You are on page 1of 11

BAB II

KEADAAN UMUM

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan PT. Raja Beton Nusantara terletak di Distrik Sentani
Barat, Kelurahan Sabronsari, Kampung Girirejo. Untuk mencapai lokasi ini dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dan
dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota Kabupaten
Sentani. Secara geografis, lokasi rencana pengambilan material terletak antara
koordinat 1400 25’ 59,34” BT- 1400 26’ 02,85” BT dan 020 30’ 02,81” LU – 020
30’ 06,21” LU

Gambar 2.1
Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2. Keadaan Daerah Penyelidikan
2.2.1. Flora dan Fauna
Lokasi penelitian Kampung Girirejo, merupakan kawasan hutan tersier,
alang- alang dan sebagian lagi kurang lebih 2 ha merupakan lokasi PT. Raja Beton
Nusantara. Diameter pohon yang ada dan jarang sekali dijumpai paling besar
sampai dengan 30 Cm. Tumbuhan lainnya adalah jenis yang biasa ditanam
penduduk di lading pada umumnya berumur hingga 4 hingga 6 bulan seperti
jagung, ketela pohon, tanaman sayuran, dan sebagian lagi tanaman buah-buahan
seperti jambu, kelapa, pisang, mangga, dan matoa.
Berbagai jenis fauna yang dijumpai didaerah ini diantaranya babi ternak,
kupu-kupu, ular, dan binatang kecil lainnya.
2.2.2. Tata Guna Lahan dan Penduduk
Tata guna lahan daerah penyelidikan sebagian besar digunakan untuk
padang rumput ilalang, semak belukar, rawa-rawa, hutan produksi, hutan non
produksi, dan lokasi pemukiman penduduk yang jumlahnya sedikit.
Penduduk desa di sekitar daerah penyelidikan terdiri dari beberapa suku
(heterogen). Diantaranya suku Toraja, suku Bugis, suku Timor, suku Jawa, suku-
suku lainnya yang merupakan pendatang dan sebagian lagi adalah warga
transmigran.
Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian berladang dengan
sistim ladang berpindah. Hanya sebagian kecil yang berstatus pedagang dan
karyawan. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya lulusan Sekolah Dasar
(S.D) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMA, mereka harus ke kota kecamatan terdekat atau ke
kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Sedangkan penduduknya sebagian besar
beragama Islam dan sebagian kecil beragama Kristen.
2.2.3. Iklim
Lokasi daerah penyelidikan sangat dekat dengan garis Khatulistiwa,
sehingga perbandingan hari panas dengan hari hujan per bulannya selama setahun
agak tinggi. Berdasarkan data hasil pengamatan dari Stasiun Klimatologi
Lapangan Terbang Temindung, diketahui suhu udara di daerah penyelidikan
berkisar antara 23 C sampai 34 C dengan kecepatan angin antara 8,05 Km/jam
sampai 11,27 Km/jam. Curah hujan di daerah ini cukup tinggi dengan hari hujan
antara 80 hari sampai 120 hari hari hujan per tahun. Hujan paling banyak terjadi
pada bulan Oktober sampai Mei dengan curah hujan mencapai 200 mm sampai
250 mm per bulan (Tabel 2.3).

Tabe2.3. Data curah hujan


Tahun
Bulan 2014 2015
Curah Hari Curah Hari
hujan hujan hujan hujan
(mm) (mm)
Januari 188,9 23 222,9 20
Februari 168,2 12 137,5 16
Maret 76,1 13 115,5 21
April 273,4 23 76,8 18
Mei 90,5 20 86,0 19
Juni 164,4 20 84,0 12
Juli 79 16 133,8 16
Agustus 132,6 18 45,2 10
September 248 15 177,0 8
Oktober 80 9 53,2 9
Nopember 321,2 22 113,6 15
Desember 307,9 19 88,7 19
Jumlah
Sumber :
2.2.4. Bentang Alam
Keadaan bentang alam di daerah penyelidikan dapat dikelompokkan ke
dalam dua satuan morfologi, yaitu satuan morfologi perbukitan bergelombang dan
satuan morfologi dataran rendah.

