Professional Documents
Culture Documents
ELEMEN MESIN I
Disusun oleh :
SUPRIYONO
Disusun Oleh:
2009
BAB I
BEBAN DAN TEGANGAN
PENDAHULUAN
KOMPONEN :Bagian terkecil dari suatu komponen mesin yang merupakan satu
kesatuan.
Contoh : Torak, blok silinder, katup, pasak, poros, dsb.
UNIT : Kumpulan dari beberapa komponen mesin yang tersusun sehingga menjadi
suatu bagian mesin.
Contoh : Kopling, presneling, rem, dsb.
Fungsi elemen hampir selalu bersifat mekanik, sering ditambah sifat termal, kimia,
elektrik, dsb.
3
BEBAN NOMINAL : Yaitu gaya atau kopel yang diperoleh lewat kalkulasi dari data
rencana yang diberikan. Selanjutnya beban nominal dikali faktor tambahan
berdasar pengalaman untuk menentukan BEBAN KERJA .
2. BEKERJANYA MESIN
Tergantung pada jenis serta cara kerja mesin . (a2), ada dalam tabel berikut :
Mesin torak (uap, motor bakar, pompa, kompresor) Sedang 1,2 – 1,5
msn.ketam, instalasi keran pelabuhan, msn.celah
Mesin pres (tempa, tempa cetak, ulir skrup) Berat 1,6 – 2,0
msn.pres eksentris, msn.bengkok, gunting profil,
msn.pons, keran tangkap, dsb.
3. RESIKO PATAH
Faktor keandalan mesin A3 = 1,2 – 1,5
• U/ LENTURAN :
4
Tegangan lentur nominal Mb= Momen lentur (kg.mm)
Mb
σb= Wb= Tahanan lentur (mm3)
Wb
Harga tahanan lentur :
π D4 − d 4 D4 − d 4
3. Cincin Wb = ≈ 0,1. … D = diameter luar
32 D D
d = diameter dalam
• U/ PUNTIRAN :
Tegangan puntiran normal
Mw
σ w= Mw = Momen puntir (kg.mm)
Ww
Ww = Tahanan puntir (mm3)
π D4 − d 4 D4 − d 4
2. Cincin Wb = ≈ 0,2.
16 D D
Jika sebuah specimen baja dibebani gaya tarik, maka terjadilah perpanjangan dan
hasilnya dapat dilihat dalam diagram tegangan-regangan, sbb :
5
Keterangan :
O-A= Batas proporsional
σL= Tegangan luluh/lumer
σE= Tegangan elastis
σP= Tegangan proporsional
C= Yield point
σu= Tegangan ultimate (maks)
OB’= Regangan elastis (0,2 %)
1. TEGANGAN KONSTAN
KEADAAN TEGANGAN I : Tegangan setelah diadakan beban bertambah
besar dari 0 - σMaks, setelah itu konstan.
2. TEGANGAN LOMPAT
KEADAAN TEGANGAN II: Tegangan setelah diadakan beban berosilasi
antara 0 - σMaks . σRata2 = 1/2 σMaks = σa
3. TEGANGAN TUKAR MURNI
6
KEADAAN TEGANGAN III : Tegangan setelah diadakan beban berosilasi
sekeliling nilai nol antara σMaks dan σMin .
σRata2 = 0 . σa = Maks = σMin
4. TEGANGAN OSILASI
KEADAAN TEGANGAN IV : Tegangan setelah diadakan beban berosilasi
antara nilai σMaks dan σMin.
σ Maks + σ Min
σ Rata 2 =
2
CATATAN :
Pada elemen mesin yang dibebani secara periodik, dapat terjadi patah (pada
tegangan yang jauh lebih rendah dari batas regangan), yang diiringi oleh
pembentukan retak gejala ini disebut KELELAHAN.
KETERANGAN :
• Garis batas atas : merupakan jalannya tegangan maks.
σMaks = σRata2 + σA (sebagai fungsi teg. Rata2)
• Garis batas bawah : yaitu jalannya tegangan minimum. Diperoleh dengan
dengan mengukur nilai turunan amplitudo (σA) vertical ke bawah pada garis
σRata2.
• Jalannya σRata2 dengan skala yang sama, yaitu sebuah garis di bawah
45° dengan sumbu-X σRata2.
• Ordinat ttk. Potong garis σRata2 dengan garis σMaks , menggambarkan
kekuatan tarik (Rm) u/ batang baja yang diuji.
• Sebelah atas dibatasi oleh grs. Untuk kekuatan regang (Re), sehingga
dihindari perubahan bentuk plastik .
• Garis I : Keadaan tegangan konstan (Teg. I)
Garis II : Keadaan tegangan lompat (Teg. II)
Garis II : Keadaan tegangan tukar murni (Teg. III)
Garis III…II : Daerah kekuatan tukar
Garis II…..I : Daerah kekuatan osilasi
Garis IV : Keadaan tegangan umum U/ teg. Osilasi
Dimana kekuatan osilasi =σMaks= σRata2 + σA
Dan σMin = σRata2 - σA
7
BAB II
SAMBUNGAN PAKU KELING
π 2
Ps = As.σ = d .τ ……..
4
dimana : d= Diameter lubang & paku keling .
Pt = At.σ t = ( p − d )t.σ t
9
Dimana : p = Lebar plat atau panjang penampang pemisah
T = tebal
(p-d) = lebat netto plat
• Dimana terjadi pergerakan relatif antara plat utama, yaitu dari perubahan
bentuk tetap atau pembesaran lubang paku keling yang disebabkan oleh
kelebihan tekanan dukung (paku keling bisa rusak).
• Pada prakteknya kerusakan dukung (σb) dianggap merata di sepanjang
luas persegi lubang paku keling.
