You are on page 1of 4

TOKSIKOLOGI

KERACUNAN
Pemeriksaan Forensik à 2 tujuan
I. Untuk mencari penyebab kematian
II. Untuk mengungkap suatu peristiwa. Misal kasus Munir.
à Tujuan Kedua bermaksud untuk membuat rekaan rekonstruksi atas
suatu peristiwa, sampai sejauh mana racun tersebut berperan
à Tujuan pertama diharapkan dapat ditemukan racun atau obat dlm
dosis mematikan

RACUN
 Pasal 133 (1) KUHAP
“ Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada
ahli kedokteran kehakiman atau ahli lainnya”
à batasan racun tidak jelas
Yg paling banyak dianut :
racun adalah “ suatu zat/ bahan yg bekerja dalam tubuh scr kimiawi dan
faali, yg dlm dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal mana
dpt berakibat suatu penyakit atau kematian”

CARA MASUKNYA RACUN


1. Ditelan (peroral/ingesti)
2. Terhisap bersama udara pernafasan (inhalasi) à plg cepat kerjanya
3. Penyuntikan (parenteral/ injeksi)
4. Penyerapan melalui kulit yg sehat/ yg sakit
5. Melalui anus/ vagina (perrektal/ pervaginal)

PENGELOMPOKAN RACUN
1. DI RUMAH TANGGA :
 Desinfektan, detergen, insektisida
2. PERTANIAN & PERKEBUNAN :
 Pestisida, herbisida
3. KALANGAN MEDIS :
 Hipnotika, sedativa, tranquilizer, anti-depresan, analgetika,
narkotika, antibiotika
4. INDUSTRI & LABORATORIUM :
 asam basa kuat, logam berat

1
5. TERDAPAT DI ALAM :
 opium, ganja, coccain, amygdala (sianida dlm tumbuhan),
racun binatang berbisa & jamur

MEKANISME KERJA RACUN


Yg bekerja lokal/ setempat : zat korosif, irritant, anestetik à biasanya
menimbulkan nyeri hebat, disertai dengan perforasi & berakibat fatal;
atau sebagian racun tadi masuk ke dlm darah secara sistemik & menekan pusat
pernafasan à berarti bekerja scr sistemik dan lokal ( asam oksalat, asam
karbol, arsen, garam Pb)
Yg bekerja scr sistemik :
narkotika, barbiturat, alkohol à SSP
digitalis, asam oksalat à jantung
CO & sianida à enzim pernafasan sel
Insektisida, fosfor organik à hati
strychnine à medulla spinalis
àà racun-racun tsb mempunyai afinitas terhadap salah satu organ/ sistem
tubuh tertentu

INDIKASI PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGIK


1. Kasus suddent death
2. Kematian mendadak pd sekelompok orang
3. Kematian yg berkaitan dengan abortus
4. Kasus perkosaan/ kejahatan seksual lain
5. Kecelakaan transportasi, khususnya pengemudi
6. Kasus penganiayaan/ pembunuhan (selektif)
7. Kasus yg memang diketahui/ diduga menelan racun
8. Kematian setelah tindakan medis

DIAGNOSIS PADA KASUS TOKSIKOLOGIK


Harus memenuhi kriteria diagnostik.
Kriteria itu sbb :
1. Anamnesa kontak antara korban dng racun
2. Ada tanda&gejala dari suatu keracunan tertentu
3. Ada sisa benda bukti, harus dibuktikan
4. Dari bedah mayat, ditemukan perubahan atau kelainan yg
sesuai dengan keracunan yg diduga, juga tidak ditemukan
adanya penyebab kematian lain
5. Dari pemeriksaan toksikologik, dapat dibuktikan adanya
racun dalam tubuh atau cairan tubuh korban secara sistemik

2
PEMERIKSAAN MAYAT PADA KASUS TOKSIKOLOGIK
Kelainan pd korban toksikologik, dibagi dua kelompok, atas dasar interval
waktu kontak dan saat terjadinya kematian

Kematian yg berlangsung cepat :


Kongesti atau pembendungan alat-alat dalam
Edema paru, otak, ginjal
Tanda-tanda korosif
Bau khas dari hidung dan mulut (sianida, insektisida, alkohol)
Lebam mayat yg khas, merah terang, cherry red atau merah coklat.

Kematian yg berlangsung lambat (delayed) :


Terdapat kelainan khas untuk tiap jenis racun
Racun arsen : pigmentasi, hiperkeratosis, rontoknya rambut
Racun CO : perlunakan globus pallidus, perdarahan pd substansia alba,
perdarahan pada mm. papillares dan “ring haemorrhages” pada otak
Racun alkohol : cirrhosis hepatis, perdarahan saluran cerna

PEMERIKSAAN LUAR
Pakaian : warna, bercak, bau & distribusinya
- Pembunuhan : bercak tidak beraturan (disiram)
- Bunuh diri : bercak beraturan, terutama tangan dari atas ke bawah
- Pada kecelakaan : tidak khas
Lebam mayat : warna lebam??
- merah terang : sianida, benda bersuhu rendah
- cherry red : racun CO
Bercak & warna sekitar mulut & distribusi : -- yodium : warna kulit hitam
- nitrat : warna kulit kuning
- zat orosif : luka bakar menjadi berwarna merah coklat
(distribusi memberi informasi ttg cara kematian)
Bau dari mulut & hidung : tekan dinding dada, dekatkan hidung pemeriksan
dengan hidung korban à tahu baunya apa ..
- sianida : bau
amandel
- alkohol, insektisida, eter & asam karbol : khas, mudah dikenali

PEMERIKSAAN DALAM
Pembukaan rongga tengkorak : warna jaringan otak
Pembukaan rongga dada : warna dan bau yg keluar

3
Pembukaan rongga perut : bila tertelan, kelainan terutama pada lambung,
perhatikan kelainan pada lambung tersebut:
hiperemi, perlunakan, ulserasi (peradangan), perforasi

PENGAMBILAN SAMPEL
Prinsipnya : ambil sebanyak-banyaknya, setelah disisihkan untuk cadangan
pemeriksaan Histopatologik
Organ yg diambil :
lambung dng isinya, usus dng isinya, darah yg berasal dari sentral &
perifer 50 cc, hati (detoksifikasi) 500 gram, ginjal (dua-duanya) à tdk terdapat
urine, otak diambil 500 gram, urine, empedu

BAHAN PENGAWET
Untuk sampel padat, minimal 2x volume sampel tsb.
Bahan pengawet :
sampel padat/ organ :
- alkohol absolut
- larutan garam jenuh (NaCl)
sampel cair :
- Natrium fluoride 1%
- Natrium fluoride + natrium sitrat
pengawet urine :
- Natrium benzoat + phenyl mercuric nitrat

YG PERLU DIPERHATIKAN
1. Tiap sampel ditaruh dlm kemasan terpisah
2. Penyegelan oleh penyidik, dokter sbg saksi
3. Permintaan pemeriksaan dibuat oleh penyidik
4. Setiap pengiriman harus disertai dengan pengiriman contoh bahan
pengawet
5. Dokter bertugas untuk mengambilkan sampel
6. Pengambilan sampel untuk toksikologik harus dilakukan sebelum
pengawetan jenazah (optional)

You might also like