You are on page 1of 12

COFFEE COMMUNITY CENTER

DI SLEMAN

Gilang Rizki Fauzi Putra


Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitass Atma Jaya Yogyakartam Jl.
Babarsari 44 Yogyakarta
gilangrsky@gmail.com

Abstrak
Indonesia menempati peringkat ke empat dalam produksi dan eksportir kopi di
tahun 2016 dibawah negara Brazil, Vietnam dan Colombia. Salah satu daerah di
Indonesia yang belum berkembang dalam memproduksi dan memasarkan kopi adalah
Yogyakarta. Salah satu potensi tanaman kopi di Yogyakarta berada di Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penyebab dari tidak berkembangnya kopi di Sleman
tersebut karena belum adanya kemitraaan strategis yang optimal dari setiap stakeholders
mulai dari kelompok tani, pedagang, eksportir, lembaga penelitian, coffee houses,
pemerintah hingga masyarakat minat khusus. Perencanaan dan perancangan kawasan
Coffee Community Center merupakan salah satu bentuk dari menikatkan mutu kualitas
kopi di Sleman yang berbasis pelatihan, pendidikan, dan produksi. Tujuannya untuk
bertukar pengalaman dan pengetahuan mengenai kopi kepada para petani kopi maupun
masyarakat umum penikmat kopi. Konsep desain yang di terapkan, dengan pendekatan
arsitektur ekologis yang menginterpretasikan lingkungan alam sekitar sebagai pengolahan
tata ruang luar dan dalam, sehingga proses integral dalam pemahaman kontekstual
lingkungan dengan bangunan mampu menyikapi kebutuhan akan kualitas hidup dan
lingkungan. Suasana yang selaras dengan alam diterapkan dalam perencanaan tata masa
dan tampilan bangunan untuk merespon potensi lingkungan sekitar dengan
memperhatikan keadaan topografi dan vegetasi, serta penggunaan material di sekitar
lokasi, sehingga bangunan mampu terintegrasi dengan lingkungan.

Kata Kunci : Kopi, Komunitas, Produksi, Arsitektur Ekologis, Tata Ruang, Selaras,
Lingkungan.

1
PENDAHULUAN kopi di tahun 2016 dibawah negara
Latar Belakang Brazil, Vietnam dan Colombia. Negara
Indonesia merupakan negara Brazil mendominasi produksi kopi dunia
agraris yang sebagian mata pen-caharian sekaligus sebagai penyumbang terbesar
penduduknya adalah dengan cara bertani 35,8% dari total produksi kopi di dunia.
dan berkebun sehingga sektor pertanian Kemudian Vietnam yang menyuplai
sangat vital bagi perekonomian 14,5% dari total produksi kopi dan di
Indonesia. Salah satu sub sektor per- bawahnya Colombia dan Indonesia yang
kebunan di Indonesia adalah tanaman menyumbang masing-masing 6,8% dan
kopi. Kopi merupakan salah satu 6,4% dari produksi kopi dunia.
komoditi ekspor utama Indonesia. Kopi Indonesia juga memiliki
sebagai tanaman perkebunan merupakan keunggulan dengan beragamnya produk
salah satu komoditi yang begitu kopi arabica dan robusta yang
berpengaruh bagi sumber perekonomian berkualitas tinggi. Berdasarkan data
terutama bagi negara ber-kembang, penelitian International Coffee Festival
karena perkebunan kopi memberi (ICF) tahun 2012, ada sekitar 100 miliar
kesempatan kerja yang cukup tinggi dan cangkir kopi, atau sekitar 165,9 ton kopi
dapat menghasilkan devisa yang sangat yang diseduh setiap hari di seluruh
diperlukan bagi pembangunan dunia. Konsumsi kopi domestik
Nasional.1 diprediksi mencapai 300.000 ton per
Prospek ekspor kopi masih tahun.2 Kebutuhan mengkonsumsi kopi
terbuka luas dalam sektor bisnis biji saat ini merupakan bagian dari gaya
kopi di dunia. Berdasarkan data hidup yang terus meningkat. Salah
International Coffee Organization satunya Kota Yogyakarta, tumbuhnya
(ICO), tahun 2016 produksi dan ketertarikan masyarakat terhadap kopi,
eksportir kopi dunia mengalami dapat dilihat dari menjamurnya kedai
peningkatan setiap tahunnya. ICO kopi yang tersebar di daerah
mengindikasikan empat negara produsen Yogyakarta.
kopi utama yang berpengaruh dalam Daerah Istimewa Yogyakarta
perkembangan kopi di dunia. Salah (DIY), sebagai salah satu kota yang
satunya Indonesia menempati peringkat memegang peranan panting dalam
ke-4 dunia dalam produksi dan eksportir kehidupan ekonomi ialah sektor

