You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arti penting pemimpin adalah arti penting dari sikap dan kewibawaan kita di mana kita
berdiri. Ini sangat penting karna disetiap lingkup kita harus memiliki jiwa kepemimpinan, seperti
pria mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan, karna mau tidak mau mereka akan jadi
pemimpin diri sendiri, keluarga maupun ruang lingkupnya. jadi jiwa kepemimpinan harus kita
tanamkan pada waktu dini agar kita terbiasa.
Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk
meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki
memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif. Teori kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk
berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih
dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan
orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai
teori tentang kepemimpinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepemimpinan?
2. Apa konsep dasar teori sifat dalam kepemimpinan?
3. Apa keterbatasan dan kelemahan dari teori sifat dalam kepemimpinan?
4. Apa saja ciri-ciri yang dimiliki seorang pemimpin?
5. Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin?
6. Apa saja sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif bagi seorang pemimpin ?
7. Bagaimana perbandingan antara sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang
pemimpin?

C. Tujuan Masalah
1. Mengerti pengertian dari kepemimpinan.
2. Mengerti konsep dasar dari teori sifat dalam kepemimpinan.
3. Mengetahui keterbatasan dan kelemahan dari teori sifat dalam kepemimpinan.
4. Mengetahui ciri-ciri yang dimiliki dari seorang pemimpin.
5. Mengetahui sifat-sifat yang harus dimiliki dari seorang pemimpin.
6. Mengetahui sifat-sifat yang tidak efektif bagi seorang pemimpin.
7. Mengetahui perbangingan antara sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang
pemimpin.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Fred E. Fielder dan Martin M. Chemars Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Menurut Ralph Stogdil yang dikutip dalam bukunya Handbook of Leadership
menjelaskan macam-macam arti kepemimpinan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham(Leadership as the
art of including complience )
b. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi

( Leadershipas a form of persuation ) yang menekankan kemampuan mempengaruhiorang lain


dengan jalan himbauan dan persuasi, bukan melalui paksaan.

c. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh

( Leadership is personality and its effect) yang dapat diartikan sebagaisifat-sifat dan watak yang
dimiliki oleh pemimpin, yang menunjukankeunggulan sehingga menyebabkan pemimpin
tersebut memiliki pengaruh terhadap orang lain.

d. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku ( Leadership is act orbehavior )

e. Kepemimpinan merupakan titik sentral kegiatan kelompok ( Leadershipis a focus of group


precesses )

f. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuasaan dan kekuatan (Leadership is a power


relation )

g. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan ( Leadership asinstrumen of goal


achievement )

h. Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi

( Leadership is an efect ofinteraction )i.

i. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan

( Ledership isadiferentiated role ) j.

j. Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur

( Leadership is theinitiation of structure )

Menurut Stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi


kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, diantaranya:

a. Kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kualitas seorang pemimpin
ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.

b. Kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan
anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan
anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung
mengarahkan kegiatan pimpinan.
c. Kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh.
Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus
dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi


orang lain, menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas dari undividu atau kelompok
untuk mencapai tujuan yang dibangun dalam situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi karena kepemimpinan merupakan
aktivitas yang utama dengan mana tujuan organisasi dapat di capai.

Dalam Kepemimpinan yang efektif terdapat 3 (tiga) teori pendekatan kepemimpinan,


yaitu:

1. Teori Sifat (Traits Theory)

2. Teori Perilaku (Behaviors Theory)

3. Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory)

B. Teori Sifat dalam Kepemimpinan (Traits Theory)

1. Konsep Teori Sifat (Traits Theory)

Para peneliti terdahulu memformulasikan teori kepemimpinan yang disebut sebagai teori
orang besar (the great person theory) yang memandang bahwa para pemimpin besar memang
telah memiliki beberapa trait tertentu yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang.
Teori ini termasuk dalam Teori Sifat (trait). Trait yang dimaksud merupakan trait yang dimiliki
oleh seluruh pemimpin besar, tak peduli kapan dan dimana mereka hidup yang keberadaannya
ada dalam derajad yang lebih tinggi dari orang kebanyakan.

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut
timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh
kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas
seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

