis Statik Ekuivalent

Hasil
Faktor Keamanan (Analisis Statis dan Dnamis)
Faktor Reduksi Gempa (Analisis Dinamis)

Kesimpulan
dan
Saran

SELESAI

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 57


A

Slope/W
Sebagai Parent Analisis

Slope/W
Set : Page
Unit and Scale
Grid
Axes

Slope/W
Membuat Model
Polyline
Region

Slope/W
Analisis: Output:
Metode Analisis Faktor Keamanan Lereng
Metode Bidang Gelincir (Slip Surface)

Quake/W
Initial File : dari Parent Analisis
Analisis Statik
Statik Boundary

Quake/W
Initial File : dari Parent Analisis
Analisis Dnamik
Statik Boundary

Output:
PGA
Faktor Keamanan Lereng Akibat
Beba Gempa

Gambar 2. Diagram Alir Stabilitas Lereng Menggunakan Geo-Design

Input:
Geometri Model
Standar Fixities Bondary

Proces:
Jaring-jaring Elemen
Kondisi Awal (Initial Condition)

Calculation:
Angka Keamanan c/phi reduction

Output:
Faktor Keamanan Lereng

Gambar 3. Diagram Alir Stabilitas Lereng Menggunakan Plaxis

Parameter Tanah pada peraturan RSNI3 03-1726 2010


Analisis dilakukan pada kasus tim- tentang Tata Cara Perencanaan Keta-
bunan dan galian dengan material tanah hanan Gempa untuk Struktur Bangunan
divariasikan pada tiga kelas tanah (SC, SD, Gedung dan Non Gedung, dengan kriteria
dan SE) berdasarkan kecepatan gelom- sebagai berikut (Tabel 1).
bang geser rata-rata tanah yang mengacu

58 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


Tabel 1. Properties Dinamik Tanah Menurut RSNI3 03-1726 201x
Kelas situs Vs (m/detik) N(SPT) Cu (kPa)
SA (batuan keras) > 1500 N/A N/A
SB (batuan) 750 - 1500 N/A N/A
SC (tanah keras, sangat padat dan
350 - 750 >50 > 100
batuan lunak)
SD (tanah sedang) 175 - 350 15 - 50 50 - 100
SE (tanah lunak) < 175 <15 < 50

Model material yang digunakan pada kedalaman batuan dasar. Tinggi


pada analisa dinamik dengan Quake/W timbunan dan kedalaman galian adalah 15
adalah model Equivalent Linear, dimana meter. Lebar atas timbunan dan galian 50
pada model ini parameter masukannya meter, dengan perbandingan kemiringan
antara lain: Modulus Geser (G), poisson untuk masing – masing lereng 1:2 seperti
ratio (v) dan damping ratio.Sedangkan terlihat pada Gambar 4 untuk kasus tim-
pada perhitungan stabilitas lereng dengan bunan dan Gambar 5 untuk kasus galian.
Slope/W menggunakan metode tegangan Faktor keamanan lereng dianalisis
elemen hingga (stress finite element) dengan cara statik, dan dinamik, untuk
yang didasarkan pada persamaan keseim- cara statik dengan menggunakan Geo-
bangan batas dengan model tanah Mohr- Design menggunakan beberapa metode,
Coulomb. (Microsoft Corp., 1991) Pada yaitu Metode Auto Locate. Entery and
Analisis Statik Ekuivalen digunakan ban- Exit, dan Grid and Radius yang digu-
tuan program Plaxis dengan mengguna- nakan untuk menentukan bidang runtuh
kan model material Mohr-Coulomb dan kritis dari lereng, sedangkan metode
angka keamanan dihitung dengan metode Bishop, Ordinary (Fellenius), Janbu,
c/phi reduction. (Brinkgreve, R.B.J et. Al, Morgenstern-Price, Spencer, dan Sarma
1998). digunakan untuk mencari faktor kea-
manan kritis lereng. Analisis lereng dila-
HASIL DAN PEMBAHASAN kukan dengan mencari bidang gelincir
yang optimal dan masuk akal sehingga
Model timbunan dan galian dengan diperoleh faktor keamanan optimal dari
kedalaman batuan dasar 30 meter dan 100 sebuah model lereng.
meter, tanah dianggap homogen sampai
45

