You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut
mengandung arti aplikasi dalam struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah
didapat di tempat mereka bekerja dengan batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai
kondisi dan situasi tempat perawatan tersebut bekerja. Mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar
seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua
pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlunya mempelajari
dan model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu
kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi
keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, kami akan
mencoba menerapkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Virginia
Henderson”

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Mahasiswa mampu memahami teori dan model konsep
keperawatan dari Virginia Henderson
2. Mahasiswa mampu mempraktekkan skenario kasus Virginia
Henderson

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Virginia Henderson


Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia
tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena
keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka.
Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di
Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar
B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak
1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia
menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America,
Pace University, University of Rochester, University of Western
Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara
lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing
Care (1960), dan The Principles and Practice of Nursing (1939).

B. Definisi Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Virginia Henderson memperkenalkan definition of
nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa
definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson
dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau
dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat,
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia
memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk
itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model

2
tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu
dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.
Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter
sewaktu mengunjungi pasien.

C. Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut
Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan.
Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bernapas secara normal
b. Makan dan minum dengan cukup.
c. Membuang kotoran tubuh.
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian yang sesuai.
g. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan
menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan
emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.

3
n. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang
menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Ke-14 kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklarifikasikan


menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis,
psikologis, sosiologis, dan spiritual (Asmadi, 2008). Kebutuhan
dasar yang termasuk komponen kebutuhan biologis yaitu:
a. Bernapas secara normal
b. Makan dan minum dengan cukup.
c. Membuang kotoran tubuh.
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian yang sesuai.
g. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan
menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
Yang termasuk komponen kebutuhan psikologis yaitu:
a. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
b. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang
menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Yang termasuk kebutuhan spiritual yaitu beribadah sesuai
dengan keyakinan.
Yang termasuk komponen kebutuhan sosiologis yaitu:
a) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
b) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.

4
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia
tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya
dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan
(unit).
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim
kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam
penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14
komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus
memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang
dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih
penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi
sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu
akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki
kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan:
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,
namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan
lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat
sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui
saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik
keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.

5
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan
antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-
klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
a. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien
b. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
c. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai
pengganti (subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat
kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang.
Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi
gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat
berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau
membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia
yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian,
parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.
Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan
dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut
dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,
seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson
berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti
perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien
atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu
pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada
tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat

6
dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat
digambarkan sebagai berikut.

D. Keyakinan dan Tata Nilai Teori Virginia Henderson

Perawat Pasien

Dokter

Gambar : Hubungan perawat – pasien – dokter

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang


memiliki keterikatan hidup secara individual selama daur kehidupan
dari fase ketergantungan sehingga kemandirian sesuai dengan usia,
keadaan dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien
dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan
memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.
Bantuan yang diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan,
kekuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen
kebutuhan dasar.

E. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan
praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas
utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada
pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi
pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri.
Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung
(dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji,
merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14

7
komponen penanganan perawatan dasar. Pada tahap penilaian
(pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat
menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan
pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data
tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang
sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis
keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut
Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan
mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Virginia Henderson, meliputi
aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-
termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya
perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu
dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap
implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan
dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara
kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau
membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan
perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia,
latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan
intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat mengevaluasi
pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian
pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

F. Skenario Kasus
MS X 25 tahun klien wanita diterima di unit bedah, dengan
percobaan bunuh diri. Dua minggu yang lalu, dia menelan pembersih
toilet karena perselisihan keluarga. X tinggal di pedesaan dan belajar
sampai kelas 8. Berdasarkan cerita yang disampaikan oleh ibunya, ia
menginformasikan bahwa pernikahannya direncanakan dua hari

8
sebelum kejadian tersebut. Dia enggan berbagi alasan untuk bunuh
dirinya namun menyatakan bahwa dia stres dan mencoba bunuh diri.
Kemudian, ibunya melaporkan bahwa dia orang yang impulsif dan
emosional dan hidup dengan seseorang tapi keluarga bersedia untuk
menikahkannya. Penilaian fisiknya menunjukkan wanita yang
waspada, berorientasi tapi depresi. Keluhan utamanya adalah
kesulitan dalam bernafas dan perubahan suasana hati. CT scan dan
endoskopi menunjukkan adanya luka laring, mulut dan ulkus
lambung. Ahli gizi menyarankan diet cair tapi X menunjukkan
ketidaksukaan dan menolak makan. Karena asupannya yang terbatas,
kateter Foley dipasang untuk mendapatkan catatan akurat tentang
asupan dan keluaran hariannya. Dia tidak mematuhi asupannya dan
mengalami dehidrasi, mudah tersinggung dan insomnia yang
dibuktikan dengan mulut kering, mata cekung dengan lingkaran hitam
di sekitar.

