You are on page 1of 19

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Influenza

A. Pengertian

Influenza adalah : Suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh

demam, menggigil sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek,

sakit tenggorokan dan batuk nonproduktif.

B. Etiologi.

Penyebab dari influenza adalah virus influenza. Ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C. Ketiga

tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe A merupakan virus

penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit

yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan

epidemik. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenesisnya untuk manusia, mungkin

hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu

orthomyxovirus golongan RNA. Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3

bagian utama yaitu : Antigen S (soluble Antigen), hemaglutinin dan Neuramidase. Antigen

S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonuldeoprotein. Antigen ini

spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin dan neuramidase berbentuk seperti duri

dan tampak menonjol pada permukaan virus. Hemaglutinin diperlukan untuk lekatnya virus

pada membran sel penjamu sedangkan neuromidase diperlukan untuk pelepasan virus dari

sel yang terinfeksi.

C. Patofisiologi

Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat mutagenik yang mana virus

tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi.

Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,
menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase mengurangi sifat kental

mukosa sehingga memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada saluran

napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar

mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini

sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan

untuk berubah. Imunitas terhadap virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik

immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk

menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar imunisasi dengan vaksin influenza A yang

tidak aktif.

Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara perlahan mulai

setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9 sampai 15 hari,

pada saat produksi mukus dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium

cenderung terhadap invasi bakterial sekunder yang berakibat pada pneumonia bakterial

yang disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.

Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2 sampai 7 hari diikuti oleh

periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik

dan pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada

orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.

D. Manifestasi klinik.

Pada umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batu, pilek dan kadang-
kadang sakit pada waktui menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini dapat didahului oleh
peraasaan malas dan rasa dingin.

E. Komplikasi.

 Viral pneumonia primer


Ditandai dengan dyspnea, cyanosis, hemoptysis

 Bacterial pneumonia sekunder

Ditandai dengan : dyspnea, cyanosis, hemoptysis dan sputum berdarah.

RANTAI KEJADIAN DALAM PENYEBARAN INFLUENZA

Kejadian Menyebar dalam pandemik, epidemik, penyakit


menular setempat dan kasus-kasus sporadik ;
tinggi pada musim dingin pada zona temperatur.
Agent Etiologi
Tiga tipe virus (A, B dan C) masing-masing
Reservoir
dengan sifat turunan.

Manusia ; beberapa mamalia dicurigai sebagai


Transmisi
sumber sifat-sifat turunan virus.

Periode inkubasi
Transmisi langsung oleh inhalasi virus dalam
nukus kotor yang berterbangan.
Periode kommunicabilitas

24-27 jam.
Kelemahan dan resisten

3 hari dari symptom onset/serangan.

Lapor pada dinas kesehatan


Universal : infeksi menghasilkan imunitas
setempat
terhadap suatu sifat turunan spesifik virus, tetapi
durasi imunitas tergantung pada simpanan
antigenic pada sifat turunan.

Laporan kasus-kasus mandatory/yang


diperintahkan.

F. Penularan.

Penularan influenza secara alami berasal dari percikan ludah saat bersin atau batuk.
Penyebaran dapat pula berasal dari kontak langsung dan kontak tak langsung.
Virus influenza B menyebar dalam waktu 1 hari sebelum gejala timbul tetapi pada kasus

influenza A baru tampak setelah 6 hari.penyebaran virus influenza pada anak berlangsung

selama kurang dari 1 minggu pada influenza A dan sampai 2 minggu pada infeksi influenza

B. masa inkubasi influenza berkisar dari 1 sampai 7 hari tetapi umumnya berlangsung 2

sampai 3 hari.

G. Pencegahan

Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi dengan virus
influenza akan memberian kekebalan terhadap reinfeksi dengan virus yang homolog.
Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus influenza akan
berubah, sehingga seorang msih mungkin diserang berulang kali dengan galur (stain)
virus influenza yang telah mengalami perubahan ini.

Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi terdapat pada sekitar 70%. Vaksinasi perlu

diberikan 3 sampai 4 minggu sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-

perubahan pada virus maka pada permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia

vaksin dalam jumlah terbatas dan vaksin direkomendasikan untuk kelompok tertentu yang

mempunyai resiko meningkatnya komplikasi influenza : mereka yang berusia lebih dari 65

tahun, mereka dengan penyakit yang kronik seperti kardiovaskuler, diabetes melitus,

immunosupresi atau disfungsi ginjal, anemia berat dan pilmonal. Mereka ini dianjurkan

untuk diberikan vaksin setiap tahun menjelang musim dingin atau musim hujan. Bagi

pasien yang sedang menderita demam akut sebaiknya ditunda pemberian vaksin sampai

keadaan membaik.

H. Studi diagnostik

Test Diagnostik Penemuan


Tes Laboratorium Positif untuk virus infuenza
Kultur jaringan nasal atau sekret
pharyngeal.
Kultur sputum. Positif untuk bakteri pada infeksi
sekunder
Fluorescent antibody yang Positif untuk virus infuen
mengotori sekret.
Hemagglutination inhibition or
complement fixation test
Meningkat 4 x pada antibody antara
tahap akut dan pemulihan.
Urinalysis Albuminuria
Kecepatan sedimentasi meninggi Erythrosit
Jumlah WBC Leukopenia ( 5000 mm3) atau
leukositosis (11.000-15.000 mm3).
Hemoglobin Meningkat
Hematocrit Meningkat
I. Therapy obat

Antipyretic : ASA 600 mg secara oral, 4 jam bagi dewasa; acetaminophen bagi anak-
anak.

Agent adrenergic : Phenylephrine (Neo-Synephrine), 0,25%, 2 tetes pada tiap-tiap nostril


bagi kongesti nasal.

Agent antitussive : Terpin hydrat dengan codeine, 5-10 ml PO q 3-4 jam untuk dewasa
apabila batuk.

Agent antiinfektif : Amantadine 100 mg PO atau untuk durasi epidemic (3-6 minggu)
untuk orang-orang beresiko tinggi berumur diatas 9 tahun bisa juga
diberikan kepada orang-orang berumur diatas 65 tahun tetapi takaran
dikurangi untuk orang dengan gagal fungsi.

Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM untuk dewasa; 0,25 ml untuk bayi 6-35 bulan; 0,5 ml
IM untuk anak-anak 3-12 tahun; untuk bayi dan anak-anak berikan 2
dosis pada interval 4 minggu. Vaksin ini harus diulangi secara
tahunan pada individu-individu yang sudah tua, orang-orang dewasa
yang sakit kronis, anak-anak dengan jantung kronis atau penyakit
pulmonary, perawatan rumah penduduk dan fasilitas-fasilitas
pelayanan kronis, dan penyediaan pelayanan kesehatan dengan
mengontak pasien-pasien beresiko tinggi.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Kepala dan leher

Observasi :  Memungkinkan adanya konjungtivitis.

 Wajah memerah

 Kemungkinan adanya lymphadenopathy cervival anterior

 Sakit kepala, photophobia dan sakit retrobulbar

b. Pernapasan

Observasi : Mulanya ringan : sakit tenggorokan; substernal panas; batuk


nonproduktif; coryza.

Kemudian : batuk keras dan produktif; erythema pada langit-


langit yang lunak, langit-langit yang keras
bagian belakang, hulu kerongkongan/tekak
bagian belakang, peningkatkan RR, rhonchi dan
crackles.

c. Abdominal

Observasi : Anorexia dan malaise (rasa tidak enal badan).

d. Neurologi

Observasi : Myalgia khususnya pada punggung dan kaki.

e. Suhu tubuh

Observasi : Tiba-tiba serangan demam (380 hingga 390C <>0 hingga 1030F) yang

secara bertahap turun dan naik lagi pada hari ketiga.

