You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh
secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur
konsentrasi garam dalam darah, keseimbangan asam basa dalam darah, dan
ekskresi bahan buangan seperti urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Bila
ginjal tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya maka akan timbul masalah
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit gagal ginjal kronik (Cahyaningsih,
2011)
Angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih dari 500 juta orang
dan yang harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci darah
(hemodialisis) adalah 1,5 juta orang . Amerika Serikat setiaptahun terdapat sekitar
20 juta orang dewasa menderita gagal ginjal yang menjalani dialisis. Indonesia
termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronik yang cukup tinggi.
Word Health Organization (WHO) memperkirakan di Indonesia akan terjadi
peningkatan penderita gagal ginjal antara tahun 1995-2025. (Abdillah 2017)
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013,
prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia adalah 0,2%, sedangkan di Jawa Barat
memiliki prevalensi 0,3%. Adapun data dari depkes (2014) prevalensi penderita gagal
ginjal kronis nasional sebesar 0,2%. Prevalensi penderita gagal ginjal kronik
berdasarkan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2014), penderita gagal
ginjal di Indonesia berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dilihat dari
kelompok usia terbanyak pada tahun 2013 antara usia 45-54 tahun sebanyak 30,26%.
Dan terjadi peningkatan pada tahun 2014 pada kelompok usia antara 45-54 tahun dan
55-65 tahun sebanyak 66,16%. Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan Provinsi
Gorontalo termasuk daerah dengan penderita penyakit ginjal tertinggi setelah Provinsi
Sulawesi Tengah sebesar 0,5 %. Provinsi Gorontalo berada di urutan kedua dengan
Provinsi Aceh dan Sulawesi Utara sebesar 0,4 %. Data dari RSUD Dr. M.M Dunda
Limboto pada bulan September 2018 sebanyak 52 orang melakukan terapi
Hemodialisa.

Setiap tahun di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 75.153 pasien pada

tahun 2012, sebanyak 76.187 pasien pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan

77.189 pasien pada tahun 2014. Sebanyak 4.500 orang di rumah sakit yang menderita

gagal ginjal meninggal dunia akibat tidak mampu berobat dan cuci darah. Salah satu

intervensi pada penderita gagal ginjal kronik salah satunya adalah dengan melakukan

hemodialisis (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUD dr. slamet garut di Unit

Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut didapatkan data

dari 61 responden didapatkan hasil 1 pasien (3%) mengalami panik, 11 pasien (18%)

mengalami kecemasan berat, 43 pasien (70%) mengalami kecemasan sedang dan 6

pasien mengalami kecemasan ringan (9%) (Aris,2011).

Penyakit gagal ginjal menyebabkan penderita kehilangan kemampuan untuk

menyaring dan membuang racun serta kelebihan cairan dari dalam tubuh sehingga

mengharuskan pasien melakukan proses pembersihan (penyaringan) diluar tubuh

yang disebut dengan hemodialisa. Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa

menyebabkan beberapa dampak psikologis. pasien gagal ginjal yang mengalami

hemodialisa memiliki efek samping berupa gelisah, psikomotor aktif cenderung

agresif, dan tampak kebingungan. Pasien akan memberikan respon terhadap efek

samping yang ditimbulkan seperti stres dan depresi.(Romadoni dkk, 2017).


Salah satu strategi efektif untuk mengatasi stres yaitu dengan koping agama.

Menurut Puffer, Skalski dan Meade (2012) koping agama adalah proses individu

menggunakan media keagamaan untuk memahami dan menangani stres yang dialami.

Hal ini diperkuat oleh penelitian Terreri dan Glenwick (2013) yang menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koping agama dan indikator

kesehatan mental, bahkan hasilnya tetap signifikan setelah mengendalikan kontribusi

dari koping secara umum. Salah satu bentuk koping agama adalah zikir (Octarina dan

Afiatin, 2013).

Zikir adalah kesadaran tentang kehadiran Allah dimana dan kapan saja, serta

kesadaran akan kebersamaan Nya dengan makhluk. Orang yang taat menjalankan

ajaran agamanya relatif lebih sehat dan mampu mengatasi dampak dari penyakitnya

secara psikologis sehingga proses penyembuhan penyakitnya pun lebih cepat. Tubuh

manusia terdapat jaringan psikoneuro endokrin yang berpengaruh pada faktor- faktor

kejiwaan seseorang, jaringan ini berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. Zikir

yang antara lainn digunakan sebagai terapi psikoreligius akan mampu menaikkan

kekebalan tubuh manusia melalui jaringan psikoneuro endokrin tersebut (Abdillah,

2017).