1 2
Spillane,James.J.1996. Komoditi Kopi Siaran pers. 2014. The 3rd Indonesian
Peranannya Dalam Perekonomian Coffee Festival: Indonesia Bertekad Jadi
Indonesia. Jakarta: Kanisius. Pusat Kopi Dunia. Jakata: Kementrian
Perdagangan Republik Indonesia.
2
pertanian. Pertanian dan perkebunan dari kelompok tani, pedagang, eksportir,
tersebar di daerah Kabupaten Sleman lembaga penelitian, coffee houses,
dan Kabupaten Kulon Progo. Salah satu pemerintah hingga masyarakat minat
daerah dengan mata pencaharian bertani khusus.
atau berkebun berada di daerah
Kabupaten Sleman yang terletak di Latar Belakang Masalah
bagian utara DIY yang sebagian besar Perencanaan dan pengembangan
(72,11%) mempunyai ketinggian tempat kawasan Coffee Community Center
antara ±100 meter hingga ±2500 meter merupakan salah satu bentuk dari
sisanya mempunyai ketinggian dibawah pengembangan industri kopi perkebunan
3
±100 meter di atas permukaan laut. rakyat berbasis pelatihan pendidikan,
Perkembangan kopi di Kabupaten penelitian dalam meningkatkan
Sleman tahun 2012 terdapat sekitar ±50 perekonomian sub sektor perkebunan di
Ha yang tersebar di lereng Gunung Sleman. Tujuan dari Coffee Community
Merapi yang merupakan sisa dari Center adalah untuk menyebarkan
perkebunan terdampak bencana erupsi pengetahuan mengenai kopi ke
Merapi. Akibat dampak erupsi Merapi masyarakat terutama bagi para petani
2010 setidaknya sempat meng-hentikan kopi maupun komunitas penikmat kopi.
90% kegiatan pertanian kopi yang Setiap pengunjung tidak hanya me-
berada di wilayah Cangkringan, di mana nikmati hasil produksi pasar melainkan
daerah tersebut memiliki luas lahan kopi turut ikut serta program kegiatan
paling luas ditanami pohon kopi diantara pelayanan, produksi dan edukasi.
kecamatan lainnya. . Industri kopi di Perencanaan kawasan tersebut tidak
Sleman terletak di Kecamatan Pakem, di lepas dengan adanya tempat eksibisi
mana subsistem industri ini mengolah kopi sebagai media promosi kopi hasil
gelondong kopi basah menjadi produk perkebunan setempat ataupun daerah
berupa bubuk kopi yang dinamai dengan lain, serta memberikan ruang apresiasi
label “Kopi Merapi”. Belum optimalnya dalam bentuk pelelangan untuk pelaku
perkembangan industri kopi Merapi bisnis industri kecil dan besar
yang dikelola komunitas petani KUB berkontribusi di dalamnya.
dalam keikutsertaan dalam kontribusi Konsep desain yang di terapkan,
ekspor kopi Nasional. Dalam peran dengan pendekatan arsitektur ekologis
peningkatan industri kopi, belum yang menginterpretasikan lingkungan
optimalnya kemitraaan strategis yang alam sekitar sebagai pengolahan tata
optimal dari setiap stakeholders, mulai ruang luar dan dalam, sehingga proses