Morfologi perbukitan bergelombang merupakan perbukitan rendah dengan


kemiringan lereng landai, sudut lerengnya antara 2 % sampai 5 % dan membentuk
perbukitan memanjang serta erosi lembah yang berkembang sebagai alur liar.
Satuan morfologi ini ditutupi oleh hutan tersier muda.

Morfologi dataran rendah dengan elevasi antara 10 meter sampai 20 meter


serta sudut lereng antara 0 % sampai 2 %, merupakan dataran sepanjang aliran
sungai yang terdapat diantara satuan perbukitan dan tersusun oleh endapan
alluvial serta endapan rawa. Daerah ini sebagian dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar untuk sawah tadah hujan, sebagian lagi berupa rawa-rawa dan semak
belukar.

Foto 1. Bentang Alam


Foto 2. Bentang Alam

2.2.4. Sungai
Di lokasi daerah penyelidikan yang mempunyai ketinggian permukaan
antara 10 sampai 180 meter di atas permukaan laut terdapat beberapa sungai.
Salah satu diantaranya adalah Sungai Kertosari yang mempunyai lebar 32 meter.
Sungai ini mengalir ke arah Timur ke Barat menuju front penambangan.

Foto 3. Bentang Alam


BAB IV

RENCANA PENAMBANGAN

4.1. Sistem Metode dan Tata Cara Penambangan

Berdasarkan sifat fisik dan endapan bahan galian, maka sistem


penambangan yang digunakan adalah metode tambang terbuka dengan sistem
Aluvial Mine. Karena endapan bahan galian terletak di tepi sungai, maka metode
yang digunakan adalah berdasarkan jalan masuk langsung. Endapan bahan galian
terletak dipermukaan bumi dengan bentuk kerikil sampai dengan bongkahan
dengan ukuran 3 cm – 250 cm.

Kegiatan yang dilakukan adalah mulai dari pembongkaran, pemuatan, dan


pengangkutan. Kegiatan pembongkaran dan pemuatan dilakukan dengan
menggunakan Excavator Backhoe, sedangkan pengangkutan menggunakan
dumptruck.

4.2. Tahapan Kegiatan Penambangan

Secara umum tahapan kegiatan penambangan diawali dengan kegiatan


prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan, development, eksploitasi, dan pengolahan.
Sedangkan kegiatan utamanya adalah pembongkaran, pemuatan dan
pengangkutan.

a. Pembongkaran

Pembongkaran merupakan kegiatan untuk memisahkan antara


endapan bahan galian dengan batuan induk yang dilakukan setelah
pengupasan lapisan penutup bahan galian selesai. Ada beberapa metode
yang digunakan untuk melakukan pembongkaran. Namun, metode yang
digunakan oleh PT. XYZ adalah dengan menggunakan alat mekanis.
Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan menggunakan peralatan
mekanis Excavator Backhoe. Pembongkaran penambangan secara grafis
dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :

Gambar 4.1. Diagram Alir Penambangan

Secara umum kegiatan penambangan terdiri dari tiga komponen utama,


yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Kegiatan penambangan PT
Raja Beton Nusantara adalah sebagai berikut :

a. Penggalian/pembongkaran
Pekerjaan penggalian atau pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan alat bongkar excavator yang melakukan pembongkaran
langsung dari lokasi penambangan, material yang berhasil diambil
langsung direndamkan kedalam air dan kemudian dikeruk kembali agar
terpisah dari pasir atau tanah pengotor. Kemudian dimuat kedalam
dumptruck yang selanjutnya diangkut menuju stockpile di lokasi
pengolahan.

b. Pemuatan

Pekerjaan pemuatan dilokasi penambangan dikerjakan langsung oleh


alat mekanis backhoe yang memuat material dari lokasi penambangan
kedalam alat angkut untuk kemudian diangkut ke lokasi proyek atau ke
lokasi penimbunan material (stockpile).
c. Pengangkutan

Pekerjaan pengangkutan ini dilakukan oleh dump truck dengan


langsung masuk ke front penambangan dimana excavator melakukan
pemuatan lalu mengangkut material ke stockpile.

