You are on page 1of 14

1

Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

MOTIVASI : Untuk Meningkatkan Mutu Diri


Suhardjono

Pengantar
Sukses bertumpu pada dua hal : kemampuan dan kemauan. Sukses belajar –
misalnya- sangat tergantung pada ketrampilan belajar yang dimiliki dan
seberapa kuat ia MAU menggunakannya. Tingkat kemauan (atau motivasi)
orang berbeda-beda. karena alasan (motif) yang berkait dengan kebutuhan
untuk kegiatan yang sama, dapat berbeda-beda.
Motivasi memang
berhubungan upaya
memenuhi kebutuhan. Posisi Motivasi
Makin besar kebutuhan Kegiatan
Kegiatan
makin besar pula dorongan Kebutuhan
Kebutuhan
Motivasi untuk untuk
untuk
memenuhi memenuhi
dalam diri seseorang untuk kebutuhan
memenuhi
kebutuhan
kebutuhan
MAU melakukan sesuatu.
Karena itu peran motivasi
untuk menunjang Hasil
Hasilyang
yang
dicapai
dicapai
keberhasilan sangat penting.
Masalahnya, bagaimana cara Kepuasan
Kepuasan

memotivasi diri sendiri dan


juga orang lain?
Makalah dan sajian lisan yang menyertainya ini, bertujuan memberikan
pemahaman tentang motivasi : apa, mengapa, bagaimana dan untuk apa, serta
“memotivasi” untuk mau menerapkannya (paling tidak untuk memotivasi diri
sendiri). Tindak lanjut nyata dari kegiatan ini, oleh dan untuk diri kita sendiri,
adalah ukuran keberhasilan kegiatan ini.
Keberhasilan adalah gabungan dari kemampuan dan kemuan
Sukses adalah gabungan dari kemampuan dan kemauan. Hal itu juga
ditunjukkan pada “rumus” : P = f (a.m), yang artinya : Performance adalah
fungsi dari ability dan motivation. Pintar saja tidak cukup, harus ada
kemauan-motivasi untuk menggunakan kepintarannya. Kecerdasan
intelektual (IQ), masih sangat memerlukan kecerdasan emosional (EQ) untuk
dapat menuai sukses.
Kita tahu, kepintaran, kemampuan, ketrampilan (ability) dapat ditingkatkan.
Berbagai pelatihan, kuliah, seminar, workshop, ditujukan terutama untuk
keperluan peningkatan kemampuan. Namun, tidak otomatis, bahwa

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


2
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

kemampuan tinggi membawa kemauan yang besar. Banyak faktor memberi


pengaruh pada beser-kecilnya motivasi.
Kemampuan tinggi dari para karyawan, jadi tidak bermakna bila mereka tidak
mau bekerja giat untuk mencapai hasil kerja yang optimal.
Pertanyaan penting : Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemauan (motivasi) orang lain, dan terutama untuk diri
sendiri?
Motivasi
Mengapa Jono demikian giat
dan rajin bekerja? Tentunya
ada sesuatu yang mengerakkan M am p
u dan M a u B a
c
a
ga
i
r
a
m
n
a
y
a
n
a
?
kemauannya -- ada motivasi-- ad a
la
hmo
dalS uks
e s
dalam pikirannya. Motivasi
Tuj
uan
timbul karena Jono
M
mempunyai alasan (motif) a
untuk bekerja lebih giat . m
Motif tersebut umumnya p
berhubungan dengan upaya u
untuk memenuhi kebutuhan Mau
dalam mencapai keinginannya.
Jadi, motivasi adalah daya
dorong (dalam hati-pikiran) yang menjadikan orang mau (bahkan seringkali
dengan penuh semangat) untuk melakukan sesuatu. Untuk memperjelas
perhatikan beberapa definisi berikut ini:
 Motivasi adalah pemberian daya penggerak (atau motif) yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, untuk mencapai kepuasan
(Hasibuan, Malayu, SP)
 Motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal
(Harold Koontz)
 Motivation is a force that result from an individual’s desire to
satisfy there needs (Wayne F. Carol)
 Motivasi secara umum didefiniskan sebagai inisiatif dan
pengarahan tingkah laku (Merie J. Moskowits)
Tujuan motivasi
Inti mempimpin adalah memotivasi. Memang, tantangan bagi pimpinan
adalah bagaimana memotivasi anggotanya. Penelitian Willian James
mengungkapkan bahwa seseorang akan dapat menggunakan hampir 80%
kemampuan mereka, apabila ia termotivasi dengan baik.

