You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK MANDIRI TERSTRUKTUR

PENDAMPINGAN (PMTP)
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Nama Mahasiswa : Vivi Vitriani Setianingrum


NIM : 1317019
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui
Jenis Kompetensi : Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Perasat : Senam Nifas
Semester/Kelompok : III / III

A. Latar Belakang (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan di tinjau
dari aspek fisiologis &patofisiologi serta dampak jika tidak dilakukan)
Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu
berikutnya. Perawatan ibu nifas meliputi: pemenuhan sehari-hari, memeriksa payudara,
uterus, lokea, perineum (luka episiotomy dan hemoroid), kandung kencing dan psikis ibu,
menganjurkan untuk mobilisasi dini. Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah
senam nifas yang sangat penting untuk mengembalikan tonus otot-otot perut (Iis
Sinsin,2008:119).
Senam nifas memberikan latihan gerak secepat mungkin agar otot-otot yang
mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan kembali normal. Senam nifas
merupakan bentuk ambulasi dini pada ibu-ibu nifas yang salah satu tujuannya untuk
memperlancar proses involusi, sedangkan ketidaklancaran proses involusi dapat berakibat
buruk pada ibu nifas seperti terjadi pendarahan yang bersifat lanjut dan kelancaran proses
involusi (Iis Sinsin,2008:118).
Menurut Hellen Farer (2001) dalam bukunya menyatakan bahwa kebanyakan ibu
nifas enggan untuk melakukan pergerakan, mereka khawatir gerakan yang dilakukan
justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan perdarahan. Kenyataanya pada ibu nifas
yang tidak melakukan senam nifas berdampak kurang baik seperti timbul perdarahan atau
infeksi. Masih banyak ibu-ibu nifas takut untuk bergerak sehingga menggunakan sebagian
waktunya untuk tidur terus menerus. Manfaat senam nifas adalah memulihkan kembali
kekuatan otot dasar panggul, mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium,
membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang
dapat dicegah sedini mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah perdarahan post
partum, saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan
membantu proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar segera setelah proses
involusi (Tesisjogya, 2006).
Pada masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, perubahanperubahan alat-alat genital ini
dalam keseluruhannya disebut involusi. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal
dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi
dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim
untuk kembali kebentuk semula pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis
tengah kira-kira 2 cm di bawa umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm
diatas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan
cepat (Bobak, 2005).
Ada tiga alasan mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan.
Pertama, karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua, karena terlalu
bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, karena alasan sakit, senam nifas
sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari,
setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh
melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas. Dampak jika tidak dilakukan seman
nifas maka akan memperlambat pemulihan kembali otot otot dasar panggul, tidak dapat
mengencangkan otot-otot dinding perut dan perineum. (Mutia Alisjahbana, 2008).

B. Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)


1. Untuk memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul.
2. Mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium.
3. Membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi

C. Indikasi ( Sasaran/obyek dari tindakan)


Untuk semua ibu nifas normal

D. Kontra Indikasi (Sasaran/obyek yang tidak boleh dilakukan tindakan)


1. Ibu dengan pasca SC
2. Ibu dengan trauma persalinan
3. Ibu dengan penyakit jantung
4. Ibu dengan penyakit paru-paru
5. Ibu dengan penyakit asma

