You are on page 1of 18

“ Mengidentifikasi, Menjelaskan, dan Menganalisis cara Produktivitas dan

Manajemen Pemensiunan Stratejik “

NAMA KELOMPOK :

1. NI MADE DIAN OKTYAVANI ( 1602612010440 / 33 )

2. NI KADEK FITRI YANTI ( 1602612010441 / 34 )

3. I PUTU EBIN BAGASKARA ( 1602612010427 / 25 )

4. KOMANG ADI NUGRAHA ( 1602612010412 / 15)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

TAHUN AJARAN

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini yang berjudul ““ Mengidentifikasi, Menjelaskan, dan
Menganalisis cara Produktivitas dan Manajemen Pemensiunan Stratejik “

Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki masih terbatas
dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis tetap bersyukur karena dengan media sosial dan bantuan semua pihak, makalah
ini dapat diselesaikan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna
mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang
pembaca.

Denpasar, 10 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………… i

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Produktivitas…………………………………………………………….………... 4

2.1.1 Restrukturisasi Organisasi……………………………….……………... 4

2.1.2 Pendekatan Individu…………………………………………….…..….. 5

2.1.3 Leadership……………………………………………………….……… 5

2.1.4 Keterlibatan Karyawan………………………………………….……… 6

2.2 Manajemen Pemensiunan………………………………………..…..…………… 7

2.2.1 Prinsip – prinsip Keadilan…………………………..………………….. 8

2.2.2 Program Kesehatan dan Pendamping Kerja..…………………...……… 9

2.2.3 Konseling Peralihan Kerja……………………………..…………..….. 10

2.2.4 Proses Separasi………………………………………………..….…… 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….….………..13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………..………………………. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan


pembangunan manusia Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
maka upaya untuk mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia
merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara berencana dan berkesinambungan.

Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak selamanya seseorang dapat
terus bekerja dan menghasilkan suatu karya. Pada suatu saat seseorang harus berhenti dari
pekerjaannya dan menikmati masa tuanya. Tentu saja hal ini mutlak memerlukan dukungan
prasarana yang memadai, seperti Jaminan Hari Tua atau Pensiun. Jaminan Hari Tua pada
hakekatnya adalah santunan berupa uang yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau
sebagian dan berkala kepada tenaga kerja. Sedangkan wujud dari jaminan hari tua adalah dana
pensiun. Jadi tidak dapat disangsikan lagi bahwa melaksanakan program pensiun secara
terpadu kita telah mengamankan proses pergeseran nilai-nilai kehidupan.

Dengan disyahkannya UU No.11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, hari tua sudah terjamin.
Sehingga karyawan dapat bekerja lebih tenang, dan di harapkan produktivitas karyawan akan
meningkat. Selain itu, loyalitas terhadap perusahaan akan meningkat pula. Jika loyalitas tinggi,
maka pengembangan d pembinaan karir bagi karyawan yang bersangkutan juga akan lebih baik
Bagi perusahaan yang tidak terlalu besar, sulit bagi mereka untuk memikirkan kesejahteraan
hari tua bagi karyawannya, karena dengan penyelenggaraan program dana pensiun berarti akan
menambah biaya.

Menurut berita yang dikutip dalam sebuah situs internet dalam beberapa tahun ke depan, biaya
dana pensiun akan menjadi permasalahan utama di banyak perusahaan atau pemberi kerja
maupun pemerintah untuk menyediakan manfaat (benefit) berupa pembayaran pensiun setiap
bulan bagi karyawan perusahaan selama menjalani masa pensiun. Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara mengungkapkan data mencolok tentang besarnya dana pensiun pejabat yang
harus di pikul negara. Jumlahnya luar biasa, yaitu pada 2012 mencapai Rp. 6 triliun per bulan.

4
Demikian besar dana anggaran Negara untuk pejabat pensiunan itu sehingga mentri
mengusulkan agar dana itu di kurangi, lebih baik bila anggaran Rp. 6 triliun per bulan itu
digunakan untuk anggaran pendidikan dan kesehatan sehingga tidak ada lagi anak bangsa ini
yang buta huruf dan menderita folio karena tidak di imunisasi. Oleh karena itu, sangat pantas
untuk di pertimbangkan untuk mengurangi jumlah pemberian dana pensiun itu dan
mengalihkannya untuk kepentingan rakyat.Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.

