You are on page 1of 9

A10

SHINTA WINDU WULAN


0115101233
KUIS ONLINE SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

NO.1
5 pilar standar akuntansi keuangan yang berlaku yaitu:
1. Standar akuntansi keuangan (SAK) untuk entitas berakuntabilitas publik signifikan/PSAK-
IFRS.
Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti : emiten,
perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah
memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan
2. Standar akuntansi keuangan khusus entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP)
SAK ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Usaha kecil menengah. SAK ETAP diterbitkan
pada tahun 2009 dan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011. SAK ini diterapkan secara
retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui
semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.

3. Standar Akuntansi Syariah khusus entitas dan transaksi syariah (SAK Syariah)

Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak
ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. Standar Akuntansi Keuangan Syariah digunakan
khusus untuk badan usaha dengan basis syariah. Standar satu ini memiliki kerangka
penyusunan dan penjurnalan laporan, penyajian laporan keuangan, dan standar khusus
transaksi berdasarkan konsep syariah seperti murabahah, mudharabah, ijarah, serta istisha.

4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005
tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP).
5. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)
SAK EMKM dirancang sebagai standar akuntansi yang sederhana yang dapat digunakan untuk
entitas mikro kecil dan menengah, sehinga UMK dapat menyusun laporan keuangan untuk
tujuan akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Laporan keungan tersebut dapat juga
digunakan oleh entitas untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain serta lampiran pelaporan
pajak.
NO.2
1. Standar Akuntansi Keuangan yang mengadopsi IFRS
IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS. Penerapan
International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih belum
banyak dilakukan oleh kalangan ekonomi di Indonesia. Padahal penerapan IFRS dalam sistem
akuntasiperusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan bangsa
Indonesia bersaingdi era perdagangan bebas. International Financial Reporting Standards
(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporanakuntansi yang memberikan penekanan pada
penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulantertentu. Standar ini
muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatuNegara ikut
serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yangberlaku
sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. penerapan IFRS ini akan
berdampak positif. Bagi para emiten di Bursa Efek Jakarta (BEI), dengan menggunakan
standar pelaporaninternasional itu, para stakeholder akan lebih mudah untuk mengambil
keputusan.
2. Standar Akuntansi Keuangan ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau atau The
Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan
oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) sendiri beranggotakan 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi,
Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar ini adalah
untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya hampir dari
90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam menyusun laporan keuangan mereka. Dimana
jikalau standar ini tidak diterbitkan mereka juga harus mengikuti SAK baru (yang merupakan
SAK yang sedang dalam tahap pengadopsian IFRS – konvergensi penuh tahun 2012) untuk
menyusun laporan keuangan mereka. SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat
mahal bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menerapkannya.
3. Standar Akuntansi Keuangan EMKM
Mulai 1 Januari 2018, DSAK IAI akan memberlakukan SAK baru khusus untuk Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah (SAK EMKM). SAK EMKM diterbitkan untuk membantu EMKM di
Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 57 Juta serta memberikan kontribusi terhadap
pertumbungan ekonomi Indonesia hingga 60%. Sebelum mengesakan SAK EMKM, DSAK
IAI yang merupakan otoritas berwenang dalam menyusun Standar akuntansi di Indonesia
sebelumnya telah melakukan penelitian atas kebutuhan SAK EMKM, kemudian menyusun
draf, menyelenggarakan public hearing dengan pemangku kepentingan, dan mengesahkan
exposure draft pada tahun 2016. Akhirnya setelah melalui due process tersebut DSAK IAI
menetapkan SAK EMKM berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan EMKM yang
dimulai atau setelah 1 Januari 2018.

NO.3
Kerangka kerja konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual mempunyai hubungan dengan standar akuntansi keuangan yaitu
dimaksudkan untuk proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk
dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan
mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah
tidak. Dengan adanya kerangka kerja konseptual pelaporan keuanagn yaitu sebagai petunjuk
FASB dalam menetapkan standar akuntansi, menyediakan kerangka acuan untuk
menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya, menentukan
batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan, dan mempertinggi komparabilitas
dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.

NO.4
Revaluasi aset tetap menurut ketentuan PSAK 16 Tahun 1994. Standar menyebutkan “revaluasi
aktiva tetap tidak diperkenankan karena penilaian dengan menggunakan harga perolehan,
namun penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah”. Revaluasi merupakan salah satu metode penilaian aset tetap.
Pajak atas revaluasi menurut PSAK 16 dipertanggungjawabkan mengikuti ketentuan dalam
PSAK 46 tentang pajak penghasilan. Atas selisih revaluasi tidak diakui dalam laba rugi tahun
berjalan tetapi diakui dalam laba komprehensif, maka konsekuensi pajaknya akan dimasukkan
dalam komponen laba komprehensif. Jika pajak atas revaluasi ini tidak dikenakan menurut
peraturan perpajakan maka konsekuensi pajaknya akan diakui sebagai aset atau liabiltas pajak
tangguhan.
Contoh:
Tahapan pokok revaluasi beserta jurnal: PT. Bali Andalan akan melaksanakan revaluasi atas
aset tetapnya yang bernilai buku Rp 100.000.000,00 dengan umur 5 tahun, tanpa nilai residu.
Dengan asumsi perusahaan tersebut menerapkan metode depresiasi garis lurus, maka pada
akhir tahun 1, pertama perusahaan membuat jurnal sebagai berikut:

