You are on page 1of 16

INJEKSI SUBKUTAN

Posted by Ma'mun Isnani on 16.38. - No comments

Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).

Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada
daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan
daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya
dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula
darah.
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikanakan diabsorbsi oleh
tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and sustained absorption).
TUJUAN IJEKSI SUBKUTAN
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: Vaksin, uji tuberculin)
LOKASI INJEKSI
1. lengan atas sebelah luar
2. paha bagian depan
3. perut
4. area scapula
5. area ventrogluteal
6. area dorsogluteal

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1. Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah
lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
2. Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
ALAT DAN BAHAN
1. Catatan pemberian obat
2. Abat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut bak injeksi
6. Bengkok
PROSEDUR
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntikan.bebaskan daerah suntikan bila pasien memakai
pakaian berlengan
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan .kemudian tempatkan
pada bak injeksi
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol
6. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan (angkat kulit)

7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut 45º terhadap
permukaan kulit

8. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah , semprotkan obat perlahan hingga habis
9. Tarik spuit dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam bengkok
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Catat prosedur pemberian obat dan respon klien
TEHNIK INJEKSI
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan
kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutisdari jaringan otot.
Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu daerah yang
sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci [satu ruas jari tangan] dengan
penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan kulit.
Robiah.adawiyah59@gmail.com
Sabtu, 29 Maret 2014
Makalah Pemberian Obat Melalui Injeksi Intramuskular

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Intramuskular (IM), rute IM memungkinkan adsorbsi obat yang lebih cepat daripada
rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko
menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut
berlangsung dalam 10-30 menit, guna memperlambat adsorbsi dengan maksud
memperpanjang kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam minyak
umpamanya suspense penicilin dan hormone kelamin.

1.2. Ruang Lingkup Penulisan


1.Pengertian pemberian obat secara IM
2. Tujuan pemberian secara IM
3. Indikasi pembrian obat secara IM
4. Kontra indikasi pemberian obat secara IM
5. Daerah penyuntikan IM
6. Persiapan alat dn bahan dalam pemberian obat secara IM
7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam IM
8. Prosedur pelaksanaan dan penyuluhan pasien
9. Contoh kasus

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses
pemberian obat secara intramuskular secara benar dan tpat sehingga tidak beresiko bagi
pasien dan petugas kesehatan.

1.4. Metode Penulisan


Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca pustaka tentang sistem pemberian obat
secara intramuskular. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari CI Ruang Rawat
Bedah (RRB) serta dari interne yang merupakan metode yang dapat mempermudah
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular


Pengertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan
cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk
saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas. Pemberian
obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.

2.2. Tujuan pemberian obat secara intramuskular


Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh dengan
cepat.

2.3. Indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular


Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak
sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberika obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter.

2.4. Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular


Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu: infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.

2.5. Daerah penyuntikan dalam pemberian obat secara intramuskular


a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak
dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf
besar.
c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar
kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring
mendatar lengan atas fleksi.

2.6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Kondisi atau penyakit klien
4. Obat yang tepat dan benar
5. Dosis yang diberikan harus tepat
6. Pasien yang tepat
7. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar

2.7. Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular


1. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat
2. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
3. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa panjangnnya 2,5-3 cm dan
untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alkohol
5. Cairan pelarut/aquabidest steril
6. Bak instrument/ bak injeksi
7. Gergaji ampul (bila diperlukan)
8. Nierbekken
9. Handscoon 1 pasang

2.8. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular


1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam
bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan)
5. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan:
a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak
dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf
besar.
c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar
kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring
mendatar lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit
maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahanhingga habis.
9. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas
alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian
11. Cuci tangan