Menurut Dahlan Siamat pengertian berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 1992


tentang Dana Pensiun dapat disimpulkan bahwa Dana Pensiun merupakan suatu lembaga atau
badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan pada karyawan suatu perusahaan yang telah pensiun.

5
6
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut , maka dapat dirumuskan masalah – masalah dalam
makalah ini. Adapun rumusan masalah , sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Produktivitas ?

2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pemensiunan ?

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Produktivitas
Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Husien, 2002: 9) menjelaskan bahwa:
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas
memliliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
target berkaitan dengan kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

2.1.1 Restrukturisasi Organisasi


Restrukturisasi berasala dari kata re- dan struktur, maka struktur organisasi berkaitan
dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi.
Menurut Handoko (2006:114), restrukturisasi organisasi atau desain organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola dimana
struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi.
Menurut Gitosudarmo (2001:90), struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang
relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi dimana proses untuk
menciptakan struktur tersebut, dan pengambilan keputusan tentang alternatif struktur disebut
dengan nama desain organisasi.

Selanjutnya, Robbins (2006:77) mengartikan restrukturisasi organisasi sebagai sebuah


proses redesain atau penataan ulang terhadap tatanan birokrasi yang telah ada ketika terjadi
dinamika pada lingkungan baik internal maupun eksternalnya maka birokrasi juga harus
mengadaptasi dinamika tersebut agar dapat berkembang. Adaptasi terhadap dinamika yang
terjadi menyebabkan birokrasi harus tampil sesuai dengan realita yang ada. Restrukturisasi atau
penataan kembali organisasi birokrasi pada hakekatnya adalah aktivitas untuk menyusun
satuan organisasi birokrasi yang akan diserahi bidang kerja, tugas atau fungsi tertentu.

8
2.1.2 Pendekatan Individu
Pendekatan interaksi terdiri dari dua kata yaitu pendekatan dan interaksi. Pendekatan
adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat
ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Sedangkan interaksi adalah hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan yang dimaksut dapat berupa hubungan antar individu, antar
kelompok maupun individu dengan kelompok.
Pendekatan interaksi adalah proses yang muncul atau bermula karena adanya suatu
kontak antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lain yang nanti akhirnya dapat
saling mempengaruhi, tetapi individu disini tidak dipaksa untuk mengikutinya tetapi
mempunyai pandangan tersendiri.
Pendekatan Interaksi merupakan gabungan atau perpaduan antara pendekatan organis
dan pendekatan individua. Dimana pendekatan organis adalah seorang individu terbentuk
sikapnya karena mematuhi norma dan nilai yang ia terima dari lingkungannya. Sedangkan
pendekatan individu adalah dimanana seorang individu mempunyai cara pandang sendiri
tentang norma dan nilai sehingga dia mempunyai nilai dan norma yang dia anggap benar
namun itu belum tentu bisa diterima oleh masyarakat disekitarnya karena itu relatif kadang
berbeda dari nilai dan norma yang ada.

Contoh dari pendekatan individu adalah:

o Seorang anak laki-laki memotong rambut dengan model terbaru yang unik , kemudian
teman-temannya ada yang memotong rambut mengikuti model rambut seperti anak
laki-laki tersebut tapi ada juga yang justru mengejeknya.

Dari contoh diatas dapat diartikan bahwa individu mempunyai pandangan sendiri yang
menurutnya baik, yang dapat diterima oleh masyarakat ataupun tidak

2.1.3 Leadership

Kepemimpinan (leadership) adalah suatu proses untuk mempengaruhi dan mendorong


orang lain agar bekerja keras dalam mencapai suatu tujuan.

Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian, Adalah gaya pemimpin yang memusatkan


segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

9
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic, Gaya kepemimpinan demokratis adalah
gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta
tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire, Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam
kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.

