You are on page 1of 55

Quality Assurance

In Construction
Maulidya Octaviani B, ST, M.MT
lidyaocta@unitomo.ac.id
1

Management Responsibility
• Tujuan dari pembuatan procedure ini adalah:
– Menjamin bahwa setiap pejabat/ petugas dalam
organisasi perusahaan mengetahui secara pasti
tugasnya dalam penerapan sistem manajemen mutu
ISO9000.
– Menjamin tercapainya kebijakan mutu (Quality Policy)
yang telah ditetapkan direktur utama.
– Meningkatkan kesadaran semua pejabat/petugas
dalam organisasi perusahaan mengenai tanggung
jawab dalam hal kepuasan pelanggan & mencegah
terjadinya penyimpangan mutu (NCP) disetiap
tahapan kerja

2
Management Resp. di Proyek
• Manajer proyek membuat program utk mendukung
kebijakan mutu yang telah ditentukan.
• Membagi tugas kegiatan proyek kepada seluruh personel
proyek secara tertulis, mendetail dan jelas
• Membuat rencana kemajuan mingguan & mengevaluasi
• Melakukan management review
• Melaporkan kemajuan fisik mingguan kepada kepala
bagian teknik cabang.
• Melaporkan (setiap bulan) hasil management review
kepada kepala cabang.

3
Contoh Management review
• Evaluasi komitmen manajer proyek bulan lalu, dan
menetapkan komitmen baru bila komitmen yg
sebelumnya telah berhasil diselesaikan.
• Mengevaluasi progress fisik bulanan.
• Inventarisasi dan membahas permasalahan yang timbul
(termasuk keluhan pelanggan) yang masih belum
terselesaikan
• Membahas Non-Conformance Product (NCP) yang belum
terselesaikan
• Menginventrisasi dan membahas Corrective Actions
Request (CAR) yg belum selesai. Meliputi: Penyebab dan
keefektifan rencana perbaikannya.

4
Contoh Quality plan
• Production plan (time schedule)
• Rencana anggaran pelaksanaan
• Tahapan pekerjaan (Job flow)
• Metoda kerja/ gambar kerja/ instruksi kerja/ prosedur yang
memenuhi persyaratan
• Daftar rencana inspeksi
• Daftar peralatan pokok yang diperlukan
• Identifikasi rangkaian kegiatan pelaksanaan yang akan
diperlakukan sebagai proses khusus
• Identifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan subkontrkator
• Identifikasi pekerjaan yang akan dibuat teknik statistiknya
• Rencana keselamatan dan kesehatan kerja (Safety plan)

8
2

Contract Review
• Contract review diatur dalam prosedur yang
dinamakan prosedur mengikuti tender, yang
tujuannya adalah:
– Mendapatkan keputusan mengikuti tender
– Meninjau dokumen tender (Spesifikasi dan
gambar) untuk mendapatkan keyakinan bahwa
perusahaan mampu melaksanakan proyek
tersebut sesuai spesifikasi yang diminta.

9
Contract review di proyek
Contract review menjadi tanggung jawab manajer
teknik sesuai bidangnya sbg administrator kontrak.
Tanggung jawabnya adalah:
• Melakukan tinjauan ulang sesuai prosedur yang telah
ditetapkan perusahaan atas perubahan (tambah
kurang) yang terjadi pada: dokumen kontrak,
kemampuan teknis, kemampuan biaya, waktu
pelaksanaan.
• Memastikan perubahan atas pekerjaan tambah
kurang telah disetujui oleh pemilik proyek dan
kontraktor.

10
3

Document and Control


• Prosedur pengendalian dokumen dan data disusun agar
semua dokumen dan data dalam organisasi kontraktor
dapat terkendali dengan baik dan benar.
• Yang dimaksud dengan dokumen disini adalah:
– Pedoman mutu (quality manual)
– Prosedur dan instruksi kerja yang ada dalam rencana
mutu (Quality plan)
– Gambar pelaksanaan, Gambar kerja (shop drawing)
– Dokumen kontrak dan lampiran2nya.
– Standard2, misal: SNI, ASTM,ACI dsb.
– Jadwal waktu pelaksanaan proyek.