Des. 31 Untuk mencatat beban depresiasi tahun 1


Beban Depresiasi Rp 20.000.000
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap Rp 20.000.000

NO.5
Financial Asset
Asset keuangan merupakan bagian dari asset tidak berwujud. Bagi aset keuangan, manfaat atau
nilai yang dimilikinya adalah klaim kas di masa mendatang. Dalam asset keuangan memiliki
dua pihak yang bermain didalamnya yaitu emitten dan investor. Emiten adalah pihak yang
melakukan pembayaran kas di masa mendatang, sementara investor adalah pihak pemilik asset
keuangan. Berikut contoh asset keuangan antara lain:

1. Pinjaman/kredit
2. Obligasi
3. Saham preferen
4. Saham biasa
Aset keuangan terdiri dari Kas, Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain,
Hak kontraktual, Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan Nonderivatif dan Derivatif
Financial Liabilities
- Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan (misalnya dibeli kembali dalam
waktu dekat pada masa mendatang) atau ditetapkan pada saat pengakuan awal telah ditetapkan
oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Contoh : Liabilitas derivatif dan
liabilitas diperdagangkan lainnya
- Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Semua liabilitas lainnya selain daripada liabilitas yang dinillai pada nilai wajar melalui laba
rugi. Contoh : Utang usaha, utang wesel, dan efek utang yang diterbitkan.
Equity Instrument
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas
dengan penyerahan (atau penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang
ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan
adalah instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas adalah bukti kontrak yang minat sisa dalam aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak
yang memberikan hal residual atas asset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
kewajibannya.
Perlakuan Akuntansi yang harus diterapkan

NO.6
Akuntan sebagai suatu ilmu akuntansi profesi yang menganalisa, membuat, dan
menerjemahkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan memberikan hasil pernyataan yg
baik. Dan mempunyai dasar-dasar memutuskan sesuai dengan aturan undang-undang IAI,
sehingga dapat membantu pelaku bisnis untuk melihat perkembangan perusahaan yg sehat dan
membantu dalam transaksi jual beli saham secara keseluruhan, maka dari itu di butuhkanlah
jasa akuntan yang dapat memberikan hasil pemeriksaan yang sesuai dengan peraturan dan kode
etik IAI.
Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan
pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat wajar (unqualified)
terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan saham baru (Initial Public
Offering) atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar berarti laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI tanpa suatu
catatan atau kekurangan dan kesalahan material. Akuntan berperan dalam mengungkapkan
informasi keuangan perusahaan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran atas data yang
disajikan dalam laporan keuangan.
NO.7
Creative accounting menurut Amat, Blake dan Dowd (1999) adalah sebuah proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
didalamnya standar, teknik dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan. Tujuan-tujuan seseorang melakukan creative accounting bermacam-macam, di
antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau
mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu,
mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang.
Perencanaan pajak adalah salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak dalam
melakukan manjemen perpajakan usaha atau penghasilannya, namun perlu diperhatikan bahwa
perencaan pajak yang dimaksud adalah perencanaan pajak tanpa melakukan pelanggaran
konstitusi atau Udang-Undang Perpajakan yang berlaku.

Diantara keduanya yang boelh dilakukan yaitu hanya Tax Planning karena tidak melanggar
peraturan yang berlaku .

NO.8
Dalam era globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga
menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk akuntansi. Akuntansi
memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial, karena setiap pengambilan keputusan
yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Keadaan ini menjadikan
akuntan sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaannnya dalam lingkungan
organisasi bisnis. Keahlian – keahlian khusus seperti pengelolaan data bisnis menjadi informasi
berbasis komputer, pemeriksaan keuangan maupun non keuangan, penguasaan materi
perundang – undangan perpajakkan adalah hal – hal yang dapat memberikan nilai lebih bagi
profesi akuntan.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan semakin baik, maka profesi
akuntan sangat dibutuhkan dalam membantu mewujudkannya. Kondisi ini, membawa pada
suatu konsekuensi bahwa msih terbuka lebar bagi setiap orang untuk memasuki profesi sebagai
akuntan, dan profesi akuntan sebagai pilihan karir yang menjanjikan. Profesi akuntansi
memerlukan kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
akuntan akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi
terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan merupakan etika profesional bagi akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber
dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun
1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi
profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981,
1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen
Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik
dalam profesi akuntan publik.
NO.9
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai:
“agency relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage
another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating
some decision making authority to the agent”.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah
pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka
diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Teori
keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal
dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak
manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.