Teori sifat disebut juga sebagai pendekatan Hereditary (Turun menurun) yang
mengatakan “That Leaders Are Born And Not Made-That Leaders Do Not Acquire The Ability
To Lead, But Inherit it”. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat
bawaan atau watak yang baik. Teori ini menitik beratlan pada kepemilikan karakter kepribadian,
sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin.
Kepemimpinan menjadi topik yang menarik pada abad ini. Banyak individu yang percaya
apa yang dilakukan Aristoteles, bahwa “pada waktu lahir, sementara orang yang satu telah
membawa subyeksi, sementara yang lain dibatasi oleh peraturan”. Inilah yang disebut teori
kepemimpinan utama atau pendekatan sifat yang mendominasi kajian kepemimpinan sampai
tahun 1950an. Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan karakteristik fisik dan psikologis
individu yang berhubungan dengan perilaku pemimpin. Para penelitian psikologis menggunakan
pendekatan ini untuk mengisolasi sifat-sifat khusus yang dimiliki pemimpin dengan kualitas
yang unik yang membedakan mereka dengan bawahannya.
2. Ciri-Ciri Yang Dimiliki Pemimpin
Pendekatan sifat banyak dibahas pada literature yang diterbitkan sekitar tahun 1940an
dan 1950an. Salah satunya, Ralph M. Stogdill (1950) telah mereview sekitar 120 studi
kepemimpinan sifat yang dilakukan pada tahun 1904-1947. Menurut Stogdil (1982) berdasarkan
15 studi pengamatan diketemukan 5 ciri yang harus dimiliki pemimpin, yaitu:
a. Kecerdasan (Inteligence)
b. Berilmu (Scholarship)
c. Handal dalam pertanggungjawaban (Dependability In Exercising Responsibilities)
d. Aktivitas dan partisipasi sosial (Activity And Social Participaction)
e. Status sosial-ekonomi (Social-Economicn Status)
Stogdill menyimpulkan bahwa pendekatan sifat terlalu sederhana dan hasilnya
membingungkan.
Kajian Mann (1950) terhadap 125 studi kepemimpinan dengan 750 temuan tentang sifat-
sifat pribadi pemimpin menghasilkan kesimpulan yang sama. Banyak sifat-sifat yang dipilih
secara tentatif dianggap krusial dalam satu kajian menjadi tidak penting pada kajian yang lain.
Jadi dalam beberapa kelompok lain yang reflektif dan diplomatof. Studi ini juga terbatas, karena
hubungan antar beberapa sifat pribadi dibedakan berdasarkan tipe teknik pengukuran yang
digunakan.
Walaupun Stogdill telah mengidentifikasikan kemampuan di atas rata-rata untuk
inteligensi, kesarjanaan, kebergantungan, pertisipasi dan status sebagai kualitas yang
meningkatkan kepemimpinan namun ia menambahkan: “Seseorang tidak menjadi seorang
pemimpin dengan kombinasi sifat-sifat, … Pola karakteristik pribadi pemimpin harus
mempunyai hubungan dengan karakteristik, aktivitas, dan tujuan bawahan”. Singkatnya, awal
studi sifat pribadi membedakan pemimpin dengan bawahannya tidak terlalu sukses. Pemimpin
dengan serangkaian sifat berhasil dalam satu situasi tetapi tidak berhasil dalam situasi yang lain.
Pemimpin dengan kombinasi sifat yang berbeda-beda dapat berhasil dalam situasi yang sama.
Studi sifat dewasa ini menggunakan berbagai macam prosedur pengukuran, termasuk
dengan tes proyektif, dan lebih memfokuskan pada manajer dan administrator daripada jenis-
jenis pemimpin lainnya. Studi yang dilakukan Gary Yukl (1981) mengkaji hubungan antara sifat-
sifat dan keefektifan kepemimpinan administrator.
Generasi ke dua tentang studi kepemimpinan ini telah menghasilkan temuan yang lebih
konsisten, misalnya tahun 1970 Stogdill mereview 163 studi sifat bary dan menyimpulkan bahwa
pemimpin diwarnai oleh dorongan yang kuat untuk bertanggungjawab dan menyelesaikan tugas-
tugas, kekuatan dan ketekunan untuk mencapai tujuan, keberanian dan originalitas dalam
memecahkan masalah, dorongan untuk berinisiatif dalam situasi sosial, percaya diri dan adanya
rasa identitas pribadi, keinginan untuk menerima konsekuensi atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, kesiapan untuk menerima tekanan antar pribadi, keinginan bertoleransi dengan
frustasi dan keterlambatan, kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, dan kapasitas
untuk menstrukturkan sistem interaksi untuk mencapai tujuan. Asumsi teori kepemimpinan sifat
ini adalah “pemimpin adalah lahir, bukan dibuat”. Berarti denga teori ini ada pengakuan bahwa
sifat-sifat kepimpinan seseorang telah dibawa sejak lahir dan berkembang potensi itu karena
lingkungan memungkinkannya. Seseorang menjadi pemimpin memang dia memiliki sifat-sifat
kepemimpinan.
3. Keterbatasan Dan Kelemahan Dari Teori Sifat
Keterbatasan Teori Sifat, diantaranya:
a. Mengabaikan kebutuhan dari pengikut, hanya melihat pemimpin tanpa memandang
pengikut.
b. Gagal dalam menjelaskan perbedaan karakter yang dimiliki pemimpin dan yang bukan
pemimpin.
c. Mengabaikan faktor situasi.
Beberapa Kelemahan Teori Sifat Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh seperti Barnard,
Ordway Tead, Millet, Stogdill, Davis, G.R. Terry, Ruslan Abdulgani dapat simpulkan bahwa
didalam perkembangan teori sifat ini disamping mengalami tantangan dan reaksi dari berbagai
pihak, didalam prakteknya memang ada kelemahan-kelemahan yang sulit untuk dipraktekkan.
Berbagai kelemahan teori sifat tersebut ialah :
a. Diantara para pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat pemimpin
tersebut sehingga timbul berbagai pendapat diantara pendukung-pendukung teori tersebut.
b. Tidak selalu ada relevensi antara sifat-sifat yang dianggap tersebut dengan efektivitas
kepemimpinan.
c. Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat yang sangat berbeda-
beda satu daripada yang lain.
d. Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan dilaksanakan memerlukan sifat-sifat
pemimpin tertentu pula.
e. Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana sifat-sifat itu
kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.
Jadi, atas dasar kelemahan-kelemahan tersebut diatas, sementara timbul anggapan bahwa
teori sifat, merupakan teori kepemimpinan yang sudah kuno, sebab sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan. Tetapi apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalam berbagai rumusan mengenai sifat, ciri atau perangai pemimpin tersebut, teori