Mekanisme relaksasi napas menimbulkan peningkatan regangan otot tubuh.

Stimulasi peregangan akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat

pusat simpatis, sehingga menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan

daya kontraksi jantung (Muttaqin, 2009). Mekanisme relaksasi napas ini akan

mengurangi ketegangan secara fisiologi pada pasein. Adapun aspek psikologis akan

diintervensi dengan zikir. Zikir akan membuat seseorang merasa tenang sehingga
kemudian menekan kerja sistem syaraf simpatetis dan mengaktifkan kerja sistem

syaraf parasimpatetis. Metode relaksasi zikir memiliki dampak yang signifikan dalam

menurunkan tingkat stres pada pasien hipertensi esensial. Jadi, relaksasi zikir akan

mengintervensi individu pada setiap aspek dari stres. Metode relaksasi akan

merenggangkan otot tubuh yang tegang dan zikir akan memberikan ketenangan

secara psikologis, sehingga dapat mengintervensi kedua hal tersebut secara

bersamaan. (Abdillah, 2018).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengangkat topik “ Pengaruh Relaksasi

Dzikir terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani

Hemodialisa”.

1.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Relaksasi Dzikir
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani
Hemodialisa.
1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya,
terutama yang berhubungan dengan Relaksasi Dzikir. Peneliti berharap dapat
memberikan pandangan dan informasi terhadap pihak keluarga serta masyarakat
mengenai pentingnya memperhatikan kondisi mental pasien gagal ginjal dengan
metode zikir.
1.3.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan
ilmu psikologi terutama psikologi klinis.
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
2.1 Metode Pencarian
Analisis jurnal ini menggunakan 2 (dua) media atau metode pencarian jurnal,
yaitu sebagai berikut :
1) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan alamat situs :

http://www.pnri.go.id

2) Google Cendekia dengan alamat situs : https://scholar.google.co.id/

3) The study on the effect of dzikir protoco training to wards performance of

heart rate variability hrv and academic achiement among secondary

school stdutens

2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis


1. Anatomi Fisiologi
Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak
saling bersebelahan dengan vertebra di bagian posterior inferior tubuh manusia
yang normal. Setiap ginjal mempunyai berat hampir 115 gram dan mengandungi
unit penapisnya yang dikenali sebagai nefron. Nefron terdiri dari glomerulus dan
tubulus. Glomerulus berfungsi sebagai alat penyaring manakala tubulus adalah
struktur yang mirip dengan tuba yang berikatan dengan glomerulus. Ginjal
berhubungan dengan kandung kemih melalui tuba yang dikenali sebagai ureter.
Urin disimpan di dalam kandung kemih sebelum ia dikeluarkan ketika berkemih.
Uretra menghubungkan kandung kemih dengan persekitaran luar tubuh (Pranay,
2010).
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak
(sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/
membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700
liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit
(170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga
akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari. Selain itu,
fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan
ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus (Guyton dan Hall,
2007).
Fungsi Ginjal
Menurut Guyton dan hall, 2012) mengatakan bahwa gunjal memiliki fungsi yaitu :
1) Fungsi eksresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan
mengubah ekskresi air.
b. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3ˉ.
c. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang
normal.
d. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
2) Fungsi Non ekskresi
a. Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.
b. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
c. Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
d. Degradasi insulin.
e. Menghasilkan prostaglandin.
2. Pengertian
Gagal ginjal yaitu ginjal yang kehilangan kemampuanya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupa
makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu akut dan
kronik (Price dan Wilson, 2006)

Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan

fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut

kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan

beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan

sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di

dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut

kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini

air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi

dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil

akhir dari proses ini adalah urin (air seni).

Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau

terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal

ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut

usia . Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit

yang menyerang traktus urinarius.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal

failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).

1. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir

lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan

glomerular (Brunner & Suddarth,2013) Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan

fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan

ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan

kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.


Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi

menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak

tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung

zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh

.Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari).

2. Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal progresif

yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia. Uremia adalah suatu

keadaan dimana urea dan limbah nitrogen lainnya beredar dalam darah yang

merupakan komplikasi akibat tidak dilakukannya dialisis atau transplantasi

ginjal (Nursalam,2006). Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap

akhir merupakan kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia. GGK

adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama atau lebih 3 bulan dengan LFG

kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 (Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2011).

B. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah munculnya perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika cemas, individu akan merasa tidak nyaman
takut/memiliki firasat/takut akan ditimpa malapetaka padahal individu tersebut
tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck,
2008). Clark & Beck (2010) mengatakan bahwa kecemasan berada pada garis
kontinum yang sama dengan pengalaman emosional yag lain, dan setiap semua
pengalaman emosional berkaitan dengan kognisi. Setiap emosi berhubungan
dengan tema kognitif tertentu, dan kecemasan dikaitkan dengan tema ‘ancaman’,
‘bahaya’ dan ‘mudah diserang’.
Cemas juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan takut, tidak menyenangkan,
dan tidak dapat dibenarkan disertai dengan gejala fisiologis. Cemas juga dapat
diartikan sebagai perasaan secara berlebihan mengenai suatu hal yang tidak jelas
dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman, Bruce, & Pedric, 2011). Cemas
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan dapat meningkatkan
kewaspadaan bahaya yang akan datang (Tommasso dan Gossch dalam stein et al.,
2009).
Jika dilihat dari sudut pandang islam mengenai kecemasan, belum ada yang
menyebutkan secara jelas, namun kecemasan memiliki karakteristik yang sama
dengan penyakit hati. Adapun definisi penyakit hati yaitu individu yang
mengalami ragu dan bimbang mengenai suatu hal (Amin, 2008). Ayat Al-qur’an
yang menyinggung terkait penyakit hati ada pada surat Al-Fajr ayat 27-30 yang
isinya “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku”.
3. Aspek-aspek Kecemasan
Aspek kecemasan dalam Beck Anxiety Inventory (Mcdowell, 1989) menyebutkan
bahwa item dalam BAI menggambarkan keadaan emosi, fisologis, dan gejala
kecemasan kognitif. Sedangkan aspek dari alat ukur tersebut adalah:
a. Subjective, perasaan takut yang dalami oleh seseorang, tidak nyaman terhadap
stimulus yang belum jelas
b. Neurophysiologic, yaitu kecemasan yang dialami sebagai mati rasa atau
kesemutan (parahesia), peningkatan respon kejut (hypergilance)
c. Autonomic, merupakan ciri-ciri kecemasan pada individu yang ditandai
dengan perasaan panas, keluar kringat (diaphoresis), peningkatan denyut
jantung,
d. Panic related, keadaan panik seperti takut kehilangan kontrol pada diri
Nevid, Rathus dan Green (2008) menyatakan bahwa kecemasan
berasal dari tiga aspek yaitu aspek fisik, perilaku dan kognitif :
a. Aspek fisik
Aspek fisik kecemasan dapat dilihat melalui ciri-ciri seperti gugup,
gelisah, gemetar, berkeringat banyak, telapak teringat berkeringat banyak dan
gemetar, pusing, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit
bernafas, jantung berdebar, suara bergetar, tangan atau anggotota tubuh lein
menjadi dingin, merasa lemas, sulit menelan, leher atau punggung terasa
kaku, mual atau sakit perut, sering buat air kecil, wajah terasa panas, diare,
dan mudah marah.
b. Aspek kognitif
Ciri-ciri kecemasan yang terdapat pada aspek kognitif yang dimaksud
seperti perasaan khawatir akan suatu hal, perasaan takut akan sesuatu yang
akan terjadi di masa depan, memiliki keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi
(tanpa ada penjelasan yang jelas), merasa terancam oleh suatu kejadian atau
peristiwa, ketakutan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak lagi dapat
