You are on page 1of 6

STATISTIK RADIOAKTIFITAS

Handi Pandriantama, Ade Ria S, Imam Taufik, Miftahudin, M, Hafiz Taufik,

Norman Swarzkop, Ridwan Andrianto,

1209703013, 1209703002, 1209703018, 1209703023, 1209703024,

1209703029, 1209703033

Program Studi Fisika, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

E-mail: tama_dielz11@rocketmail.com

Asisten: Irfan Firdaus /10207014

Tanggal Praktikum: 4-12-2011

ABSTRAK

peristiwa pemancaran energi dalam bentuk sinar radioaktif dari inti yang tidak stabil emnjadi
inti yang lebih stabil dengan memancarkan partikel tertentu seperti α, β dan Ƴ. Peristiwa ini disebut
dengan Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif. Untuk mendeteksi suatu partikel radiasi diperlukan
suatu detektor, dalam percobaan kali ini kita gunakan detektor Geiger-Müller. Dalam Peluruhan
radioaktif, partikel radiasi ini dipancarkan secara acak ke sembarang arah oleh karena itu kita harus
bisa menentukan pola sebarannya dengan statistika.

Kata kunci : Detektor Geiger Muller, Distribusi normal dan poissons, tegangan plateau dan
cacahan

PENDAHULUAN diantaranya detektor ruang ionisasi, counter


proporsional, Geiger-Müller Counter, dll.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif Detektor yang paling sering digunakan untuk
adalah peristiwa pemancaran energi dalam mendeteksi partikel hasil radiasi adalah
bentuk sinar radioaktif dari inti tidak stabil detektor Geiger-Müller Counter, yang
untuk membentuk inti stabil. Peristiwa ini memiliki tegangan keluaran tinggi sehingga
berlangsung secara spontan dan biasanya mudah dilakukan pencacahan. Detektor ini
disertai dengan pemancaran partikel α, β, dan bekerja pada daerah tegangan plateau.
γ. unsur-unsur yang menimbulkan Daerah plateau adalah daerah yang memiliki
radioaktivitas disebut unsur radioaktif. Sinar tegangan stabil.
α, β, dan γ disebut sebagai sinar radioaktif.
Pencacah Geiger, atau disebut juga
Adapun untuk mendeteksi partikel radiasi Pencacah Geiger-Müller adalah sebuah
yang dipancarkan oleh unsur radioaktif yaitu alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah
dengan menggunakan detektor radiasi. Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi
Detektor radiasi ada beberapa macam, radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah
sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah karena itu pada bagian ini, pertama set G-M
tabung yang diisi oleh gas yang akan Counter pada bagian tegangan plateaunya.
Selanjutnya melakukan pencacahan untuk
bersifat konduktor ketika partikel atau
m=25 dan m=100 dengan masing-masing
foton radiasi menyebabkan gas (umumnya menggunakan selang waktu 10s. Selain itu
Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut dilakukan pula pencacahan dengan m=25
akan membesarkan sinyal dan untuk waktu 1 s dan 10 s serta dilakukan pula
menampilkan pada indikatornya yang bisa pencacahan tanpa bahan radioaktif untuk
berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi m=25. Dimana m disini menyatakan jumlah
klik dimana satu bunyi menandakan satu pencacahan.
partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah
Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi
radiasi gamma, walaupun tingkat DATA DAN PENGOLAHAN
reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger
Didapat kan tegangan plateu dari hasil
tidak bisa digunakan untuk mendeteksi
plot grafik excel.
neutron.
V I II III AVERAGE
METODE PERCOBAAN 350 62 76 68 68,66667
360 59 65 82 68,66667
Menentukan tegangan kerja GM Counter
370 75 69 71 71,66667
Untuk memulai percobaan, kita 380 85 73 99 85,66667
nyalakan GM Counter dengan menekan 390 58 68 55 60,33333
tombol On/Off. Setelah dinyalakan tekan 400 68 99 68 78,33333
tombol select, pilih bagian G-M Voltage 410 50 85 83 72,66667
hingga lampunya berkelap-kelip tekan enter
420 90 73 76 79,66667
untuk mengatur tegangan kerja. Perhatikan
displaynya, kemudian set nilainya dengan 430 77 65 81 74,33333
memutar knop reg. G-M Voltage. Dilakukan 440 83 82 74 79,66667
untuk selang tegangan kerja 350-600 V 450 72 81 77 76,66667
dengan penambahan tengangan kerja sebesar 460 68 91 74 77,66667
10 V. Jika telah dimasukan nilai yg 470 73 66 66 68,33333
dikehendaki tekan tombol enter. Tekan
480 78 99 73 83,33333
tombol select, pilih bagian gate sampai lampu
berkelap-kelip, kemudian tekan tombol enter. 490 75 75 78 76
Tekan kembali kembali tombol select untuk 500 86 79 74 79,66667
memilih selang waktu yang digunakan (10s), 510 76 94 65 78,33333
lalu tekan tombol enter sehingga lampu pada 520 70 66 85 73,66667
bagian continous berkelap-kelip. Tekan sekali 530 92 80 63 78,33333
lagi tombol select sehingga lampu pada 540 78 77 83 79,33333
bagian contious padam. Setelah semua selesai
550 89 84 90 87,66667
tekan tombol start untuk memulai mencacah.
Pencacahan selesai ketika lampu gate 560 76 81 72 76,33333
menyala secara kontinu, dicatatlah nilai 570 77 72 80 76,33333
cacahan yang tertera pada display. Dilakukan 580 61 64 83 69,33333
percobaan pada bagian ini sebanyak 3 kali. 590 85 91 90 88,66667
600 73 92 76 80,33333
Mengetahui distribusi dari statistik radioaktif

