Professional Documents
Culture Documents
Muhamad Jafri
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, FST, Universitas Nusa Cendana, Kupang
Jl. Adisucipto, Penfui Kupang-NTT.
Telp : (HP) 081237119375, E-mail : Jafri_muhamad@ymail.com
ABSTRACT
Heat received by a flat plate solar collector that comes from solar electromagnetic energy. The glass
cover that used was very influential by the heat that received. The distance between the glass cover
and the collector plate determines how much air between the plate and the glass cover, then
conducted research to determine the effect of distance on the temperature of the glass plate to plate
heat received large states. In the first study (Burhanuddin A., (2005) used glass is clear glass and
frosted glass with a thickness of 3 mm, respectively, and 5 mm. The result is that the highest
temperature is achieved when the glass plate used clear glass with a distance of 3 mm glass plate to
20 mm. While the two studies Ekadewi A. Handoyo, (2001) to be done to determine the efficiency of
flat plate solar thermal collectors. Collector testing was doing on November 30 th, December 1st, 3rd,
5th, 6th, and December 7th, 2005 with the variation of the glass cover distance of 3 cm, 6 cm and 9 cm.
The results showed that the output - input temperature difference is greater in distance of 3 cm. The
efficiency of solar thermal collectors is not a constant. The efficiency of solar collectors depends on
the intensity of solar radiation, temperature differences of input- output, and airflow. In the solar
collector, at the smallest of tilt angle of, the absorbed radiation is the largest. If the solar collector
angle equal to the zenith angle, absorption radiation will be maximum.
Key words: solar collectors flat plate, glass cover, the distance between the glass and the plate.
ABSTRAK
Panas yang diterima suatu kolektor surya plat datar berasal dari energi elektromagnetik
matahari, maka kaca penutup yang digunakan sangat berpengaruh terhadap panas yang
diterima. Jarak antara kaca penutup dan plat kolektor menentukan lebar celah dan sekaligus
banyaknya udara di antara plat dan kaca penutup, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh jarak kaca ke plat terhadap temperatur plat yang menyatakan besar
panas yang diterima. Pada penelitian pertama (Burhanuddin A., (2005) kaca yang digunakan
adalah kaca bening dan kaca es dengan ketebalan masing-masing 3 mm dan 5 mm. Hasil
penelitian didapat bahwa temperatur plat tertinggi dicapai saat kaca yang digunakan kaca
bening 3 mm dengan jarak kaca ke plat 20 mm. Sedangkan pada penelitian ke dua Ekadewi
A. Handoyo, (2001) dilakukan untuk menentukan efisiensi kolektor panas surya plat datar.
Pengujian kolektor dilakukan pada tanggal 30 November 2005, 1, 3, 5, 6, 7 Desember 2005
dengan variasi jarak satu kaca penutup 3 cm, 6 cm, dan 9 cm. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan temperatur output-input lebih besar pada jarak 3 cm. Efisiensi kolektor
panas surya bukanlah suatu konstanta. Efisiensi kolektor surya bergantung pada intensitas
radiasi matahari, perbedaan temperatur input-output, dan aliran udara. Pada sudut
kemiringan kolektor surya yang terkecil, radiasi yang terserap yang adalah yang radiasi
terbesar. Jika sudut kemiringan kolektor surya sama dengan sudut zenit maka radiasi yang
terserap akan maksimal.
Kata kunci: kolektor surya plat datar, kaca penutup, jarak antara kaca dan plat.
[1828]
Muhamad Jafri
[1829]
Muhamad Jafri
160
150
A
5 10 1
5
h
50
25
5
3 2
4
[1830]
Media Exacta
dan kaca es dengan tebal 3 mm, 5 mm. temperatur (oC) dengan faktor skala 10
Bahan plat kolektor: aluminium setebal 1 mV/oC. Sensor ini tidak membutuhkan
mm. kalibrasi eksternal dengan akurasi sebesar
± ¼ oC pada temperatur kamar dan ± ¾ oC
o
Sensor Temperatur pada range temperatur antara –55 C
Pengukuran temperatur plat sampai + 150 oC. Sensor ini memiliki self
menggunakan IC LM35 seperti pada heating yang rendah dan beroperasi
gambar 1.b. Keluaran sensor ini berupa sampai temperatur + 150oC.
tegangan (mV) yang linear terhadap
[1831]
Muhamad Jafri
menyebutkan bahwa jarak terbaik sekitar cuaca cerah dengan temperatur lingkungan
25 mm. berkisar 40oC–48oC dan kecepatan angin
antara 1,5 sampai 3 m/s. Berdasarkan hasil
Hasil Percobaan Dan Analisa percobaan, ternyata temperatur lingkungan
Hasil percobaan yang dilakukan dan kecepatan angin tidak terlalu
Purnawarman, dkk, (2001) menunjukkan mempengaruhi temperatur plat. Hasil
bahwa temperatur plat kolektor pengukuran untuk keempat jenis kaca
berfluktuasi tergantung intensitas yang digunakan dapat dilihat dari gambar
matahari. Saat pengukuran dilakukan 1.c dan 1.d.