dikendalikan, khawatir akan hal-hal yang sepele, berpikir tentang suatu hal
yang menggangu secara berulang-ulang, mengalami kebingungan, khawatir
ditinggal sendirian dan sukar berkonsentrasi.
c. Aspek perilaku
Aspek perilaku kecemasan dapat dilihat dari perilaku menghindar, perilaku
melekat atau dipenden dan perilaku terguncang.
Dari uraian diatas kecemasan timbul dikarenakan atas hal-hal dasar
yang membentuk perilaku kecemasan, aspek-aspek yang membentuk
kecemasan beberapa diantaranya adalah subjective, neurophysiologic,
autonomic dan panic.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecemasan
Nevid dkk (2008), menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
adalah:
a. Lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial mencakup pemaparan dari peristiwa yang
mengancam atau traumatis
b. Biologis
Faktor biologis meliputi kecenderungan genetis, gangguan dalam fungsi
neurotransmiter serta abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal
bahaya atau yang menghambat tingkah laku yang berulang.
c. Behavioral
Faktor behavioral meliputi pemasangan rangsangan aversif dan rangsangan
yang sebelumnya berada pada kondisi netral, kelegaan dari kecemasan karena
menghindari rangsangan takut terhadap objek atau situasi. Faktor behavioral
juga merupakan manifestasi frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan individu dalam mencapai tujuan tertentu
d. Kognitif dan emosional
Faktor kognitif dan emosional mencakup konflik psikologis yang tidak
terselesaikan, prediksi berlebihan mengenai ketakutan, keyakinan-keyakinan
yang irasional, sensitivitas berlebih terhadap ancaman, sensitivitas kecemasan,
salah atribusi dari sinyal-sinyal tubuh dan self-eficacy yang rendah,
mengamati respon takut pada orang lain dan dukungan sosial yang kurang.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kecemasan adalah lingkungan sosial, biologis, behavioral dan
kognitif dan emosional.
5. Pengertian Dzikir
Dzikir menurut perspektif bahasa berasal dari bahasa arab ‫ ِذ ْکر‬yang memiliki
arti menyebut, mengucap, menuturkan, menceritakan, memuji dan ingat.
Sedangkan menurut istilah, zikir dapat berarti suatu aktivitas berupa: ucapan
lisan, gerakan raga, maupun getaran hati sesuai dengan cara yang diajarkan
agama, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT; upaya untuk
menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada allah SWT. Dengan selalu ingat
kepada-Nya; Keluar dari suasana lupa, masuk ke dalam suasana saling
menyaksikan (musyahadah) dengan hati, akibat didorong oleh rasa cinta yang
mendalam kepada Allah (Adz-Dzakiey,2005)
d. Kalimat-Kalimat Zikir yang Utama
Maksud dari kalimat zikir yang utama adalah beberapa dari ucapan khusus
yang diucapkan melalui lisan atau hati, yang memiliki arti pujian dan penyucian
wujud Allah SWT. Beberapa kalimat zikir yang utama menurut Adz-Dzakie
(2005) yaitu:
1) Kalimat Tauhid ( ‫ ) الل ل ِإ ِإله ل‬artinya “Tiada sesembahan melainkan Zat
yang bernama Allah.” ‫ يقُو ُل الل ع ْب ِد بْن جابِر ن‬: ُ‫سول س ِم ْعت‬ ُ ‫عل ْي ِه الل صلى الل ر‬
ِ ‫ الد ُّع‬: ُ ‫ِل ِِل ْالح ْمد‬
‫ الل إِل إِله ل ذ ْك ِر ال أ ْفض ُل يقُو ُل وسلم‬، ‫اء وأ ْفض ُل‬
“Seutama-utama zikir adalah menyebut kalimat ‘La ilaha illallah’
(Tiada sesembahan kecuali allah).” (H.R. Tirmidzi dari Jabir bin
Abdullah Ra)
2) Nama Zat-Nya (‫)هللا‬
Sabda Rasulullah SAW ‫ض فِي يُقال ل حتى الساعة تقُ ْو ُم ل‬