2.1.4 Keterlibatan Karyawan

Konsep employee engagement didefinisikan oleh The Conference Board sebagai


koneksi intelektual dan emosional yang tinggi, yang diperlihatkan oleh seorang karyawan
terhadap pekerjaan, perusahaan, manajer, maupun rekan kerjanya, yang pada gilirannya
mempengaruhi kesediaannya untuk menampilkan upaya tambahan dalam pekerjaannya. Dalam
konsep ini tersirat bahwa keterlibatan karyawan mengandung unsur-unsur antusiasme, fokus,
ketekunan, proaktivitas, kemampuan adaptasi dan perluasan peran. Peneliti Ketenagakerjaan
Global Perrin/Perrin’s Global Workforce Study (2003) mendefinisikan keterlibatan karyawan
sebagai kesediaan karyawan dan kemampuannya untuk berkontribusi dalam kesuksesan
perusahaan secara terus menerus. Rasa keterikatan terhadap perusahaan ini sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti faktor emosional dan rasional berkaitan dengan pekerjaan dan
pengalaman kerja secara keseluruhan.

Gallup mendefinisikannya sebagai peran serta dan antusiasme untuk bekerja. Gallup
juga mengkaitkan keterlibatan karyawan dengan rasa keterikatan emosional yang positif dan
komitmen karyawan (dalam Dernovsek, 2008). Sedangkan Robinson D., Perryman S., and
Hayday S. (2004) mendefinisikan keterlibatan karyawan sebagai sikap positif yang dimiliki
karyawan terhadap perusahaan tempat ia bekerja serta nilai - nilai yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Dengan demikian, dalam konsep keterlibatan karyawan, terdapat
hubungan dua arah antara karyawan dengan perusahaan. Kepuasan karyawan tidaklah sama
dengan rasa keterikatan karyawan terhadap perusahaan (Fernandez, 2007) karena perusahaan
tidaklah dapat mengukur kinerja karyawan dan mempertahankan karyawan terbaik dan
terpintarnya hanya dengan mengandalkan survey kepuasan karyawan.

10
harus mengadaptasi dinamika tersebut agar dapat berkembang. Adaptasi terhadap dinamika yang
terjadi menyebabkan birokrasi harus tampil sesuai dengan realita yang ada. Restrukturisasi atau
penataan kembali organisasi birokrasi pada hakekatnya adalah aktivitas untuk menyusun satuan
organisasi birokrasi yang akan diserahi bidang kerja, tugas atau fungsi tertentu.

2.2 Manajemen Pemensiunan


Menurut undang – undang No. 13 Tahun 2003 mengartikan bahwa Pemberhetian atau
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Sedangkan menurut
Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang
karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.
Istilah pemberhentian juga mempunyai arti yang sama dengan separation yaitu pemisahan.
Pemberhentian juga bisa berarti Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) karyawan dari suatu
organisasi perusahaan. Pemberhentian yang dilakukan oleh perusahaan harus berdasarkan dengan
Undang – undang No 12 Tahun 1964 KUHP dan seijin P4D atau P4P atau seijin keputusan
pengadilan. Pemberhentian juga harus memperhatikan pasal 1603 ayat 1 KUHP yaitu mengenai
“ tenggang waktu dan ijin pemberhentian “. Perusahaan yang melakukan pemberhentian akan
mengalami kerugian karena karyawan yang diberhentikan membawa biaya penarikan, seleksi,
pelatihan, dan proses produksi berhenti. Pemberhentiian yang dilakukan oleh perusahaan juga
harus dengan baik - baik, mengingat saat karyawan tersebut masuk juga diterima baik – baik.
Dampak pemberhentian bagi karyawan yang diberhentikan yaitu dampak secara psikologis dan
dampak secara biologis.
Pensinan ialah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan
harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri ( pension muda ). Seseorang yang pensiun
biasa mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensiun, maka ia tetap mendapatkan
semacam dana pensiun sampai meninggal dunia.
Pada mulanya Pensiun diartikan sebagai bantuan atau di-sebut sebagai uang anugrah
kepada bekas pegawai yang telah bertahun –tahun bekerja pada dinas pemerintah. Pada masa
penjajahan Jepang pensiun disebut “ Onyokin “ atau uang karnia. Pemberian uang kurnia tersebut
dalam Undang – undang Nomer 18 Tahun 1961 tentang Pokok – pokok Kepegawaian diartikan

11
sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atau jasa – jasa pegawai negeri yang bertahun – tahun
berkerja pada dinas pemerintah.
2.2.1 Prinsip – prinsip Keadilan
Adam Smith hanya menerima satu konsep atau teori keadilan yaitu keadilan komutatif.
Alasannya:
1. Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yang menyangkut
kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dengan orang lain.
Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan yang terganggu.
2. Keadilan legal sudah terkandung dalam keadilan komutatif, karena keadilan legal hanya
konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif. Demi menegakkan keadilan komutatif,
negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak secara sama tanpa terkecuali.