2. Diagnosa
1) Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi brhonchial

Data Subyektif :

Data Obyektif : Rhonchi, crackles (rales), tachypnea, batuk (mulanya non-produktif,

kemudian produktif), demam.

2) Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake yang inadekuat.

Data Subyektif : Keluhan-keluhan haus dan anorexia

Data Obyektif : Hyperthemia (380-390C; 1020-1030F), wajah memerah; panas, kulit

kering; mukosa membran dan lidah kering; menurunnya output

urine b.d kehilangan berat badan

3) Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.

Data Subyektif : Keluhan myalgia, kelelahan, sakit kepala dan photophobia

Data Obyektif : Menurunnya tingkat aktivitas

4) Hyperthermia b.d proses inflamatory

Data Subyektif : Keluhan rasa panas.

Data Obyektif : Meningkatnya suhu tubuh (380-390C; 1020-1030F) kulit kering dan

panas.

3. Perencanaan

Tujuan-tujuan pasien
a. Jalan udara pasien akan menjadi tetap dengan bunyi napas jelas.

b. Volume cairan pasien akan menjadi adekuat.

c. Pasien akan mampu untuk melakukan aktivitas harian tanpa kelemahan.

d. Suhu tubuh pasien akan berada dalam batas normal.

4. Implementasi

a. Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi brhonchial.

Intervensi :

 Auskultasi paru-paru untuk rhonchi dan crackles

R/ Menentukan kecukupan pertukaran gas dan luasan jalan napas terhalangi oleh

sekret.

 Kaji karakteristik sekret : kuantitas, warna, konsistensi, bau.

R/ Adanya infeksi yang dicurigai ketika sekret tebal, kuning atau berbau busuk.

 Kaji status hidrasi pasien: turgor kulit, mukosa membran, lidah, intake dan output

selama 24 jam, hematocrit.

R/ Menentukan kebutuhan cairan. Cairan dibutuhkan jika turgor kulit jelek.

Mukosa membran lidah dan kering, intake output, hematocrit tinggi.

 Bantu pasien dengan membatuk bila perlu.

R/ Membatuk mengeluarkan sekret.


 Posisi pasien berada pada body aligment yang benar untuk pola napas optimal

(kepala tempat tidur 450, jika ditoleransi 900).

R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah. Meninggikan kepala

tempat tidur menggerakan isi abdominal menjauhi diaphragma untuk

meningkatkan kontraksi diaphragmatis.

 Menjaga lingkungan bebas allergen (misal debu, bulu unggas, asap) menurut

kebutuhan individu.

R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah. Meninggikan kepala

tempat tidur menggerakan isi abdominal menjauhi diaphragma untuk

meningkatkan kontraksi diaphragmatis.

 Tingkatkan kelembaban ruangan dengan dingin ringan.

R/ Melembabkan dan menipiskan sekret guna memudahkan pengeluarannya.

 Berikan decongestans (NeoSynephrine) seperti pesanan.

R/ Memudahkan pernapasan melalui hidung dan cegah kekeringan membran

mukosa oral.

 Mendorong meningkatkan intake cairan dari 1 ½ sampai 2 l/hari kecuali

kontradiksi.

R/ Mencairkan sekret sehingga lebih mudah dikeluarkan.

b. Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake yang inadekuat.

Intervensi :
 Timbang pasien

R/ Periksa tambahan atau kehilangan cairan.

 Mengukur intake dan output cairan.

R/ Menetapkan data keseimbangan cairan.

 Kaji turgor kulit.

R/ Kulit tetap baik berkaitan dengan inadekuat cairan interstitial.

 Observasi konsistensi sputum.

R/ Sputum tebal menunjukkan kebutuhan cairan.

 Observasi konsentrasi urine.

R/ Urine terkonsentrasi mungkin menunjukkan kekurangan cairan.

 Monitor hemoglobin dan hematocrit.

R/ Peninggian mungkin menunjukkan hemokonsentrasi tepatnya kekurangan

cairan.

 Observasi lidah dan mukosa membran.