4.3. Rencana Produksi

Rencana produksi material oleh PT. XYZ adalah 150 m2. Namun,
berdasarkan kapasitas alat bongkar yang digunakan, maka dapat diperkirakan
jumlah produksi yang dapat dicapai adalah sebagai berikut:

Rumus yang digunakan adalah:

𝐸𝑥𝐼𝑥𝐻
𝑃= 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡

Dimana :

P = Produksi

I = Swell Factor (%)

E = Efisiensi Kerja (%)

H = Kapasitas Bucket (m3)

Ct = Cycle time / waktu edar (menit)

Dengan memasukan data antara lain :

Swell Factor = 0.67 (Pasir Batu)

Efisiensi Kerja Alat = 71,28% (dianggap baik)

Kapasitas bucket = 0,8 m3

Waktu edar = 0,18 menit


Dengan demikian, dapat dihitung produksi material berdasarkan
kemampuan produksi excavator backhoe adalah sebagai berikut :

0,71 𝑥 0,43 𝑥 0,8


𝑃= 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,18

= 81 m3/jam

P = 81 m3 / jam x 5 jam / hari ( 7 jam kerja – 2 jam hambatan)

= 405 m3/hari

= 405 m3/hari x 24 hari/bulan

= 9.720 m3/bulan

= 9.720 x 12 bulan/tahun

= 116.640 m3/tahun

4.3. Jadwal Rencana Produksi Dan Umur Tambang

a. Jadwal rencana produksi

Jam kerja sangat ditentukan oleh jumlah dan ukuran alat yang digunakan.
Jam kerja juga dipengaruhi oleh pola shift, kondisi alam, metodologi pergantian
shift dan pola perawatan. Berikut ini merupakan perhitungan jam kerja oleh PT.
XYZ.

- Perhitungan hari kerja


Jumlah hari per tahun = 365 hari
Dikurangi rata-rata libur = 30 hari
Jadwal hari kerja = 335 hari
Dikurangi hari hujan = 50 hari (rata-rata hari hujan/tahun,
menurut BMKG)
Jumlah hari kerja = 285 hari
Jumlah shift/hari = 2 shift (shift 1= jam 08.00 – 12.00 ; shift
2= jam 13.00 – 16.00)
Jumlah shift/tahun = 285 hari x 2 shift = 570 hari kerja/tahun
Dengan demikian maka kegiatan produksi dapat dilakukan sesuai dengan
jumlah hari kerja berdasarkan jumlah shift/hari
b. Umur tambang
Dengan mengacu pada jumlah produksi pertahun dan total jumlah
cadangan, maka diperkirakan umur tambang sebagai berikut:
𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚3 )
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑚3 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)

154.325,554 𝑚3
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
116.640 (𝑚3 )

= 1,3 tahun

4.4. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT Raja Beton Nusantara untuk


mendukung kegiatan penambangan adalah :

a. Dump Truck
b. Excavator Backhoe

4.5. Rencana Penanganan Material Yang Belum Terpasarkan

Material yang belum terpakai akan ditimbun di lokasi penimbunan


stockfile, sementara menunggu pemanfaatannya pada kegiatan konstruksi dan
pembangunan Hotel milik perusahaan.

4.5. Rencana Penanganan Sisa Cadangan Pada Pasca Tambang

Sisa cadangan yang tertinggal pada akhir penambangan akan dinilai


berdasarkan pertimbangan tekni. Pertimbangan teknis yang akan dijadikan
parameter adalah stabilitas lereng dan kondisi kemiringan dan kedalaman sungai
tempat pengambila material.

Apabila lereng bekas tambang dinilai tidak aman apabila terus dilakukan
pembongkaran, maka material sisa tersebut akan ditingggalkan untuk menjaga
agar lereng tetap aman.

You might also like