40

Timbunan Tanah Sedang (SD)


35
H = 15 m

30

25
Elevation

20

15
D = 30 m dan 100 m Tanah Dasar
Klelas Tanah SC, SD, dan SE
10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150

Distance

Gambar 4. Pemodelan Timbunan


45

40

35
Galian Tanah Sedang (SD) H = 15 m

30

25
Elevation

20

D = 30 mdan 100 m Tanah Dasar


15

Kelas Tanag SC, SD,dan SE


10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150

Distance

Gambar 5. Pemodelan Galian

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 59


Analisis Stabilitas Lereng Galian dasakan pada kecepatan gelombang ge-
Tanpa Beban Gempa dengan Geo- ser rata-rata yang mengacu pada RSNI-3-
Design 1726-2010.
Hasil analisis di tunjukkan dengan Jika dilihat dari nilai faktor kea-
tabel-tabel untuk mengetahui nilai faktor manan antara lereng galian dan timbunan,
keamanan dari metode yang digunakan. terlihat bahwa nilai faktor keamanan yang
Tabel 2 sampai Tabel 4 merupakan hasil didapatkan memiliki nilai yang hampir
analisis stabilitas lereng galian dengan sama. Oleh karena itu, perhitungan
karakteristik tanah dibedakan berdasakan analisis faktor keamanan lereng timbunan
pada kecepatan gelombang geser rata – dapat dianalisis seperti lereng galian,
rata yang mengacu pada RSNI-3-1726- dengan syarat lereng timbunan memiliki
2010. sisi yang simetris. Lereng dengan faktor
keamanan kritis dan labil, perlu tindakan
Analisis Stabilitas Lereng Timbunan perbaikan lereng sehingga bahaya longsor
Tanpa Beban Gempa dengan Geo- bisa dhindari. Cara perbaikan lereng da-
Design pat disesuaikan dengan kondisi di la-
Tabel 5 sampai Tabel 7 merupakan pangan, sehingga perbaikan lereng meru-
hasil analisis stabilitas lereng timbunan pakan perbaikan terbaik untuk dilak-
dengan karakteristik tanah dibedakan ber- sanakan.

Tabel 2. Stabilitas Lereng Galian dengan Batuan Dasar Tanah Keras


Metode Analisis Metode Analisis Faktor Keamanan
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma Spencer
Auto Locate 1.970 1.830 1.934 2.082 1.912 1.936
Entery and Exit 2.088 1.850 2.159 2.252 2.038 2.147
Radius and Grid 1.974 1.843 1.953 2.096 1.915 1.957

Tabel 3. Stabilitas Lereng Galian dengan Batuan Dasar Tanah Sedang


Metode Analisis Metode Analisis Faktor Keamanan
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma Spencer
Auto Locate 1.250 1.162 1.319 1.618 1.250 1.305
Entery and Exit 1.282 1.191 1.335 1.628 1.270 1.331
Radius and Grid 1.274 1.186 1.328 1.595 1.262 1.316

Tabel 4. Stabilitas Lereng Galian dengan Batuan Dasar Tanah Lunak


Metode Analisis Metode Analisis Faktor Keamanan
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma Spencer
Auto Locate 0.591 0.392 0.597 0.703 0.605 0.395
Entery and Exit 0.638 0.471 0.628 0.777 0.659 0.463
Radius and Grid 0.621 0.452 0.615 0.716 0.658 0.416