3
integral dalam pemahaman kontekstual
BAPPEDA. 2005. RTRW Kabupaten
Sleman 2005-2014. Sleman (Bab II-2) lingkungan dengan bangunan mampu
3
menyikapi kebutuhan akan kualitas ruang luar dan ruang dalam berdasarkan
hidup dan lingkungan. Dengan pendekatan arsitektur ekologis?
menerapkan prinsip desain ekologis
diharapakan dapat membuat peng- Tujuan Penelitian
huninya lebih nyaman dalam melakukan Terwujudnya rancangan Coffee
setiap aktivitas kegiatan, karena kualitas Community Center di Sleman yang
udara, termal, maupun penghawaan mampu mengekspresikan suasana
yang terkontrol dengan baik. Suasana selaras dengan alam melalui pengolahan
yang selaras dengan alam diterapkan tata ruang luar dan ruang dalam dengan
dalam perencanaan tata masa dan pendekatan arsitektur ekologis.
tampilan bangunan. Penerapan tersebut
berdasarkan potensi lingkungan sekitar Pendekatan Studi
dengan memperhatikan keadaan Penyelesaian penekanan studi
topografi dan vegetasi, serta penggunaan akan dilakukan dengan cara me-
material di sekitar lokasi, sehingga maparkan prinsip dasar penekanan
bangunan mampu terintegrasi dengan desain ekologis ke dalam rancangan
lingkungan Coffee Community Center di Sleman
Aspek suasana selaras dengan
alam sebagai pencapaian suasana untuk TINJAUAN KAWASAN
meningkatkan produktivitas suatu UMBULHARJO
kegiatan belajar dan bekerja. Penerapan Desa Umbulharjo terletak di wilayah
prinsip arsitektur ekologis tercipta dalam Kecamatan Cangkringan Kabupaten
proses pendekatan desain arsitektur yang Sleman Propinsi Daerah Istimewa Kota
menggabungkan alam dengan teknologi, Yogyakarta. Secara umum wilayah Desa
menggunakan alam sebagai basis desain, Umbulharjo berada di kaki/ lereng
strategi konservasi, respon bencana Gunung Merapi yang merupakan
alam, dan penggunaan material lokal wilayah yang berada di bagian utara
serta penggunaan sistem energi mandiri Kecamatan Cangkringan dengan ke-
untuk menghasilkan tata ruang dalam tinggian wilayah 684 m dpl sampai
maupun ruang luar yang menunjukan dengan 1000 m dpl di atas permukaan
kepedulian dengan lingkungan. laut.
Batas wilayah Desa Umbulharjo adalah
Rumusan Masalah sebagai berikut :
Bagaimana wujud rancangan a) Sebelah Barat: Kecamatan Pakem
Coffee Community Center di Sleman b) Sebelah Timur: Desa Kepuharjo
yang mengekspresikan suasana selaras c) Sebelah Utara: Gunung Merapi
dengan alam melalui pengolahan tata d) Sebelah Selatan: Desa Wukirsari
4
d. Mudah dijangkau oleh petani kopi
dan industri yang bergerak di bidang
pengolahan kopi.
e. Lingkungan sekitar merupakan
fungsi yang dapat saling mendukung
dengan bangunan yang direncanakan
sebagai fasilitas pendukung
Gambar 1.1 Peta Administratif Desa masyarakat.
Umbulharjo f. Kemudahan akses yang dekat dengan
Sumber: BPBD, 2012
jalan raya utama maupun jalan

Kriteria Pemilihan Lokasi lingkungan untuk dijangkau

Pemilihan lokasi meninjau dari kendaraan.

perkebunan kopi yang berada di daerah g. Memiliki daya tarik lokasi, potensi

lereng Merapi yaitu Dusun Wukirsari, alam berupa topografi area dan

Umbulharjo. vegetasi.

LOKASI TERPILIH

Gambar 1.2 Peta Radius Pemilihan Site


Sumber: Google Earth, diolah kembali 2017
Gambar 1.3 Kondisi Site Terpilih
Sumber: Google Earth, diolah kembali 2017
Dalam melakukan pemilihan
Keadaan yang dimiliki site
lokasi dengan mem-pertimbangkan
merupakan lahan pekarangan dengan
beberapa kriteria sebagai berikut :
bentuk site memanjang. Site memiliki
a. Berada pada radius 1,5 – 2,5 km
kontur rendah dan mudah untuk diolah
perkebunan kopi.
dengan beberapa tingkatan yang
b. Dekat dengan wilayah permukiman
memiliki permukaan tanah yang datar.
petani kopi.
Pada site 1 total luas tanah 28.000 m² /
c. Berada pada wilayah KRB I dan
2.8 Ha.
KRB II untuk menghindari ke-
mungkinan bencana alam.