21
4

Purchasing
• Purchasing diatur dalam 4 elemen prosedur:
– Prosedur seleksi supplier/Subkontraktor
– Prosedur pembelian barang langsung untuk
keperluan proyek
– Prosedur pembelian jasa subkontraktor dan jasa
mandor
– Prosedur evaluasi supplier/subkontraktor.

27
Seleksi supplier/Subkontraktor
• Tujuannya utk memastikan agar barang/jasa yang
diserahkan supplier/subkon seusai dengan spesifikasi.
• Proses seleksi meliputi:
– Seleksi calon supplier:
• Mutu barang yang ditawarkan
• Kondisi pabrik dan sumberdaya
• Pengalaman kerja
• Sarana/prasarana penunjang
– Seleksi Subkontraktor
• Pengalaman kerja
• Tenaga ahli yang dimiliki
• Peralatan yang dimiliki
• Kemampuan keuangan
• Sarana/prasarana pendukung
28
Evaluasi supplier/subkontraktor
• Evaluasi kinerja supplier atas dasar realisasi:
– Ketepatan kuantitas
– Kesesuaian spesifikasi barang yang dikirimkan
– Ketepatan waktu pengiriman
– Tanggapan (respon) terhadap keluhan pelanggan
• Evaluasi kinerja subkontraktor
– Mutu hasil kerja
– Ketepatan waktu pelaksanaan
– Keharmonisan hubungan kerja dengan pihak lain
– Tanggapan (respon) terhadap keluhan pelanggan

29
5

Product identification & traceability


• Prosedur ini hanya dipakai bila ada produk yang
perlu dilakukan penelusuran, ditetapkan dalam
kontrak atau jika manajer proyek memandang perlu
untuk dilaksanakan.
– Mengidentifikasi produk sejak penerimaan,
penyimpanan, proses produksi hingga penyerahan
– Membuat as built drawing, sesuai dengan realisasi
pelaksanaan di lapangan

32
6

Process control
• Tujuan dari process control, memberikan panduan
pengendalian proses dengan cara :
– Menetapkan prosedur dan instruksi kerja yang akan
digunakan sesuai dengan alur kegiatan tsb.
– Menetapkan pekerjaan yang di subkontraktorkan
– Menetapkan rencana inspeksi atas kegiatan yang perlu
diperiksa mutu kerjanya
– Menetapkan kriteria penerimaan (acceptance criteria)
– Menetapkan type/periode inspeksi & recordnya
– Membuat daftar peralatan pokok yang akan digunakan
– Memastikan alur komunikasi antara kontraktor &
pemilik proyek.
33
7

Inspection and testing


• Tujuan inspection & testing adalah memastikan
bahwa inspeksi dan pengetesan selalu dilakukan sejak
barang datang, dalam rangkaian kegiatan pelaksanaan
sampai menghasilkan produk agar persyaratan
tepenuhi.
• Tugas dan tanggung jawab manajer teknik:
– Membuat jadwan inspeksi & pengujian barang
– Melakukan pengetesan barang/material
– Melakukan inspeksi sesuai prosedur yg ditetapkan
– Melakukan verifikasi atas hasil penetesan dan sertifikat uji
dari pabrik, mengenai spesifikasi.
37
8

Control of Non-Conforming Product


• Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk
yang diserahkan ke pemilik proyek memeuhi
persyaratan.
• Hal hal yang perlu diperhatikan:
– Adanya laporan produk yang tidak sesuai
merupakan suatu pertimbangan untuk:
• Menetapkan alternatif keputusan (down grade,
use as is, repair, reject/rework)
• Membuat permintaan perbaikan sistem
(corrective action request)

41
– Temuan produk yang tidak sesuai dapat berasal
dari:
• Extern, misal keluhan pelanggan
• Internal, misal hasil inspeksi/ audit mutu
– Alternatif down grade, use as is, atau repair
diputuskan oleh manajer proyek.
– Jika muncul keluhan pelanggan dari
penandatanganan kontrak, manajer proyek harus
segera memberitahukan ke direktur utama.