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


3
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Tujuan utama meningkatkan motivasi adalah untuk meningkatkan kinerja


(performance). Kinerja memang dipengaruhi oleh motivasi. Ingat bahwa, Bukan
Performance merupakan fungsi dari Compenent dankecerdasan Commitment. Anda
Sedangkan komitmen yang merupakan gabungan dari konfiden (percayamelainkan
diri)
dan motivasi.Lebih spesifik, peningkatan motivasi diperlukan untuk:
sikap Andalah
yang akan
Menggairahkan dan meningkatkan semangat (bekerja, belajar, dll..)
Meningkat moral dan kepuasannya mengangkat Anda
dalam kehidupan
Meningkatkan kinerja, loyalitas, disiplin, keefektivan
Meningkatkan kreativitas dan partisipasi (Anonymous)
Menumbuhkan suasana lingkungan yang lebih kondusif
Mempertinggi rasa tanggung jawab,
dan lain-lain

Asas, Alat dan Jenis Motivasi


Motivasi timbul akibat adanya rangsangan dari luar (eksternal) . Motivasi
juga dapat timbul dari dalam diri (internal). Sehingga, memotivasi
orang lain, adalah kegiatan untuk menciptakan kondisi di luar diri
orang tersebut, agar timbul dorongan kuat dalam diri mereka untuk
melakukan sesuatu kegiatan tertentu. Sedangkan memotivasi diri
sendiri, artinya kita menciptakan kondisi tersebut oleh dan untuk diri
sendiri.
Hal pokok yang menentukan keberhasilan dalam memotivasi orang lain
adalah pada “mutu proses komunikasi” antara pemotivasi dan yang
dimotivasi. Karena itu, ada beberapa asas yang patut dijadikan pegangan
dalam memotivasi, yaitu :
 Keikutsertaan untuk ikut serta mengambil tindakan, diajak omong,
di”orang”kan.
 Komunikasi yang jelas dan bermutu dengan cara menjelaskan:
apa, bagaimana, untuk apa, mengapa.
 Pengakuan yang artinya memberikan penghargaan, pujian atas
prestasi
 Pendelegasian wewenang yang berarti pemberian kepercayaan akan
kemampuan
 Kejujuran (apa-apa yang sudah menjadi komitmen harus ditaati,
janji harus dipenuhi)
 Keadilan dan kelayakan dalam pemberian reward maupun
punishment,
 .

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


4
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Untuk menciptakan kondisi (memotivasi) dibutuhkan “alat”. Umumnya


alat itu berupa :
 Insentif Materiil seperti misalnya uang, barang, rumah, dll., yang
diberikan guna memberikan kepuasan pada kebutuhan
EKONOMIS, atau
 Insentif NONmaterial seperti pemberian piagam, medali, bintang
jasa, dll., guna pemberian kepuasan / kebanggaan rohani.
 Dalam praktik kedua alat itu, sangat umum dipakai bersama-sama.
Ada dua jenis motivasi (1) Motivasi
 POSITIF, artinya melalui pemberian hadiah bagi yang berprestasi,
diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi, dan (2)
 Motivasi
 NEGATIF yaitu dengan memberi hukuman bagi yang bersalah,
tentunya, agar mereka tidak mengulangi kesalahan.
Pemberian hukuman, memang efektif untuk mencegah/mengurangi
kesalahan. Namun, sikap untuk tidak berbuat salah, tidak otomatis
meningkatkan gairah bekerja atau dapat meningkatkan motivasi untuk
menjadi lebih baik. Karena itu, umumnya kedua jenis motivasi ini digunakan
dalam porsi dan waktu yang tepat! (nah itulah seni dalam kegiatan
memotivasi)
memotivasi
Model, Proses dan Kendala Motivasi
Sedikitnya ada tiga model motivasi, yakni :
 Model MENG-HADIAH-I yaitu menggunakan anggapan bahwa
makin banyak hadiah diberikan, akan makin berprestasi orang itu.
Hati-hati, jangan-jangan hal itu justru hanya akan membawa
motivasi mereka sekedar mengejar hadiah (bukan pada tujuan utama
yang diharapkan) dan begitu hadiah berhenti, berhenti pula prestasi.
 Model MENG-ORANG-KAN yaitu dengan memberi pengakuan
atas kebutuhan sosial dan membuat orang merasa dihargai, dan
merasa penting dan berguna. (Karena mereka memang penting dan
berguna..!)
 Model MEMPERCAYAI yaitu dengan memberikan kepercayaan
dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Anggapan
dari model ini adalah, orang akan termotivasi tidak hanya karena
insentif uang/barang, atau keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Orang akan
puas bila ia mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk
membuktikan dirinya, bahwa ia telah bekerja baik.