ِ ‫الل الل ا ْل ِِْ ْر‬
“Hari Kiamat tidak akan datang kecuali jika tidak ada lagi orang yang
mengucapkan Allah, Allah.” (HR Muslim)
3) Kalimat tasbih ( ‫)الل سبحان‬, tahmid( ‫) ِلل الحمد‬, dan takbir (‫الل سبح م ْن ) أكبر الل‬
‫فتْ ِلك وثلِثِين ثلِثًا الل وكبر وثلِ ِثين ثلِثًا الل وح ِمد وثلِثِين ثلِثًا ة صلِ ل كُ دُب ُِر فِي‬
‫ل كُ على وهُو ْالح ْمد ُ وله ْال ُم ْلكُ له له ش ِريك ل وحْ ده الل إِل إِله ل ْال ِمائ ِة تمام وقال وتِ ْسعُون تِسْعة‬
‫ت ر قدِي ء ش ْي‬ ُ ‫ت و ِإ ْن خطاياه‬
ْ ‫غ ِفر‬ ْ ‫ْالبحْ ِر زب ِد ِمثْل كان‬
“Barangsiapa ‘subhanallah’ setiap selesai salat 33 kali, membaca
‘Alhamdulillah’ 33 kali dan membaca ‘Allahuakbar 33 kali, lalu untuk
meyempurnakan sertaus membaca “laillahu wahdahu la syarika
lahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sayi’in qdir,
niscaya diampunilah semua dosa meskipun sebenyak buih di laut.”
(H.R. Muslim dari Abu hurayrah Ra)
4) Nama-nama Allah yang maha Indah
‫ول بِصلتِك تجْ ه ْر ول ْال ُحسْنى ْالسْما ُء فله تدْعُوا ما ا أي الرحْ من ادْعُوا أ ِو الل ادْعُوا } قُ ِل‬
‫ت‬ ْ ِ‫تُخاف‬
‫ول ْم ْال ُم ْل ِك فِي ك ش ِري له ي ُك ْن ول ْم ولدًا يت ِخذْ ل ْم الذِي ِل ِِل ْالح ْمد ُ وقُ ِل سبِيل ذ ِلك بيْن وابْتغِ بِها‬
‫ي ُك ْن‬
‫يرا ْره وكب ل الذُّ ِمن ي و ِل له‬
ً ِ‫ ت ْكب‬.
“Katakanlah (hai Muhammad, serulah Allah atau Serulah Rahman
dengan nama yang mana saja kau seru, Dia mempunyai nama-nama
yang terbaik.”
2. Relaksasi Zikir
Relaksasi merupakan salah satu dalam terapi perilaku (Utami, 2002).
Walker (2002) mengemukakan bahwa relaksasi merupakan teknik yang bertujuan
untuk mengrangi ketegangan dan kecemasan dengan melatih klien melemaskan
otot tubuh. Sistematika tubuh dalam relaksasi adalah pengaktifan dari saraf saraf
parasimpatetis yang menstimulasi turunnya semua fungsi dan dinaikan oleh
sistem saraf simpateteis. Setiap parasimpatetis saling berpengaruh maka dengan
bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu dapat menekan fungsi saraf
simpatetis lain (Utami, 2002). Relaksasi juga dapat digunakan untuk menurunkan
gejala dari gangguan insomnia, kecemasan, atau membuat tubuh rileks, saat
mengalami ketegangan atau kecemasan. Apabila kondisi fisik orang yang
melakukan relaksasi tenang maka kondisi psikis dari individu tersebut juga
tenang.
3. Pelatihan Relaksasi Zikir
Afiatin (2013) pelatihan merupakan salah satu cara pengembangan sumber
daya manusia. Pelatihan bertujuan untuk memberikan kegiatan yang berfungsi
meningkatkan kinerja seseorang dalam pekerjaan atau tugas dalam kehidupan
sehari-hari. Pelatihan juga merupakan proses pembelajaran yang harus diajarkan
untuk meningkatkan keterampilan khusus. Metode Pembelajaran yang efektif bagi
individu adalah pembelajaran dari pengalaman, yaitu individu dapat belajar
melalui pengalaman yang dialami secara langsung (Munandar, 2001). Ahli
selanjutnya juga menambahkan bahwa pelatihan merupakan metode terencana
yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi peserta belajar mengenai kompetensi-
kompetensi tertentu yang mencakup keterampilan, pengetahuan, dan perilaku
yang ditekankan saat pelatihan sehingga dapat di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun tahap-tahap pelatihan relaksasi zikir adalah (Kusumadewi, 2015):
1. Pemaparan materi terkait zikir, seputar anjuran, manfaat, dan efek dari
mengamalkan zikir.
