You are on page 1of 23

PERMASALAHAN BENCANA PUTING BELIUNG DI INDONESIA

BESERTA CARA PENANGGULANGAN DAN TINDAKAN KESEHATAN


KETIKA PRA, SAAT, PASCA BENCANA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kesehatan dan Penanggulangan Bencana

Yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc


dan Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd., M.Pd.

Oleh
Kelompok 9
Hiranisha Eldima 160351606429
Nur Lia Hanifa 160351606423
Rani Anggun Anggraini 160351606426
Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
November 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana ini yaitu tentang “Bencana Puting Beliung” ini
dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Ucapan terimakasih kepada Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc dan
Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Kesehatan dan Penanggulangan Bencana yang telah memberikan
kami kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan,
dan sumber belajar.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang
ditemukan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang
tepat dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-
masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna
memperbaiki makalah ini.

Malang, 8 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bencana Puting Beliung 6
2.2 Penyebab Terjadinya Puting Beliung 7
2.3 Gejala Terjadinya Puting Beliung 7
2.4 Jenis-Jenis Bencana Puting Beliung 9
2.5 Proses Terjadinya Puting Beliung 9
2.6 Dampak Adanya Bencana Puting Beliung 13
2.7 Tindakan Penanggulangan Pra, Saat, Pasca Bencana 16
2.8 Tindakan Kesehatan Pra, Saat, Pasca Bencana Puting Beliung 19
2.9 Contoh Kasus Bencana Puting Beliung di Indonesia 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
DAFTAR RUJUKAN 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang dipengaruhi oleh angin
monsoon Australia, el nino, osilasi selatan maupun fenomena local. Salah satu
fenomena alam yang pernah terjadi di wilayah Indonesia salah satunya adalah
puting beliung. Puting beliung yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan yang
besar seperti menghancurkan area seluas 5 km, rumah akan hancur dan tanaman
akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati
karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran
angin.
Fenomena alam ini relatif terjadi pada perubahan musim (pancaroba).
Fenomena ini hanya terjadi di daerah lokal itu saja, tidak menyebar luas karena
angin putting beliung hanya berasal dari awan Cumulunimbus (Cb), bukan dari
pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga
dapat berpindah atau bergeser dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala
luas.
Angin puting beliung terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-bulan
peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses
perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun.
Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi kestabilan beda
tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga
menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun
area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu
yang singkat.
Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah
menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa
mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa
itu angin puing beliung, apa penyebab dan dampaknya bila terjadi angin puting
beliung serta bagaimana cara penanggulangan bencana angin puting beliung
sebelum, saat dan setelah bencana terjadi.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian bencana
puting beliung?
1.2.2 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya puting
beliung?
1.2.3 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan gejala terjadinya puting
beliung?
1.2.4 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bencana puting
beliung?
1.2.5 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya puting
beliung?
1.2.6 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan dampak adanya bencana
puting beliung?
1.2.7 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan tindakan penanggulangan
pra, saat, pasca bencana puting beliung?
1.2.8 Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan tindakan kesehatan pra,
saat, pasca bencana puting beliung?
1.2.9 Bagaimana contoh kasus bencana puting beliung yang terjadi di
Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian bencana puting beliung.
1.3.2 Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya puting beliung.
1.3.3 Mahasiswa mampu menjelaskan gejala terjadinya puting beliung.
1.3.4 Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bencana puting beliung.
1.3.5 Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya puting beliung.
1.3.6 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak adanya bencana puting
beliung.
1.3.7 Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan penanggulangan pra, saat,
pasca bencana puting beliung.
1.3.8 Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan kesehatan pra, saat, pasca
bencana puting beliung.