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


5
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

 Model berikutnya, tentu saja, model gabungan dari dua atau tiga
model di atas.
Sebagaimana suatu kegiatan pada umumnya, memotivasi juga menuntut
serangkaian proses yang dimulai dari penetapan tujuan sanmpai dengan
melakukan evaluasi, yang terurai sebagai berikut:
 Tetapkan TUJUAN, apabila tujuan motivasi tersebut untuk
mendukung ketercapaian tujuan organisasi, maka harus jelas apa
tujuan -kelompok, organisasi- yang akan dicapai.
 Carilah dan ketahui KEPENTINGAN orang dan kelompok yang
akan dimotivasi (Dapatkan dan ketahui kepentingan mereka guna
menetapkan alat, waktu, cara guna mendukung ketercapaian
tujuan)
 Lakukan KOMUNIKASI untuk menjelaskan apa yang akan dicapai,
syarat untuk mencapai, insentif yang akan diterima dan lain yang
intinya adalah memaparkan dengan baik dan jelas kebutuhan dan
keinginan apa yang akan didapat dari suatu kegiatan.
 Karena tujuan, kepentingan, kebutuhan organisasi dengan orang-
kelompok tidak selalu sama, maka perlu ada peng-integrasi-an
TUJUAN yaitu menyamakan tujuan organisasi dan pribadi-pribadi
yang akan mendukungnya.
 Sediakan dan gunakan ALAT MOTIVASI, pilih macam insentif
yang digunakan, pakai dengan baik, tepat waktu, tepat orang.
 Tingkatkan KERJASAMA
2) TIM, dan lakukan evaluasi.
Ada kendala dalam kegiatan memotivasi. Kendala utamanya adalah :
 Masing-masing individu mempunyai keinginan dan kebutuhan
yang berbeda. Persepsi orang pada obyek yang sama sangat sering
berbeda. Latar belakang pendidikan, budaya, ekonomi, sosial,
pengalaman, dan banyak faktor lain, menjadikan orang berbeda-
beda.
 Motivasi internal (yang sudah ada dalam diri) untuk suatu
tindakan/kondisi tertentu, juga berbeda-beda pada orang-per orang
 Alat motivasi (insentif) membutuh dana, waktu dan tenaga… yang
tidak sedikit.
 Selain itu, penentuan kriteria adil dan layak, tidak terlalu mudah
untuk mengukurnya.
 .

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


6
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Tetapi di antara kendala dan perbedaan perbedaan di atas, ADA KESAMAAN


DALAM KEBUTUHAN MANUSIA (setiap manusia ingin hidup dan untuk
hidup perlu makan, manusia normal juga mempunyai harga diri). Kesamaan
yang berlaku umum itu, dapat diketahui dari teori-teori motivasi yang telah
banyak dikembangkan oleh
para pakar. MANUSIA punya
Teori-teori Motivasi Karena itu mereka mempunyai
• kebutuhan fisik (pangan,
Teori motivasi pada Keinginan untuk papan, sandang,.)

hakekatnya membahas • hidup (desire to live) • Kebutuhan keamanan /


keselamatan (di rumah, di
mengapa dan bagaimana • memiliki sesuatu- kantor, di manpun..)
benda-kekayaan (desire
orang terlibat dalam for possession)
• kebutuhan sosial
(pergaulan, teman,lingkungan.)
perilaku kerja tertentu. • memiliki kekuasaan • kebutuhan akan
Teori motivasi berkembang (desire for power)
pengakuan, dihargai
dari waktu ke waktu. • diakui (desire for
• kebutuhan meng
regcognation)
aktualisasikan dirinya
(a) Teori Jenjang
Kebutuhan.
Abraham H. Maslow bapak psikologi modern, mengembangkan Teori
Jenjang Kebutuhan. Intinya setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan
yang dapat digolongkan menurut urutan prioritas.
 Pertama, kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan yang
paling mendasar berkaitan langsung dengan keberadaan atau
kelangsungan hidup manusia, seperti pangan, sandang dan papan.
Pemenuhan kebutuhan fisiologis ini biasanya dilakukan dengan
mempergunakan uang sebagai sarana.
 Kedua, kebutuhan Rasa Aman. Bentuk dari kebutuhan rasa aman
yang paling umum adalah keinginan manusia untuk terbebas dari
bahaya yang mengancam kehidupannya. Penanganan terhadap
kebutuhan rasa aman ini, dapat dilakukan dengan cara positif yaitu
melalui berbagai macam program seperti asuransi, pensiun, dll. atau
dengan cara negatif yaitu dengan penetapan berbagai macam sanksi
seperti teguran, pemindahan bahkan pemecatan.
 Ketiga, kebutuhan Sosial. Manusia adalah makhluk sosial sehingga
suka bahkan butuh berhubungan dengan orang lain dan menjadi
bagian dari yang lain. Motivasi untuk berafiliasi seperti itu tidak
selalu demi persahabatan namun dapat juga untuk
mengkofirmasikan keyakinannya.
 Keempat, kebutuhan Penghargaan. Melalui berbagai macam upaya,
orang ingin dirinya dipandang penting. Hal ini merupakan salah
satu contoh dari kebutuhan penghargaan ini. Banyak orang
memenuhinya dengan melalui macam-macam simbol status
kebendaan yang secara mencolok segera dapat diketahui; yang lain

