You are on page 1of 17

NAMA : NI LUH PUTU IKA SATIA DEVI

NIM : 1607531103

ABSEN : 16

TUGAS UTS TEORI AKUNTANSI

1. Apakah tujuan pelaporan keuangan masing-masing SAK yang ada di Indonesia,


apa perbedaannya?

Tujuan Pelaporan Keuangan

1) PSAK-IFRS,
a. Memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor
maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi,
kredit, dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara rasional.
b. Memberikan informasi untuk membatu para calon investor dan kreditor serta
para pangguna lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu dan
ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif untuk deviden atau bunga dan
penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga
atau pinjaman.
c. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan,
klaim untuk sumber daya tersebut (kewajiban dari perusahaan untuk
mentransfer sumber daya ke entitas dan ekuitas pemilik lainnya), serta dampak
dari transaksi-transaksi, peristiwa, dan kejadian yang megubah sumber daya
dan klaim atas sumber daya tersebut.
d. Memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan kasnya, mengenai pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman
tersebut, mengenai transaksi-transaksi modalnya, termasuk dividen kas dan
distribusi sumber daya ekonomi lainnya kepada pemilik.
e. Memberikan informasi mengenai bagaimana manajemen dari sebuah
perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada pemilik
(pemegang saham) untuk penggunaan sumber daya perusahaan yang
dipercayakan kepadanya.
2) SAK ETAP
a. Memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
b. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya
c. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
d. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak
diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
3) SAK Syariah
a. Menyediakan informasi keuangan. Ini merupakan tujuan yang paling pokok
dari laporan keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan entitas syariah
pada satu periode akuntansi. Dari informasi keuangan, para pengguna dapat
menjadikan laporan keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan
keputusan ekonomi, seperti keputusan investasi oleh investor, keputusan
ekspansi oleh manajemen, dll.
b. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia
compliance). Jadi, dari laporan keuangan syariah dapat dilihat apakah
aktivitas entitas syariah telah sesuai dengan prinsip syariah atau belum.
c. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab sosial. Sebagai
bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial, entitas syariah juga menyediakan
informasi sosial dalam laporan keuanganya. Informasi ini disajikan pada
laporan sumber dan penyaluran dana zakat, dan laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
4) SAP
a. Menyusun standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah dalam
melaksanakan tugasnya
b. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar
c. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
d. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan

Perbedaan SAK ETAP, SYARIAH, SAP

SAK Perbedaan

PSAK- Disajikanmenurut SAK yang berlakuumum (StandarAkuntansi IFRS)


IFRS

SAK E Disajikanmenurut SAK yang berlakuumum, namunterdapatmenyederhanaandari


TAP PSAK. tidakadanyalaporanlaba/rugikomprehensif, penilaianuntukasettetap,
asettidakberwujud,
danpropertiinvestasisetelahtanggalperolehanhanyamenggunakanhargaperolehan,
tidakadapilihanmenggunakannilairevaluasiataunilaiwajar,
sertatidakadapengakuanliabilitasdanasetpajaktangguhankarenabebanpajakdiakuiseb
esarjumlahpajakmenurutketentuanpajak.
unitbisniskecildanmenengahdapatmembuatlaporankeuangantanpaharusdibantuoleh
pihak lain dandapatdilakukan audit terhadaplaporannyatersebut.

SAK Hanyadigunakanpadaentitassyariahdengantujuanuntukmenginformasikanmengenai
SYARI kepatuhanprinsipsyariah di entitastersebut.
AH

SAP Dibuatuntukmenjamintransparansi, partisipasi,


danakuntabilitaspengelolaankeuangannegara demi terwujudnyapemerintahan yang
baikdanbersih.
2. Apa kerangka konseptual masing-masing SAK tersebut?
Kerangka Konseptual
1 PSAK-IFRS atau SAK (Standar Akuntansi Keuangan), kerangka konseptual
merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual SAK menjelaskan tentang:
a) tujuan pelaporan keuangan,
b) karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna,
c) definisi, pengakuan, dan pengkuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan
d) konsep modal dan pemeliharaan modal.
2 SAK-ETAP Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik),
kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual SAK-ETAP
menjelaskan tentang:
a) tujuan laporan keuangan,
b) karakteristik kualitatif keuangan,
c) unsur-unsur laporan keuangan,
d) konsep pengakuan,
e) konsep pengukuran (biaya historis dan nilai wajar).
3 SAK-Syariah, kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual
SAK-Syariah menjelaskan tentang:
a) tujuan laporan keuangan,
b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan c) definisi, pengakuan, dan pengkuran unsur-unsur yang membentuk
laporan keuangan.
4 SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan), kerangka konseptual merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna
eksternal. Kerangka konseptual SAP menjelaskan tentang:
a) tujuan kerangka konseptual,
b) lingkungan akuntansi pemerintahan;
c) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
d) entitas akuntansi dan entitas pelaporan,
e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar
hukum,
f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan,
g) unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

3. Karakteristik kualitatif masing-masing SAK?

Karakteristik Kualitatif SAK

1. PSAK-IFRS

Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dalam laporan keuangan:

 Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas


a. Relevansi, Informasi akutansi mampu untuk mempengaruhi keputusasn ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan.
1) Predective value, membantu memuat prediksi tentang hasil akhir dari masa
lalu, kini dan masa depan
2) Feed-back value, menjustifikasi atau mengoreksi harapan masa lalu.
3) Timeliness, harus tersedia sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas
untuk mempengaruhi keputusan.
b. Reliabilitas , Jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan menyesatkan,
kesalahan material dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan. Keandalan
suatu informasi tergantung pada tingkat ketepatan penyajiannya atas suatu peristiwa.
1) Verifiability : hasil yang serupa akan dihasilkan jika digunakan metode
pengukuran yang sama oleh pengukur-pengukur independen.
2) Representational : Faithfulness : angka-angka dan penjelasan mewakili apa
yang betul-betul ada dan terjadi
3) Neutrality : informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan kelompok
tertentu, informasi tidak bias sehingga tidak mengarahkan penerima informasi
kepada hasil yang diinginkan atau mempengaruhi mode prilaku tertentu.
 Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi
1. Komparabilitas : Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relative.
2. Konsistensi : Mengaplikasikan perlakuan akutansi yang sama untuk kejadian yang
serupa setiap periode. Perusahaan dapat mengganti satu metode ke metode lainnya
asalkan dapat menunjukkan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode
sebelumnya.
2. SAK ETAP

Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan Berdasarkan Standar


Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) antara lain meliputi :

a) Dapat Dipahami, Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud
ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut
dengan ketekunan yang wajar.
b) Relevan, Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna
untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
c) Materialitas, Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d) Keandalan,Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias,
dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan
dapat disajikan.
e) Substansi Mengungguli Bentuk, Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan bentuk hukumnya.
f) Pertimbangan Sehat,Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian , sehingga
aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah. Pertimbangan yang sehat tidak mengijinkan bias. Penyusunan
Laporan Keuangan harus menggunakan pertimbangan yang sehat.
g) Kelengkapan,Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan material biaya.
h) Dapat Dibandingkan,Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan
laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan.
i) Tepat Waktu,Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam
jangka dalam jangka waktu pengambilan keputusan
j) Keseimbangan Biaya dan Manfaat,Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya
penyediaannya.

3. SAK SYARIAH

Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dalam laporan keuangan:

a. Dapat dipahami
b. Relevan (feedback value, predictive value, tepat waktu, lengkap)
c. Materialitas
d. Keandalan (reliabel)
e. Penyajian jujur
f. Substansi mengungguli bentuk
g. Dapat Diverifikasi (verifiability)
h. Netralitas
i. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
j. Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
k. Kelengkapan
l. Dapat dibandingkan

4. SAP
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyaratan normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
a. Relevan,Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,
informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya.
b. Andal, Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan
dan merugikan pengguna laporan keuangan.Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:
1. Penyajian Jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
2. Dapat Diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh
3. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat Dibandingkan, Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan
entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif. Perbandingan dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan
bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun.Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan
akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan. Agar informasi yang disajikan dapat dibandingkan maka
penyajian laporan keuangan pemerintah minimal harus disajikan dalam 2 (dua)
periode atau 2 (dua) tahun anggaran.
d. Dapat Dipahami, Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah
dikatakan dapat dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang
disajikan dan mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat dari manfaat
informasi yang disajikan tersebut terhadap pengambilan keputusan. Pengguna harus
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.