sifat justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan atau
panutan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dalam kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan setiap pemimpin dalam
kehidupan organisasi, ditampilkan sebagai tokoh panutan atau tokoh yang selalu diteldani oleh
bawahannya.
b. Sebagai tokoh panutan yaitu tokoh yang diikuti dan dituruti segala perilaku da perbuatannya
harus selalu memberikan contoh-contoh positif terhadap bawahannya.
c. Contoh-contoh tersebut ialah sifat-sifat, perangai yang perlu dimiliki oleh pemimpin yang
dapat dirasakan dan dilihat oleh bawahannya.
d. Agar sifat-sifat tersebut dapat dianut maka sifat-sifat tersebut harus memiliki kelebihan-
kelebihan daripada sifat-sifat yang ada pada bawahannya atau sifat-sifat yang diunggulkan yang
mampu memberikan dorongan dan inspirasi kepada bawahan.
Dengan demikian, kepemimpinan yang menganut prinsip keteladanan akan berhasil
melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya apabila prinsip-prinsip teori sifat dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
4. Sifat-Sifat Seorang Pemimpin
Menurut Stogdill (1982) berdasarkan lebih dari 10 studi pengamatan ditemukan sifat-
sifat pemimpin, yaitu:
1. Suka bergaul
2. Prakarsa
3. Ketekunan
4. Mengerti bagaimana menyelesaikan masalah
5. Percaya diri
6. Perhatian pada situasi
7. Senang bekerja sama
8. Terkenal
9. Penyesuaian
10. Kecakapan lisan
Menurut Usman (2006), ciri-ciri atau sifat seorang pemimpin, diantaranya:
1. Ketaqwaan
2. Kejujuran
3. Kecerdasan
4. Keikhlasan
5. Kesederhanaan
6. Keluasan Pandangan
7. Komitmen
8. Keahlian
9. Keterbukaan
10. Keluasan Hubungan Sosial
11. Kedewasaan, dan
12. Keadilan
Studi awal tentang kepemimpinan yang di lakukan pada tahun 1940an-1950an
memusatkan perhatian pada sifat-sifat dari pemimpin. Para peneliti mencoba menemukan
karakteristik-karakteristik individual yang membedakan pemimpin yang berhasil dan pemimpin
yang gagal. Ralph Stogdil mengidentifikasi enam klasifikasi dari sistem kepemimpinan, yaitu:
1. Karateristik fisik
Karakteristik fisik seperti umur, penampilan, tinggi dan berat badan, telah dipelajari pada
berbagai penelitian awal tentang kepemimpinan.
2. Latar belakang sosial
Beberapa studi yang meneliti tentang latar belakag sosial ekonomi dari pemimpin telah
memfokuskan dirinya pada faktor-faktor seperti pendidikan, status sosial dan mobilitas. Secara
umum studi tersebut menyimpulkan, pertama, status sosial ekonomi yag tinggi adalah
menguntungkan dalam mencapai status kepemimpinan. Kedua, lebih banyak orang-orang dari
status sosial ekonomi rendah yang menduduki posisi tinggi pada industri saat ini dibandingkan
lima puluh tahun yang lalu. Ketiga, lebih banyak pimpinan yang berpendidikan lebih tinggi
daripada sebelumnya.
3. Intlegensia
Sejumlah studi yang meneliti tentang hubungan antara intlegensia dengan kepemimpinan
menunjukan bahwa pemimpi memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memutuskan, lebih tegas,
pengetahuannya lebih luas dan berbicara lebih fasih. Akan tetapi hubungan ini bersifat lemah,
dan disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain.
4. Kepribadian
Hasil riset tentang hubungan antara kepribadian dengan kepemimpinan manyarankan
bahwa pemimpin yang efektif berkaitan dengan faktor-faktor kepribadian seperti kewaspadaan,
kepercayaan diri, dan integritas pribadi.
5. Karakteristik hubungan tugas
Riset yang menguji karakteristik hubungan tugasmenemukan bahwa pemimpin memiliki
ciri-ciri seperti kebutuhan akan prestasi yang tinggi, Inisiatif, dan orientasi tugas yang tinggi.
6. Karakteristik sosial
Studi tentang karakteristik sosial menemukan bahwa pemimpin umumnya aktif terlibat
dalam berbagai aktivitas, begaul secara luas dengan semua orang, dan bekerjasama dengan orang
lain.
Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi
oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang
karena pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang
dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Dalam kenyataannya berorganisasi tidak akan dapat diketemukan pemimpin yang
memiliki keseluruhan sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat pemimpin tersebut merupakan tipe ideal
yang tidak ada dalam kenyataannya. Kemungkinan terjadi ada orang yang memiliki sifat-sifat
tersebut justru tidak menjadi pemimpin, sebaliknya ada orang yang tidak memiliki sifat-
sifat tersebut justru menjadi pemimpin.
Menurut Stoner (1982), bahwa tidak ada satu sifat umum pun untuk semua pemimpin
yang efektif, tidak ada satu gaya yang sangat efektif dalam segala situasi (No One Traits Was
Common To All Effective Leaders, No One Style Was Most Effective In All Situation). Dapat
disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi menghadapi situasi yang berbeda-beda atau berubah-
ubah, sehingga memerlukan sifat-sifat pemimpin yang berbeda (berubah) pula.
5. Sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif
Menurut Sank (1982) Ada beberapa sifat-sifat pemimpin yang tidak efektif, yaitu sebagai
berikut:
a. Tidak tegas
b. Komunikator yang buruk
c. Proses pembatan keputusan jelek
d. Tidak memiliki kepemimpinan
e. Tidak komunikatif
f. Berpusat pada diri sendiri
g. Tidak agresif
h. Bukan delegator
6. Perbandingan sifat yang harus dimiliki dan tidak dimiliki seorang pemimpin
Menurut Freeman And Raylor (1980) Perbandingan sifat yang seharusnya dan yang tidak
seharusnya dimiliki seorang pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
a. Sifat yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin
1. Rajin
2. Giat
3. Banyak akal
4. Kuat
5. Berani
6. Bekerja keras
7. Yakin diri?tenang
8. Riang
9. Matang emosi
10. Susila
11. Cerdas
12. Berbakat
13. Tak mementingkan diri sendiri
b. Sifat yang seharusnya tidak dimiliki seorang pemimpin
1. Malas
2. Keras kepala
3. Alasan bebas kesalahan
4. Malu
5. Pengecut
6. Tidak mau mundur
7. Gelisah
8. Kaku
9. Labil emosi
10. Tak masuk akal
11. Tak berdaya
12. Jemu
13. Fanatik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain, menginspirasi,
memotivasi, dan mengarahkan aktivitas dari undividu atau kelompok untuk mencapai tujuan
yang dibangun dalam situasi tertentu.