5
1.3.9 Mahasiswa mampu menjelaskan contoh kasus bencana puting beliung
yang terjadi di Indonesia.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bencana Angin Puting Beliung

Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-
90 km/jam yang berlangsung 5-10 menit akibat adanya perbedaan tekanan sangat
besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan
Cumulonimbus (Cb). Dalam skala meteorologi, kejadian angin puting beliung
dikategorikan dalam kejadian skala kecil atau skala lokal. Hal ini karena
kejadiannya yang mencakup daerah radius kurang dari 5 km, dengan waktu
kejadian yang singkat hanya dalam hitungan menit. Jika dilihat dari pengertian
Tornado maka angin puting beliung adalah angin badai merusak berbentuk
pusaran yang menerobos dari bawah awan jenis Cumulonimbus (Cb) ke
permukaan tanah, dimana bentuknya dapat berupa corong sempit, silinder panjang
atau tali yang memanjang.
Awan corong yang khas pada puting beliung tampaknya berasal dari awan
Cumulonimbus (Cb) dari badai guntur induk. Awan corong tersebut terbentuk dari
Cownburst yang keluar dari awan Cumulunimbus (Cb), karena perbedaan tekanan
antara pusat arus dengan tepi luarnya. Tekanan di pusat arus jauh lebih rendah
dibandingkan tepi luarnya. Hal ini menyebabkan udara di permukaan tanah akan
mengalir ke dalam pusat arus atau pusaran dan kemudian ke atas. Seketika masuk,
udara tersebut akan masuk ke arah pusat menjadi jenuh akibat pendinginan
adiabatis. Bila proses ini terjadi dibawah titik pengembunan, maka akan
menghasilkan awan gelap berbentuk corong yang bergerak sambil membawa debu

7
dan serpihan. Biasanya awan corong pada puting beliung membentang kebawah
dan mencapai tanah hanya untuk beberapa menit. Selama waktu itu, angin puting
beliung bergerak sejauh 1 atau 2 km. Angin puting beliung yang berlangsung lama
dan bergerak lebih jauh adalah angin puting beliung yang lebih kuat.
2.2 Penyebab Terjadinya Bencana Puting Beliung
Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah
puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada
musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal,
selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun
dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan
yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara
acak.
a. Sebab Alam
Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung disebabkan karena udara panas
dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.
Selain itu juga karen dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan
belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang
naik ke atas puncak awan.
b. Sebab Sosial
Angin puting beliung ini biasanya terjadi di daerah yang jumlah
vegetasinya kurang atau sedikit, contohnya pada sebuah kota yang didalamnya
terdapat banyak gedung yang menyebabkan suhu didalamnya menjadi panas.
Selain itu penyebab lain angin puting beliung adalah pemakaian alat elektronik
seperti kulkas, AC, televisi, mesin cuci dan sebagainya yang dapat menimbulkan
efek rumah kaca dan menyebabkan terjadinya global warming sehingga udara
panas terperangkap dalam atmosfer bumi dan berbenturan dengan udara yang
lebih rendah sehingga menyebabkan terjadinya angin puting beliung.
2.3 Gejala Terjadinya Bencana Puting Beliung
Kondisi akan terjadinya puting beliung sebenarnya bisa diketahui. Hal ini
bisa dirasakan ketika merasakan cuaca panas yang tidak seperti hari-hari biasa.
Cuaca panas tersebut secara tiba-tiba digantikan oleh hujan yang lebat dan

