You are on page 1of 5

A.

Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang
didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil.
Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml
pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.

B. Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi
primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi
sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah satu kondisi berikut:
1. Pecahnya membran ketuban.
2. Masalah kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropati obstruktif seperti
kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantung ketuban dan
malformasi saluran kemih janin.
3. Penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
4. Kehamilan post-term
5. Gangguan pertumbuhan pada janin
6. Kelainan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Padahal urin
termasuk sumber utama air ketuban
7. Kehamilan lewat waktu sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
8. Penyakit ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit
otoimun seperti lupus.

C. Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
1. Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
2. Tidak terbentuk air kemih
3. Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas.

D. Gambaran Klinis / gejala.


1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
8. Janin mudah berpindah tempat.
9. Perlambatan tinggi fundus.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal
2. Rontgen perut bayi
3. Rontgen paru-paru bayi
4. Analisa gas darah.

Cara mengeceknya :
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman
gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi).
Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah
berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion.

F. Akibat Oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan,
keguguran, janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi
partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
2. Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang
janin.
3. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
4. Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama
kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang
tidak seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.
G. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

Hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
1. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
2. Banyak istirahat
3. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
4. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
5. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.

Tindakan Dokter
Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda tidak
sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya dokter
akan memutuskan segera melahirkan janin. Apalagi jika ditemukan pada kehamilan cukup
bulan.

H. Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin yang
hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat
menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan
amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh
disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.

I. Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan “amnioskopi”
dengan alat khusus amnioskop.
Indikasi amnioskopi adalah :
1. Usia kehamilan sudah di atas 37 minggu
2. Terdapat preeclampsia-berat atau eklampsia
3. Bad obstetrics history
4. Terdapat kemungkinan IUGR
5. Kelainan ginjal.
6. Kehamilan post date

Hasil yang diharapkan adalah :


1. Kekeruhan air ketuban
2. Pewarnaan dengan mekonium
Komplikasi tindakan amnioskopi adalah :
1. Terjadi persalinan premature
2. Ketuban pecah-menimbulkan persalinan premature
3. Terjadi perdarahan-perlukaan kanalis servikalis
4. Terjadi infeksi asendens

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN OLIGOHIDRAMNION

Identitas

Nama : Ny. R / Tn. M


Umur : 32 tahun / 29 tahun
Alamat : Darul imarah / darul imarah
Tanggal : 26 juli 2013
Pukul : 11.15 WIB

Subjektif :
Ibu R umur 32 tahun masuk ke ruang kebidanan di kirim dari poli kebidanan, ini
merupakan kehamilan ibu yang ke dua dan sebelumnya ibu tidak pernah keguguran. Ibu
mengeluh sering keluar cairan dari kemaluannya sejak 4 mg yang lalu, dan gerakan janin
berkurang . ibu juga mengatakan nyeri di perut ketika janinnya bergerak. Hari pertama haid
terakhir : 24 oktober 2012
Objektif :
1. Tanda-tanda vital :
a. TTP : 1 Juli 2013
b. Tekanan darah : 90/70 mmHg
c. Nadi : 72 x/menit
d. Respirasi : 20 x/menit
e. Suhu : 36,70 ˚C
f. TB : 153 cm
g. BB : 60 kg

2. Palpasi :
a. Leopold I : 29 cm
b. Leopold II : puka
c. Leopold III : kepala
d. Leopold IV : divergent
e. His : 1 x/10’/20” detik (Jarang)

3. Auskultasi :
a. DJJ : 119 x/m

4. Pemeriksaan tunjangan :
a. USG : cairan ketuban sedikit .
Assessment
Ibu G2P1A0, usia kehamilan 43 mg dengan post date dan oligohidramnion .
K/U ibu dan janin kurang baik.
Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.
a) Keadaan ibu kurang baik, ibu memasuki usia kehamilan 43 minggu, ibu mengalami
postdate dan oligohidramnion (air ketuban sedikit) sehingga harus dilakukan persalinan
segera.
b) Keadaan janin kurang baik, denyut jantung 119 kali/menit, dan letak janin normal.
2. Memberikan asuhan sayang ibu:
a) Memberikan dukungan moril kepada ibu agar ibu tidak cemas .
b) Mempersilakan suami/orangtua ibu untuk turut memberikan dukungan dengan menemani
ibu di samping tempat tidur.
c) Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi berbaring senyaman mungkin.
3. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
4. Melakukan pemasangan infus RL dengan aturan 20 tetes/menit.
5. Melakukan cek darah lengkap.
6. Melakukan pemantauan dengan NST.
7. Melakukan pemasangan O2 3 liter.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn :
a) Dokter menganjurkan persalinan ibu dilakukan secara sc.
b) Melakukan skintest
c) Melakukan skerem
d) Injeksi cefotaxime IV 10 mg
e) Menganjurkan ibu untuk puasa
9. Ibu siap untuk di lakukan Sc besok pagi pukul 08.00 WIB

You might also like