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


7
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

merupakan prestasi pribadi. Namun demikian kebutuhan akan


prestise ini pada dasarnya memiliki batasan tertentu. Apabila
seseorang merasa telah sampai pada tingkat yang dianggap
“puncak”, maka persoalannya bukan lagi peningkatan melainkan
bagaimana mempertahankannya.
 Kelima, kebutuhan Aktualisasi Diri1. Aktualisasi diri merupakan
kebutuhan manusia yang paling tinggi, namun paling kurang
dipahami. Pada hakekatnya kebutuhan ini mendorong orang untuk
mampu melakukan apa yang dia mampu lakukan dalam perwujudan
diri yang terbaik. Pengalaman masa lalu, baik berupa keberhasilan
maupun kegagalan, sangat besar pengaruhnya terhadap aktualisasi
diri. Kompetensi dan prestasi merupakan dua hal yang berkaitan
erat dengan kebutuhan ini.
Pada teori Maslow ini ada dua prinsip. Mendasarkan diri pada kedua prinsip
inilah, mekanisme kerja teori ini dapat dipahami. Kedua prinsip itu adalah
sebagai berikut:
 Prinsip Kekurangan (The Deficit Principles); Yang dapat menjadi
motivator perilaku hanyalah kebutuhan yang belum terpenuhi atau
terpuaskan. Kebutuhan yang sudah dipenuhi tidak lagi berfungsi
sebagai motivator. Seorang individu akan berperilaku dengan cara
tertentu dalam upaya memenuhi atau memuaskan kebutuhannya.
Suatu kebutuhan akan timbul bila orang merasa ada “kekurangan”
 Prinsip Peningkatan (The Progression Principle); Kebutuhan
mengikuti prioritas. Kebutuhan pada jenjang tertentu tidak akan
bekerja aktif sebelum kebutuhan pada jenjang di bawahnya
terpenuhi terlebih dahulu. Dalam rangka mencapai pemenuhan
berbagai macam kebutuhan tersebut, orang akan bergerak dari
jenjang kebutuhan yang rendah, selangkah demi selangkah menaiki
jenjang tersebut hingga yang tertinggi yaitu aktualisasi diri.
(b) Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)
Clayton Alderfer memodifikasi Teori Maslow dengan pengurangan dari lima
tingkatan menjadi tiga tingkatan, yaitu : kebutuhan eksistensi (Existence),
hubungan (Relatedness) dan pertumbuhan (Growth), disingkat ERG.
Kebutuhan eksistensi ini mencakup kebutuhan fisiologis dan keamanan,
selanjutnya kebutuhan hubungan sama dengan kebutuhan sosial, sedangkan
kebutuhan pertumbuhan mencakup kebutuhan penghargaan serta aktualisasi
diri.

1
Menurut Stephen R. Covey, Maslow merevisi dan mengakui bahwa aktualisasi diri
bukanlah kebutuhan tertinggi, ada lagi yang lebih tinggi yaitu self trancendence.
Artinya, hidup itu punya suatu tujuan yang lebih tinggi dari dirinya.

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


8
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Ada dua perbedaan mendasar. Pertama, Alderfer mengungkapkan tentang