8
kemungkinan disertai dengan puting beliung. Adapun gejala awal puting beliung
yang perlu diketahui untuk menambah kewaspadaan adalah:
1. Udara yang terasa panas hingga menyebabkan gerah.
2. Di langit ada pertumbuhan awan atau awan putih yang membentuk
gerombolan berlapis-lapis.
3. Di antara banyaknya awan kumulus tersebut, ada salah satu jenis jenis
awan yang memiliki batas tepi dengan warna abu-abu yang sangat jelas.
Awan tersebut tampak menjulang tinggi yang jika dilihat akan berbentuk
mirip dengan bunga kol.
4. Awan berubah warna secara tiba-tiba dari warna putih menjadi warna
hitam pekat layaknya awan cumulonimbus.
5. Ketika angin kencang akan datang, ranting pohon serta daun bergoyang
tertiup angin.
6. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita
mendung berwarna hitam gelap.
7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan
sangat deras, kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari
lingkungan kita.
8. Masyarakat harus selalu waspada terutama pada periode durasi
pembentukan awan hingga fase awan punah. Hal ini biasanya berlangsung
sekitar 1 jam.
Angin puting beliung merupakan angin yang disebabkan oleh dampak
ikutan dari awan cumulonimbus atau Cb yang biasanya tumbuh selama periode
musim hujan. Namun perlu diketahui jika tidak semua semua awan Cb akan
menimbulkan angin puting beliung. Kehadiran angin puting beliung dapat terjadi
secara tiba-tiba yaitu 5 atau 10 menit di area dengan skala yang sangat lokal. Arus
udara dari puting beliung yang turun dengan kecepatan tinggi akan menghembus
permukaan bumi secara tiba-tiba dan acak. Hal inilah kenapa puting beliung
menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan di banyak tempat.
Pusaran pada angin puting beliung memiliki bentuk yang mirip dengan
belalai gajah atau seperti selang pada vacum cleaner. Jika puting beliung
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka lintasannya akan membentuk

9
jalur kerusakan karena bisa menerjang apapun yang dilewatinya. Angin puting
beliung banyak terjadi di dataran rendah dan pada siang hari.
(https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/angin-puting-beliung)
2.4 Jenis-jenis Bencana Puting Beliung
Jenis Puting Beliung dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Angin puting beliung yang terjadi di daratan, biasanya disertai dengan
hujan deras dan akan berputar dengan radius puluhan kilometer di sekitar
daerah sistim tekanan rendah yang ekstrim.
2. Angin puting beliung yang terjadi di laut, biasanya mata angin yang
bertekanan rendah membentuh sebuah kubah air yang sangat tinggi yang
kemudian bergerak mengaduk air laut yang ada didalamnya yang
menyebabkan gelombang besar yang sangat kuat dan bergerak menuju
daratan dan menyebabkan banjir di daratan.
2.5 Proses Terjadinya Puting Beliung
Angin adalah udara yang bergerak disebabkan adanya perbedaan tekanan
udara daerah yang satu dengan yang lainnya, udara akan bergerak dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekan rendah.
Jenis Angin:
a. Angin Darat Angin Laut
Pada siang hari, angin laut dibentuk ketika udara yang dingin di atas permukaan
air laut bergerak menuju ke darat yang bertekanan lebih rendah karena pemanasan
permukaan daratan.
b. Angin Gunung Angin Lembah
Pada malam hari, udara yang lebih dingin di atas permukaan tanah menyebabkan
tekanan yang lebih tinggi sehingga udara bergerak ke permukaan air (laut) yang
bertekanan lebih rendah. Angin yang berada di dalam puting beliung berputar
dengan cepat dan menjadikan puting beliung sangat berbahaya.
(http://jurnal.stimart-amni.ac.id/index.php/JSTM/article/download/48/13)

10
Gambar pertumbuhan awan Cumulonimbus
Kebanyakan puting beliung mempunyai angin dengan kecepatan kurang
lebih 175 km/jam, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa
kilometer sebelum "lenyap". Walau bagaimanapun, puting beliung mempunyai
kecepatan bisa mencapai angin dengan kecepatan 480 km/jam, dengan lebar lebih
daripada (1,6 km), dan bisa bergerak melebihi 100 kilometer.
Puting beliung seringkali terjadi semasa hujan ribut petir angin kuat dan
mendatangkan banyak kemusnahan kepada apa-apa saja yang disentuhnya. Tiap
tahun, ada nyawa yang terkoban akibat puting beliung.