R/ Kekeringan menunjukkan kekurangan cairan.

 Bantu pasien mengidentifikasi cara untuk mencegah kekurangan cairan.

R/ Mencegah kambuh dan melibatkan pasien dalam perawatan.


c. Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.

Intervensi :

 Observasi respon terhadap aktivitas.

R/ Menentukan luasan toleransi.

 Identifikasi faktor-faktor yang mendukung aktivitas intoleransi, misal demam, efek

samping obat.

R/ Menghilangkan faktor-faktor kontribusi mungkin memecahkan aktivitas

intoleran.

 Kaji pola tidur pasien.

R/ Kurang tidur kontribusi terhadap kelemahan.

 Periode rencana istirahat antara aktivitas.

R/ Mengurangi kelelahan.

 Lakukan aktivitas bagi pasien hingga pasien mampu melakukannya.

R/ Penuhi kebutuhan pasien tanpa menyebabkan kelelahan.

d. Hyperthermia b.d proses inflamatory.

Intervensi :

 Ukur temperatur tubuh.

R/ Menunjukkan adanya demam dan luasannya.


 Kaji temperatur kulit dan warna.

R/ Hangat, kering, kulit memerah menunjukkan suatu demam.

 Monitor jumlah WBC.

R/ Indikasi leukopenia dibutuhkan untuk melindungi pasien dari infeksi

tambahan. Leukocytosis menujukkan suatu inflamatory atau adanya proses

infeksi.

 Ukur intake dan output.

R/ Tentukan keseimbangan cairan dan perlu meningkatkan intake.

 Berikan antipiyretic seperti dipesan.

R/ Kurangi demam melalui tindakan pada hypothalmus.

 Tingkatkan sirkulasi udara dalam ruangan dengan fan.

R/ Memudahkan kehilangan panas oleh konveksi

 Berikan sebuah permandian dengan spon hangat/suam-suam.

R/ Memudahkan kehilangan panas oleh evaporasi.

 Kenakan sebuah kantong es yang ditutup dengan sebuah handuk pada axilla atau

selangkang.

R/ Memudahkan kehilangan panas oleh konduksi.

 Selimuti pasien hanya dengan seperei.


R/ Mencegah kedinginan; mengigil akan meningkatkan lebih lanjut kecepatan

metabolis.

5. Evaluasi
Hasil Pasien Data Yang Menunjukkan Bahwa Hasil Dicapai
Jalan napas patent Jalan napas bersih dan pernapasan berlangsung tanpa
hambatan. Tidak ada batuk. Bunyi napas jelas.
Volume cairan berada Intake cairanmeningkat. Kulit lembab. Membran
dalam batas-batas mukosa oral lembab. Hemoglobin = 15,5  1,1 g/dl
normal. untuk pria. 13,7  1,0 g/dl untuk wanita. Hematocrit =
42%-50% untuk pria, 35%-47% untuk wanita. Output
urine normal dengan konsentrasi normal. Tidak ada
albuminuria.
Aktivitas dilakukan Pasien menunjukkan kemampuan untuk melakukan
tanpa kelelahan atau aktivitas harian tanpa kelelahan atau
ketidaknyaman. ketidaknyamanan. Tenaga pulih.
Suhu badan dalam batas Suhu tubuh normal 380C (98,60F).
normal.

6. Pendidikan Pasien.

1. Mendorong pasien untuk mempertahankan bed rest selama 2-3 hari setelah suhu

kembali normal.

2. Ajari pentingnya minum paling kurangnya sehari 2/4 cairan guna meneruskan sekret

mudah dikeluarkan.

3. Instruksikan pasien untuk memberitahukan dokter tentang gejala-gejala infeksi tahap

kedua, termasuk sakit telinga, purulent atau sputum berdarah, sakit dada atau demam.

4. Beri informasi tentang obat yang diresepkan seperti nama, dosis, tindakan, frekuensi

pemakaian dan efek samping.


5. Mendorong orang-orang beresiko tinggi untuk mendapatkan vaksin influenza sebelum

musim flu mulai.

