Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Hukum dan Undang-undang Kesehatan
Yang dibina oleh Prof. DR. Mardji, M.Kes
Oleh
Aisyah Rachmawati (130612607828)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett and
Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada
organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya
efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap
organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila
dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya
ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan
pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas
termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan
(Butler, 1978). Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi
lingkungan.
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :
Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus
meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang
tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang akan
menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan ini
tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan resiko
pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian toksikologi dan racun?
2. Apa jenis-jenis toksikologi?
3. Bagaimana model masuk dan daya keracunan pada toksikologi?
4. Sasaran organ apa yang diserang dalam keracunan?
5. Bagaimana nilai ambang eksposur?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui perngertian toksikologi dan racun.
2. Mengetahui jenis-jenis toksikologi.
3. Mengetahui model masuk dan daya keracunan pada toksikologi.
4. Mengetahui sasaran organ yang diserang dalam keracunan.
5. Mengetahui nilai ambang eksposur.
BAB II
PEMBAHASAN
B. JENIS-JENIS TOKSIKOLOGI
Toksikologi Deskriptif
Melakukan uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkungan
Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada organisme
hidup
Toksikologi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai sebagai
tujuan terapi
Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia berbahaya dan
membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortem
Toksikologi Klinik
Toksikologi Kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja dalam proses
pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannya
Toksikologi Lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan lingkungan
Ekotoksikologi
Toksikologi Ekperimental :
Pemakaian obat secara kronik (anti hipertensi, obat TBC, kontrasepsi), harus disertai data
karsinogenik dan teratogenik dari obat tersebut
Pemakaian obat dalam waktu pendek (obat cacing), harus memenuhi sarat toksisitas akut
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorpsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil dapat mengakibatkan cedera
dari tubuh dengan adanya rekasi kimia (Brunner & Suddarth, 2001). Arti lain dari racun
adalah suatu bahan dimana ketika diserap oleh tubuh organisme makhluk hidup akan
menyebabkan kematian atau perlukaan (Muriel, 1995). Racun dapat diserap melalui
pencernaan, hisapan, intravena, kulit, atau melalui rute lainnya. Reaksi dari racun dapat
seketika itu juga, cepat, lambat, atau secara kumulatif. Keracunan dapat diartikan sebagai
setiap keadaan yang menunjukkan kelainan multisystem dengan keadaan yang tidak jelas
(Arif Mansjor, 1999). Keracunan melalui inhalasi (pengobatan dengan cara memberikan
obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke
paru-paru)) dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dank arena kesengajaan
merupakan kondisi bahaya kesehatan.
Jenis-jenis keracunan (FK-UI, 1995) dapat dibagi berdasarkan:
1. Cara terjadinya, terdiri dari:
a. Self poisoning
Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi dengan
pengetahuan bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh
diri tetapi hanya untuk mencari perhatian saja.
b. Attempted Suicide
Pada keadaan ini pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa berakhir dengan
kematian atau pasien dapat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang dipakai
c. Accidental poisoning
Keracunan yang merupakan kecelakaan, tanpa adanya factor kesengajaan
d. Homicidal poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni
orang lain.
Jika kita sehari – hari bekerja, atau kontak dengan zat kimia, kita sadar dan tahu bahkan
menyadari bahwa setiap zat kimia adalah beracun, sedangkan untuk bahaya pada
kesehatan sangat tergantung pada jumlah zat kimia yang masuk kedalam tubuh.
Seperti garam dapur, garam dapur merupakan bahan kimia yang setiap hari kita
konsumsi namun tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun, jika kita terlalu
banyak mengkonsumsinya, maka akan membahayakan kesehatan kita. Demikian juga
obat yang lainnya, akan menjadi sangat bermanfaat pada dosis tertentu, jangan terlalu
banyak ataupun sedikit lebih baik berdasarkan resep dokter.
Bahan-bahan kimia atau zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melewati tiga saluran,
yakni:
1. Melalui mulut atau tertelan bisa disebut juga per-oral atau ingesti. Hal ini sangat
jarang terjadi kecuali kita memipet bahan-bahan kimia langsung menggunakan
mulut atau makan dan minum di laboratorium.
2. Melalui kulit. Bahan kimia yang dapat dengan mudah terserap kulit ialah aniline,
nitrobenzene, dan asam sianida.
3. Melalui pernapasan (inhalasi). Gas, debu dan uap mudah terserap lewat pernapasan
dan saluran ini merupakan sebagian besar dari kasus keracunan yang terjadi. SO2
(sulfur dioksida) dan Cl2 (klor) memberikan efek setempat pada jalan pernapasan.
Sedangkan HCN, CO, H2S, uap Pb dan Zn akan segera masuk ke dalam darah dan
terdistribusi ke seluruh organ-organ tubuh.
