Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
16
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
17
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
18
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
19
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gambar pemodelan balok dan pelat lantai pada lantai dasar sampai dengan
lantai atap disajikan dalam Gambar 4.9 dan 4.10 dibawah ini.
Gambar 4.9. Gambar penempatan balok dan plat lantai pada lantai dasar
sampai lantai 2
20
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gambar 4.10. Gambar penempatan balok dan pelat lantai pada lantai atap
21
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada
posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan
beban lain yang melekat pada struktur secara permanen.
Beban mati pada struktur saat input di SAP2000 dibedakan menjadi beban
yang berasal dari berat sendiri komponen struktur (Self Weight Load) dan beban
mati tambahan (Super Imposed Dead Load). Berat sendiri elemen struktur terdiri
dari berat sendiri elemen kolom, balok dan pelat lantai. Berat sendiri elemen
struktural tersebut akan dihitung otomatis sebagai self weight oleh software
SAP2000. Berikut ini pendefinisian beban mati akibat berat sendiri disajikan
dalam Gambar 4.12 berikut ini.
Salah satu beban mati tambahan pada struktur gedung berupa beban
dinding. Dinding pada gedung menggunakan bata merah dengan konfigurasi
setengah bata. Berikut ini pendefinisian beban mati akibat berat dinding
disajikan dalam Gambar 4.13 berikut ini.
22
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Jadi berat pasangan dinding bata merah adalah 250 kg/m2 menurut
PPIURG 1987. Dengan kurang lebih ketinggian dinding pasangan bata merah
3,6 m, maka didapat beban dinding merata per meter panjang adalah 3,6 m x 250
kg/m2 = 900 kg/m. Input pemodelan pembebanan dinding pada struktur disajikan
dalam Gambar 4.14 dibawah ini.
Selain berat dinding, pada beban mati tambahan juga terdapat beban mati
lain yang berasal dari elemen arsitektural bangunan. Beban mati ini dimodelkan
pada SAP2000 sebagai beban area yang bekerja pada pelat lantai yaitu berat
plumbing, berat spesi, berat plafond dan berat keramik. Berikut ini pendefinisian
beban mati akibat berat dinding disajikan dalam Gambar 4.15 berikut ini.
23
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gambar 4.15. Pendefinisian beban mati akibat beban mati tambahan lainnya
Adapun input nilai beban mati tambahan pada lantai dasar dan pemodelan
pada SAP2000 disajikan dalam Gambar 4.16 berikut ini.
- Spesi per cm tebal (misal 2 cm) : 2 x 21 kg/m2 = 42 kg/m2
- Penutup lantai, keramik : 24 kg/m2 = 24 kg/m2
- Instalasi plumbing : 50 kg/m2 = 20 kg/m2
+
2
Beban mati total pada lantai 1 = 86 kg/m
Adapun input nilai beban mati tambahan pada lantai 1 sampai dengan
lantai atap dan pemodelan pada SAP2000 disajikan dalam Gambar 4.17 berikut
ini.
24
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gambar 4.17. Pemodelan beban mati tambahan pada lantai 1 sampai lantai
atap
25
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gedung berfungsi sebagai rumah tinggal jadi beban hidup pada lantai
dasar sampai dengan lantai 2 adalah sebesar 250 kg/m2 sedangkan beban lantai
atap adalah sebesar 100 kg/m2 serta pemodelan beban hidup lantai dasar sampai
dengan lantai 2 dan lantai atap disajikan dalam Gambar 4.19 dan Gambar 4.20
berikut ini.
Gambar 4.19. Pemodelan beban hidup pada lantai dasar sampai lantai 2
26
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
27
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
28
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Gambar 4.25. Penentuan nilai Ra, 0g dan Cdb berdasarkan SNI 1726-2012
29
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Setelah itu pada pemodelan SAP2000 dibuat Load Case untuk menentukan
intensitas beban gempa yang bekerja digunakan nilai scale factor. Intensitas
pada arah-x dan arah-y bernilai sama yaitu bernilai Ie/Ra = 1,982 dengan nilai
redaman 5%. Load Case pada beban gempa disajikan dalam Gambar 4.27
dibawah ini.
30
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Dimana
DL = Dead Load, Beban Mati
= Self Weight + Dinding + Super Imposed Dead Load
LL = Live Load, Beban Hidup
EX = Earthquake Load arah-x, Beban Gempa arah-x
EY = Earthquake Load arah-y, Beban Gempa arah-y
31
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
32