You are on page 1of 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISA INSTRUMEN

I. JUDUL PECOBAAN : Titrasi Asam Basa Dengan Combititrator


II. TANGGAL : 26 MARET 2018
III. TUJUAN PRAKTIKUM :

Mengoperasikan alat Combititrator untuk berbagai cara titrasi


(asam-basa, titrasi dengan titik akhir yang ditentukan).

IV. DESKRIPSI PRAKTIKUM

Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat di


dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan larutan yang sudah diketahui
kensentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga
tepat mencapai titik stoikhiometri atau titik setara. Ada beberapa macam
titrasi bergantung pada jenis reaksinya, seperti titrasi asam basa, ntitrasi
permanganometri, titrasi argentometri, dan titrasi idiometri. (Petrucci. R.H.,
1997)

V. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Impulsomat 614 1 buah
2. Dosigraph 625 1 buah
3. pH meter 632 1 buah
4. Elektroda kaca kombinasi 1 buah
5. Multidosimat 614 1 buah
6. Gelas reaksi 1 buah
7. Pipet sekuran 10 ml 1 buah
8. Boulp pipet 1 buah
9. Botol semprot 1 buah
10. Magnetic stirer 1 buah
11. Gelas kimia 50 ml 3 buah
VI. BAHAN-BAHAN
1. NaOH 0,1 N
2. Buffer pH 4
3. HCl 0,1 N
4. Buffer pH 7
5. CH3COOH 0,1 N
6. Buffer pH 9

VII. SKEMA KERJA


A. Kalibrasi pH Meter

Nyalakan
Combititrator

Tekan tombol pH

Celupkan elektroda gelas kombinasi pada


larutan pH 7

Tekan tombol t/oC untuk mengatur suhu larutan


sesuai dengan keadaan awalnya

"Slope" diatur pada skala 1

Atur angka pada display sesuai pH


larutan dengan tombol "Ucomp"

Tekan "stand by", bilas elektrode dengan


akuades dan keringkan

Celupkan elektroda pada larutan pH 4

Atur skala pada display sesuai dengan pH


larutan dengan tombol "Slope"

Tekan tombol "stand by", bilas elektroda


dengan akuades dan keringkan
B. Titrasi NaOH - HCl dengan Titik Akhir Tertentu

Hidupkan impulsomat, dosigraph, Pipet 10 ml HCl 0,1 N yang akan


dan multigraph ditentukan konsentrasinya dan
tambahkan 50 ml H2O

Celupkan ujung buret ke dalam HCl Celupkan elektroda kaca dan


dan tekan “EP” pada impulsomat jalankan pengaduk magnet

Atur tombol dynamic pada angka 2 Putar tombol 12 pada impulsomat


dan tekan tombol pH yang ke arah ke arah pH Coarse dan atur tombol
14 EP (tclock/m) pada 1.5

Masukkan pH dengan nilai 07.00 ke


pijok kanan atas impulsomat (pH Atur tombol tdelay/m pada 10
titik akhir teoritis)

Baca volume NaOH yang


Tekan “start” pada impulsomat dibutuhkan pada multidosimat dan
Hitung konsentrasi HCl

Ulangi titrasi seperti diatas dengan Ulangi titrasi dengan mengubah


menggunakan 5 ml CH3COOH 0.1 harga pada tombol dynamic 4 dan 8
N dan NaOH 0.1 N dengan pH EP
8.8
VIII. HASIL PECOBAAN
NaOH – HCl
Dengan volume HCl 10 ml
Volume
Percobaan Dynamic NaOH
(ml)
1 2 17
2 6 17
3 3 17
4 5 17.2
5 9 17.1

NaOH – CH3COOH
Dengan volume CH3COOH 5 ml
Volume
Percobaan Dynamic NaOH
(ml)
1 3 10.6
2 5 9.1
3 9 10.1

IX. ANALISIS DATA


Normalitas asam klorida
𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
10 . 𝑁𝐻𝐶𝑙 = 17 . 0,1
𝑁𝐻𝐶𝑙 = 0,17 𝑁
Normalitas asam asetat
𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
5 . 𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 9,9 . 0,1
𝑁𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,198 𝑁
X. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, dilakukan suatu titrasi NaOH dengan HCl
menggunakan Combititrator. Peralatan Combititrator tersusun atas
peralatan pH Meter 632, Impulsomat dan Dosigraph 625. Pusat susunan
peralatan tersebut adalah impulsomat yang menerima input berupa tegangan
(mV) sekaligus mengatur penambahan larutan penetrasi pada dosimat dari
pH meter (alat pengukur berupa elektroda kaca kombinasi) yang
memberikan output ke dosigraph (Jobsheet, 2018).

