Professional Documents
Culture Documents
1. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien syok anafilaktik
2. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan
syok anafilaktik.
Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien dengan syok
anafilaktik harus mengikuti langkah-langkah dalam SOP Syok
Anafilaktik.
3. Ruang lingkup Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit pelayanan
yang melakukan tindakan medis yaitu :
Unit Pelayanan Kelurga Berencana
Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Unit Pelayanan Imunisasi
Unit Pelayanan Gigi
Ruang Tindakan
4. Definisi Syok anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi umum
dengan efek pada beberapa system organ terutama kardiovaskuler,
respirasi, kutan dan gastrointestinal yang merupakan reaksi imunologis
yang didahului dengan terpaparnya allergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi.
5. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah terdapat pada
kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada kulit, apakah terdapat sesak
nafas, hidung berair, mata berair, apakah terdapat mual, muntah, sakit
perut atau diare, apakah terdapat rasa cemas, batuk, atau kejang.
d. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
suhu dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, apakah terdapat
penurunan tekanaan darah dan nadi lemah, apakah pada kulit terdapat
reaksi eritema, urtikaria, pucat, sianosis, apakah pada permeriksaan
auskultasi paru terdapat wheezing atau tanda-tanda bronkospasme,
apakah terdapat nyeri tekan abdominal atau kram pada pemeriksaan
abdomen.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.
i. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
1) Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2) Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala.
3) Berikan oksigen dengan nasal canul 3-4 l/m
4) Berikan adrenalin 1:1000 (1mg/ml) segera secara IM pada otot
deltoideus, dengan dosis 0,3-0,5 ml (anak: 0,01 ml/kgbb), dapat
diulang tiap lima menit.
5) Pemberian IV jika tidak ada respon pada pemberian IM, dengan
dosis dewasa 0,5 ml adrenalis 1:1000 diencerkan dalam 10 ml
larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.
6) Berikan antihistamin 10-20 mg IM atau IV pelan.
7) Jaga sistem pernapasan dan sistem cardiovaskuler agar berjalan
dengan baik
8) Berikan cairan IV 1-2L jika tanda-tanda syok tidak respon
terhadap obat
9) Berikan kortikosteroid untuk semua pasien dengan kasus berat,
berulang dan pasien dengan asma.
a) Metylprednisolon 125-250 mg IV
b) Dexametason 20 mg IV
c) Hydrocortison 100-500 mg IV
10) Lakukan observasi 2-3X 24 jam, untuk kasus ringan cukup 6 jam
11) Petugas memberikan kortikosteroid dan antihistamin PO 3x24 jam
12) Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasiltitas
kesehatan yang lebih baik.
k. Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien
Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1. Apakah Petugas menerima pasien?
CR :………………%.
Selomerto,……………………
Pelaksana / Auditor
(………………………………)