proses “satisfaction-progression”. Kedua, pada suatu saat memungkinkan
terjadinya aktivitas lebih dari satu macam kebutuhan. Dengan perkataan lain,
seorang individu mungkin saja pada satu saat berusaha memenuhi beberapa
kebutuhannya secara simultan.
(c ) Teori Kebutuhan McCLELAND
Teori ini disebut juga teori Prestasi (Achievement Theory). Apabila Teori
Maslow menekankan pada jenjang kebutuhan yang sudah ada dalam diri
seseorang sejak ia lahir, maka David McCleland menekankan bahwa
kebutuhan seseorang itu terbentuk melalui proses belajar dan diperoleh
dalam interaksinya dengan lingkungan. Walaupun di antara kedua macam
kebutuhan tersebut terdapat hubungan yang erat, namun McCleland percaya
bahwa lingkungan berperan sekali terhadap kekuatan setiap macam
kebutuhan; lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa aktivitas belajar dan latihan
di masa lalu memberi dampak serta memodifikasi kebutuhan yang ada dalam
diri seseorang.
Pendekatan McCleland terhadap motivasi ini menekankan pentingnya tiga
macam kebutuhan, yaitu: (1) Need for Achievement (nAch); Kebutuhan akan
prestasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau
lebih efisien, memecahkan masalah, atau menguasai tugas yang sulit.(2) Need
for Power (nPow); Kebutuhan akan kekuasaan yaitu keinginan untuk
mengawasi atau mengendalikan orang lain, mempengaruhi perilaku mereka,
atau bertanggung jawab atas orang lain. (3) Need for Affiliation
(nAff).Kebutuhan akan afiliasi yaitu keinginan untuk membangun dan
memelihara hubungan yang bersahabat dan hangat dengan orang lain.
Menurut McCleland, orang mengembangkan ketiga macam kebutuhan
tersebut dari waktu ke waktu sebagai hasil dari pengalaman hidup pribadinya
masing-masing.. Preferensi kerja yang ada dalam diri seseorang ditentukan
oleh macam kebutuhan yang dominan.
(d) Teori Harapan
Pencetus Teori Harapan ini adalah Victor H. Vroom yang mengungkapkan:
Bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat tergantung
dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari
hasil kegiatan itu.
Berapa besar ia yakin “perusahaan” akan memberikan pemuasan bagi
keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila
keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasan, maka
ia akan bekerja keras pula dan sebaliknya.
Teori ini menyatakan bahwa Kinerja (performance) sangat dipengaruhi oleh
Abilitas dan Motivasi. Sering ditulis : P = f (M x A). Sedangkan Motivasi

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


9
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

merupakan fungsi dari Harapan (E), Nilai (V) dan Instrumentality (I, yaitu
presepsi pertauan antara hasil sebelumnya dengan hasil kemudian). Yang
ditulis dalam “rumus” : M= f (V1 x E), V1 = f (V2 x I)
Berdasar teori-teori di atas, dapat dihimpun beberapa prinsip dasar dalam
melakukan motivasi : (a) Perilaku berganjaran cenderung akan diulangi, (b)
Faktor motivasi yang dipergunakan harus diyakini yang bersangkutan, dan
standar kinerjanya dapat dicapai, ganjaran yang diharapkan harus ada,
memang akan memuaskan kebutuhan. (c) Memberi ganjaran atas perilaku
yang diinginkan adalah lebih efektif dari pada menghukum perilaku yang
tidak dikehendaki, (d) Perilaku tertentu lebih “reinforced” apabila ganjaran
atau hukuman diberikan secepat (sesegera) mungkin, akan lebih bermakna
dibandingkan dengan yang ditunda, (e) Motivasi akan lebih tinggi bila
ganjaran atau hukuman yang diantisipasi sudah pasti akan terjadi,
dibandingkan dengan yang masih bersifat kemungkinan, (f) Motivasi akan
lebih tinggi dari ganjaran atau hukuman yang berakibat pada pribadi
dibandingkan dengan yang organisasional.
Langkah dalam memotivasi orang lain, yang disarankan adalah (a) Kenali
baik-baik anggota organisasi anda dan identifikasi pola kebutuhan mereka, (b)
Tetapkan sasaran yang harus dicapai berdasarkan prinsip-prinsip penetapan
sasaran yang tepat., (c) Kembangkan sistem pengukuran “performance” yang
reliable dan berikan umpan balik kepada mereka secara berkala, (d)
Tempatkan anggota organisasi pada pekerjaan berdasarkan kemampuan dan
bakat yang dimiliki, (e) Beri dukungan dalam penyelesaian tugas, misalnya
lewat pelatihan dan menumbuhkan “sense of competence”., (f) Kembangkan
sistem ganjaran yang adil, dan (g) Berlakulah adil, obyektif dan jadilah
teladan.
Memotivasi Diri Sendiri
Memberi motivasi --apalagi memotivasi orang lain---
bukanlah hal mudah.. Karena itu, mengapa tidak
memulai dengan memotivasi diri sendiri. Kita akan
lebih “gairah” bila kita termotivasi. Dan itu akan
meningkatkan mutu diri.
Mulailah memotivasi diri dengan hal yang sederhana.
Misalnya untuk meningkatkan motivasi diri sendiri dalam belajar.
Kita tahu bahwa sukses belajar, tergantung pula pada dua faktor : ketrampulan
belajar dan motivasi (kemauan) belajar. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk
belajar antara lain :
1. Keterampilan dalam membuat catatan. Kegiatan utama dalam belajar
adalah mendengar dan membaca informasi. Untuk itu harus dipunyai
keterampilan agar mampu menjadi pendengar dan pembaca yang cerdas
dan efektif. Untuk itu kita harus terampil dalam membuat catatan. Saat