4. Melalui suntikan (parenteral, injeksi)
5. Melalui dubur atau vagina (perektal atau pervaginal) (Idris, 1985)
Untuk mengerahkan efek toksik, agen harus dapat mencapai jaringan rentan,
organ, sel, atau kompartemen selular sub atau struktur dalam konsentrasi yang cukup
pada waktu yang memadai pula. Artinya, suatu paparan atau dosis yang tepat
diperlukan. Dosis kecil alkohol tidak akan ada pengaruhnya, tetapi dosis besar selama
waktu yang lama dapat mempengaruhi organ rentan seperti hati dan akhirnya
menyebabkan sirosis. Dosis optimal dari parasetamol akan menghilangkan rasa sakit,
tetapi dosis yang melebihi jumlah ini dapat menyebabkan kerusakan hati. Di sisi lain,
jumlah yang jauh lebih rendah daripada dosis yang optimal tidak akan memberikan
berpengaruh sama sekali.
Gangguan toksik (keracunan) dari bahan kimia terhadap tubuh berbeda-beda.
Misalnya CCL4 dan benzene dapat menimbulkan kerusakan pada hati ; metal isosianat
dapat menyebabkan kebutaan dan kematian ; senyawa merkuri dapat menimbulkan
kelainan genetic atau keturunan ; dan banyak senyawa organic yang mengandung
cincin benzene, senyawa nikel dan krom dapat bersifat karsinogenik atau penyebab
kanker.
Gangguan-gangguan tersebut diatas sangat tergantung pada kondisi kesehatan
orang yang terpaparnya. Kondisi badan yang sehat dan makan yang bergizi akan
mudah mengganti kerusakan sel-sel akibat keracunan. Sebaliknya kondisi badan yang
kurang gizi akan sangat rawan terhadap keracunan.
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun
diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:
a) Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam
mineral, fungi beracun, dan preparasi arsenik.
b) Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal
pada otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium,
dogitalis, dll.
c) Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat
lumpuh dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya
asam hidrosianat, sianida seng, dan kloroform.
d) Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat
fatal bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal,
merkuri, dan arsenic. Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang
buruk paling sering ditemui pada balita penyebabnya antara lain karena masukan
makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit
pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan. Marasmus sering dijumpai pada
anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran sbb: berat badan kurang dari 60% berat
badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan
panas hilang, dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya
tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang
rusuk terlihat menonjol, anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old
man face)), Otot-otot melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan
hilangnya lemak subkutan, perut cekung sering disertai diare kronik (terus
menerus) atau susah buang air kecil.
e) Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan
yang pada keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus
pada hewan ternak.
Racun dapat dikelompokkan atas dasar organ yang diserangnya. Klasifikasi ini
digunakan oleh para ahli superspesialis organ target tersebut. Dalam klasifikasi ini,
racun dinyatakan sebagai racun yang,
- Hepatotoksik atau beracun bagi hepar/hati
- Nefrotoksik atau beracun bagi nefron/ginjal
- Neurotoksik atau beracun bagi neuron/saraf
- Hermatotoksik atau beracun bagi darah/sistem pembentukan sel darah
- Pneumotoksik atau beracun bagi pneumon/paru-paru
Klasifikasi atas dasar organ target ini sering digunakan karena sifat kimia-fisika racun
yang berbeda dengan racun biologis ataupun kuman patogen.
Racun Hati
Hepatotoksik menyebabkan manifestasi nekrosis lokal ataupun sistemik. Dengan
hilangnya sebagian sel hati, menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap aksi biologi
senyawa lain. Kelainan hati lain yang sering ditemui adalah hepatitis kholestatik.
Sifat fisik : gas, debu, logam-logam, radiasi, panas, debu, getaran dan suara.
Kebutuhan pelabelan : mudah meledak, mudah terbakar, pengoksidir
Kimia : turunan-turunan anilin, Hidrokarbon dihalogenasi dan seterusnya
Daya racunnya : sangat-sangat toksik, sedikit toksik dan lain-lain.
SASARAN ORGAN
Kepekaan Organ
Neuron dan otot jantung sangat bergantung pada adenosis trifosfat (ATP), yang
dihasilkan oleh oksidasi mitokondria; kapasitasnya dalam metabolisme anaerobik juga
kecil, dan ion bergerak dengan cepat melalui membran sel. Maka jaringan itu sangat
peka terhadap kekurangan oksigen yang timbul karena gangguan sistem pembuluh
darah atau hemoglobin (misalnya, keracunan CO).
Sel-sel yang membelah cepat, seperti sel-sel di sumsum tulang dan mukosa usus, sangat
peka terhadap racun yang mempengaruhi pembelahan sel.
Penyebaran
Saluran napas dan kulit merupakan organ sasaran bagi toksikan yang berasal dari
industri dan lingkungan karena di sinilah terjadi penyerapan. Berdasarkan satuan berat,
volume darah di hati dan ginjal paling tinggi. Akibatnya mereka paling banyak terpajan
toksikan. Lagi pula, fungsi metabolisme dan ekskresi pada kedua organ ini lebih besar,
sehingga keduanya lebih peka terhadap toksikan.
Ambilan Selektif
Beberapa sel tertentu mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat kimia tertentu.
Contohnya, pada saluran napas, sel-sel epitel alveolus tipe I dan II yang mempunyai
sistem ambilan aktif untuk poliamin endogen, akan menyerap parakuat, yang struktur
kimianya mirip. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan alveoli walaupun
parakuat masuk secara oral.
