You are on page 1of 5

SYOK ANAFILAKTIK Disahkan oleh Kepala

No. Kode : Puskesmas Selomerrto


Terbitan : 1
No. Revisi :
UPTD SPO Tgl. Mulai : 1 Mei 2013
PUSKESMAS Berlaku dr. Sumanto
SELOMERTO 1 Halaman : 1/3 NIP. 196409092002121001

1. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien syok anafilaktik
2. Kebijakan  Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan
syok anafilaktik.
 Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien dengan syok
anafilaktik harus mengikuti langkah-langkah dalam SOP Syok
Anafilaktik.
3. Ruang lingkup Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit pelayanan
yang melakukan tindakan medis yaitu :
 Unit Pelayanan Kelurga Berencana
 Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
 Unit Pelayanan Imunisasi
 Unit Pelayanan Gigi
 Ruang Tindakan
4. Definisi Syok anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi umum
dengan efek pada beberapa system organ terutama kardiovaskuler,
respirasi, kutan dan gastrointestinal yang merupakan reaksi imunologis
yang didahului dengan terpaparnya allergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi.
5. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah terdapat pada
kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada kulit, apakah terdapat sesak
nafas, hidung berair, mata berair, apakah terdapat mual, muntah, sakit
perut atau diare, apakah terdapat rasa cemas, batuk, atau kejang.
d. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
suhu dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, apakah terdapat
penurunan tekanaan darah dan nadi lemah, apakah pada kulit terdapat
reaksi eritema, urtikaria, pucat, sianosis, apakah pada permeriksaan
auskultasi paru terdapat wheezing atau tanda-tanda bronkospasme,
apakah terdapat nyeri tekan abdominal atau kram pada pemeriksaan
abdomen.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.
i. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
1) Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2) Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala.
3) Berikan oksigen dengan nasal canul 3-4 l/m
4) Berikan adrenalin 1:1000 (1mg/ml) segera secara IM pada otot
deltoideus, dengan dosis 0,3-0,5 ml (anak: 0,01 ml/kgbb), dapat
diulang tiap lima menit.
5) Pemberian IV jika tidak ada respon pada pemberian IM, dengan
dosis dewasa 0,5 ml adrenalis 1:1000 diencerkan dalam 10 ml
larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.
6) Berikan antihistamin 10-20 mg IM atau IV pelan.
7) Jaga sistem pernapasan dan sistem cardiovaskuler agar berjalan
dengan baik
8) Berikan cairan IV 1-2L jika tanda-tanda syok tidak respon
terhadap obat
9) Berikan kortikosteroid untuk semua pasien dengan kasus berat,
berulang dan pasien dengan asma.
a) Metylprednisolon 125-250 mg IV
b) Dexametason 20 mg IV
c) Hydrocortison 100-500 mg IV
10) Lakukan observasi 2-3X 24 jam, untuk kasus ringan cukup 6 jam
11) Petugas memberikan kortikosteroid dan antihistamin PO 3x24 jam
12) Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasiltitas
kesehatan yang lebih baik.
k. Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. Referensi  Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.


 Pedoman pengobatan dasar di Puskesmas, Depkes RI ,dirjen
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 2002
8. Dokumen  Rekam Medic,
Terkait  Register,
 Blanko Resep
9. Distribusi Apotik
10. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan
SYOK ANAFILAKTIK
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tgl. Mulai :
UPTD
Berlaku
PUSKESMAS
Halaman : 1/2
SELOMERTO 1

Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1. Apakah Petugas menerima pasien?

2. Apakah Petugas melakukan anamnesis pada pasien?

3. Apakah Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah


terdapat pada kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada
kulit, apakah terdapat sesak nafas, hidung berair, mata
berair, apakah terdapat mual, muntah, sakit perut atau
diare, apakah terdapat rasa cemas, batuk, atau kejang?
4. Apakah Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-
faktor mencetuskan keluhan, riwayat penyakit
keluarga dan riwayat alergi?
5. Apakah Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan?
6. Apakah Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan
darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan?
7. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien,
apakah terdapat penurunan tekanaan darah dan nadi
lemah, apakah pada kulit terdapat reaksi eritema,
urtikaria, pucat, sianosis, apakah pada permeriksaan
auskultasi paru terdapat wheezing atau tanda-tanda
bronkospasme, apakah terdapat nyeri tekan abdominal
atau kram pada pemeriksaan abdomen?
8. Apakah Petugas mencuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan pada pasien?
9. Apakah Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksaan?
10. Apakah Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil
diagnose ?
11. Apakah
Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose dan terapi
pada rekam medic pasien?
12. Apakah Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis?

13. Apakah Petugas menulis hasil diagnose pada buku register?

CR :………………%.

Selomerto,……………………
Pelaksana / Auditor

(………………………………)

You might also like