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


10
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

ini, sebagian dari Anda tampak seperti membuat catatan-catatan. Bila


dilihat dari hasil catatan yang Anda buat, bermacam-macam modelnya.
Ada yang mencacat rapi hal-hal penting, ada yang berupaya mencacat
sebanyak mungkin informasi, ada pula yang catatannya seperti coretan
dan penuh gambar, dan lain-lain. Model cacatan yang mana yang paling
baik untuk Anda? Andalah yang dapat menjawabnya. Namun menurut
DePorter dan Hernacki (1992) ada teknik mencatat yang efektif (bahkan
dikatakan sebagai teknik mencacat tingkat tinggi), yaitu menggunaan
peta pikiran (atau pada beberapa referensi disebut sebagai peta kognitif,
concept mapping). Melalui peta pikiran dapat dibuat suatu catatan yang
menyeluruh dalam satu halaman. Menggunakan berbagai simbol visual
dan tanda-tanda lain, cacatan model peta pikiran mampu meningkatkan
pemahaman dan ingatan.Di samping menggunakan model peta pikiran,
ada banyak cara lain untuk melakukan cacatan, seperti misalnya model
Catat:TS (lihat Quatum Learning 1992: 162-166), model tulang-ikan,
model tabel, model bagan alir dan lain-lan.
2. Keterampilan belajar lain yang sangat diperlukan adalah: keterampilan
menjadi pendengar yang cerdas. Tidak sukar untuk menjadi pendengar
yang baik, asal duduk tenang, tersenyum, dan sedikit membuat cacatan,
kiranya telah dapat disebut pendengar yang baik. Tetapi sekedar menjadi
pendengar yang baik tidaklah cukup. Anda harus menjadi pendengar
yang cerdas. Ciri pendengar yang cerdas adalah (a) sikap fisiknya
mengekspresikan semangat dan perhatian terhadap pembicara, (b)
selama mendengar mengupayakan mengkaitkan secara bermakna
informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dipunyainya,
(c) sambil mendengarkan membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap
informasi yang didengarnya, dan (d) berupaya untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan tanya-jawab, diskusi atau demontrasi bila dilakukan.
3. Keterampilan berikutnya adalah : keterampilan membaca cepat dan
akurat. Banyak buku tentang teknik membaca, dan bagaimana
meningkatkan kemampuan membaca. Upayakan membaca salah satu di
antara buku-buku tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk menjadi
pembaca yang efektif adalah : (a) jangan membaca kata-demi kata,
bacalah kalimatnya, bacalah gagasan-gagasannya. (b) baca lebih dulu,
secara selintas isi keseluruhan buku atau bab yang akan dibaca, untuk
mendapat gambaran umum tentang isi bacaan, gunakan daftar isi, atau
ringkasan bila tersedia, (c) gunakan jari atau benda lain sebagai
penunjuk, (d) buat cacatan-catatan selama atau pada akhir membaca –
gunakan misalnya model peta pikiran- dan kemudian rangkumlah isi
bacaan dan gunakan ‘pengingat’ tertentu.
4. Keterampilan berkomunikasi, mencari dan menghimpun informasi,
merupakan keterampilan penting lain untuk belajar. Keterampilan ini
merupakan gabungan dari (a) kemampuan memakai sumber-sumber
informasi –perpustakaan, internet, CD-Rom, (b) kemampuan berbahasa,