NO.10
Pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) adalah pelaporan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk
menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan keberlanjutan, dimana di dalam pelaporan ini
terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas
perusahaan terkait dengan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Menurut The International Integrated Reporting Committe (IIRC), Integrated Reporting (IR)
adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi kepada stakeholder tentang
penciptaan nilai dari waktu ke waktu dan juga berperan sebagai komunikasi yang ringkas dan
terintegrasi tentang bagaimana strategi, tata kelola, kinerja dan prosepek suatu organisasi
menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Konsep
inti dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang sepenuhnya
mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti
masalah environmental, governance, social issues.
Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical
exercise (White, 2010). Maka dari itu, Integrated reporting menyajikan dua aspek yang sama
pentingnya, yaitu informasi keuangan dan informasi yang sifatnya berkelanjutan.

NO.11
Pengukuran terhadap laba merupakan proses untuk menetapkan jumlah rupiah laba yang
dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung
pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep
merealisasikan pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi
terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap pendapatan.
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui sejalan dengan
pengakuan pendapatan dan biaya. Pada umumnya, pengakuan pendapatan diakui jika

1. Telah direalisasi atau dapat direalisasi dan


2. Telah dihasilkan.

Pendapatan dikatakan telah realisasi jika produk, barang dagang, atau aktiva lainnya telah
dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila
aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim atas
kas. Dan pendapatan dikatakan telah dihasilkan apabila sebuah entitas telah melakukan apa
yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak atas manfaat yang direpresentasikan oleh
pendapatan.
Contoh Pengukuran Laba :
Pada Tanggal 25 Oktober 2018, PT. A melakukan penjualan barang dagangan secara kredit
kepada PT. B sebesar Rp3.200.000 dengan syarat n/30. Atas transaksi tersebut PT. A telah
mengakui laba secara akuntansi meskipun belum ada penerimaan uang dari PT. B. Maka, PT.
A akan mencatat transaksi sebagai berikut :
Dr. Piutang dagang Rp3.200.000
Cr. Penjualan Rp3.200.000

NO.12
Scott (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh
manajemen untuk mencapai tujuan khusus atau tujuan tertentu. Manajemen laba merupakan
suatu proses yang disengaja menurut batasan standar akuntansi keuangan untuk mengarahkan
pelaporan laba pada tingkat tertentu.
Definisi Sempit
Earnings management dalam arti sempit didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk
“bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besaran earnings.
Definisi Luas
Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba
yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa
mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Manajemen Laba dapat terjadi karena beberapa faktor. Salah satu faktornya melalui struktur
kepemilikan. Struktur kepemilikan saham dominan atau kepemilikan saham dari pihak yang
berkepentingan, dapat mengindikasikan praktik manajemen laba. Struktur kepemilikan,
diantaranya ialah kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional.
Apakah suatu entitas melakukan manajemen laba?
Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer memiliki dua sisi.
Pertama, jika manajemen laba dilakukan bukan atas dasar niat jahat, penipuan, mengambil
keuntungan haram, memperkaya diri sendiri, dan menyimpang dari PABU atau tidak
melakukan salah satu diantara poin-point tersebut, maka praktek manajemen laba bukan
kategori fraud. Walaupun terjadi hal-hal berikut:
1. Manajer sengaja melakukan hal tersebut untuk dirinya (perusahaan) dengan berbagai
kepentingan.
2. Manajer memberikan informasi yang laporan keuangan dengan mengatur naik-turunya
laba demi kepentingan perusahaan.
Kedua, sebaliknya jika semua point (indikator fraud) dilakukan oleh manajemen laba secara
bersamaan, maka tindakan tersebut dikategorikan sebagai Fraud dan melanggar hukum dan
atau jika laporan keuangan yang disajikan ditujukan untuk menyesatkan pengguna laporan
keuangan dan mengabaikan atau melanggar PABU (Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum).
Sehinggan apabila opsi yang kedua yang terjadi berkaitan dengan manajemen laba ilegal
(melakukan indikator fraud dan atau mengabaikan/melanggar PABU), dapat dikenakan pasal
390 KUHP yaitu “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan menyiarkan kabar bohong yang menyebabkan
harga barang- barang dagangan, dana-dana atau surat-surat berharga menjadi turun atau
naik diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan”.

NO.13
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas membuat informasi dalam
laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan bernilai
ekonomis. Karakteristik kualitatif keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
melalui PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No 1 (2007:7) adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan
untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu untuk dapat dipahami oleh pemakai
tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa
lalu.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
pengertian menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan, atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi harus diarahkan pada kebutuhan pemakai, dan
tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu. Dalam hal menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, maka ketidakpastian tersebut diakui dengan
mengungkapkan hakikat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat. Agar dapat
diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialistis dan biaya (kelengkapan). Kesenjangan untuk tidak mengungkapkan dapat
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
serta perusahaan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode yang sama, dan untuk perusahaan yang
berbeda.

You might also like