.
[1832]
Media Exacta
yang dipakai kaca bening 3 mm dan 5 mm dan persamaan konveksi bebas di antara 2
serta kaca es 3 mm dan 5 mm. bidang datar sejajar dengan kemiringan
sudut ß dari horisontal, dalam hal ini
antara plat kolektor dengan permukaan
dalam kaca penutu terlihat bahwa
berbanding lurus dengan bilangan Nusselt
dan bilangan Nusselt berbanding lurus
dengan bilangan Rayleigh. Berarti akan
bertambah jika bilangan Rayleigh
bertambah. Berdasarkan persamaan;
Gambar 1.e Temperatur Rata-Rata Plat ke
( )
Empat Jenis Kaca yang Digunakan.
( )
Gambar 1.c sampai gambar 1.e bilangan Rayleigh merupakan fungsi dari
terlihat bahwa temperatur plat tertinggi L, celah atau jarak antara plat dengan kaca
saat jarak kaca ke plat 20 mm. Hal ini penutup. Semakin lebar jaraknya, semakin
dapat dimengerti dengan memperhatikan besar bilangan Rayleigh dan berarti
bahwa temperatur plat akan menurun jika semakin besar rugi panas. Dengan
banyak energi dalam bentuk panas yang demikian, semakin lebar jarak kaca ke
hilang ke lingkungan. Perpindahan panas plat, temperatur plat semakin rendah.
ke lingkungan terjadi secara konveksi dan Namun, dari gambar 1.e ada suatu
radiasi dari plat ke kaca sebelah dalam dan fenomena yang menarik yaitu: pada jarak
secara konveksi dari permukaan kaca kaca ke plat lebih rendah dari 20 mm,
sebelah luar ke lingkungan. Perpindahan temperatur plat tidak lebih tinggi dari saat
panas radiasi tidak dipengaruhi lebar celah jarak 20 mm melainkan justru lebih
atau jarak kaca ke plat. Sedang untuk rendah. Diduga hal ini disebabkan karena
perpindahan panas konveksi, dari dengan sempitnya celah, molekul udara
persamaan, tidak dapat berpindah dengan leluasa. Hal
( ) ini menyebabkan perpindahan panas dari
didapat laju panas yang hilang akan plat ke kaca sebelah dalam lebih mungkin
semakin besar jika koefisien perpindahan terjadi secara konduksi daripada secara
panas konveksi, , semakin besar. konveksi. Untuk perpindahan panas
[1833]
Muhamad Jafri
atau lebar media yang searah perpindahan Karakteristik Kolektor Surya Plat
panas (L): Datar Dengan Variasi Jarak Penutup
plat Kolektor
Metode Penelitian
Semakin kecil lebar media atau Penelitian ini dilaksanakan di
bahan, semakin besar panas secara halaman belakang laboratorium pusat
konduksi yang ditransfer. Dalam hal UNS Surakarta. pada tanggal 30
kolektor surya yang diteliti, maka semakin Novembar 2005 sampai 7 Desember 2005
kecil jarak kaca ke plat kolektor, pukul 10.00-14.00 WIB.
kemungkinan perpindahan panas Alat yang digunakan dalam
berlangsung lebih secara konduksi dan penelitian ini adalah termokopel,
berarti semakin banyak panas yang hilang anemometer testo, termometer digital,
ke lingkungan sehingga temperatur plat light Meter Model Li-250 No Seri LMA–
menurun. 2706, sensor pyranometer No seri PY–
46415
Prosedur Penelitian
Analisis Grafik
Kesimpulan
[1834]
Media Exacta
Dari Gambar 1.b, dapat kita lihat bahwa intensitas yang terjadi sangat
bahwa pengambilan data dilakukan dari fluktuatif. Hal ini dapat terlihat dari
pukul 10.00 sampai dengan 14.00. kenaikan dan penurunan intensitas yang
intensitas sebaran yang terlihat tidak cukup tajam. Fluktuatif yang terjadi
teratur. Intensitas matahari yang tersebut disebabkan karena kondisi cuaca
seharusnya pada pukul 10.00 sampai yang berubah yang disebabkan adanya
dengan 12.00 akan naik dan pada pukul gumpalan awan dan mendung tebal yang
12.00 sampai dengan 14.00 akan turun menghalangi radiasi matahari sampai ke
tidak semuanya terjadi, sehingga terlihat bumi.
Gambar 2.b Grafik temperatur dengan jam pengamatan pada jarak 3 cm dan 9 cm
[1835]
Muhamad Jafri
Pada Gambar 2.b dapat kita lihat mencapai 13 0C dan perbedaan terkecil 0,4
0
bahwa besar temperatur keluarannya lebih C. Temperatur keluaran tertinggi
besar dari temperatur masukannya. Pada mencapai 51,2 0C pada pukul 11.45 dan
0
jarak plat 3 cm perbedaan temperatur temperatur masukan mencapai 42,6 C
masukan dan keluaran terbesar mencapai pada pukul 11.45.