2.9. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan
Pasien
Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan efektif.
a. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
d. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Membereskan alat-alat
4. Berpamitan engan klien
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Biodata pasien
Nama : Tn “ M ”
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Desa Purwodadi
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan adanya benjolan pada skrotum sebelah kanan yang sudah dirasakan 1
tahun ini.
3. Diagnosa Medis
Tn “ M ” Usia 55 Tahun dengan Hernia Scrotalis Dextra
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Maret 2014
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Ruang Rawat Bedah/RSUD Padangsidimpuan
Pembimbing lapangan : Hanti Fitiani, AmK (Staf RRB)
Oleh : Kelompok II
5. Langkah-langkah tindakan dan hasilnya:
a. Persiapan alat
 Spuit sesuai ukuran
 Obat Xylomidon 2 cc/8 jam
 Obat Duradryl 2cc/8 jam (anti histamin)
Pengguanaan secara IM jarang menimbulkan efek samping sehingga cara ini paling sering
digunakan.
 Kapas alkohol
 Bengkok
 Tempat sampah
 Buku catatan dan alat tulis

b. Persiapan pasien
1. Memberi salam pada pasien
2. Menganjurkan pasien untuk tidur tengkurap pada tempat yang telah disediakan
6. Langkah-langkah tindakan
a. Petugas mencuci tangan di air yang mengalir dengan menggunakan sabun dan dikeringkan
dengan handuk kering dan bersih
b. Memperhatikan lingkungan pasien untuk menjaga privasi pasien
c. Melakukan anamnese pada pasien
d. Membuka spuit dari kemasan dan memasukkan obat kedalam spuit (jangan ada gelembung
udara dalam spuit)
e. Mengatur posisi pasien (ventrogluteal) dan membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari
pakaian pasien
f. Menentukan tempat penyuntikan yaitu pada daerah bokong dengan menarik garis lurus dari
SIAS menuju Os Coccygeus, dibagi 3 bagian lalu diambil 1/3 bagian pertama dari SIAS
g. Mendesinfekasi bagian yang akan disuntik dengan kapas alcohol
h. Meregangkan daerah yang akan disuntik dengan jari telunjuk dan ibu jari
i. Memasukkan jarum ke posisi tegak lurus 900 dan cepat sedalam 2/3 bagian jarum
j. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
k. Telunjuk tangan kiri menekan bekas suntikan dengan kapas alcohol dan tangan kanan
mencabut jarum dengan cepat.
l. Menekan daerah yang telah disuntik dan mengadakan komunikasi dengan klien bahwa
proses sudah selesai dikerjakan.
m. Merapikan baju pasien dan menata lingkungan
n. Mengembalikan alat pada tempatnya
o. Membuang bekas spuit dan jarum ke safety box, tutup spuit dibuang ke sampah medis
p. Mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dengan cara menggunakan 7 langkah
dan dikeringkan dengan handuk kering dan bersih.
q. Mencatat tindakan yang sudah dilakukan
7. Hasil tindakan
- Klien merasa lega dan puas
- Keadaan pasien baik tidak mengalami pusing
8. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Menganjurkan pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada area yang dilakukan
penusukan, apabila masih terasa nyeri/bengkak, untuk mengurangi rasa nyeri tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Menurut teori dalam persiapan alat ada bak instrumen kecil yang telah diberi alas, Sedangkan
dilapangan tidak memakai bak instrumen. Jadi persiapan alat antara teori dan praktek
dilapangan ada kesenjangan, keefisiensi waktu dan banyaknya pasien yang menunggu
merupakan faktor utama penyebab terjadinya kesenjangan.
2. Pada saat persiapan pasien, terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Bidan tidak
memberikan salam dam memperkenalkan diri, keefisieni waktu dan banyaknya pasien yang
menunggu merupakan faktor utama penyebab terjadinya kesenjangan tersebut.
3. Pada saat melakukan tindakan
a. Setiap melakukan suatu tindakan injeksi, petugas tidak selalu mencuci tangan, tetapi hanya di
awal/pasien pertama saja. Hal ini dikarenakan sudah ada pasien lain yang menunggu dan
untuk keefisienan waktu. Selain itu handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan
bukan handuk sekali pakai, melainkan handuk yang setiap kali digunakan untuk
mengeringkan tangan sesudah selesai melakukan tindakan, untuk setiap orang yang memakai.
Petugas juga tidak selalu memperkenalkan diri pada setiap pasien, yang sekali lagi
disebabkan dengan tujuan efisiensi waktu.
b. Menurut teori selesai melakukan tindakan spuit harus di spool dengan larutan clorin sebelum
dibuang, sedangkan di lapangan tidak dilakukan karena spuit langsung dibuang di safety box.
Karena spuit yang digunakan memakai spuit disposibble.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
a. Pasien yang di periksa adalah Tn. “M “ usia 55 tahun.
b. Diagnosa medis Tn. “ M “ usia 55 tahun dengan Injeksi Intra muscular Xylomidon 2cc dan
Duradryl 2cc setiap 8 jam sekali.
c. Dalam melakukan tindakan injeksi IM tersebut ada beberapa kesenjangan antara teori yang
di dapat dengan kenyataan pada praktik di lapangan.
d. Setelah di lakukan tindakan keadaan pasien baik tidak mengalami pusing, pasien merasa lega
dan puas