2. Penyampaian informasi terkait lafaz akan digunakan dalam relaksasi, adalah “la
ila ha illaloh”, “Astagfirullahalladzim”,, “SubhanAllah”, “Alhamdulillah” dan
“Alahuakbar”.
3. Mengatur posisi tubuh
Sebelum melaksanakan relaksasi, peserta sebelumnya diarahkan untuk
menentukan posisi duduk yang dianggap paling nyaman. Posisi dapat
dilakukan contohnya duduk bersila, bersandar di dinding sambil kaki di
selonjorkan dsb. Genggam tangan dengan jari jempol dimasukan dalam
kepalan tangan
4. Memejamkan mata
Pejamkan mata secara perlahan-lahan dan pejamkan dengan lembut karena
pemaksaan untuk memejamkan mata secara keras akan membuat otot mata
tidak rileks
5. Mengatur pernapasan
Bernapaslah perlahan-lahan, tanpa pemaksaan irama. Pada tahap ini mulailah
dengan mengucap lafaz zikir secara berulang disertai bernapas melalui hidung
dan mengeluarkan napas melalui mulut. Tarik napas selama 10detik, lalu tahan
10 detik, kemudian dikeluarkan perlahan selama 10 detik.
6. Pertahankan sikap tubuh pasif
Saat memulai duduk dan memulai fase berzikir diperkirakan akan muncul
pikiran-pikiran yang dapat mengganggu rileksasi. Teknik untuk menghindari
gangguan ini adalah dengan tidak mengindahkan dan tidak memaksa
menghilangkan ganggu tersebut.
7. Refleksi
Tahap terakhir dari dari proses relaksasi zikir adalah penyampaian pendapat
maupun memaknai kembali proses relaksasi zikir yang dilakukan oleh peserta.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Author/Penu
Judul Metode Hasil Source
lis
Wijayanti et The Effects of This research The research Google
al, 2015 Spiritual Care used quasi- showed that Cindekia
on Depression experimental Wilcoxon signed- https://www.g
and Meaning design, done rank test before oogle.com/sea
in Life in the using pretest- and after rch?q=jurnal+i
Clients with posttest control receiving spiritual nternasional+
Kidney Failure group design. care, there was a dzikir+yang+m
Receiving significant
enjalani+hemo
Hemodialysis difference in the
dialisis&safe=s
in Rumah level of
trict&client=fir
Sakit Islam depression in both
efox-
Surabaya groups in which ρ
b&ei=mHDOW
= 0.000 was
8zuAZaWvQSY
found in
9KOgAQ&start
treatment group.
The meaning in =20&sa=
life showed a
significant result
in which ρ =
0.001 in treatment
group. Mann-
Whitney test on
the level of
depression and
the meaning in
life showed that ρ
= 0.000.
Suryani, Salat and Descriptive The findingof Google Cindekia
https://www.resea
2013 Dhikir to phenomenolog this study confirm
rchgate.net/public
Dispel Voices : ical approarch that participants ation/255989511_
Salat_and_Dhikr_
The was applied in found a personal
to_Dispel_Voices
Exprerience Of explicating path to living with _The_Experience
_of_Indonesian_
Indonesian hearing voices by
Muslim_with_Chr
Muslim With doing salat and onic_Mental_Illne
ss
Chorinic dhikir every time
Mental Illnes heard the voices.
Muhammad Pengaruh quasi Prevalensi tingkat Google
Bimbingan experimental kecemasan
Ikhsan cindekia
Dzikir design (non kelompok kontrol
Abdillah, Terhadap equivalent dan eksperimen Digilib.unisay
Tingkat control group). sebelum diberikan
2017 ogya.ac.id...
Kecemasan intervensi adalah
Pada Pasien kecemasan
Gagal sedang. Terjadi
Ginjal Kronik penurunan
Yang prevalensi tingkat
Menjalani kecemasan pada
Hemodialisis kelompok
Di Rs Pku eksperimen
Muhammadiya menjadi tingkat
h kecemasan
Yogyakarta ringan.