Saat terjadi hujan


Puting beliung terjadi akibat hasil aktivitivas di dalam awan
Cumulonimbus yang besar menimbulkan angin kencang, badai petir dan guntur
yang dahsyat. Puting beliung apabila skalanya besar dapat disebut taufan. Dalam
kebanyakan badai petir yang berlaku di dunia, udara panas naik membawa uap air
dan membentuk awan Cumulonimbus dan hujan membawa udara sejuk ke bawah

11
pada tempat yang sama, oleh karena itu angin ribut kencang tidak terbentuk.
Tetapi apabila terjadi badai petir akan menghasilkan angin kencang di dalam awan
akibat turun naik udara panas dan sejuk secara serentak serta turun naik udara
panas dan sejuk yang tidak berlaku pada tempat yang sama, dikenali sebagai
fenomena angin ribut. Sekiranya angin ribut dan kencang tersebut berubah bentuk
menjadi melintang di dalam awan bergerak tegak lurus, angin kencang berbentuk
corong akan terbentuk dan pusaran angin berbentuk corong tersebut dikenali
sebagai puting beliung.

Gambar bentuk awan Culumonimbus


(http://jurnal.stimart-amni.ac.id/index.php/JSTM/article/download/48/13)
Angin puting beliung biasa terjadi pada musim pancaroba di kala siang
ataupun sore hari. Fase terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat
dengan fase tumbuh awan cumulonimbus. Adapun fase terjadinya puting beliung
yaitu:
1. Fase tumbuh- Di dalam awan terjadi arus udara yang naik ke atas dengan
tekanan yang cukup kuat. Pada saat ini proses terjadinya hujan belum
turun karena titik-titik air serta kristal es masih tertahan oleh arus udara
yang bergerak naik menuju puncak awan.
2. Fase dewasa atau masak- Dalam fase ini, titik-titik air yang tidak lagi
tertahan oleh udara akan naik menuju puncak awan. Hujan kemudian akan
turun dan menimbulkan gaya gesek antara arus udara yang naik dan yang
turun. Pada fase ini, temperatur massa udara yang turun memiliki suhu
yang lebih dingin dibandingkan dengan udara disekelilingnya. Pada arus
udara yang naik ataupun turun dapat timbul arus geser yang memuntir lalu
membentuk pusaran. Arus udara yang berputar semakin lama semakin

12
cepat akan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi atau yang
disebut pula dengan angin puting beliung. Angin puting beliung, dapat
disertai dengan hujan yang deras dan membentuk pancaran air.
3. Fase punah- Dalam masa punah, tidak ada massa udara yang naik namun
massa udara akan meluas di seluruh awan. Pada akhirnya proses terjadinya
awan mengalami kondensasi akan berhenti dan udara turun melemah
sehingga pertumbuhan awan akan berakhir.
(https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/angin-puting-beliung)
2.6 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Terjadinya Puting Beliung
Ada beberapa dampak angin puting beliung yang dapat menimbulkan
banyak sekali kerusakan yang tidak ringan bahkan ada yang menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit yang akan mengganggu ruang publik untuk
kehidupan. Dalam hal ini dampak dari angin puting beliung sendiri meliputi aspek
bangunan, telekomunikasi, parawisata, pertanian dan bangunan.
a. Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan.
Selain kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang
perhubungan terutama untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur
penerbangan, kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada transportasi laut.
b. Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada
bidang telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-
proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan
ionosfer yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana
dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton
televisi.
c. Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara
yang sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata
darat maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin
yang sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
d. Bidang Pertanian