1. Penilaian Keperawatan
NO 14 Kebutuhan Penilaian Keperawatan
Virginia Henderson
1 Bernapas dengan normal Dia mengalami kesulitan
bernapas. Respirasi 16x/m
tidak beraturan
2 Makan dan minum dengan Dia disarankan diet cair tapi
cukup dia menolak mengkonsumsi
cairan apapun.
3 Membuang kotoran tubuh Terpasang kateter voley
4 Bergerak dan menjaga Laporan kelelahan, berjalan
posisi yang diinginkan lemah,ketidakseimbangan
bergerak cepat
5 Tidur dan istirahat Mengalami insomnia,
lingkaran hitam di sekitar
mata

9
6 Memilih pakaian yang sesuai Mengenakan pakaian kotor
7 Menjaga suhu tubuh tetap Tidak ada tanda-tanda
dalam batas normal dengan hipertermia atau hipotermia
menyesuaikan pakaian dan Suhu : 37o C
mengubah lingkungan
8 Menjaga tubuh tetap bersih Ibu melaporkan bahwa dia
dan terawat serta serta sangat sadar akan
melindungi integumen penampilan fisik dan
kebersihannya namun tidak
dipersiapkan dengan baik
pada saat itu
9 Menghindari bahaya Kelelahan berjalan kaki dan
lingkungan yang bisa sejarah percobaan bunuh diri
melukai
10 Berkomunikasi dengan Dia telah mengalami luka
orang lain dalam laring dan mengalami
mengungkapkan emosi, kesulitan berbicara
kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat
11 Beribadah sesuai dengan Agama; Islam, ibu melaporkan
keyakinan bahwa dia tidak spiritual.
12 Bekerja dengan tata cara Kehilangan minat dalam
yang mengandung unsur perawatan diri dan
prestasi ketidakmampuan untuk
pemenuhan ADL sejak
pernikahannya direncanakan
oleh ibunya
13 Bermain atau terlibat dalam Ibu melaporkan bahwa dia
berbagai kegiatan rekreasi biasa menghabiskan waktu
bersama keluarga namun
telah kehilangan partisipasi
aktif dalam aktivitas di rumah.

10
14 Belajar mengetahui atau Menemukan sulit untuk
memuaskan rasa penasaran mengatasi stres dan penyakit
yang menuntun pada saat ini
perkembangan normal dan
kesehatan serta
menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia

2. Diagnosa Keperawatan
NO 14 Kebutuhan Diagnosa
Virginia Henderson
1 Pernapasan Ketidakefektifan pola napas
berhubungan dengan
ansietas

2 Nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang
asupan makan
3 Eliminasi Perubahan Pola Eliminasi
terkait pemasanagan kateter
4 Gerakan dan Posturing Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan fisik
tidak bugar
5 Tidur dan istirahat Tidur terganggu yang
berkaitan dengan faktor
eksternal yaitu rawat inap
6 Keselamatan Cedera berisiko tinggi
berhubungan dengan stres

7 Komunikasi Gangguan komunikasi


Verbal berhubungan dengan

11
cedera pada laring
8 Kebersihan Defisit perawatan diri
berhubungan dengan stres
dan kelelahan
9 Spiritualitas Ketergantungan rohani yang
berhubungan dengan
ketidakmampuan klien untuk
berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan
10 Belajar Koping yang tidak efektif
terkait dengan krisis
situasional dan sumber
psikologis yang tidak
memadai.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi prioritas yang kami ambil adalah Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makan.
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
Setelah dilakukan tindakan 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
keperawatan diharapkan untuk menentukan jumlah
Ketidakseimbangan nutrisi kalori dan nutrisi yang di
kurang dari kebutuhan tubuh butuhkan pasien
terpenuhi dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk
1. Adanya peningkatan berat meningkatkan intake
badan 3. Monitor makanan kesukaan
2. Tidak terjadi penurunan berat 4. Monitor intake dan output
badan pasien
3. Adanya peningkatan asupan 5. Beri makan sedikit tapi
makan sering

12
NO Intervensi
1 Amati kekuatan seperti kemampuan untuk menghubungkan
fakta dan mengenali sumber penyebab stres

2 Pantau risiko merugikan diri sendiri atau orang lain


3 Bantu klien menetapkan tujuan yang realistis dan
mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan pribadi
4 Gunakan komunikasi empati, dan dorong klien / keluarga
untuk mengungkapkan ketakutan, mengekspresikan emosi,
dan menetapkan tujuan.