Tabel 5. Stabilitas Lereng Timbunan dengan Batuan Dasar Tanah Keras


Metode Analisis Metode Analisis Faktor Keamanan
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma Spencer
Auto Locate 1.971 1.845 1.935 2.087 1.911 1.938
Entery and Exit 2.118 1.841 2.173 2.209 2.063 2.167
Radius and Grid 1.972 1.846 1.942 2.087 1.911 1.947

60 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


Tabel 6. Stabilitas Lereng Timbunan dengan Batuan Dasar Tanah Sedang

Metode Analisis Faktor Keamanan


Metode Analisis
Spence
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma
r
Auto Locate 1.278 1.197 1.331 1.581 1.268 1.326
Entery and Exit 1.323 1.234 1.378 1.619 1.325 1.378
Radius and Grid 1.287 1.203 1.346 1.611 1.318 1.336

Tabel 7. Stabilitas Lereng Timbunan dengan Batuan Dasar Tanah Lunak


Metode Analisis Metode Analisis Faktor Keamanan
Bidang Gelincir Bishop Janbu M-Price Ordinary Sarma Spencer
Auto Locate 0.633 0.689 0.533 0.831 0.663 0.654
Entery and Exit 0.648 0.705 0.552 0.863 0.722 0.794
Radius and Grid 0.633 0.687 0.551 0.824 0.658 0.651

Metode yang digunakan dalam kuatan geser (phi/c reduction) metode


mencari faktor keamanan lereng sangat elemen hingga (Brinkgreve, R.B.J et. Al).
banyak sekali, sehingga perlu pemaha- Kelebihan menggunakan metode ini ada-
man untuk menggunakan mtode tersebut lah asumsi dalam penentuan posisi bidang
agar hasil faktor keamanan sesuai dengan longsor tidak dibutuhkan, bidang ini akan
kenyataan. Pada analisis diatas terlihat terbentuk secara alamiah pada zona di-
bahwa nilai faktor keamanan berubah mana kekuatan geser tanah tidak mampu
sesuai kondis tanah, sehingga dapat menahan tegangan geser yang terjadi, dan
disimpulkan bahwa metode-metode ana- metode ini juga mampu memantau
lisis lereng dipengaruhi oleh kondisi perkembangan progressive failure terma-
tanah dasar maupun tanah timbunana atau suk overall shear failure(Lambang Goro,
galian. Terdapatnya beberapa macam Garup).
variasi dari metode irisan disebabkan oleh Faktor keamanan lereng galian dan
adanya perbedaan asumsi-asumsi yang timbunan memiliki nilai yang hampir
digunakan dalam perhitungan faktor sama, oleh karena itu analisi lereng
keamanan. Asumsi tersebut dipergunakan timbunan dapat dilakukan hanya satu sisi
karena analisis kestabilan lereng merupa- saja sesuai sisi yang akan di tinjau, tetapi
kan persoalan statika taktentu (indefinite syaratnya lereng timbunan tersebut harus
statics) sehingga diperlukan beberapa memiliki sisi yang sama atau simetris.
asumsi tambahan yang diperlukan dalam Nilai faktor keamanan dari Plaxis hampir
perhitungan faktor keamanan. sama dengan metode Ordinary/Fellenius
pada Geo – Slope, dengan metode slip
Analisis Stabilitas Lereng Galian dan surface Auto Locate dan Grid and Radius.
Timbunan dengan Plaxis Hal ini disebabkan karena metode analisis
Metode Analisis stabilitas lereng yang digunakan Plaxis merupakan
dengan menggunakan Plaxis adalah ana- metode analisis dari Fellenius (Arief, S.,
lisis lereng dengan teknik reduksi ke- dan Arif).