13
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan
angin yang tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu
terjadinya persarian bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang,
kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh
terhadap keberhasilan penangkaran benih.
e. Akibat yang timbul pada bangunan:
1. Bangunan terangkat.
2. Bangunan bergeser dari pondasinya.
3. Robohnya bangunan.
4. Atap terangkat.
5. Bangunan rusak.
Selain itu, dampak-dampak yang bisa ditimbulkan oleh angin puting beliung yang
bersifat merusak seperti:
1. Kerusakan pada rumah serta infrastruktur pada suatu daeah.
2. Dalam kasus puting beliung ada beberapa yang kasus yang menimbulkan
korban jiwa.
3. Menimbulkan kerugian material.
4. Merusak kebun-kebun warga.
5. Menciptakan banyak puing-puing dari kerusakan materi serta sampah yang
berserakan.
f. Dapat menganggu jalannya ekonomi.
Dampak buruk dari angin puting beliung, dapat meluluhlantahkan tempat
dengan area seluas 5 kilometer. Dalam hal ini rumah serta banyak tanaman akan
hancur serta tumbang akibat diterjang oleh angin puting beliung. Bukan hanya itu
namun makhluk hidup juga bisa mati akibat terlempar atau terbentur oleh benda-
benda keras yang ikut masuk dalam pusaran angin.
(https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/angin-puting-beliung)

14
Contoh dampak puting beliung di Indonesia
a. Tiang roboh di Purwokerto

b. Pohon tumbang di Magelang

(http://radarsemarang.com/2017/03/02/pasutri-tewas-tertimbun-longsor-
bencana-di-mana-mana/)
c. Kerusakan di Maros, Makassar

15
d. Pohon tumbang di Kudus

e. Kerusakan di Bulukumba, Sulawesi Selatan

(http://makassar.tribunnews.com/2017/07/13/puting-beliung-rusak-sejumlah-
rumah-di-topanda-bulukumba)
2.7 Tindakan Penanggulangan Bencana Puting Beliung
Penyelenggaraan manajemen penanggulangan bencana (dalam UU
No.24 tahun 2007) adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi: pra-bencana,
saat tanggap darurat dan pasca-bencana. Penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada tahap pasca-bencana meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi.

16
Paradigma Siklus bencana

Sumber: Pujiono dalam Dwiyanto. 2003


Gambar diatas menjelaskan bahwa penganggulangan bencana
mencakup tahapan persiapan bencana (prabencana), penanganan saat
terjadi bencana (tanggap darurat) dan pascabencana. persiapan bencana
(prabencana) dilakukan untuk menghadapi kemungkinan timbulnya
bahaya dari bencana yaitu pencegahan dan mitigasi (mitigasi dan rencana
manajemen pencegahan). Kegiatan yang dilakukan adalah pengadaan
perangkat keras (misalnya alat berat, alat angkut pengungsian, alat
pengusung dan tanda peringatan bahaya) dan segala kegiatan yang
bertukuan memperkecil kerugian yang timbul akibat peristiwa bencana.
Pada tahap ini sering kali pemerintah lengah dalam melakukannya padahal
seandainya pemerintah melaksanakan tahapan ini dengan baik akan dapat
menekan angka kerugian material dan non material yang diderita
Penanganan saat terjadi bencana atau tanggap darurat dalah semua
kegiatan yang dilakukan ketika bencana melanda, yang tujuannya adalah
menyelamatkan korban manusia (jiwa-raga) dan harta-benda meliputi
evakuasi korban ke tempat penampungan sementara, pendataan korban
dan distribusi bantuan. Pada masa tanggap darurat dilakukan kajian
darurat, rencana operasional dan bantuan darurat. Pasca-darurat yang
terdiri dari pemulihan, rehabilitasi (perbaikan dan perfungsian kembali
kondisi sosial dan kondisi fisik pada masyarakat) dan rekonstruksi.
Kegiatan yang tujuannya memulihkan kembali kemampuan masyarakat
yang terkena bencana hingga kondisi fisik dan non-fisik masyarakat dapat
kembali pulih seperti sebelum terjadi bencana bahkan menuju kondisi

17
yang lebih baik dari sebelumnya.