5
TINJAUAN UMUM berdasarkan dari kedekatan antara fungsi
Selaras Dengan Alam ruang dan akses pencapaiannya.
Suasana selaras dapat diartikan b. Topografi
sebagai sebuah hubungan harmonis Dalam merespon kondisi
antara bangunan yang dirancang dengan topografi yang tidak merusak
kegunaannya, bangunan dengan lingkungan alam digunakan sistem
manusianya,budayanya dan lingkungan sengkedan dan split level. Penyelesaian
tempat dibangun. Manusia adalah bagian tersebut menyesuaiakan dengan
dari alam, Manusia tidak dapat kemiringan dan tinggi dari topografi,
melepaskan dirinya dari alam, maka sehingga ruang- ruang menyesuaikan
setiap kegiatan manusia seharusnya dengan kondisi topografi tersebut.
didasarkan pada pemahaman terhadap c. Orientasi Bangunan
alam. Keselarasan antara manusia dan Dalam menentukan orientasi
alam merupakan kunci dari kualitas massa bangunan per-timbangan orientasi
hidup manusia dengan kualitas mempengaruhi dari kenyamanan
lingkungannya. Lingkungan menjadi aktivitas manusia maupun terhadap
salah satu variabel yang mempengaruhi kualitass bangunan yang menyesuaiakan
kualitas kehidupan manusia. Oleh dari keadaan iklim, orientasi matahari
karena itu dalam mengekspresikan dan arah angin.
suasana yang selaras dengan alam d. Pencahayaan
terdapat hubungan antara lingkungan, Pencahayaan alami dapat
manusia dengan kebutuhannya, ling- dimaksimalkan dengan me-nerapkan
kungan pembangunan atau lingkungan ventilasi cahaya yang baik di setiap
terbangun untuk menciptakan harmoni ruang. Pencahayaan alami juga dapat
untuk menentukan kualitas manusia mengurangi pemakaian listrik (hemat
dengan lingkungannya. energi).
e. Penghawaan
Arsitektur Ekologis Sistem penghawaan yang
Terdapat enam aspek dari diterapkan adalah penghawaan alami,
perumusan prinsip-prinsip arsitektur yaitu dengan mengandalkan aliran udara
ekologis yang akan diolah untuk proses yang ada melalui ventilasi udara pada
analisis terapan. ruang dan memberi jarak setiap massa
a. Aktivitas Manusia untuk mengarahkan angin masuk
Hubungan aktivitas manusia kedalam bangunan.
dengan ketergantungan akan ruang f. Material
mempengaruhi kualitas kenyamanan Penggunan material lokal
sebagai struktur bahan bangunan.
6
Penggunaan material lokal sebagai unsur sebagai masyaraat setempat untuk
material yang dipakai sehingga digunakan sebagai kegiatan berkumpul,
bangunan lebih terkesan selaras ataupun serta memfasilitasi kegiatan olahraga
seimbang dengan lingkungan sekitar. dan pasar temporer.
g. Sistem Energi
Efisiensi energi merupakan
prioritas dalam meminimalkan bahan
bakar serta energi listrik dan mampu
penghematan penggunaan air,
penanganan limbah dan mampu
memproduksi energi untuk keperluan
Gambar 1.5 Konsep Konteks Kultural
sehari-hari. Sumber: Google Earth, diolah kembali 2017

DESIGN VISION Tata Masa Bangunan


Konsep tata masa bangunan
diletakan ketergantungan tiap divisi
kegiatan seperti hubungan anatara divisi
pengelola dengan tata usaha, edukasi
Gambar 1.4 Design Vision
dengan konservasi, produksi, eksibisi,
Sumber: Analisis Penulis

Sebagai dasar konsep komersial, service, publikasi dan

perencanaan Coffee Community Center pelayanan humas. Fasilitas pendukug

di Sleman untuk pencapain design seperti lahan parkir, plaza hingga

secara makro, maka konsep dari design mushola dan bale warga disusun

vision berfokus pada ekonomi dan sosial menyesuaiakan dengan keterdekataan

budaya dalam penentuan strategi desain antar divisi.

dalam menentukan program kegiatan


dan kebutuhan fasilitas.