5.2. Saran
a. Lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat/pasien sekitar guna meningkatkan kesejahteraan kesehatan pasien.
b. Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa lebih meningkatkan ilmu pengetahuan, lebih banyak
membaca buku tentang kesehatan, serta dapat memahami dan menerapkan tindakan sesuai
dengan teori.
c. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan dapat menjadi
tempat pengembangan ilmu khususnya tentang injeksi yang sering dijumpai dalam lahan
praktek.
ABC Medika Home KEPERAWATAN KEBIDANAN FARMASI KESMAS ANALISIS
HERBAL Pencernaan Pernafasan Kardiovaskular Pengindraan Persarafan Muskuloskeletal
Perkemihan Endokrin Jiwa Home » PROTAP » Prosedur Pemasangan Infus Prosedur
Pemasangan Infus by Aprisal Darwis | 4/05/2014 A. Pengertian Pemasangan Infus adalah
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh B. Tujuan
pemasangan infus Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,
elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki volume komponen-
komponen darah Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
Memonitor tekan Vena Central (CVP) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di
istirahatkan. C. Indikasi pemasangan infus Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP),
yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena Untuk memberikan
respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin) Pasien yang
mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena Pasien yang
membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit Pasien yang mendapatkan tranfusi
darah Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang
tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa),
sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi
intramuskuler. D. Kontraindikasi Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi
pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis
(cuci darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki). E. Persiapan Alat Standar
infuse Set infuse Cairan sesuai program medic Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
Pengalas Torniket Kapas alcohol Plester Gunting Kasa steril Betadin Sarung tangan F.
Prosedur kerja: Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto
Cuci tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan Lakukan
pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan
anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar ) Gunakan sarung
tangan steril Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol Lakukan penusukan
pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath )
mengarah ke atas Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik
keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena Setelah jarum infus
bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan
menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau
disambungkan dengan slang infuse Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan
dosis yang diberikan Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu
pemasangan infus serta catat ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan G.
Dokumentasi Pendokumentasian keperawatan harus jelas : waktu pemasangan tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV) Kecepatan aliran (tetesan/menit) Respon klien setelah dilakukan
tindakan pemasangan infuse Referensi : http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-
pemasangan-infus.html http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-
infus-intravena.html Tags : Keperawatan, PROTAP Baca Juga : [VIDEO] Pemeriksaan
Refleks Fisiologi ASKEP Tonsilitis ASKEP Pemfigus Fulgaris ASKEP Perilaku Kekerasan
Prosedur Pemasangan Infus [VIDEO] Pemeriksaan Refleks Patologi Newer Post Older Post
Home Facebook Fans Top Artikel Prosedur Pemasangan Infus Abocath (Jarum Infus)
ASKEP Asma Teknik Perawatan Tali Pusat Struma ( Gondok ) Arsip Jumlah Kunjungan
Sparkline 204949 Tombol ke Atas Kontak · Ketentuan Layanan Copyright © 2013-2014
ABC Medika · Theme by Studiopress· Powered by Blogger Read more:
http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3bnTNZ7NH

Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel


at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
 Home
 About Me
 Islam
 Kesehatan
 Teknologi
 Entertainment
 Refreshing
 Lainnya

Cara Cepat Menghitung Tetesan Infus

Gambar milik Michaelberry

Jika kita sedang berjaga, baik di IGD atau di ruangan, terkadang pasien datang bak air bah.
Kita butuh me-manage pasien dengan cepat dan segera. Terutama yang paling penting adalah
menjaga sirkulasi tetap baik. Dalam keadaan hectic tersebut kita sudah tidak bisa lagi
menghitung manual kebutuhan cairan dan lain sebagainya. Kita dibutuhkan menghitung cepat
diluar kepala.

Oleh karena itu, saya membuat rangkuman singkat ini agar mempermudah teman-teman
sejawat dalam me-manage pasien. Semoga bermanfaat.

Rumus
Untuk memahami lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus mengetahui rumus dasar
menghitung jumlah tetesan cairan dalam satuan menit dan dalam satuan jam:

Rumus dasar dalam satuan menit


Rumus dasar dalam satuan jam

Dewasa (macro drip)


Infus set macro drip memiliki banyak jenis berdasarkan faktor tetesnya. Infus set yang paling
sering digunakan di instalasi kesehatan Indonesia hanya 2 jenis saja. Berdasarkan merek dan
faktor tetesnya:

 Merek Otsuka, faktor tetes:

1 ml (cc) = 15 tetes/menit

 Merek Terumo, faktor tetes:

1 ml (cc) = 20 tetes/menit

Infus Blood set untuk tranfusi memiliki faktor tetes yang sama dengan merek otsuka, 15
tetes/menit.

Infus set macro drip dengan faktor tetes 10 tetes/menit jarang ditemui di Indonesia. Biasanya
hanya terdapat di rumah sakit rujukan pusat, rumah sakit pendidikan, atau rumah sakit
internasional.

Penurunan rumus dewasa


Berikut ini adalah rumus cepat hasil penurunan dari rumus dasar (dalam satuan jam), untuk
pasien dewasa:

o) Merek Otsuka

o) Merek Terumo
Contoh soal 1
Seorang pasien dengan berat 65 kg datang ke klinik dan membutuhkan 2.400 ml cairan RL.
Berapa tetes infus yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien mesti dicapai dalam waktu
12 jam? Di klinik tersedia infus set merek Otsuka.

Diketahui:
Cairan = 2.400 ml (cc)
Waktu = 12 jam
Faktor tetes Otsuka = 15 tetes

Jawab:

Jadi, pasien tersebut membutuhkan 50 tetes infus untuk menghabiskan cairan 2400 ml dalam
waktu 12 jam dengan menggunakan infus set Otsuka.

Contoh soal 2
Seorang pasien datang ke RSUD dan membutuhkan 500 ml cairan RL. Berapa tetes infus
yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien mesti dicapai dalam waktu 100 menit? Di
RSUD tersedia infus set merek Terumo.

Diketahui:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes Terumo = 20 tetes

Jawab:
Jadi, pasien tersebut membutuhkan 100 tetes infus untuk menghabiskan cairan 500 ml dalam
waktu 100 menit dengan menggunakan infus set Terumo.

Anak (micro drip)


Lain halnya dengan dewasa, anak dengan berat badan dibawah 7 kg membutuhkan infus set
dengan faktor tetes yang berbeda.

 Micro drip, faktor tetes:

1 ml (cc) = 60 tetes/menit

Penurunan rumus anak


Berikut ini adalah rumus cepat hasil penurunan dari rumus dasar (dalam satuan jam) untuk
pasien anak:

You might also like