Tindakan Penanggulangan Pra Bencana Puting Beliung


1. Mewaspadai perubahan cuaca
2. Mendengarkan dan menyimak siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan
cuaca setempat terkini
3. Waspadai tanda-tanda bahaya sebagai berikut:
a. Waspada saat keadaan langit cerah namun terdapat awan yang tiba-tiba
gelap.
b. Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
c. Hujan es dengan butiran besar
4. Bersiap untuk berlindung di bunker atau dalam rumah.

Tindakan Penanggulangan Pada Saat Bencana Puting Beliung


1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
2. Jika sedang berkendara (sepeda motor, mobil), segera hentikan dan tinggalkan
3. Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka
yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
a. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin
b. Tidak berlindung di bawah jembatan, jalan layang, jembatan
penyeberangan, dan sejenisnya
c. Tidak berusaha melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat
atau yang bangunannya banyak.

Tindakan Penanggulangan Pasca Bencana Puting Beliung


1. Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan.
2. Jangan menyentuh kabel listrik jatuh atau benda listrik apapun yang masih
tersambung dengan kabel dalam posisi ON.
3. Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan
menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta
bantuan harus diutamakan.

18
4. Terus memantau radio atau televisi (jika memungkinkan) untuk mengupdate
informasi.

2.8 Tindakan Kesehatan Bencana Puting Beliung


Tindakan Kesehatan Pra Bencana Puting Beliung
1. Peran perawat pada pra-bencana:
 Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
 Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, paling merah nasional, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan
menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
 Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal
berikut.
2. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut).
3. Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong anggota
keluarga yang lain.

Tindakan Kesehatan Pada Saat Bencana Puting Beliung


1. Peran Perawat dalam intra bencana:
 Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat
setelah kadaan stabil.
 Setelah keadaan mulai stabil perawat harus melakukan pengkajian secara
cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama.
 Melakukan seleksi pasien untuk penanganan segera akan lebih efektif
(triase).
 Merah : prioritas utama.
 Kuning : prioritas kedua.
 Hijau : prioritas ketiga.
 Hitam : meninggal.

19
Tindakan Kesehatan Pasca Bencana Puting Beliung
1. Peran perawat pada pasca bencana:
Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama
dengan unsure lintas sector menangani masalah kesehatan masyarakat pasca
gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan
sehat dan aman.

2.9 Contoh Kasus Bencana Puting Beliung di Indonesia

Angin puting beliung menerjang ratusan rumah di Pemalang, Jawa


Tengah. Akibatnya sekitar 100-an rumah rusak dan belasan warga luka
hingga mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat. Angin puting
beliung tersebut menerjang 4 desa di Kecamatan Pemalang yakni Desa
Bojongnangka, Desa Tambakrejo, Kelurahan Kebondalem dan Kelurahan
Bojongbata. Namun tidak ada korban jiwa dari peristiwa yang terjadi sore
hari.
Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Wismo saat dihubungi
detikcom, menjelaskan bencana alam angin puting beliung ini terjadi di
empat desa yakni di Desa Bojongnangka, Desa Tambakrejo, Kelurahan
Kebondalem dan Kelurahan Bojongbata, di Kecamatan Pemalang.
"Bencana angin puting beliung ini terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Untuk
warga yang terdampak angin puting beliung terdapat 14 warga dan sudah
dilakukan penanganan medis di rumah sakit (RSUD Ashari)," kata Wismo