pH meter biasa digunakan untuk mengukur konsentrasi pada suatu cairan.


pH meter mengukur konsentrasi ion hidrogen di dalam suatu cairan (Kok
Kiong, Quing, dkk., 1999). pH meter harus dikalibrasi dengan larutan buffer
yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk suatu pengukuran, dibutuhkan
suatu buffer yang memiliki pH diatas 7 atau buffer dengan pH dibawah 7.
Pada pengukuran pH dibawah 7, maka kalibrasi menggunakan larutan buffer
dengan pH 7 dan buffer dengan pH dibawah pH 7, yang biasa digunkan
adalah larutan dengan pH 4. Jika akan digunakan untuk pengukuran larutan
dengan pH diatas 7 maka kalibrasi pH meter menggunakan larutan buffer
pH 7 dan larutan buffer dengan pH diatasnya, biasanya pH 10. (Clifford
Nilsen. 1996)

Praktikum ini bertujuan agar praktikan bisa menggunakan alat combititrator


dalam berbagai macam titrasi. Titrasi yang kami lakukan adalah titrasi asam
basa. Pada percobaan pertama kami menggunakan larutan standart NaOH
sebagai titran dan larutan baku HCl. Hasil yang kami peroleh dari titrasi ini
tidak memenuhi ekspektasi kami, karena ada beberapa kesalahan yang tidak
sengaja kami lakukan yaitu larutan HCl yang seharusnya distandarisasi
terlebih dahulu tetapi kami tidak melakukannya. Larutan HCl terupakan
larutan baku sekunder yaitu larutan yang tidak dapat diketahui
konsentrasinya secara pasti karena berasal dari zat yang tidak pernah murni.
Sehingga kami mendapatkan penambahan volume NaOH berada diatas
angka 10 ml. Kesalahan kedua ternyata terletak pada alat yang kami
gunakan, tepatnya pada penunjuk volume pada multidosimat. Penunjuk
volumenya menunjukkan angka 6000 lebih. Kami berusaha mensiasati
dengan mengurangi jumlah volume akhir dengan jumlah volume awal.
Setelah berlangsung 3 percobaan, teknisi menghampiri kami dan
menjelaskan bahwa penunjuk volume rusak. Beliau menunjukkan cara yang
tepat yakni dengan menggunakan grafik persentase dan tabung NaOH berisi
20 ml. Kesalahan ketiga yakni kami tidak memonitor perubahan pH tiap
bertambahnya volume NaOH. Sehingga kami hanya membandingkan
pengaruh dynamic dengan titrasi tersebut.

Pada praktikum ini, salah satu pembanding kami adalah dynamic.


Kelompok kami mendapatkan dynamic genap yakni 2, 6, dan 8.
Pengaruhnya terhadap titrasi ini adalah dynamic juga berpengaruh terhadap
kecepatan titrasi. Kecepatan titrasi pada dynamic 2 berlangsung sangat
cepat, dynamic 6 lebih lambat, dan pada dynamic 8 titrasi berjalan sangat
lambat. Ketika menggunakan dynamic 2, penambahan NaOH berjalan cepat
hingga ketika pH mendakati titik ekivalen yakni 7, penambahan NaOH
mulai berjalan lambat. Berbeda dengan dynamic 6, penambahan NaOH
berjalan mulai lambat ketika pH masih berkisar 5.6 sampai tepat pada pH 7.
Pada dynamic 8 juga demikian, hanya saja mulai lambat ketika pH pada
kisaran 4 hingga mencapai tepat pH 7.

Pada percobaan kedua dilanjutkan dengan menggunakan larutan Asam


Etanoat (CH3COOH) atau lebih dikenal asam cuka sebagai titrat dan NaOH
sebagai titran. Perlakuan yang dilakukan hampir sama hanya saja berbeda
dengan titik ekivalen yang disetting pada combititrator yakni 8.8. Pada
pecobaan kedua ini, kami juga melakukan suatu kesalahan yakni tidak
mengkalibrasi pH meter dengan larutan buffer pH 7 dan buffer pH 10. Tetapi
dari hasil yang kami dapatkan hal ini tidak berpengaruh karena hasil yang
kami dapatkan mendekati benar.