Untuk mengetahui secara pasti


distribusi dan statistik radioaktif tersebut oleh
99
tegangan plateau 25 (10s)

89 Poisson

79 M : 99,36
tegangan
69 plateau V : 99,36
59

0 500 1000
data data
0.06 fit 1
fit 2

Dari gambar diatas tegangan plateau didapat 0.05

sebesar 485.
0.04

Density
DISTRIBUSI DAN STATISTIK RADIOAKTIF 0.03

0.02
100(10s) normal

0.01
Mean : 100,2
0
Variance : 77,07 80 85 90 95 100 105 110 115
Data

0.045 Sheet1 data


fit 1
0.04

0.035
Normal
0.03

M: 99,36
Densit

0.025
y

0.02
V : 59,4067

0.015
data data
0.005 0.06 fit 1

0
70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 0.05
Data

Poisson 0.04
Density

M : 100,2
0.03

V : 100,2
0.02

0.045 Sheet1 data 0.01


fit 1
0.04 fit 2
0
0.035 80 85 90 95 100 105 110 115
Data
0.03
Density

0.025

0.02

0.015

0.01

0.005

0
70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120
Data
25(1s) 25 (10)

Normal tanpa radioaktif

M : 9,25 Normal

M : 13,8333
V : 10,9267
V : 12,1449

0.15 0.12
data Sheet1 data
data fit 1 fit 1
0.1

0.1 0.08

Density
Density

0.06
0.05
0.04

0.02

0
4 6 8 10 12 14 16
18
0
Data 6 8 10 12 14 16 18 20
Data

Poisson
Poisson
M : 13,8333
M : 9,25
V : 13,8333
V :9,25

0.15 0.12
data data Sheet1
fit 1 data fit 1
fit 2 0.1 fit 2

0.1 0.08
Density

Density

0.06

0.05 0.04

0.02
0
4 6 8 10 12 14 16 18 0
Data 6 8 10 12 14 16 18 20
Data
PEMBAHASAN KESIMPULAN