Tabel 8. Faktor Keamanan Lereng Galian dan Timbunan dengan Plaxis


Faktor Keamanan Lereng
Jenis Tanah
Galian Timbunan
Tanah Keras (SC) 2.111 2.118
Tanah Sedang (SD) 1.366 1.326
Tanah Lunak (SE) 0.660 0.601

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 61


Hasil Perhitungan Analisis Dinamik Pengaruh Jenis Tanah, Kedalaman
Percepatan maksimum yang terjadi Batuan Dasar, dan Percepatan Gempa
pada permukaan tanah (Peak Ground terhadap Faktor Keamanan Lereng
Acceleration / PGA) dengan input motion Stablitas lereng dipengarhi oleh
gempa akan meningkat dengan mening- beberapa parameter seperti: kelas tanah,
katnya percepatan gempa maksimum di kemiringan lereng, kedalaman titik gem-
batuan dasar (Peak Base Acceleration pa dan percepatan gempa. Kedalaman
/PBA). Gambar 9 sampai dengan Gambar titik gempa di bagi dalam dua kedalaman,
4.25 merupakan hasil analisis dinamik yaitu kedalaman 30 meter dan kedalaman
stabilitas lereng timbunan terhadap input 100 meter. Untuk percepatan gempa di
motion PBA variasikan dari 0,1g sampai 0,4g.

(a) (b)

Gambar 3.(a) Grafik Hubungan PGA terhadap PBA dengan Kedalaman Batuan Dasar 30 meter
pada Lereng Timbunan (b) Grafik Hubungan PGA terhadap PBA dengan Kedalaman Batuan
Dasar 100 meter pada Lereng Timbunan

(a) (b)

Gambar 4.(a) Grafik Hubungan PGA terhadap PBA dengan Kedalaman Batuan Dasar 30 meter
pada Lereng Galian (b) Grafik Hubungan PGA terhadap PBA dengan Kedalaman Batuan Dasar
100 meter pada Lereng Galian

62 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


(a) (b)

Gambar5. (a) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 30 meter pada Timbunan
(b) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 100 meter pada Timbunan

(a) (b)
Gambar 6.(a) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 30 meter pada Galian
(b) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 100 meter pada Galian

Hasil analisis angka keamanan Hasil Analisis Statik Ekivalen


lereng galian dan timbunan, jika dilihat Dari hasil anaisis Satitk Ekivalen
secara umum ada kecenderungan bahwa terlihat bahwa pada timbunan, angka
semakin besar percepatan gempa pada keamanan menurun seirng meningkatnya
batuan dasar maka angka keamanan akan PBA. Semakin lunak tanah maka angka
menurun, dan semakin keras tanah dasar keamanan juga akan menurun. Pada
maka semakin besar anka keamanannya. timbunan dengan kedalaman 30 meter
Dari hasil analisis angka keamanan mempunyai angka keamanan yang lebih
terihat bahwa angka keamaan lereng tinggi dibandinkan dengan angka kea-
galian lebih besar dibandingkan dengan manan pada galian dengan kedalman 100
lereng timbunan. Hal ini disebabkan meter. Faktor keamananStatik Ekivalen
karena lereng timbunan memiliki masa pada lereng galian lebih tinggi diban-
yang lebih besar daripada lereng galian, dingkan dengan lereng timbunan dengan
selain itu lereng timbunan memilliki dua jenis tanah yang sama.
daerah kelongsoran yang akan mengaki-
batkan bekurangnya kuat geser tanah.

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 63


(a) (b)

Gambar 7 (a) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 30 meter pada Timbunan
(b) Grafik Hubungan PBA terhadap FS dengan Batuan Dasar 100 meter pada Timbunan