Teori sifat bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif,
tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan
akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau
perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip
keteladanan.

Pemimpin dengan serangkaian sifat berhasil dalam satu situasi tetapi tidak berhasil dalam
situasi yang lain. Pemimpin dengan kombinasi sifat yang berbeda-beda dapat berhasil dalam
situasi yang sama.
B. Saran
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada tiga
pendekatan sifat, pendekatan tingkah laku dan pendekatan kontingensi. Pemimpin sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out) Rahasia utama dari kepemimpinan adalah kekuatan pribadinya.
Jadi, seorang pemimpin sebaiknya sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum
memperbaiki orang lain.

DAFTAR RUJUKAN
Devirosdiyana. 2013. Pendekatan Pendekatan Dalam Kepemimpinan. (Online).
(http://diyanadevi- devirosdiyana.blogspot.com/2013/07/pendekatan-pendekatan-dalam-
kepemimpinan.html). Diakses 25 Januari 2015.

Rivai, Veithzal. 2014. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisas. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Soetopo, Hendyat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Malang.

Ulfia.
2012. Kepemimpinan. (Online). (http://bumchuy.blogspot.com/2012/02/kepemimpinan.htm
l). Diakses 25 Januari 2015.

Winasis, Agus. 2013. Teori Sifat Dalam Kepemimpinan. (Online).


(http://agus93winasis.blogspot.com/2013/11/teori-sifat-dalam- kepemimpinan.html).
Diakses 25 Januari 2015.

You might also like