E. Persiapan Alat& Bahan ( Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP)


1. Gambar/media cara senam nifas
2. Matras
3. Bantal

F. Prosedur Pelaksanaan ( Urutan sistematika dari tindakan)


1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri pada klien
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksut pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
6. Melakukan apersepsi
7. Menganjurkan ibu untuk berkemih dahulu sebelum mengikuti senam nifas
8. Teruji menjelaskan tujuan dan manfaat senam masa nifas
9. Menjelaskan kapan bisa melakukan senam nifas
10. Menjelaskan pelaksanaan senam nifas
a. Dilakukan bertahap dari gerakan yang sederhana lalu di tingkatkan secara
bertahap
b. Selalu diawali diselingi dan diahiri dengan latihan nafas
c. Dilakukan secara rutin setiap hari
11. Memposisikan pasien tidur terlentang
12. Gerakan kepala:mengarahkan pasien untuk nenolehkan kepala kekanan dan
kekiri bergatian masing-masing 8 kali hitungan
13. Gerakan lengan I:mengarahkan ibu untuk meletakkan kedua lelengan
disamping badan kemudian tekuk siku bersamaan sampai jari menyentuh pundah lalu
luruskan 8 kali hitungan
14. Gerakan lengan II: mengarahkan ibu untuk mengangkat lengan kanan kiri
bersamaan lurus keatas lalu meluruskan kembali 8 kali hitungan
15. Gerakan lengan III: mengarahkan ibu untuk menmgangkat lengan kanan kiri
bersamaan tegak lurus diatas dada kemudian renyangkan samping kanan dan kiri 8 kali
hitungan
16. Latihan punggung atas mengarahkan ibu untuk menekuk lutut, kemudian
angkat dada atas ke bawah 8 kali hitungan
17. Latihan perut dan punggung bawah I : mengarahkan ibu untuk tidur
terlenang,lutut ditekuk kemudian angkat kepala sampai dagu menyentuh dada lalu
kembali 8 kali hitungan
18. Latihan perut dan punggung bawah II: mengarahkan ibu untuk tidur
terlentang, tangan dibawah pinggang lutut lurus kemudian tekan punggung bawah
sampai menekan tangan lalu kembali 8 kalui hitungan atau (perut naik turun)
19. Latihan otot tungkai I: mengarahkan ibu utuk tidur terlentang,tungkai lurus
kemudian angkat tungkai satu persatu dengan menepuk lutut sampai menyentuh
perut,masing-masing 8 kali hitungan
20. Latihan otot tungkai II: mengarahkan ibu untuk tidur
terlentang,tungkailurus,buka kaki kanan kesamping lalu kembali 2X8
hitungan,lakukan juga pada kaki kiri
21. Latihan otot tungkai III: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,tungkai lurus
gerakan dua pergelangan kaki bersamaan ke bawah/jinjit dan keatas 8 kali hitungan
22. Latihan otot tungkai IV: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,tungkai lurus
gerakkan dua pergelangan kaki bersamaan memutar keluar lalu kedam 8 kali hitungan
23. Latihan panggul dan perut bawa: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,lutut
ditekuk kemudian angkat kedua tungkai kearah perut bersamaan.kembali ,8 kali
hitungan
24. Latihan panggul dan perut bawah: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang
lutut ditekuk agak dilebarkan,angkst pantat,rapsrjan paha,buka lagi,klemudian
turunkan pantat,4 kali hitungan
25. Latigan otot dasarpanggul: mengarahkan ibu untuk tidur terlentangf,silangkan
kakui kanan diatas dan kiri dibawah,kontraksikan otoy paha dalam dan pantat
bersamaan (seperti menahan kencing) lalu lepaskan.lakukan juga untuk posisi kaki
yang sebaliknya.masing-masing 4 kali hitungan
26. Teruji memberikan pendidikan kesehatan secara sistematis
27. Teruji mengarahkan ibu untuk mengikuti senam nifas dengan jelas dan sabar
28. Teruji memberikan kesempatan untuk beristirat
29. Teruji selalu memberikan follow up dengan baik
30. Teruji mendokumentasikan penyuluhanya
G. Kesimpulan, Saran&Advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap, tindakan serta
prosedur tindakan praktikan)

H. Daftar Pustaka (Semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam
penulisan)
Hasanah, Uswatun. 2015. Standar asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Pati
Sumiatinim. 2017. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada
01 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB
Mutia Alisjahbana. 2008. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui.

Dosen Pendamping Pati, ………………...............

Praktikan

( ) (Vivi Vitriani Setianingrum)

You might also like