Aspek Kultural
Dalam penerapananya akses
masuk ke dalam Coffee Community
Center di bedakan dengan akses utama
agar pencapaian ke area produksi lebih
dekat dari perkebunan atau hunian
warga. Fasilitas yang diberikan berupa
bale warga yang bisa difungsikan

7
Gambar 1.5 Tata Massa Bangunan
Sumber: Analisis Penulis

setiap aktivitasnya sendiri dan


lingkungan yang ditempati. Kemauan
bersinergi dengan alam harus menjadi
SYNERGY WITH NATURE
dasar pedoman setiap melakukan
Pendalaman dari konsep besar
kegiatan yang ramah lingkungan.
synergy with nature yaitu berbekal dari
manusia sebagai aspek utama yang
berpengaruh dalam menentukan dari

8
DESIGN STRATEGY
Liveable
Humanity
Sirkulasi pencapaian tiap ruang
nyaman digunakan bagi setiap pelaku
(normal, difabel) kegiatan dengan
penggunaan ramp disetiap jalur sirkulasi
sehingga dapat dijangkau setiap umur
pengguna.
Gambar 1.6 Konsep Synergy With Nature Indoor Garden
Sumber: Analisis Penulis
Menghadirkan tanaman di
dalam ruangan sebagai penyejuk dan
visual
Experience Space
Pada setiap area atap ruangan
dapat difungsikan sebagai aktivitas
Gambar 1.7 Area Entrance
Bersama
Sumber: Analisis Penulis

Oleh karena itu konsep besar ini


terbagi menjadi tiga konsep makro
yang akan dikembangkan menjadi
konsep mikro untuk menjadi
pedoman dalam rancangan desain
Coffee Community Center.
Gambar 1.9 Education Area
Sumber: Analisis Penulis

Multi Function
Fungsi setiap ruang dapat
mengikuti setiap jenis kegiatan dan
bersifat temporer
Access Direction
Bangunan mampu diakses dari
Gambar 1.8 Design Strategy
segala arah untuk memudahakan
Sumber: Analisis Penulis
menjangkau setiap ruangan.

9
Connecting Activity kotor padat digunakan sebagai energi
Bridge listrik dengan sistem biogas serta
Memberi akses jembatan untuk pengolahan limbah kopi untuk men
menghubungkan ke setiap bangunan. suplai kebutuhan spa dan pupuk
Pathway
Jalur pedestrian mudah di
mengerti bagi pengunjung dengan
memberi signage yang jelas melalui
media penanda ataupun tekstur material.

Gambar 1.11 Suasana Homestay dan Fog


Harvesting
Sumber: Analisis Penulis
Gambar 1.10 Bridge Education
Sumber: Analisis Penulis
Local Material
Daylighting & Natural Ventilation
Reflection Pool
Kolam difungsikan sebagai
pemantul cahaya masuk kedalam ruang.
Natural Ventilation
Memaksimalkan bukaan besar
pada setiap ruangan agar sinar matahari
masuk ke dalam ruangan waktu siang
hari dan pengolahan dinding fasad
sebagai pengarah angin masuk kedalam

Conservation Energy
Water Management
Menampung air hujan untuk di
gunakan sebagai distribusi air besih
kebutuhan sehari-hari
Gambar 1.12 Penerapan Material Dalam
Fog Collecting
Tampilan
Mengumpulkan embun untuk di
Sumber: Analisis Penulis
suplai ke dalam water managementt Limmitting New Source
Waste Manangement Penggunaan material bekas dari
Pengolahan air kotor cair dalam site
sebagai penyiraman vegetasi dan air
10
Potential Material atauapun kualitas hidup manusia
Menggunakan material dari didalamnya.
potensi alam sekitar seperti pasir, batu
dan kejangakauan jarak sumber material DAFTAR PUSTAKA
dalam konteks wilayah kota Yogyakarta. Absari, Fattih Rimadhani. 2012.
Gambaran Kadar Kalsium
Site Preservation Darah Pada Wanita Peminum
Line Earth Kopi. Semarang: Universitas
Muhamadiyah Semarang.
Bangunan menerapkan sistem
Agriculture, United States Departement
sekedan dan split level of. 2016. "Coffee: World
Mini Forest Markets and Trade." Foreign
Pembuatan hutan skala mikro di Agriculture Service.
Annisa P.S, Ratih Dyah. 2013. Studi
ruang luar dengan pohon sengon sebagai
Faktor Penentu Dalam
potensi vegetasi site. Pemilihan Material
Concrete Lawn Block Rekonstruksi Rumah Tinggal
Penggunaan beton bertulang Pasca Erupsi Merapi Di Desa
Umbulharjo, Kecamatan
dalam pencegahan erosi di dalam site.
Cangkringan, Kabupaten
Sleman. Yogyakarta: Program
Studi Megister Teknik
Arsitektur, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Anshori, M, Mega Suryaningsih, and
dkk. 2016. Perencanaan
Wilayah Berbasis Mitigasi:
Studi Kasus Kawasan Rawan
Bencana Merapi Kabupaten
Gambar 1.12 Suasana Area Plaza
Sleman. Surabaya: Fakultas
Sumber: Analisis Penulis
Teknik Sipil dan Perencanaan,
Kesimpulan Institut Teknologi Sepuluh
Coffee Community Center Nopember.
dengan pendekatan arsitektur ekologis Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sleman. (2015). Statistik Daerah
diharapkan mampu secara sistematik Kecamatan Cangkringan.
mengedukasi setiap pengujung untuk Sleman: BPS Kabupaten
lebih memahami prilaku setiap Sleman.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
aktivitasnya yang tidak merugikan
Sleman. (2015). Statistik Daerah
lingkungan sekitarnya, serta memahami Kabupaten Sleman. Sleman:
pentingnya prinsip ramah lingkungan. BPS Kabupaten Sleman.
Ching, Francis. 2007, Architecture:
Dengan demikian secara tidak langsung
Form, Space, & Order 3rd
manusia dan alam dapat saling Edition. John Wiley : Hokoben
bersinergi baik untuk lingkungan