Menentukan Faktor Reduksi Gempa tinggi timbunan 5 sampai 10 meter. Pada


Untuk mengetahui pengaruh tinggi timbunan diatas tanah lunak mengguna-
timbunan terhadap faktor keamanan dina- kan faktor reduksi 0,15 sampai 0,2
mik dan faktor keamanan statik ekuiva- dengan tingi timbunan 2 meter sampai 5
len, maka diperlukan simulasi pada salah meter.
satu kasus dengan menambahkan tinggi Penentuan faktor reduksi pada ka-
tmbunan. Perhitungan pada kasus tim- sus galian juga sama seperti pada kasus
bunan dengan kedalaman tanah keras 30 timbunan yaitu dengan mencoba-coba
meter, tanah keras yang digunakan sama beberapa nilai faktor reduksi gempa dari
dengan tanah keras yang digunakan sebe- 0,1 sampai 0,7. Berdasarkan hasil analisis
lumnya pada analisis sebelumnya. Beban maka rekomendasi untuk galian dengan
gempa yang diberikan sebesar 0,3 g, tanah dasar merupakan tanah keras,
dengan tinggi timbunan disimulasikan direkomendasikan menggunakan faktor
dari 5 meter sampai 15 meter. reduksi antara 0,6 sampa 0,9 untuk tinggi
Penentuan faktor reduksi gempa timbunan 5 meter sampai 15 meter.
dilakukan dengan cara memasukkan be- Timbunan diatas tanah sedang direko-
berapa nilai faktor reduksi dari 0,1 sampa mendasikan menggunakan faktor reduksi
0,7, kemudian dianalisis. Setelah itu dapat berkisar antara 0,3 sampai 0,7 dengan
diketahui nilai faktor reduksi yang digu- tinggi timbunan 5 sampai 10 meter.
nakan dalam suatu lereng dengan tinggi Timbunan diatas tanah lunak mengguna-
timbunan tertentu. Faktor reduksi yang kan faktor reduksi 0.2 sampai 0,4 dengan
direkomendasikan adalah jika nilai faktor tingi timbunan 2 meter sampai 5 meter.
keamanan statik ekuivalen dibagi faktor Berdasarkan analisis tersebut dapat
keamanan dinamik sama dengan satu. disimpulkan bahwa kelas tanah, tinggi
Berdasarkan hasil analisis maka timbunan, dan bentuk lereng memiliki
rekomendasi untuk timbunan dengan pengaruh terhadap nilai faktor keamanan
tanah dasar merupakan tanah keras, lereng. Faktor keamanan lereng pada
direkomendasikan menggunakan faktor kasus galian berbeda denga faktor kea-
reduksi antara 0,5 sampa 0,6 untuk tinggi manan pada kasus timbunan sehingga
timbunan 5 meter sampai 15 meter. Tim- nilai faktor reduksi pada masing – masing
bunan diatas tanah sedang direkomen- kasus juga berbeda. Hal tersebut dika-
dasikan menggunakan faktor reduksi renaka masa lereng galian lebih kecil
berkisar antara 0,1 sampai 0,2 dengan dibandingkan dengan lereng galian selain