4. Pengakuan dan pengukuran di masing-masing SAK


1. SAK
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi
keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi defmisi unsur serta kriteria
pengakuan sebagaimana dinyatakan dalam paragraf. Hal tersebut dilakukan dengan
menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah moneter dan
mencantumkannya dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi. Pos yang
memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba
rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui jika : ada kemungkinan bahwa
manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke
atau dari entitas dan pos tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan andal.
1) Probabilitas Manfaat Ekonomik Masa Depan, Konsep probabilitas
digunakan dalam kriteria pengakuan yang mengacu pada derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan
pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas. Konsep tersebut dimaksudkan
untuk menghadapi ketidakpastian untuk mencerminkan karakter lingkungan
dimana entitas tersebut melakukan kegiatan operasionalnya.
2) Keandalan Pengukuran, Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah
ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Pada banyak
kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak
merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi keandalannya. Akan tetapi, ketika estimasi yang layak tidak dapat
dilakukan, maka pos tersebut tidak diakui dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi.
3) Pengakuan Aset, Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika
kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomik masa depan akan mengalir ke
entitas dan aset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan
andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah
terjadi dan manfaat ekonomiknya dipandang tidak mungkin mengalir ke
entitas setelah periode akuntansi berjalan.
4) Pengakuan Liabilitas, Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika
terdapat kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
5) Pengakuan Penghasilan, Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika
kenaikan manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset
atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
6) Pengakuan Beban, Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan
manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah moneter ketika unsur-unsur
laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam
derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Biaya historis (historical cost). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara
kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar
jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan
tertentu (sebagai contoh, pajak penghasilan), pada jumlah kas atau setara kas
yang diekspektasikan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam
pelaksanaan usaha yang normal.
2) Biaya kini (current cost). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas
yang seharusnya akan dibayarkan jika aset yang sama atau aset yang setara
diperoleh sekarang. Liabilitas dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang
tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini.
3) Nilai terealisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aset dicatat
sebesar jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aset dalarn pelepasan normal. Liabilitas dicatat sebesar nilai
penyelesaiannya; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan
yang diekspektasikan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam
pelaksanaan usaha normal.
4) Nilai kini (present value). Aset dicatat sebesar arus kas masuk neto masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diekspektasikan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dicatat
sebesar arus kas keluar neto masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diekspektasikan akan diperlukan untuk menyelesaikan
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
2. SAK ETAP
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
1) Aset , diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah
terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas
setelah periode pelaporan berjalan.
2) Kewajiban, Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
3) Penghasilan, Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari
pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika
kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset
atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
4) Beban , Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
5) Laba atau Rugi , Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara
penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari
laporan keuangan, dan prinsip pengakuan pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
(a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset nonkas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
(b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset,
atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang
wajar.
3. SAK SYARIAH
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi defmisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf
110 dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi komprehensif.
1) Probabilitas Manfaat Ekonomik Masa Depan, Dalam kriteria pengakuan
penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam ngertian derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
pos terSebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas syariah. Konsep tersebut
dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi entitas
syariah.
2) Keandalan Pengukuran, Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus
diestimasi; penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian esensial dalam
penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namun
demikian, kalau estimasi yang layak tak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak
diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi komprehensif.
3) Pengakuan Aset, Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar
kemungkinan bahwa anfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitas
syariah dan aset tersebut mempunyai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal.
4) Pengakuan Liabilitas, Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan kalau
besar kemungkinan besar pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation)
masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
5) Pengakuan Dana Syirkah Temporer, Pengakuan dana syirkah temporer
dalam laporan posisi keuangan hanya dapat dilakukan jika entitas syariah
memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah
yang harus diselesaikan dapat diukur dengan anda
6) Pengakuan Penghasilan, Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan
dengan peningkatan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan
dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan liabilitas (misalnya, kenaikan
bersih aset yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan
liabilitas yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
7) Pengakuan Beban, Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan
aset atau peningkatan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
liabilitas atau penurunan aset (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan
aset tetap).

Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan


memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran
tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan
kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran
tersebut adalah sebagai berikut:

1) Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation),
atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas
(atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas
dalam pelaksanaan usaha yang normal.
2) Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh
sekarang. Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) masa kini.
3) Nilai realisasi/penyelesaian (realisabIe/settlement value). Aset dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Liabilitas
dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu jumlah kas (atau setara kas)
yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
4. SAP
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan
menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang
terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa
terkait.
1) Pengakuan Aset, Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.Untukdapatdiakuisebagaiasettetap, suatuasetharusberwujud dan
memenuhi kriteria: Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; Tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam operasi normal entitas; dan Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan.
2) Pengakuan Kewajiban,Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban
tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
3) Pengakuan Pendapatan, Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-
LRA menurut basis kas diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. pendapatan menurut basis akrual
diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut.
4) Pengakuan Beban dan Belanja,Bebandiakuipadasaattimbulnyakewajiban,
terjadinyakonsumsiaset,
atauterjadinyapenurunanmanfaatekonomiataupotensijasa. Belanja menurut
basis kas diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
5) Pengakuan Investasi,Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi salah satu kriteria: Kemungkinan manfaat
ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang
atas suatu investasi tersebut dapat diperolehpemerintah;
Nilaiperolehanataunilaiwajarinvestasidapatdiukursecaramemadai (reliable).
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam
laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh
investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan Pengukuran pos-pos dalam laporan
keuangan menggunakan nilai perolehan historis.
a. Keandalan Pengukuran, Kriteria pengakuan pada umumnya
didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat
diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan
didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran
berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan,
maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan. Penundaan pengakuan suatu pos
atau peristiwa dapat terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi
setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa
mendatang.
b. Pengukuran Aset, Kas dicatat sebesar nilai nominal; Investasi jangka
pendek dicatat sebesar nilai perolehan; Piutang dicatat sebesar nilai
nominal; Persediaan dicatat sebesar: Biaya Perolehan apabila
diperoleh dengan pembelian; Biaya Standar apabila diperoleh
denganmemproduksisendiri; Nilai wajar apabila diperoleh dengan
cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Pengukuran berikutnya (Subsequent Measurement) terhadap pengakuan awal
a. Pengukuran Kewajiban, Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.
b. Pengukuran Investasi, nvestasi jangka pendek
dalambentuksuratberharga, misalnyasahamdanobligasijangkapendek,
dicatatsebesarbiayaperolehan.
Biayaperolehaninvestasimeliputihargatransaksiinvestasiitusendiriditam
bahkomisiperantarajualbeli, jasa bank danbiayalainnya yang
timbuldalamrangkaperolehantersebut. Investasi jangka panjang yang
bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat
sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu
sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan
investasitersebut.
REFERENSI

SAP AKRUAL-PP71 2010


Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

You might also like