Biotransformasi
Akibat bioaktivasi, terbentuk metabolit yang reaktif. Proses ini biasanya membuat sel-
sel di dekatnya menjadi lebih rentan. Karena merupakan tempat utama biotransformasi,
hati rentan terhadap pengaruh bermacam-macam toksikan.
Mekanisme pemulihan
Suatu toksikan dapat mempengaruhi organ tertentu akibat tidak adanya mekanisme
pemulihan. Contohnya MNU menyebabkan berbagai tumor pada tikus terutama di otak,
kadang-kadang di ginjal, tetapi tidak di hati.
E. NILAI AMBANG EKSPOSUR
Eksposur bisa dikatakan akut, kronis, sub akut dan sub kronis. Tingkatan akut
mengacu pada eksposur tunggal, seperti overdosis obat kronis yang
sementara berlaku paparan untuk eksposur yang berulang-ulang selama jangka
waktu lama (lebih dari tiga bulan). Sub akut berlaku untuk paparan berulang (sampai
satu bulan), dan kronis sub selama periode antara (yaitu, satu sampai tiga bulan).
Contoh:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun. Pengertian lain yaitu
semua subtansi yang digunakan dibuat, atau hasil dari suatu formulasi dan produk
sampingan yang masuk ke lingkungan dan punya kemampuan untuk menimbulkan
pengaruh negatif bagi manusia.
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara
kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di
timbulkannya.
B. SARAN
Semoga makalah ini bisa memberi pengetahuan yang mendalam kepada para
mahasiswa khususnya pengetahuan mengenai Toksikologi
Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
A. DAFTAR RUJUKAN
Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar, Donatus, A. (terj.). Semarang: IKIP
Semarang Press
B, Immaduddin. 2008. Bahan Kimia Beracun atau Toksik. Diakses 24 Oktober
2013 (http://imadanalyzeartikelkesehatan.blogspot.com/2008/07/bahan-kimia-
beracun-atau-toksik.html)
Rimantho. 2012. Konsep Dasar Toksikologi. Diakses 24 Oktober
(http://bushido02.wordpress.com/2012/01/23/konsep-dasar-toksikologi-2/)
Saintzz Brogethz, Yudi. 2011. Definisi Keracunan. Diakses 23 Oktober 2013
(http://www.scribd.com/doc/49637307/Definisi-Keracunan)
A. Multiple Choice
1. Menghirup uap benzene dan senyawa hidrokarbon terkklorinasi (spt. Kloroform,
karbon tetraklorida) dalam kadar rendah tetapi terus menerus akan menimbulkan
penyakit hati (lever) setelah beberapa tahun akan menyebabkan keracunan …
a) Akut
b) Kronis
c) Parah
d) Ringan
e) Gabungan
2. Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada
organisme hidup disebut …
a) Toksikologi Forensik
b) Toksikologi Deskriptif
c) Toksikologi Regulatif
d) Toksikologi Mekanistik
e) Toksikologi Klinik
3. Gas, debu dan uap mudah terserap lewat pernapasan dan saluran ini merupakan
sebagian besar dari kasus keracunan yang terjadi, unsur-unsur tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui …
a) Ingesti
b) Kulit
c) Inhalasi
d) Makanan
e) Sentuhan
4. Etanol, antihistamin, bromide, dan kodein adalah beberapa substansi dapat
mengganggu respirasi sel, dapat menyebabkan gangguan ventilasi paru-paru atau
sirkulasi otak yang dapat menjadikan kerusakan irreversible dari saraf pusat atau
disebut racun .…
a) Pneumotoksik
b) Neurotoksik
c) Nefrotoksik
d) Hermatotoksik
e) Hepatotoksik
5. Bidang yang paling berkaitan dengan toksikologi adalah .…
a) Imunologi
b) Patologi
c) Fisiologi
d) Kesehatan Masyarakat
e) Farmakologi
6. Dibawah ini yang merupakan agen toksikologi menurut sifat fisik adalah …
a) Debu
b) Turunan Anilin
c) Hidrokarbon dihalogenasi
d) Pengoksidir
e) Asam-Basa Kuat
7. Tempat utama biotransformasi sehingga rentan terhadap pengaruh bermacam-
macam toksikan adalah …
a) Ginjal
b) Hati
c) Lambung
d) Otot
e) Jantung
8. Contoh racun hewan adalah …
a) Aflatoksin
b) Botulinum Toksin
c) Enterotoksin Stafilokokal
d) Alkaloid Pyrrolizidine
e) Batrachotoxin
9. Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni
aorang lain disebut …
a) Self poisoning
b) Attempted Suicide
c) Homicidal poisoning
d) Accidental poisoning
e) Time poisoning
10. Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan dan gejala
dapat timbul secara akut setalah pemajanan berkali-kali dalam dosis relatif kecil
disebut keracunan …
a) Akut
b) Ringan
c) Parah
d) Kronis
e) Gabungan
B. Essay
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan toksikologi?
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian
tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia
terhadap makhluk hidup dan system biologik lainnya. Ia dapat juga membahas
penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan
terpejannya (exposed) makhluk tadi.