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


11
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, (c) kemampuan


berkomunikasi baik lisan (berbincang santai, bertanya, menjawab
pertanyaan, menyampaikan pidato, dll) maupun tertulis (membina
sahabat pena, mengirim e-mail, dll)., (d) kerapihan dan ketertiban dalam
mendokumentasi, dan menyimpan informasi, (perlunya sistem arsip,
pengkodean, dll)
5. Keterampilan mengingat sangatlah penting dalam belajar. Dalam
perkuliahan banyak hal yang wajib kita ingat. Karena daya ingat kita
tidak sama, maka berbagai cara digunakan agar kita tidak melupakan
sesuatu. Di antaranya yang paling kita kenal adalah penggunaan
Singkatan-Akronim (misalnya: syarat skripsi harus APIK – yang
merupakan singkatan dari Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten, ingat
bagaimana cara Anda untuk menghafal warna pelangi?). Banyak cara
lain untuk meningkatkan daya ingat, seperti misalnya : analogi, sistem
cantol, metode lokasi, gunakan asosiasi, jembatan keledai, dll.
6. Keterampilan bertanya, agar berhasil, perlu berani bertanya. Karena
dalam perkuliahan pasti terdapat banyak hal yang dapat dipertanyakan
dan terlebih lagi tidak ada pertanyaan yang jelek. Kemampuan untuk
bertanya, memang harus dilatih. Untuk itu (a) biasakan membuat 1-2
buah pertanyaan, baik dalam hati, ditulis, ataupun langsung disampaikan
dalam setiap kegiatan mengikuti kuliah, membaca buku, mendengarkan
seminar, dll, (b) himpunlah pertanyaan dan jawaban yang pernah Anda
dapat dari topik permasalahan yang dikaji, (c) cobalah menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa lain (meskipun di dalam hati)
Tentu saja masih banyak keterampilan belajar lain. Namun apa yang
diuraikan di atas adalah keterampilan penting yang harus dipelajari dan
digunakan sejak saat ini. Jangan segan untuk berlatih. Hasilnya memang
tidak segera, tetapi pasti.
Mencacat dengan
cermat

Mendengar dengan
cerdas

Membaca dengan
akurat

Keterampi
Keterampi
lan
lan Berkomunikasi dan mengimpun
informasi dengan efektif
Belajar
Belajar

Mengingat dengan tepat

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


Bertanya dengan
bangga
12
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Namun, keterampilan di atas menjadi tidak bermakna BILA kita tidak mau
menerapkannya. Bila tidak ada dorongan (motivasi) dalam diri kita untuk
belajar.
Nah bagaimana cara kita memotivasi diri, untuk (lebih bersemangat) belajar?
Berikut beberapa saran:
1. Mengetahui manfaat yang akan didapat, motivasi belajar akan
meningkat. Kehendak belajar akan muncul, apabila kita tahu apa
manfaat yang akan diperoleh dari hal yang dipelajari. Untuk itu, setiap
kali akan belajar, ketahui terlebih dahulu apa untungnya mempelajari hal
itu. Tanyakan manfaat matakuliah kepada dosen anda. Atau buat,
ciptakan sendiri dalam pikiran Anda hal-hal yang menyenangkan yang
akan Anda dapat dari belajar sesuatu. Misalnya, belajar bahasa, pikirkan
manfaat yang akan dapat Anda peroleh
2. Semangatkan pikiran melalui gerakan, sikap tubuh, dan mimik
wajah yang penuh enersi. Motivasi yang telah muncul, harus
diperkuat dengan pikiran yang bersemangat. Untuk itu buatlah
aktivitas fisik yang juga bersemangat. Bagaimana mungkin, pikiran
akan bersemangat, bila Anda duduk loyo, bertopang dagu, bermata sayu.
Semangatkan fisik Anda. “pasang” mimik muka Anda menjadi mimik
muka orang paling cerdas, duduklah dengan percaya diri, berdirilah
dengan tegap.
3. Anda dituntut kreatif, mulailah dari tatanan kamar
belajarAnda.Bersamaan dengan itu ciptakan lingkungan belajar yang
membangkitkan gairah. Bila Anda menyukai, dengarkan musik lembut
sambil belajar, pasang foto pacar (atau foto orang tua, atau foto Anda
sendiri waktu berhasil mendaki gunung Semeru,) di meja belajar,
buatlah hati Anda bangga dan gembira. Pokoknya, tatalah ruang belajar
Anda semau Anda. Yang penting Anda makin krasan, gairah dan asyik
untuk belajar.
4. Terapkanlah pikiran rasional: bahwa yang paling berperan, paling
bertanggung jawab, paling mampu untuk merubah kualitas diri,
adalah diri sendiri. Anda juga dituntut menjadi seorang yang bersikap
positif. Terapkan mulai sekarang. Jangan melihat sesuatu dari segi
jeleknya saja, jangan selalu mengeluh, jangan menarik perhatian dengan