Patimah et al, Pengaruh pre terdapat Google


2015 Relaksasi experimental perbedaan yang Cindekia
Dzikir one group pre bermakna antara Jkp.fkep.unpa
terhadap and post test tingkat d.ac.id,articel
Tingkat design kecemasan
Kecemasan sebelum dan
Pasien Gagal sesudah intervensi
Ginjal Kronis (p<0.005).
yang Relaksasi dzikir
Menjalani berdampak positif
Hemodialisa dalam
menurunkan
tingkat
kecemasan pasien
GGK yang
menjalani
hemodialisis.
Siti Ramodan Pengaruh pre Google
Didapatkan nilai
et al, 2017 Relaksasi eksperimental Cindekia
p value=0,001.
Dzikir Asmaul one group pre Conference.un
Ada pengaruh
Husna and posttest sri.ac.id,artice
relaksasi dzikir
Terhadap design l
asmaul husna
Tingkat Stres
terhadap tingkat
Pasien Yang
stres pada pasien
Menjalani
yang menjalani
Hemodialisa
hemodialisa
Fathan Uzan, Pengaruh pre-test post- terdapat Google
2018 Relaksasi Zikir test control perbedaan Cindekia
Terhadap Stres group design yang signifikan Conference.un
Pada antara tingkat sri.ac.id,artice
Pasien Gagal stres kelompok l
Ginjal kontrol dan
kelompok
eksperimen
penderita gagal
ginjal. Terdapat
perubahan tingkat
stres pada
kelompok
eksperimen antara
sebelum
perlakuan
diberikan,
sesudah perlakuan
dan ketika
tindak lanjut.
Irma Efektivitas Penelitian Penelitian ini Google
Nurbaeti, Dzikrullah menggunakan menunjukkan Cindekia
2015 Terhadap desain https://www.resea
kuasi- dzikir efektif (p =
rchgate.net/public
Penurunan eksperimen 0,001) efektif
ation/255989511_
Kecemasan dengan untuk mengurangi Salat_and_Dhikr_
to_Dispel_Voices
Dan melibatkan tingkat
_The_Experience
Nyeri kelompok kecemasan _of_Indonesian_
Muslim_with_Chr
Persalinan kontrol yang selama persalinan
onic_Mental_Illne
Kala I Fase diukur pretest pada primigravida ss
Aktif Ibu dan posttest (59,8%). Skor
Primigravida rerata kecemasan
ibu dan nyeri
yang dirasakan
saat melahirkan
mengalami
penurunan,
dengan nilai p =
0,001

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menurut Muhammad Ikshan Abdillah hasil
analisis data dan pengujian hipotesis terdapat perbedaan antara kelompok
kontrol sebelum dan sesudah perlakuan dengan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah perlakuan, yaitu dari tingkat kecemasan sedang menjadi kecemasan
ringan sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh bimbingan dzikir
terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialsis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti berpendapat
bahwa melalui proses berdzikir sebagai media mengingat Allah Tuhan semesta
alam hati seseorang akan menjadi tenteram. Hati yang tenteram disini
dimaksudkan jauh dari perasaan-perasaan gelisah, ketakutan-ketakutan yang
tidak mendasar. Berdasarkan hasil penelitian Patimah dkk bahwa teknik
relaksasi yang digabungkan dengan bacaan dzikir mampu menimbulkan respon
relaksasi sehingga dapat menurunkan kecemasan karena dengan intervensi
relaksasi dzikir dapat menurunkan kecemasan pasien GGK yang menjalani
hemodialisis. Intervensi relaksasi dzikir untuk menurunkan kecemasan klien
sangat relevan dengan peran perawat. dalam melaksanakan peran dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat seharusnya melihat dari semua
aspek yang dimiliki pasien meliputi: aspek biologi, psikologi, sosial, dan
spiritual.
Berdasrkan hasil penelitian menurut Siti Romadona dkk, Ada pengaruh
relaksasi dzikir asmaul husna terhadap tingkat stres pada pasien yang menjalani
hemodialisa dan didapatkan nila p value = ,000. Karena Dengan berdizikir sangat
membantu dalam meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran
otak. Salah satu caranya yaitu dengan mendengarkan audio dzikir asmaul
husna. Ketika individu mendengarkan audio asmaul husna, gelombang suara
ini bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani
bergetar dan mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel
berambut di dalam koklea selanjutnya melalui saraf kokleans diantarkan
menuju ke otak oleh nervus auditorius.
3.3 Implikasi Keperawatan
Temuan dalam penelitian ini memiliki beberapa Implikasi bagi lahan
praktek, pendidikan dan penelitian keperawatan.
3.3.1 Bagi praktek keperawatan
Penelitian ini memberikan gambaran mendalam mengenai pengalaman
hidup klien menjalani hemodialisa sepanjang hidupnya . Dari hasil
penelitian didapatkan adanya perubahan terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar klien yang meliputi kebutuhan fisiologis, ekspresi
psikologis,ekspresi spriual, perubahan pola interaksi sosial dan perubahan
status ekonomi. Hal ini bermanfaat untuk menyusun pedoman pemberian
informasi terkait gagal ginjal dan rencana hemodialisa. Pedoman ini
menjadi penting agar dapat mempersiapkan klien secara psikologis untuk
menghadapi hemodialisa.
Hasil temuan dari penelitian ini juga menggambarkan sikap perawat yang
sudah baik dalam memberikan pelayanan keperawatan. Temuan ini
memberikan masukan bagi perawat bahwa sikap profesional akan
memberikan kepuasan dan ketenangan bagi klien, sehinnga sudah
seharusnya perawat menunjukan sikap profesional kepada klien dalam
memberikan asuhan keperawatan. Jika klien puas terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan, maka kualitas hidup klien akan menjadi lebih
baik.
Hasil temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa klien membtuhkan
dukungan sosial dari unti pelayanan hemodialisa berupa dukungan
emosional , dukungan instrumentaldan dukungan informasina. Hal ini
sangat berguna bagi pelayanan untit hemodialisa untuk membuat suatu
kebiajakan dan menyusun perencanaan dalam rangka pengembangan
pelayanan dan memenuhi kebutuhan klien.
3.3.2 Bagi pendidikan keperawatan
Penelitian ini juga memiliki implikasi bagi pendidikan keperawatan untuk
lebih menggali seluruh aspek yang dibutuhkan baik oleh partisipan, bukan
hanya dari aspek fisik, tetapi aspek psikososial dan spritual juga harus
menjadi perhatian. Perlu dipertegas kembali pemahaman mengenai konsep
holistic dalam pemberian auhan keperawatan. Ungkapan partisipan dalam
penelitian ini adalah bahwa perawat dalam memberikan edukasi masih
belum terstruktur , edukasi yang diberikan hanya pada saat partisipan
menjadi prosedur hemodialisa. Partisipan berharap edukasi dapat diberkan
secara khusus dengan tujuan dan media yang jelas.