42
9

Corrective & Preventive action


• Tujuan dari prosedur umum tindakan perbaikan
(Corrective Action) adalah mencegah agar
ketidaksesuaian produk (NCP) yang sama tidak terulang.
– Jika terjadi NCP berulang2, maka laporan
ketidaksesuaian ini ditindaklanjuti dengan tindakan
perbaikan sistem (CAR)
– Temuan audit intern/ekstern dan keluhan pelanggan
berulang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan
CAR.
– Jika hasil corrective action tidak efektif, tindakan
perbaikan sistem diulang lagi.

45
• Tujuan dari preventive action adalah mencegah
timbulnya masalah potensial dimasa mendatang,
sehingga barang/ jasa yang akan diserahkan ke
pemilik proyek lebih terjamin mutunya.
• Hal yang perlu diketahui:
– Tindakan pencegahan bersifat antisipatif terhadap
kemungkinan timbulnya masalah yg akan datang
(pro active) dan bukan tindakan perbaikan akibat
ketidaksesuaian (reactive)
– Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui:
• PMP (Peningkatan Mutu Praktis)
• TPM (Tim Peningkatan Mutu)

46
10

Control of Quality Record


• Tujuannya adalah untuk memastikan record telah
dikendalikan dengan baik, sehingga terjamin mutunya
• Record harus mencantumkan:
– Judul, tanggal, no. Record, tanda tangan petugas dan
penanggung jawab pekerjaan, acceptance criteria
(khusus record inspeksi)
• Ada 2 macam record:
– Record aktif (masih digunakan dan disimpan ditempat
yang memadai agar mudah diambil)
– Record non-aktif (tidak digunakan untuk tujuan
operasional)
50
11

Rekrutmen dan Training


• Tujuannya adalah untuk keseragaman sistem
rekrutmen, seleksi dan pengangkatan, sehingga
kontraktor akan mendapat pegawai yang benar benar
kompeten di bidang tugasnya.
• Hal yang perlu diperhatikan:
– Adanya batasan kemampuan akademis (IPK)
– Ada batasan usia maksimum (utk yg baru lulus/
sudah berpengalaman)
– Ada tahapan seleksi yang harus dilalui, misal:
akademik, psikotes, kesehatan, dan wawancara

53
Pelatihan (Training)
• Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa tenaga kerja
yang digunakan mempunyai kemampuan seperti yang
telah diersyaratkan.
• Hal yang perlu diketahui:
– Analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan
secara periodik
– Analisis kebutuhan pelatihan
– Lokasi pelatihan disesuaikan dengan kepentingan dan
keefektifan pelatihan (dalam/luar perusahaan)
– Bukti pelaksanaan pelatihan (sertifikat/ daftar hadir)
harus dibuat.
– Laporan hasil pelatihan digunakan utk memperbaharui
data kemampuan pegawai.

54
12

Servicing
• Tujuan dari servicing adalah untuk memastikan bahwa
pelayanan telah dilakukan sesuai dengan persyaratan.
• Hal yang perlu diperhatikan:
– Elemen ini diterapkan bila pelayanan setelah masa
pemeliharaan disyaratkan secara khusus dalam
perjanjian pemborongan
– Jika disyaratkan dalam kontrak, kontraktor harus
membuat prosedur tertulis sesuai dengan persyaratan
pelayanan yang harus dilakukan kontraktor setelah
masa pemeliharaan.
– Jika tidak ada persyaratan khusus dalam perjanjian
pemborongan, kontraktor tidak berkewajiban
menerapkan elemen ini.

55

You might also like