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


13
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

membuat orang kasihan pada diri Anda. JANGAN. Mulai berpikir dan
bertindak positif. Kegagalan (yang boleh terjadi) adalah sukses yang
tertunda. Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Setiap pribadi pasti
mempunyai sisi yang baik dan bermanfaaat.
5. Jangan lupa berdoa, Jangan lupa untuk selalu memohon perkenan,
bantuan, ijin dalam mencari pengetahuan dan kebijaksanaan dari Yang
Maha Berpengetahuan dan Yang Maha Bijaksana.
6. Anda dapat menambah macam kegiatan lain, yang mampu memotivasi
diri Anda sendiri…….(misalnya berikan hadiah dari anda untuk anda,
bila satu kegiatan telah anda lakukan dengan baik, dll)
Ringkasnya, sukses belajar harus dimulai dari kemauan untuk menerapkan
ketrampilan-ketrampilan belajar. Jadi, kembali GABUNGAN dari mampu
dan mau, merupakan pangkal sukses.

Jangan
tinggalkan doa

Ketahui manfaat
apa yang Kemauan
Kemauan
dipelajari (MOTIVASI
(MOTIVASI
Semangatkan untuk)
untuk)
pikiran melalui belajar
belajar
fisik
Ciptakan
lingkungan
belajar yang Besikap dan berpikir
asyik positif dan rasional

Rangkuman
Sukses bertumpu pada dua hal : kemampuan dan kemauan. Tingkat kemauan
(atau motivasi) orang berbeda-beda. karena alasan (motif) yang berkait
dengan kebutuhan untuk kegiatan yang sama, dapat berbeda-beda. Motivasi
memang berhubungan upaya memenuhi kebutuhan. Makin besar kebutuhan
makin besar pula dorongan dalam diri seseorang untuk MAU melakukan
sesuatu. Karena itu peran motivasi untuk menunjang keberhasilan sangat
penting.

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010


14
Motivasi, Kepimpinan dan Kerjasama Tim

Teori motivasi menyatakan : (a) Perilaku berganjaran cenderung diulangi, (b)


Faktor motivasi yang dipergunakan harus diyakini, standar kinerjanya dapat
dicapai, ganjaran harus ada, dan akan memuaskan kebutuhan. (c) Ganjaran
atas perilaku yang diinginkan lebih efektif dari pada menghukum, (d) Perilaku
lebih “reinforced” apabila ganjaran atau hukuman diberikan sesegera
mungkin, (e) Motivasi akan lebih tinggi bila ganjaran atau hukuman sudah
pasti akan terjadi, (f) Motivasi akan lebih tinggi dari ganjaran atau hukuman
yang berakibat pada pribadi..
Memotivasi --apalagi memotivasi orang lain--- bukanlah hal mudah.. Karena
itu, mengapa tidak memulai dengan memotivasi diri sendiri. Itu akan
meningkatkan mutu diri. Mulailah memotivasi diri dengan hal yang
sederhana. ( misalnya untuk meningkatkan motivasi diri sendiri dalam
belajar).
Bahan Rujukan
Ash, Mary Kay. (1992). Mengelola Manusia. Jakarta: Pustaka Tangga
Atmosoeprapto, Kisdarto (2000). Menuju SDM Berdaya. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
DePorter, Bobby dan Mike Hernaki (1992) Quatum Learning : Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdulrachman Bandung :
Kaifa.
Hasibuan, Malayu SP (1996) Organisasi dan Motivasi : dasar Peningkatan Profuktivitas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hartono, Timotius, (2000), Motivasi, makalah pada Peltihan Manajemen PT IndoPurel
Malang.
Siagian, Sondang P. (1995) Teori motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Spiegel, Jerry dan Cresencio Torres. (1994). Manger’s Official Guide to Team Working.
Terj. D. Heru Sutrisno (1997). Membangun dan Mempetahankan Tim Kerja yang
Tangguh. Jakarta: PT. Gramedia.
Suhardjono (1994). Pendidikan Teknologi di Era Industrialisasi Indonesia. Makalah
disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi, dan
Humaniora di Indonesia pada Era Industrialisasi dan Globalisasi, 19 Nopember
1994.
Suhardjono (1999). Peningkatan Mutu Lulusan FT Unibraw. Makalah disajikan pada
Seminar Pendidikan dalam rangka HUT FT Unibraw 23 Oktober 1999.
Suhardjono, (2000), Belajar lebih Benar dan lebih Menyenangkan, Makalah dalam m
enyambut Mahasiswa Baru tahun 2000 Sekolah Tinggi Informatika dan
Komputer Indonesia Malang
Suhardjono. (2002). Live skill: Membelajarkan belajar. Makalah pada Diksusi
Kependidikan, Malang, 24 April 2002.

Suhardjono : Program Alih Tahun Magister Teknik Pengairan 2010

You might also like