DAFTAR PUSTAKA

Wilson F. Susan, dkk, (1990) “Respiratory Disorders” by Mosby-Year Book. Inc.

Grimes E. Deanne, dkk, (1990) “Infectious Diseases” Clinical Nursing Series by Mosby-
Year Book. Inc

Noer Sjaifoellah, (1996) “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam“ Jilid I, Edisi 3, Jakarta.

Diposting oleh Mutammimul ula As'ad di 04.49


Label: Influensa, kesehatan, makalah keperawatan, makalah pernapasan

21 komentar:

Neng Auni mengatakan...

Bagus informasinya tentang Pilek dan influensa yang sangat membantu kami di
rumah... makasih

9 Maret 2015 15.41

Julio Aryana mengatakan...

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

15 Juni 2016 21.46

AGEN RESMI QNC JELLY GAMAT mengatakan...

Artikelnya sangat bermanfaat , ini sangat bagus sekali . semog artikel ini terus di
update ..
Mohon ijin share

Apakah Sakit Usus Buntu Harus Di Operasi


Sakit Perut Bagian Bawah Kanan
Apakah Penyakit Luka Diabetes Bisa Sembuh
Racikan Tanaman Herbal Untuk Obat Penyakit Gondok

10 Maret 2017 17.59

Heni Herbal mengatakan...

Should keep the spirit of doing any thing positive? The information that is at present
very meaningful thank you.
Cara Alami Mengobati Rhinitis Paling Ampuh
Pengobatan Alami Untuk Menyembuhkan Usus Turun Yang Ampuh
8 Tanda Cacingan Pada Orang Dewasa
Cara Menyembuhkan Cantengan Yang Sudah Parah Secara Alami
Berapa Kadar Gula Darah Normal Pada Tubuh Seseorang

20 Maret 2017 00.55

wahyuni yuni mengatakan...

Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
Greetings from us:
Links We wish Beneficial For Information About Health.

Cara Mengobati Insomnia Atau Susah Tidur


Obat Herbal Infeksi Saluran Kencing
Obat Tradisional Gondok Di Leher
Cara Mengobati Stroke Berat Secara Alami
Obat Herbal Usus Buntu Tanpa Operasi
Cara Mengobati Kolesterol Paling Cepat Dan Alami

We Wait Further Information gan ....

20 Maret 2017 21.51


Heni Herbal mengatakan...

information you provide on this day so inspiring so thank you.


Obat Alami Brain Care Capsule Green World
Penyebab Utama Kanker Paru-Paru
Cara Mengobati Penyakit Vertigo Sebelah Secara Alami
14 Gejala Penyakit Batu Empedu
Cara Mengobati Gangguan Pendengaran Secara Alami

11 April 2017 21.33

nunung fitri mengatakan...

semoga bermanfaat
Cara-Mengobati-luka-Diabetes-Secara-Alami-Cepat-Dan-Aman
Pengobatan-tradisional-luka-diabetes-dengan-cepat
Cara-Mengatasi-Kesemutan-dikaki-tangan-akibat-penyakit-diabetes
Pengobatan-Alami-kista-bartholin-Pada-Wanita-Tanpa-operasi

17 April 2017 21.51

nunung fitri mengatakan...

Good article. thanks


Obat-Herbal-Nyeri-Otot-persendian-akibat-rematik-dan-asam-urat-ampuh
Cara-mengobati-Penderita-kista-payudara-dengan-cepat-secara-alami
Pola-Makan-Berlebih-dan-tidak-teratur-memicu-munculnya-penyakit-Diabetes-
Melitus
Kami tunggu informasi selanjutnya !!!

18 April 2017 18.03

nunung fitri mengatakan...

Good artcle, Thanks for the information with us


Obat-Tradisional-Ambeien-Ampuh-Secara-Alami
Cara-Mengobati-BAB-Berdarah-Secara-Alami
Cara-Melancarkan-Buang-Air-Besar-Akibat-Penyakit-Ambeien
Cara-Menghilangkan-Benjolan-Di-Anus-Tanpa-Operasi

19 April 2017 21.12

wahyuni yuni mengatakan...