Prinsip Komutatif Adam Smith


 Prinsip No Harm
Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan
orang lain. Prinsip ini menuntuk agar dalam interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan
dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri
tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun. Dalam bisnis, tidak boleh ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, entah sebagaikonsumen, pemasok, penyalur,
karyawan, investor, maupun masyarakat luas.
 Prinsip Non-Intervention
Disamping prinsip no harm, juga terdapat prinsip no intervention atau tidak ikut campur
tangan. Prinsip ini menuntut agar demi jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap
orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan dalam kehidupan dan kegiatan
orang lain. Campur tangan dalam bentuk apapun akan merupakan pelanggaran terhadap hak orang
tertentu yang merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti telah terjadi ketidakadilan. Dalam
hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan ikut campur tangan
dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa alasan yang dapat diterima, dan campur tangan
pemerintah akan dianggap sebagai pelanggaran keadilan. Dalam bidang ekonomi, campur tangan
pemerintah dalam urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan yang sah akan dianggap sebagai

12
tindakan tidak adil dan merupakan pelanggran atas hak individu tersebut, khususnya hak atas
kebebasan.

 Prinsip Keadilan Tukar


Prinsip keadilan tukar atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan
terungkap dalam mekanisme harga dalam pasar.
1) Dalam keadilan tukar ini, Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar
atau harga aktual. Harga alamiah adalah harga yang mencerminkan biaya produksi yang telah
dikeluarkan oleh produsen, yaitu terdiri dari tiga komponen biaya produksi berupa upah
buruh, keuntungan untuk pemilik modal, dan sewa. Harga pasar atau harga aktual adalah
harga yang aktual ditawarkan dan dibayar dalam transaksi dagang di dalam pasar.

2.2.2 Program Kesehatan dan Pendamping Kerja


Program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja ( medical Check up ) yaitu pemeriksaan
kesehatan awal, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan
kesehatan khusus untuk pekerja/ karyawan di lingkungan industri & perkantoran, meliputi
pemeriksaan :

A) Monitoring Biologis

- Timbal dalam darah


- Phenol dalam urine
- Asam Hipurat

B) Test Kesehatan

- Pemeriksaan spirometri
- Pemeriksaan audiometri
- Pemeriksaan virus
- Pemeriksaan foto thorax

13
- Konsultasi Gizi Kerja

Program ini merupakan suatu bentuk fasilitas konseling perusahaan yag diarahkan pada
pembentukan yang harmonis antara pihak manajemen dan karyawan. Jadi program pendamping
karyawan ( Employee Assistance Program / EAPs ) adalah program-program pengusaha yang
berusaha untuk memperbaiki masalah – masalah yang dihadapi oleh para pekerja yang mengalami
ketergantungan obat – obat terlarang, alkohol, atau mempunyai masalah secara psikologi.

2.2.3 Konseling Peralihan Kerja


Konseling outplacement ( peralihan kerja ) adalah konseling untuk membantu karyawan yang
dikeluarkan dalam mengelola transisi dari pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Aktivitas dari konseling
outpacement adalah berupa :

1. Konseling karir
2. Konseling Psikologi
3. Bantuan Pencarian Pekerjaan

2.2.4 Proses Separasi


Separasi merupakan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) adalah suatu proses dimana
berakhirnya suatu hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan yang dapat disebabkan oleh
beberapa alasan baik dari pihak pekerja itu sendiri maupun dari pihak perusahaan.

Proses pemutusan hubungan kerja mempunyai 5sub bab yaitu :

1. Pergantian Tenaga Kerja


Dalam arti luas, pergantian tenaga kerja merujuk pada perpindahan karyawan ke dalam dan
keluar dari suatu organisasi. Dalam menangani pemutusan hubungan kerja, sasarannya bukanlah
peniadaan karyawan seluruhnya. Beberapa pemberhentian karyawan memberi manfaat bagi
perusahaan dalam hal para karyawan yang meninggalkan perusahaan dapat digantikan dengan
karyawan yang lebih bermutu.