XI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami peroleh antara lain :
1. Cobititrator adalah alat yang dapat digunakan untuk titrasi asam basa
2. Combititrator terdiri atas pH meter, Impulsomat, Multidosimat, dan
Dosigraph
3. Didapatkan volume penambahan NaOH dengan HCl :
i. 17
ii. 17
iii. 17
iv. 17.2
v. 17.1
4. Didapatkan volume penambahan NaOH dengan CH3COOH :
i. 10.6
ii. 9.1
iii. 10.1
XII. SARAN
Praktikan sebaiknya mengecek dan menguasai alat serta mengetahui
kelemahan atau kekurangan dari alat yang akan digunakan sebelum
melakukan suatu praktikum.
XIII. KESELAMATAN KERJA
A. Asam Klorida (HCL)

IDENTITAS PRODUK DAN PERUSAHAAN

NAMA PRODUK : Asam Hydrochloric


RUMUS KIMIA : HCl
CODE PRODUKSI :-
SYNONIM : Asam chloride, asammuriat,
Hydroge chloride

KOMPOSISI BAHAN

Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0 Batas pemaparan :


5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C ) -

IDENTIFIKASI BAHAYA
Ringkasan bahaya yang penting : Asam chloride sangat
korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata atau
terhirup. Akibatnya terhadap kesehatan :

MATA : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan


kebutaan KULIT : Menyebabkan luka bakar dan dermatitis
TERTELAN : Menyebabkan luka bakar membrane mukosa
di mulut, Esophagus dan mulut
TERHIRUP : Menyebabkan bronchitis kronis
Karsinogenik : Tidak ada efek
Teratogenik : Tidak ada efek
Reproduksi : Tidak ada efek -
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
Terkena pada :
MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15
menit KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya.
Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
TERTELAN : Bila sadar, beriminum 1-2 gelas untuk
pengenceran. Hindari pemanis buatan.
TERHIRUP : Segera pindahkan korban ketempat yang
cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen
B. Natrium Hidroksida (NAOH) -

SIFAT FISIKA dan KIMIA :


Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Deliquescent padat.)
Bau: berbau.
Molekul Berat: 40 g / mol
Warna: Putih. pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5
Titik Didih: 1388 ° C (2530,4 ° F)
Melting Point: 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin.

PENANGANAN :

Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.


Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh
kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan
mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi
kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin
mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan
kembali. benar- benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi
kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis
segera.
Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika
korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. -

PERINGATAN :
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan
bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera. Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat
demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
C. Asam Etanoat (CH3COOH)
IDENTIFIKASI BAHAN
Darurat Ikhtisar : Jangan menelan. Hindari kulit dan kontak
mata. Hindari pajanan terhadapuap dan kabut. Potensi Efek
kesehatan :
Mata : Dapat menyebabkan iritasi.
Kulit : Dapat menyebabkan iritasi
Tertelan : Dapat menyebabkan ketidak nyamanan
pencernaan.
Terhirup : Dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan

TINDAKAN PERTAMA
Prosedur Darurat dan Pertolongan Pertama:
Mata : Siram dengan air selama minimal 15 menit,
menaikkan dan menurunkan Kelopak mata sesekali. Dapatkan
perawatan medis jika terjadi iritasi.
Kulit : Seksama mencuci area yang terkena selama minimal
15 menit. Hapus yang terkontaminasi pada pakaian. Mencuci
pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
Menelan : Jangan menginduksi muntah. Jika tertelan, jika
sadar, berikan banyak air, segera memanggil seorang dokter atau
pusat kendali racun. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut kepadaorang yang tidak sadar.
Menghirup :
- Hapus untuk udara segar.
- Berikan oksigen jika sulit bernapas
- Memberikan pernapasan buatan jika napas telah berhenti.
- Tetap hangat, tenang, dan mendapatkan perhatian medis.
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Material Safety Data Sheet. science-
lab.com. diakses pada 31 Maret 2018.

Jobsheet Kimia Analisis dan Instrumentasi Jurusan Teknik


Kimia Politeknik Negeri Malang

Nilsen, Clifford. 1996. Managing the Analytical


Laboratory: Plain and Simple. CRC Press LLC. USA

Kok Kiong, Tan., Quing, Wan., dkk. 1999. Advances in


PID Control. Departemen of Electrical Engineering National
University of Singapore. Singapore

Petrucci, R.H., Williams, G.N. 1997. General Chemistry


Principles and Modern Application. 7th Edition New Jersey.
Pentice-Hall,Inc. New Jersey

Senin, 2 April 2018


Desen Pembimbing

Andi Nina Asriana, S.Si, M.Si

You might also like