23,1 0C dan perbedaan terkecil 9,9 0C. c. Perbedaan temperatur masuk (Tin)
dan temperatur keluar (Tout)
Temperatur keluaran tertinggi mencapai
terhadap jam pengamatan
63,8 0C pada pukul 11.45 dan temperatur Hasil temperatur kolektor surya
masukan mencapai 41,7 0C pada pukul dapat dilihat pada grafik perbedaan
12.45. Pada jarak plat 9 cm perbedaan temperatur masuknya (Tin) dan temperatur
nilai masukan dan keluaran terbesar keluarnya (Tout) terhadap jam pengamatan.
[1836]
Media Exacta
[1837]
Muhamad Jafri
Gambar 2.f Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 3 cm dan 6 cm
Gambar 2.g Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 3 cm dan 9 cm
Gambar 2.h Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 6 cm dan 9 cm
Pada Gambar 2.f, Gambar 2.g, dan Sedangkan pada jarak kaca 6 cm efisiensi
Gambar 2.h kita lihat bahwa pada tanggal termal tertinggi mencapai 97,59 % dan
30 November 2005, efisiensi termal terendah 23,65 %. Pada tanggal 1
tertinggi pada jarak kaca 3 cm mencapai Desember 2005, efisiensi termal tertinggi
72,82 % dan terendah 33,05 %. pada jarak kaca 3 cm mencapai 81,58 %
[1838]
Media Exacta
dan terendah 29,22 %. Sedangkan pada yang laminer, dan perbedaan temperatur
jarak kaca 9 cm efisiensi termal tertinggi masukan dan keluaran maksimum.
mencapai 98,59 % dan terendah 11,2 %.
Pada tanggal 3 Desember 2005, efisiensi PENUTUP
termal tertinggi pada jarak kaca 6 cm Kesimpulan
mencapai 82,48 % dan terendah 28,47 %. Berdasarkan hasil penelitian
Sedangkan pada jarak kaca 9 cm efisiensi Ekadewi A. Handoyo, (2001) dengan kaca
termal tertinggi mencapai 81,51 % dan bening 3 mm, 5 mm dan kaca es 3 mm, 5
terendah 23,6 %. Sehingga dapat mm dengan beberapa jarak kaca ke plat,
dikatakan bahwa hasil perhitungan didapat:
efisiensi termal dari kolektor surya dalam 1. Panas yang diserap plat atau
penelitian ini bukanlah suatu konstanta temperatur plat tertinggi jika jarak
melainkan sebuah karakteristik dengan kaca ke plat 20 mm.
variabel yang tergantung dari intensitas 2. Temperatur lingkungan dan kecepatan
matahari, temperatur masukan, temperatur angin jika cuaca cerah tidak
keluaran, dan aliran udara. Dimana mempengaruhi panas yang diserat plat.
intensitas matahari yang diterima kolektor Sedangkan hasil penelitian Burhanuddin
tidak fluktuatif, aliran udara yang laminer, A., (2005) dapat disimpulkan bahwa:
dan perbedaan temperatur masukan dan 1. Pada ketiga variasi jarak plat penyerap
keluaran maksimum. Perbedaan dengan kaca transparan, didapatkan
temperatur akan maksimum pada jarak nilai perbedaan temperatur input-output
kaca kecil. tertinggi pada jarak 3 cm dan terendah
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada jarak 9 cm, dan plat penyerap
hasil perhitungan efisiensi termal dari akan menyerap radiasi matahari secara
kolektor surya dalam penelitian ini maksimal jika posisi plat tersebut tegak
bukanlah suatu konstanta melainkan lurus dengan arah datang radiasi
sebuah karakteristik dengan variabel yang matahari.
tergantung dari intensitas matahari, 2. Efisiensi termal bergantung dari
temperatur masukan, temperatur keluaran, intensitas matahari, temperatur
dan aliran udara. Dimana intensitas masukan, temperatur keluaran, dan
matahari yang diterima kolektor tidak aliran udara efisiensi termal.
fluktuatif dan permukaan kolektor tegak
lurus dengan posisi matahari, aliran udara s
[1839]
Muhamad Jafri
DAFTA PUSTAKA
Duffie, J.A. dan Beckman, W.A. , 1991: Solar Engineering of Thermal Processes, John
Willey and Sons Inc, Wisconsin.
Ekadewi Anggraini Handoyo, 2001: Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang
Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen
Petra, Volume 3, No. 2, 52-56, Surabaya.
Kreith, Frank and Kreider, Jan F., 1978: Principles of Solar Engineering. New York:
McGraw, Hill Book.
Purnawarman, Heru, 2001: Pengaruh Jumlah dan Jarak Kaca Terhadap Temperatur Plat
Solar Kolektor, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Tirtoatmojo, Rahardjo, 1995: Pemanas Air dengan Memanfaatkan Energi Matahari,
Percetakan Universitas Kristen Petra, Surabaya
[1840]