14
2. Pensiun
Pensiun merupakan suatu peristiwa penting dalam daur kehidupan seseorang, dan
organisasi mempunyai kewajiban utama dalam memudahkan peralihan dari suatu tahap ke
tahap yang lain.
A. Pensiun Wajib dan Pensiun Sukarela
Umur pensiun wajib telah ditentukan dalam perusahaan. Misalnya umur paling
umum adalah 55 tahun.
Pensiun sukarela dapat mengajukan pengunduran diri kepada pengusaha secara
tertulis tanpa paksaan/intimidasi. Terdapat berbagai macam alasan pengunduran
diri, seperti pindah ke tempat lain, berhenti dengan alasan pribadi, bahkan di PHK
perusahaan tersebut dan lain-lain.
B. Daur Pensiun
Tahap pertama, dimulai beberapa tahun sebelum tanggal pensiun yang sebenarnya.
Menyediakan 2 unsur yang paling pokok dari pensiun yang berhasil yaitu jaminan
keuangan dan kemampuan untuk menikmati hidup.
C. Berbagai Rencana Penghasilan Pensiun Pemerintah dan Swasta
Rencana Pemerintah, tunjangan-tunjangan yang diberikan berdasarkan program
Jaminan Sosial dibiayai oleh majikan dan karyawan dalam jumlah yang sama.
Rencana Swasta, tunjangan yang diberikan oleh Jaminan Sosial bagi sebagian besar
pensiunan tidaklah memadai, akibatnya para majikan dan serikat buruh telah
bergerak untuk menyusun rencana-rencana swasta guna melengkapi tunjangan
pemerintah.

3. Pemberhentian

15
Seorang karyawan yang memenuhi syarat akan dibebaskan dari pemberhentian karena
organisasi itu tidak lagi memerlukan jasanya. Pemberhentian dapat bersifat sementara karena
perusahaan sedang menyesuaikan diri dengan variasi dalam permintaan pasar atas produknya.
Pemberhentian itu dapat juga untuk selamanya karena perusahaan menutup usaha atau pindah ke
tempat yang jauh.
4. Penempatan Di Luar
Jika perusahaan-perusahaan terpaksa melakukan pengurangan personel secara besar-
besaran, maka ada keputusan yang sangat sulit yang harus diambil sehubungan dengan kegiatan-
kegiatan mana yang harus diperhatikan, dan karyawan mana di dalam perusahaan itu yang harus
dibiarkan meninggalkan perusahaan.
5. Pemecatan
Metode pemutusan hubungan kerja yang paling menegangkan dan tidak menyenangkan
adalah pemecatan. Jika ada alasan pemecatan, karyawan tersebut tidak berhak atas kompensasi
pengangguran dalam sebagian besar Negara bagian.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran ( output ) dengan


pemasukan, penjualan atau pendapatan ( input ). Produktivitas suatau kegiatan dikatakan
meningkat apabila pengembangan program memberikan hasil tambahan sebagai produk
sampingan atau by-product. Pendapat lain mengemukakan bahwa suatu organisasi dikatakan
produktif apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi dengan mengubah masukan menjadi
pengeluaran dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukururan kinerja termasuk
efektivitas dan efensiensi

Menurut undang – undang No. 13 Tahun 2003 mengartikan bahwa Pemberhetian atau
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Sedangkan menurut
Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang
karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dr Santoso Soeroso, Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit, EGC Jakarta, 2002. *

Tb. Sjafri Mangkuprawira, http://ronawajah.wordpress.com/ * 7 kunci produktivitas tinggi oleh :


A. Dale Timpe http://www.hrsdm.com

Veeger, K.J. 1990. Realitas Sosial ( Cetakan ke Tiga ). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Sony. 2012. Etika Bisnis, Tuntunan dan Relevansinya. Edisi Baru Yogyakarta: Kanisius
Drs. M. Sastrapratedja 2002. Etika Dan Hukum: Relevansi Teori Hkm Kodrat Th.Aquinas
http://definisipengertian.blogspot.com/2010/05/pengertian-keadilan.html?m=1

18

You might also like