64 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


itu juga kondisi lereng galian pada salah mukaan dengan kedalaman tanah dasar
satu sisinya dalam kondisi jepit, sehingga 100 meter. Hal tersebut disebabkan
masa pada sisi tersebut sudah di tahan karena masa dan kedalaman mem-
oleh jepit. Sedangkan pada kasus tim- pengaruhi percepatan gempa sampai
bunan masa tanah lebih besar dan posisi dipermukaan.
timbunan terletak pada kondisi bebas 4. Hasil penelitian dengan model tertentu
dan percepatan gempa pada tanah
SIMPULAN DAN SARAN dasar = 0,3g, untuk timbunan diatas
tanah keras, direkomendasikan meng-
Simpulan gunakan faktor reduksi berkisar antara
Berdasarkan analisis stabilitas 0,5 sampai 0,6. Untuk timbunan diatas
lereng dengan metode kesetimbangan tanah sedang faktor reduksi direko-
batas dengan Geo-Design dan metode mendasikan berkisar 0,1 sampai 0,2.
elemen hingga dengan mengunakan Sedangkan timbunan diatas tanah
Plaxis, dapat diambil kesimpulan bahwa: lunak faktor reduksi berkisar 0,15 –
1. Nilai faktor keamanan galian dan 0,2. Nilai faktor reduksi tersebut hanya
timbunan diatas tanah keras berkisar berlaku untuk model tertentu dengan
antar 1,830 sampai 2,252, untuk galian percepatan gempa = 0,3g.Berdasarkan
diatas tanah sedang berkisar 1,162 hasil perhitungan diperoleh dimensi
sampai 1,628, sedangkan untuk galian pile cap yang bervariasi pada setiap
di atas tanah lunak 0,392 sampai titik pondasi yaitu dengan panjang dan
0,777. Nilai faktor keamanan pada lebar antara 2 m sampai 5,25 m
setiap metode irisan berbeda – beda dengan tebal pile cap 1 m.
karena perbedaan asumsi dari metode
yang digunakan untuk menentukan Saran
bidang gelincir pada lereng. 1. Pada analisis ini tanah dianggap
2. Faktor keamanan lereng galian dan sebagai tanah lempung yang homogen,
timbunan akan menurun sesuai dengan hal ini pada kenyataanya jarang
kondisi tanah yang ada dibawahnya, ditemui di lapangan, sehingga untuk
pada kondisi tanah keras nilai faktor penerapan hasil analisis ini hanya
keamanan diatas rata – rata berkisar sebagai pedoman perencanaan. Selan-
sekitar 1,830 sampai 2,252. Hal jutnya untuk kasus di lapangan perlu
tersebut karena tanah keras mampu dilakukan analisis yang lebih detail
menahan gaya geser dari tanah 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
timbunan. penentuan faktor reduksi yang lebih
3. Berdasarkan analisis dinamik, nilai mendalam untuk setiap klasifikasi
faktor keamanan pada lereng galian tanah, dimana rentang parameter Vs
lebih besar dibanding nilai faktor dan Cu (RSNI-3-1726-2010) yang
keamanan lereng timbunan, dengan cukup lebar dibagi menjadi beberapa
kedalaman tanah dasar, dan beban nilai Vs dan Cu yang lebih kompleks
gempa yang sama. Hal tersebut karena sehinga akan menghaslkan nilai faktor
salah satu sisi galian dalam keadaan reduksi yang lebih mewakili dari suatu
jepit dan masa galian lebih kecil klasifikasi tanah pada model tertentu.
daripada masa timbunan. Percepatan 3. Untuk mendapatkan hasil faktor
gempa dibawah tanah dasar pada kasus keamanan dan faktor reduksi yang
timbunan/galian dengan kedalaman lebih akurat perlu diambil nilai-nilai
tanah dasar 30 meter mempunyai nilai parameter tanah dari hasil laborato-
percepatan permukaan yang lebih kecil rium.
dibandingkan dengan percepatan per-

Nuryanto, Wulandari, Analisis Stabilitas ... 65


DAFTAR PUSTAKA Dengan Metode Elemen Hingga.
Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 1
Arief, S., dan Arif, I. 2001. Penyelesaian April 2007.
Sistem Persamaan Non-Linier Dalam Microsoft Corp. 1991. Geo-Slope version
Metode Kesetimbangan Batas Umum 7 User’s Guide. Geo-Slope
dengan Metode Optimasi, dalam International Ltd, Canada.
Problema Geoteknik: Perkembangan RSNI3 03-1726 2010. 2010.Tata cara
dan Penanggulangannya. Bandung: perencanaan ketahanan gempauntuk
hal V.31-V.38. HATTI. struktur bangunan gedung dan non
Brinkgreve, R.B.J et. al. 1998. PLAXIS gedung. Jakarta: Badan Standarisasi
Finite Element for Soil and Rock Nasional.
Analysis. Version 8.2 Dynamics. A.A. Simatupang, Andry dan Ir. Rudi Iskandar,
Balkema, Rotterdam. MT. Perbandingan Antara Metode
Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah Limit Equilibrium Dan Metode Finite
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Element Dalam Analisa Stabilitas
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lereng. Jurnal Teknik Sipil USU.
Lambang Goro, Garup. Studi Analisis Medan: Universitas Sumatera Utara.
Stabilitas Lereng Pada Timbunan

66 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

You might also like