You are on page 1of 7

WOC BRONKOPNEUMONIA

Di susun Oleh :

Anik Tyas Ifkarina (C1014037)


Yeni Sulistyaningsih (C1014066)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Slawi-52416
Tahun 2018
PATHWAY BRONKOPNEUMONIA

Bakteri, virus, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia

 Penderita sakit berat yang dirawat di RS


 Penderita yang mengalami supresi
sistem pertahanan tubuh
 Kontaminasi peralatan RS

Saluran Pernafasan Atas

Kuman berlebih di Kuman terbawa di Infeksi Saluran Pernafasan Bawah


bronkus saluran pencernaan

Proses peradangan Infeksi saluran Dilatasi Peningkatan suhu Edema antara


pencernaan pembuluh darah kaplier dan alveoli

Akumulasi sekret
di bronkus Peningkatan flora
Eksudat plasma Septikimia Iritasi PMN
normal dalam usus
masuk alveoli eritrosit pecah

Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan Peningkatan Edema paru
dalam plasma
nafas tidak meningkat peristaltik usus metabolisme
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi pertukaran gas Evaporasi Pengerasan
sedap meningkat dinding paru

Anoreksia Diare Penurunan


compliance paru

Intake kurang
Gangguan Suplai O2
keseimbangan menurun
cairan dan eletrolit
Nutrisi kurang
dari kebutuhan Hipoksia

Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu

Akumulasi asam
Retraksi dada / laktat
nafas cuping hidung

Fatigue

Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
A. Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia
yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,
mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia, antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang
daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan
karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma.

B. Definisi
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Bronchopneomonia adalah
penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm
mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru
yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

C. Manifestasi Klinis
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernapasan. Nyeri pleuritik, nafas dangkal dan
mendengkur, takipnea.
2. Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi. Mengecil, kemudian menjadi
hilang, krekels, ronki, egofoni.
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,80˚C sampai 41,1˚C, delirium
5. Diaforesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif. Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat.
9. Gelisah
10. Sianosis. Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan.
11. Masalah-masalah psikososial: disorientasi, ansietas, takut mati.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru
(perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun, sesak nafas.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme
sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun,
BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.

E. INTERVENSI
Nursing care plan
Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum
Tujuan Bersihan jalan napas efektif setelah dilakukan
tindakan keperawatan ........ x 24 jam
Intervention NIC Outcome NOC
Mandiri: 1. Respiratory status :
Airway Management Ventilation
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau 2. Respiratory status :
jaw thrust bila perlu Airway patency
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Aspiration Control
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Monitor respirasi dan status O2
- Atur intake untuk mengoptimalkan keseimbangan
cairan
Kolaborasi:
- Berikan O2 melalui
...............................................................
- Berikan obat
.........................................................................

Nursing care plan


Diagnosa Keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses
infeksi pada jaringan paru (perubahan membrane alveoli)
Tujuan Gangguan pertukaran gas teratasi setelah dilakukan
tindakan keperawatan ........ x 24 jam
Intervention NIC Outcome NOC
Mandiri: 1. Respiratory status : Ventilation
Respiratory Monitoring 2. Respiratory status : Gas exchange
- Monitor frekuensi, ritme, kedalaman, 3. Aspiration Control
dan upaya respirasi
- Lihat kesimetrisan pergerakan dada,
penggunaan otot bantu pernapasan,
dan retraksi otot intercosta dan
supraklavikular
- Monitor suara napas, seperti stridor
- Monitor pola napas: bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-stokes, apnea, Biot.
- Palpasi ekspansi paru
- Perkusi thoraks anterior dan posterior
dari apeks sampai basis
- Auskultasi suara napas, seperti
crackles, ronchii
- Lakukan suction, jika diperlukan
- Catat perubahan GDA
- Monitor kemampuan batuk efektif
pasien
- Monitor sekresi pasien
Kolaborasi:
- Lakukan terapi nebulizer

Diagnosis keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi
Tujuan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi, setelah dilakukan
intervensikeperawatan selama _____ x 24 jam
NOC NIC
Gastrointestinal function Nutrition Therapy (1120)
1. Toleransi makanan Mandiri:
2. Frekuensi stool  Lakukan pengkajian nutrisi secara
3. Jumlah stool komplit, jika diperlukan
4. Level aktivitas
5. Distensi abdominal  Monitor masukan makanan/cairan dan
6. Regurgitasi kalkulasi intak kalori setiap hari, jika
7. Darah pada stool diperlukan
 Monitor kesesuaian intruksi diet untuk
Nutritional Status: mendapatkan kebutuhan nutrisi yang
1. Intak nutrisi diperlukan setiap hari, jika diperlukan
2. Intak makanan  Pilih suplemen nutrisi, jika diperlukan
3. Intak cairan  Dorong intak makanan yang tinggi
4. Energi kalsium, jika diperlukan
5. Rasio berat badan/tinggi badan  Beri pasien makanan dengan tinggi
6. Hematokrit protein, tinggi kalori, jika diperlukan
7. Hidrasi  Tentukan kebutuhan untuk pemberian
makanan melalui ngt
Nutritional Status: Food & Fluid Intake:
 Berikan perawatan oral sebelum makan,
1. Intak asupan oral jika dibutuhkan
2. Intak pemberian makanan lewat ngt Kolaborasi:
3. Intak asupan cairan oral
 Monitor hasil lab, jika diperlukan
4. Intak cairan intravena
5. Intak nutrisi parenteral
Nutrition Management (1100)
Mandiri:
 Beri pilihan makanan kepada pasien
 Yakinkan bahwa diet meliputi makanan
dengan kandungan serat yang tinggi
untuk mencegah konstipasi
 Monitor catatan intak untuk konten
nutrisi dan kalori
 Timbang berat badan pasien
 Beri informasi yang sesuai tentang
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan dan
bagaimana dapat memenuhinya
 Berikan perawatan oral sebelum makan,
jika dibutuhkan
Kolaborasi:
 Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang
dibutuhkan, jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Findia. 2014. Laporan Pendahuluan Bronkopneumonia. Dokumen tidak


dipublikasikan. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.

Rahmawati, Tiara. 2015. Laporan Kasus Bronkopneumonia. Dokumen tidak dipublikasikan.


Universitas Trisakti : Bekasi.

You might also like