3.3.3 Bagi penelitian keperawatan


Bagi peneltian ini didapatkan bahwa kualitas hidup klien HD secara fisik
dan psikologi menurun. Fenomena ini perlu ditindak lanjuti dengan
melakukan penelitian lanjutan dengan metode kuantitatif : ”Pengaruh
Relasasi Dzikir terhadap Tingkat kecemasan pasien Gagal Ginjal Kronis
yang menjalani Hemodialisa”. Hasil penelitian lanjutan akan dapat
digunakan dasar atau panduan dalam meberikan intervensi keperawatan
yang berkualitas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari 4 jurnal yang diambil untuk analisis ini didapatkan
bahwa ada pengaruh relaksasi dzikir pada pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa antara lain :
1. Terjadi penurunan prevalensi tingkat kecemasan pada Kelompok
eksperimen menjadi tingkat kecemasan ringan. (Abdillah 2017)
2. Relaksasi dzikir berdampak positif dalam menurunkan tingkat kecemasan
pasien GGK yang menjalani hemodialisis.( Patimah dkk, 2015)
3. Ada pengaruh relaksasi dzikir asmaul husna terhadap tingkat stres pada
pasien yang menjalani hemodialisa (Romadani dkk, 2017bahwa terdapat )
4. Terdapat perubahan tingkat stres pada kelompok eksperimen antara
sebelum perlakuan diberikan, sesudah perlakuan dan ketika tindak
lanjut.(Auzan, 2018)
B. Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi instansi rumah
sakit sehingga dapat menerapkan atau mengembangkan pelayanan
spiritual bagi pasien hemodialsis khususnya maupun bagi pasien lain
umumnya.
2. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada perawat tentang pemberian bimbingan dzikir
sehingga perawat dapat mempelajari konsep dan metode dzikir serta
menerapkannya untuk membantu pasien dalam menghadapi proses
hemodialsis.
3. Bagi Pasien
Pengguanaan terapi dzikir bermanfaat menjadi salah satu alternatif
bagi pasien hemodialisis untuk mengurangi kecemasan selama
melakukan hemodialsis.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
reerensi bagi peneliti selanjutnya serta disarankan melakukan
penelitian lanjutan mengenai Pengaruh Relaksasi Dzikir terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani
Hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, H & Al-fandi, A. (2008). Energi Zikir. Jakarta: Amzah

Cahyaningsih, D., N. (2011). Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Mitra.


Yogyakarta: Cendekia Press.

Abdillah. (2017). Pengaruh Bimbingan Dzikir Terhadap tingkatan kecemasan


pada pasien gagal ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di RS PKU
Muhamadiya. Yogyakarta

Patimah, I., Suryani, Nuraini, A. (2015). Pengaruh relaksasi dzikir terhadap


tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.
Research Gate
Rahardjo. (2014). Penyakit Gagal Ginjal Kronik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi III. Jakarta : BPFKUI
RISKESDAS. (2013). InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta Selatan. Diakses Pada 20 Juli 2017

You might also like