Excellent information and very useful gan. Greetings from us.
we are waiting for further information.

Obat Herbal Diabetes atau Gula Darah (Glukosa) Tinggi yang Ampuh
Cara Mengatasi Telapak Kaki dan Tangan Sering Berkeringat
Penyebab, Gejala, Cara Mencegah dan Mengobati Asma Secara Alami
Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Yang Harus Diketahui

29 April 2017 02.01

nunung fitri mengatakan...

Thanks for all, I'm glad to be able to read your article.


may be useful.
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-bukittinggi
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-padang-panjang-
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-pariaman

2 Mei 2017 01.52

nunung fitri mengatakan...

Nice article, Thanks for all. I'm glad to be able to read your article.
may be useful.
Cara-Mencegah-Serta-Mengatasi-Prediabetes
Cara-Mengatasi-Penyakit-Asam-Lambung
Obat-Demam-Rematik-Herbal-Mengobati-Secara-Alami-Efektif-dan-Aman

2 Mei 2017 01.53

nunung fitri mengatakan...

The information is interesting and I'm happy to read this article. Thanks for the article
may be useful
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-payakumbuh
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-sawahlunto
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-solok
We are waiting for the latest information

2 Mei 2017 01.55

viagra asli mengatakan...

good ...?????
Vimax
Viagra
Obat Kuat

2 Mei 2017 06.11

nunung fitri mengatakan...

Thanks for the article. I'm glad to be able to read your article.
Cara-Terbaik-Menyembuhkan-Penyakit-Bronkitis-Pada-Anak
Cara-untuk-Mengobati-Penyakit-Lipoma
Cara-Menyembuhkan-Penyakit-Gagal-Jantung

9 Mei 2017 01.09

nunung fitri mengatakan...

The information is interesting and I'm happy to read this article. Thanks for the article
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kabupaten-brebes
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kabupaten-cilacap
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kabupaten-jepara

10 Mei 2017 01.51

Heni Herbal mengatakan...

Thank you for this very useful information .


Operasi Mata Glaukoma
Penyakit Mata Pada Penderita Diabetes
Pengobatan Alami Untuk Menyembuhkan Penyakit Jantung Koroner
Tanaman Obat Herbal Penyembuh Panu Dan Kurap
Pengobatan Alami Kanker Pelvis Renalis Dan Ureter Terbaik

11 Mei 2017 19.37

nunung fitri mengatakan...

The information is interesting, do not forget to update and hold yes


Cara-Menghilangkan-Panu-Secara-Efektif-dengan-Obat-Panu-Herbal
Obat-Tradisional-Batuk-Berdarah-(Hemoptisis)-Herbal-yang-Ampuh
Penyebab-utama-Penyakit-Tukak-Lambung-dan-pengobatannya

12 Mei 2017 02.11


Obat Herbal mengatakan...

Exceptional information, thanks. We wait for more information


Cara Menghilangkan Panu Secara Efektif
Agen Resmi Jelly Gamat Qnc Kota Jayapura Papua
Banyaknya Penyebab Jerawat Yang Penting Diketahui
Cara Yang Dapat Anda Lakukan Untuk Mengatasi Kerutan Pada Wajah

13 Mei 2017 02.03

Haria Kamisi mengatakan...

herbal ahlinya
obat abses kulit herbal
obat cacar ular herbal
obat herbal urtikaria

14 Mei 2017 23.48

nunung fitri mengatakan...

NIce article, do not forget to update and hold yes


Cara-Menurunkan-dan-Menormalkan-Kolesterol-Tinggi-Secara-Alami
Cara-Mengobati-Penyakit-TBC-Tulang-Belakang
Cara-Mudah-Mengobati-&-Menghilangkan-Benjolan-Di-Ketiak-Sebelah-kiri-dan-
kanan

You might also like