You are on page 1of 4

TAAT KEPADA ATURAN

 Pengertian Taat

Kata taat berasal dari bahasa Arab Ta’at. Kata ini memiliki makna mengikuti atau menuruti.
Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan
kata lain, taat artinya tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari.
Memiliki sifat taat akan memberikan akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah
memahami maksud sikap ini, ia akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
dapat dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan berjalan dengan harmonis.

 Ayat Al Qur’an tentang taat kepada aturan

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Q.S. an-Nisā/4: 59)

 Macam-Macam taat ada 3, yaitu :


1. Ketaatan Kepada Allah Swt
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim,
tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat
Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita, kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita
kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara
menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt. Misalnya, menunaikan salat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji.
2. Ketaatan Kepada Rasul
Ketaatan kepada rasul memiliki posisi sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Mengapa
demikian? Hal ini karena apa pun yang disampaikan, dilakukan, serta diinginkan Rasulullah saw.
merupakan wahyu dari Allah Swt. Pada saat yang sama, Allah Swt. senantiasa menjaga
kehidupan rasul berikut segala gerak-gerik yang dilakukan beliau. Sedikit saja beliau bergeser
dari kebenaran, Allah Swt. segera mengingatkannya. Dengan adanya penjagaan Allah Swt. ini
Rasulullah menjadi seorang yang maksum atau terjaga dari kesalahan. Dengan kedudukannya
yang sedemikian istimewa, Allah Swt. menempatkan Rasulullah saw. dalam posisi yang
terhormat dalam ketaatan seorang muslim. Allah menyatakan bahwa menaati Rasulullah sama
dengan menaati Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Rasulullah saw. merupakan
prioritas yang sama dengan ketaatan kepada Allah Swt. Meskipun begitu, kita tidak boleh
menganggap Rasulullah saw. sejajar dengan kedudukan Allah Swt.
3. Ketaatan Kepada Ulil Amri
Ketaatan tingkat ketiga adalah taat kepada ulil amri. Sebagian ulama menafsirkan kata
ulil amri di sini terbatas pada pemerintah di negara kita berada. Oleh karena itu, kita juga harus
taat pada berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Semua peraturan itu disusun
untuk menjaga keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian ulama yang lain
meluaskan makna ulil amri ini. Mereka tidak membatasi makna ulil amri sebatas pemerintah
saja, tetapi segala hal atau aturan atau sistem yang ada di sekitar dan terkait dengan kita. Oleh
karena itu, taat kepada ulil amri dapat diartikan sebagai taat pada orang tua, taat pada aturan
masyarakat, taat pada norma yang berlaku hingga taat pada janji kita kepada teman. Ketaatan
kepada ulil amri ini ada syarat-syarat tertentu. Syarat tertentu itu adalah tidak boleh
bertentangan dengan aturan Allah Swt. dan rasul-Nya. Ketika bertentangan dengan aturan Allah
Swt.

 Keutamaan Taat
 Mendapatkan puncak kenikmatan bersama para nabi. Firman Allah: Artinya:” Dan barangsiapa
yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS An-Nisaa’ 69)
 Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan mendapat keberkahan hidup. Firman Allah: Artinya:
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(QS Al-A’raaf 96).
 Mendapat tambahan hidayah. Firman Allah SWT: Artinya: ”Dan orang-orang yang berupaya
mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada
mereka (balasan) ketakwaannya” (QS Muhammad 17).
 Mendapat keteguhan dalam taat. Firman Allah SWT. Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman,
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu” (QS Muhammad 7).
 Mendapat pahala yang besar berupa keridhan Allah dan surga-Nya. Firman Allah SWT. Artiny a:
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS An-
Nisaa’ 13).
 Contoh Perilaku Taat Kepada Allah Swt,Rasul dan Ulil Amri
 Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar,
serta hari akhir.
 Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji(jika
mampu).
 Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa,
seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan sosial.

 Bahaya Bagi Orang Yang Tidak Taat


 Rapuhnya barisan dan timbulnya perselisihan. Artinya: ”Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya
dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfaal
46).
 Kehinaan dari Allah SWT. Firman Allah SWT, yang Artinya: ”Dan barangsiapa yang mendurhakai
Allah dan Rasul- Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan” (QS An-
Nisaa’ 14). Artinya:”Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman” (QS Al-Anfaal 55).
 Bedosa dan bermaksiat kepada Allah. Firman Allah SWT: Artinya:”Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik” (QS Al-Maa-
idah 49).
TUGAS
AGAMA ISLAM

Nama :

1. Al-Ihzan Lahini 9. Shadiq Al Fayad


2. Geryl Aprian 10. Chaidir rahmat
3. Muh. Islah Farih 11. Muh. Arif Syahrizal
4. Arya Pratama 12. Muh. Azimsyah A.
5. Rifaldi Iwan 13. Muh. Farhan Adima
6. Zakariah Sidiq 14. Rahul Pratama
7. Muh. Salman Al-farisi 15. Farhan Badilla
8. Muh. F. Arya Sakti 16. Alif Wuswatu

You might also like