20
pada detikcom Minggu (31/12) . Menurut Wismo, peristiwa angin puting
beliung di Desa Bojongnangka sendiri mengakibatkan sekitar 59 rumah
mengalami rusak berat dan ringan. Sedangkan di Desa Tambakrejo
terdapat 41 rumah rusak.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Pemalang rumah yang
mengalami kerusakan diantaranya di wilayah RW 06 Desa Bojongnangka
Kecamatan/Kabupaten Pemalang terdapat 29 rumah mengalami rusak
berat. Kemudian di wilayah RW 05 Desa Bojongnangka Kecamatan
Pemalang terdapat 30 rumah rusak berat dan ringan. Di Desa Tambakrejo
Kecamatan Pemalang terdapat 41 Rumah warga mengalami kerusakan.
"Warga setempat dibantu relawan BPBD, Kodim 0711 Pemalang dan
Polsek Pemalang langsung melakukan evakuasi korban dan harta benda ke
tempat yang lebih aman," jelasnya.
Untuk jumlah kerugian materi lanjut dia, pihaknya masih melakukan pendataan.
"Kita malam ini masih terus melakukan pendataan untuk update korban maupun
rumah yang mengalami kerusakan," kata Wismo. Sementara itu, BPBD bersama
TNI dan Polri langsung mendirikan dapur umum untuk para korban di Madrasah
Diniyah RT 04 /RW 06 Desa Bojongnangka. (news.detik.com)
Dalam data awal yang diperoleh dari dinas kesehatan setempat
berkoordinasi dengan beberapa dinas terkait maka jumlah korban yang
dapat diinformasikan adalah sebanyak 14 Orang, terdiri dari 0 orang
meninggal, 0 orang hilang, 14 Luka Berat/Rawat Inap , 0 Luka
Ringan/Rawat Jalan dan 0 Orang pengungsi. Adapun upaya yang
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota yaitu melakukan
Pemantauan dan Koordinasi dengan lintas sektor terkait Mesiagakan
ambulans dan memberikan pelayanan kesehatan. Upaya yang dilakukan
oleh dinas kesehatan provinsi yaitu melakukan Koordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Pemalang, dan upaya yang dilakukan oleh kemenkes yaitu
melakukan Pemantauan dan Membuat laporan. (kemkes.go.id)

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-
90 km/jam yang berlangsung 5-10 menit akibat adanya perbedaan tekanan
sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di
sekitar awan Cumulonimbus (Cb).
2. Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung disebabkan karena udara panas
dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung.
3. Terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba
pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul,
akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal,
selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan
turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan
kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba
dan berjalan secara acak.
4. Dampak terjadinya bencana puting beliung adalah kerusakan infrastruktur
pada suatu daerah, menimbulkan kerugian material untuk daerah yang
terkena puting beliung, mengganggu aktifitas, dan merusak lingkungan.
3.2 Saran
Sebagai pelajar/mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami
ciri-ciri dan karakteristik angin puting beliung, disamping itu kita pun
harus mengetahui cara penanggulangan dan antisipasinya jika suatu hari
nanti dihadapkan pada bencana angin puting beliung dilingkungan kita.

22
DAFTAR RUJUKAN

Bernardi, Robby. 2017. Ratusan Rumah Rusak Diterjang Angin Puting Beliung di
Pemalang. (online) https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-
3793488/ratusan-rumah-rusak-diterjang-angin-puting-beliung-di-
pemalang , diakses pada 31 Oktober 2018

_______ . 2018. Angin Puting Beliung di Pemalang, Jawa Tengah, 31-


12-2017. (online) http://pusatkrisis.kemkes.go.id/Angin%20Puting%20 Beliung-
di-PEMALANG-JAWA%20TENGAH-31-12-2017-45 , diakses pada 31
Oktober 2018

https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/angin-puting-beliung diakses pada 3


November 2018.

http://jurnal.stimart-amni.ac.id/index.php/JSTM/article/download/48/13 diakses
pada 4 November 2018.

http://makassar.tribunnews.com/2017/07/13/puting-beliung-rusak-sejumlah-
rumah-di-topanda-bulukumba diakses pada 4 November 2018.

http://radarsemarang.com/2017/03/02/pasutri-tewas-tertimbun-longsor-bencana-
di-mana-mana/ diakses pada 4 November 2018.

Nurhafizah, Siti. 2018. Angin Puting Beliung. (online).


https://www.academia.edu/8027971/Angin_puting_beliung . Diakses pada tanggal
5 November 2018

23

You might also like