5 Dorong klien untuk membuat pilihan dan berpartisipasi dalam


perencanaan perawatan dan aktivitas terjadwal
6 Doronglah penggunaan relaksasi perilaku kognitif (misalnya
terapi musik, citra terpandu).
7 Libatkan pasien dalam aktivitas spiritual

8 Bahas teknik manajemen koping dan stres seperti gangguan


pikiran, pengendalian diri dan pengambilan keputusan dan
rekreasi yang efektif (menonton tv, mendengarkan musik,
tamasya)

9 Libatkan dalam aktivitas hygiene dan olahraga sehari-hari.

10 Pertahankan manajemen jalan nafas dan nyeri (pengobatan,


teknik relaksasi)

Dia terlalu lemah untuk berjalan dengan gaya berjalan yang


tidak seimbang, kehilangan minat untuk perawatan diri dan menolak
untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan seperti berpakaian,
menyisir rambut dan mencuci muka. Dia tidak mau berinteraksi dan
mendiskusikan perasaannya dengan perawat. Kasus ini dikelola
dengan menggunakan teori Virginia Henderson ke dalam proses
teori keperawatan.

13
Henderson melihat proses keperawatan sebagai penerapan
pendekatan logis terhadap pemecahan masalah. Proses teori
keperawatan terdiri dari enam elemen; Penilaian, Diagnosis
Keperawatan, Hasil, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi
(George, 2011).
a. Penilaian keperawatan
Seorang perawat menggunakan cara yang sistematis dan
dinamis untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang
klien; Langkah pertama dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penilaian mencakup tidak hanya data fisiologis,
tetapi juga faktor psikologis, sosiokultural, spiritual, ekonomi, dan
gaya hidup juga. (American Nurses Association, 2015). Penilaian
Keperawatan N X (Tabel II), sesuai dengan komponen
perawatan Henderson menjadi dasar perumusan diagnosis
keperawatan dan rencana perawatan.
b. Analisis
Ibunya melaporkan bahwa dia mengalami isolasi sosial dan
kehilangan kemampuannya untuk terlibat dalam fungsi keluarga,
pertemuan dan kegiatan. Dia tidak senang dengan keputusan
keluarga tentang pernikahannya. Dia takut kehilangan cintanya
dan karenanya mengalami isolasi sosial dan mencoba bunuh
diri. Menghindari keintiman, takut komitmen dan hubungan bisa
mengakibatkan terisolasi, kesepian, dan terkadang depresi.
c. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan temuan penilaian Ms. X, sejumlah diagnosis
keperawatan dikembangkan. Diagnosis ini membahas kondisi
klinisnya secara komprehensif, namun analisis mendalam sesuai
dengan teori kebutuhan menekankan diagnosis keperawatan
yang diprioritaskan. Koping yang tidak efektif terkait dengan
krisis situasional dan sumber psikologis yang tidak memadai
sebagaimana dibuktikan dengan percobaan bunuh diri.

14
d. Hasil
Hasil yang diharapkan untuknya sangat membantu dalam
merencanakan rencana perawatan jangka pendek dan jangka
panjang. Diharapkan dia bisa; verbalisasikan kemampuan untuk
mengatasi dan meminta bantuan bila diperlukan; menunjukkan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan berpartisipasi
pada tingkat yang biasa di masyarakat; tetap bebas dari perilaku
destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain dan
mengkomunikasikan kebutuhan dan bernegosiasi dengan orang
lain untuk memenuhi kebutuhan. Dengan mengingat hasilnya,
tujuan kepedulian Ms. X ditetapkan yang membantunya
mengatasi stresnya dan memenuhi semua kebutuhan yang
dirasakan.
e. Pelaksanaan
Ms. X diberi asuhan dengan melakukan intervensi, sesuai
dengan hasilnya. Intervensi membantunya mengatasi
masalahnya dan mendapatkan kembali nilai yang hilang dalam
hidupnya. Dia menghadapi kesengsaraan dengan cara yang
efektif.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Teori Virginia
Henderson tentang model dan konsep dasar teori keperawatan
merupakan sebuah teori yang memiliki dampak begitu besar dalam
perkembangan ilmu dan praktik kesehatan serta proses penyembuhan
dalam keperawatan saat ini. Teori yang membahas kebutuhan dasar
manusia yang telah dibagi dalam 14 komponen kebutuhan dasar,
serta mengungkapkan apa itu kepedulian yang harus dimiliki seorang
perawat dalam melaksanakan tugasnya untuk membantu individu
dalam mendapatkan kembali kemandiriannya merupakan tujuan dasar
teori Virginia Henderson.
Keperawatan menurut Virginia Henderson merupakan sebuah
tugas unik perawat untuk membantu individu, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.

B. Saran
Bagi mahasiswa, diharapkan lebih memahami tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson, dan bagi para dosen
diharapkan untuk lebih lagi membimbing calon-calon perawat yang
akan ikut serta dalam dunia pelayanan kesehatan, dan bagi setiap
perawat mampu mengaplikasikan 14 kebutuhan dasar keperawatan
yang menjadi ciri khas teori keperawatan Virginia Henderson.

16

You might also like