Bila dibandingkan harga m. Untuk m=100 (#) Pencacah Geiger bisa digunakan untuk
dengan m=25. M= 25 lebih lebih baik mendeteksi radiasi alpha dan beta.
dibandingkan dengan 100. karena sebarannya Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-
tidak terllau luas sehingga fitting distribusi Müller, sebuah tabung yang diisi oleh gas
baik oleh distribusi normalmaupun poissons yang akan bersifat konduktor ketika
akan lebih baik dibandingkan nilai m yang partikel atau foton radiasi menyebabkan
besar dan sebarannya sangat luas. untuk gas (umumnya Argon) menjadi konduktif.
perbedaan waktu cacah (untuk t = 1s) diperoleh
Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan
grafik hasil fitting distribusi normal dan
menampilkan pada indikatornya yang bisa
poissons dengan mean 9,25. sedangkan
untukwaktu cacah t = 10 s diperoleh hasil fitting berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi
distribusi normal dan poissons dengan mean klik dimana satu bunyi menandakan satu
99,36 tidak jauh berbeda dengan hasil yang partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah
diperoleh untuk t = 1 s. Untuk t = 1 s mean yang Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi
dihasilkan adalah 9,25 artinya terdapat 9.25 radiasi gamma, walaupun tingkat
cacahan per 1 detik sedangkan t reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger
= 10 s mean yang dihasilkan adalah 99,36 tidak bisa digunakan untuk mendeteksi
artinya terdapat 99,36 cacahan per 10 detik neutron. Sebuah tabung Geiger-Muller (or
atau 9.936 cacahan per detik. Tentunya hasil tabung GM ) adalah unsur pengindera (
ini tidak jauh berbeda apalagi dengan hasil yang
sensor ) dari sebuah Geiger counter yang
diperoleh untuk pengambilan data m
dapat mendeteksi sebuah partikel tunggal
=25 dan m=100. Semuanya mirip. Sedangkan
untuk statistik berlatarbelakang nilai mean dari sebuah radiasi ionisasi.
yang dihasilkan baik dari distribusi normal (#) Jenis distribusi yang dapat digunakan
maupun poissons menjadi berkurang yaitu untuk mengetahui pola sebaran dari gejala
hanya sekitar 13,833 cacahan per 10 detik radioaktivitas ini bisa dengan distribusi normal
atau 1,833 cacahan per 1 detik. Hal ini bisa juga dengan distribusi poissons. Sedangkan
dikarenakan bahan radioaktif yang tadinya dalam pengambilan cacahannya lebih baik
dipasang sekarang sudah tidak ada jadi jumlah dilakukan dengan waktu t yang panjang agar
cacahannya pun berkurang walaupun tidak pencacah geiger dapat mendeteksi dengan
nol sama sekali karena bahan radioaktif tadi lebih akurat. Sedangkan nilai N nya jangan
sudah sedikitnya menyebar dilingkungan terlalu besar agar sebarannya tidak terlalu
sekitar pencacah geiger sehingga masih luas dan fitting dengan menggunakan
terdeteksi walaupun sedikit. Jika kita distribusi normal maupun poissonsakan
membandingkan nilai t yang diambil yaitu t menjadi lebih pas.
kecil atau t besar sebenarnya yang paling
tepat adalah t yang besar. Dengan t yang DAFTAR PUSTAKA
besar pencacah geiger dapat mendeteksi
kemungkinan deteksi radioaktif secara lebih (1) http://www.scribd.com/doc/3857
akurat dibandingkan dengan pengambilan 7119/Statistik-Radioakti-
waktu t yang singkat. WisnuWardhana-10208096
(2) http://www.scribd.com/doc/3906
8531/STATISTIK-RADIOAKTIF
(3) http://www.anma13.co.cc/2010/
06/radioaktivitas.html
(4) Sudjana. 1981. Statistika.
Bandung : Penerbit TARSITO

You might also like