11
Departemen Perindustrian. 2009. "Peran Widigdo, Wanda, and Canadarma. 2008.
Industri Kopi Bagi Peningkatan Pendekatan Ekologi Pada
Kontribusi GDP Indonesia." Rancangan Arsitektur Sebagai
Temu Karya Kopi VI. 16 Upaya Mengurangi Pemanasan
November 2009. Jakarta. Global. Surabaya: Universitas
Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kristen Petra.
Kimia. 2009. Roadmap Industri
Pengolahn Kopi. Jakarta: DAFTAR REFERENSI
Departemen Perindustrian.
Indonesia Peringkat Ketiga Dalam
Frick,Suskiyatno. 1998. Dasar-dasar
Produsen Kopi Di Dunia
eko-arsitektur. Yogyakarta:
http://www.bumn.go.id/ptpn12/p
Kanisius.
ublikasi/berita/indonesia-
Frick, Hesti. 2005. Seri Eko -Arsitektur
peringkat-tiga-produsen-kopi-
2, Arsitektur Ekologis.
didunia/ diakses 28 Febuari
Yogyakarta: Kanisius.
2017.
Frick. 1996. Arsitektur dan Lingkungan.
Perbedaan Kopi Arabica dan Robusta
Yogyakarta: Kanisius.
http://sklep.unoespresso.pl/blog/
Spillane, and James. J. 1990. Komoditi
rodzaje/arabica-kontra-
Kopi Peranannya Dalam
robusta,diakses 10 Maret 2017.
Perekonomian Indonesia.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Jakarta: Kanisius.
Indonesia.
Syihabuddin.A, Fitowin.Agoes. 2014.
http://tc.iccri.net, diakses 18
Makalah Dasar-Dasar
Maret 2017
Agronomi Budidaya Tanaman
Profil Koprasi Kebun Makmur Sleman.
Kopi. Fakultas Pertanian:
http://www.slemankab.go.id/345
Universitas Gadjah Mada
7/kub-kebun-makmur-buka-
Yogyakarta
kedai-kopi-di-pameran-potensi-
Tesavrita, Ceicalia, and Meity Martale.
daerah-sleman.slm, diakses 20
2013. Perancangan Pabrik
April 2016
Pengolahan Biji Kopi dan
Usaha Kedai Kopi di Yogyakarta.
Analisis Kelayakanya: Stui
https://www.harianbernas.com/b
Kasus DI Kabupaten Bandung.
erita-26039-Usaha-Kedai-Kopi-
Bandung: Universitas Katolik
di-Yogyakarta-Tembus-
Parahyangan.
Ratusan-Miliar.html, diakses 10
Walker, Harrel J. 2011. "Community
Maret 2017.
Living Center." Design Guide 8.
Watson, Donald. 2003. In Time Sarver
Standard for Urban Design, by
Mc Grawhill.
Wikikopi, 2016. Dokumentasi
Pengetahuan Kolaboratif
Wikikopi, Yogyakarta:
Wikikopi.
Wibowo, R, and Januar Jani. 1998.
Teori Perencanaan
Pembangunan Wilayah. Jember:
Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
12

You might also like