• Kerusakan beban dukung : Pb = Ab.σ b = (t.d )σ b
• Agar stabil dipasang 2 paku keling dengan arah berlawanan yaitu gaya
kolinier (P1 & P2), sehingga beban eksentris (Po) diganti beban terpusat (P)
dan kopel torsi (T = P.e), (Gambar 12-13b) .
P
• Efek beban terpusat (P) ditahan oleh beban langsung ( Pd = ), (Gbr 12-
n
14a).
• Kopel torsi (T) ditahan oleh beban torsi (Pt) (Gbr.12-14b) yang bekerja
tegak lurus jari2 pusat kelompok paku (P).
• Resultante beban setiap paku= jumlah vector beban langsung dan torsi
paku keling (Gambar 12-14c).
11
• Rumus torsi :
Dimana :
Tρ
τ = τ = Tegangan geser rata2 tiap paku
J
ρ = Jarak radial dari pusat ke ttk.berat
kelompok paku
T = Kopel torsi
J = ∑ Aρ 2
Sehingga : J = A(∑ X 2 + ∑ Y 2 )
Tρ
τ =
Dan rumus torsi menjadi : (
A∑ X2 + ∑ Y2 )
Tρ
Beban torsi : Pt = …….dimana: Pt = A. τ
∑ X + ∑ Y2
2
Resultante beban paku keling diperoleh dari jumlah vector (Pd) dan (Pt)
(Gambar 12-14c)
Y X
Ptx = Pt.sin α = Pt dan Pty = Pt. cosα = Pt
ρ ρ
Dengan mensubstitusikan harga (Pt) ke rumus (Ptx) didapatkan :
T T
Ptx = .y dan Pty = .x
∑ X2 + ∑ Y2 ∑ X2 + ∑ Y2
BAB III
BEJANA TEKAN
• Bentuk paling umum dari vessel dengan sambungan dikeling atau dilas
adalah silinder, seperti :pada ketel, tangki kompresor udara, tangki air bola (U/
vessel preasure).
• U/ fluida gas : maka tekanan diseluruh vessel konstan
U/ fluida cair : Tekanan terkecil pada puncak dan naik secara kasar 0,5 psi-per
kaki ke dalam cairan.
• Bila tekanan disebabkan oleh air (spt.pada tangki air terbuka), tekanan
pada tiap titik = berat kolom air pada setiap titik tegak sampai tinggi permukaan
air bebas. (jarak tegak ini disebut “tinggi tekan” atau “h”)
Misal :
Berat air 62,5 pcf,
maka tekanan (p) pada tiap ttk.menjadi = 62,5. h (psf)
atau 62,5 h/144 = 0,434. h (psi) .
Jika tinggi tekanan air (h) = 10 ft akan menimbulkan tekanan = 0,434 (10) = 4,34
(psi)
• Agar sambungan pada vessel ini dirancang dengan baik, maka dalam
arah longitudinal (keliling), maka gaya yang ditahan per-sat. panjang kampuh
harus diketahui dulu.
• Jika tebal dinding tdk.melampaui 10% diameter vessel, maka dianggap
dinding tipis (u/ silinder & bola). Dan pada vessel spt. ini intensitas tegangan
permukaan luar dan dalam mendekati konstan.
• Tegangan kampuh longitudinal silinder dinding tipis, mengalami tekanan
dalam fluida (gambar 3-19a), hukum mekanika fluida menyebutkan :
“Tekanan fluida pada setiap ttk. sama ke semua arah, dan arahnya selalu
tegak lurus permukaan tahanan” .
• Uap & air mengalami tekanan (gbr.3-19b) : Tekanan uap melawan
permukaan silinder ½ bagian atas ketel dan juga terhadap tinggi permukaan air
½ bag. Bawah (tegak lurus permukaan tahanan).
• Tegangan pada dinding dari kulit tangki (gbr.3-19c) : Vessel dipotong pada
garis air & ½ bagian bawah sebagai benda bebas, maka tekanan (P) total ke
bawah harus diimbangi oleh kedua gaya (T).
13
p.d
• Tegangan tarik satuan pada dinding St =
2.t
Dimana : p = Tekanan dalam (psi, Mpa)
D = Diameter dalam silinder (inchi, mm)
T = Ketebalan bahan dinding (inchi, mm)
St = Tekanan dalam dinding (Psi, Mpa)
P.d
* Ketebalan min dinding silinder yg dibutuhkan t=
2.St
• Effisiensi kampuh yang dilas bisa mencapai 100% dan yang dikeling (65 –
85%). Maka plat yang lebih tebal harus digunakan pada silinder yang dikeling.
14
• Anggap silinder diisi dengan cairan, dengan tekanan (p) per-in, maka :
π 2
* Luas potong penampang silinder = d
4
P.π 2
* Gaya total terhadap ujung = d (yaitu gaya tahanan total yang diberikan
4
bahan dinding silinder sekitar kampuh keliling).
* Jika Te= Gaya tahanan per-in linier keliling (π.d), maka gaya tahanan total =
Te.π.d
P.π 2
dan Te.π.d = d
4
P.d
* Jadi gaya per-in kampuh keliling Te =
4
Te P.d
* Tegangan pada kampuh keliling St = =
t 4.t
Tabel 3-2: Tegangan batas dan tegangan izin, kode ketel ASME disarankan untuk
ketel dan tangki
BAB IV
SAMBUNGAN LAS
PENGELASAN : adalah metode mengikat logam dengan leburan, dengan panas dari
busur listrik atau semburan oxiacetyline logam pada sambungan dilebur dan difuses
dengan logam tambahan dari batang las.
Untuk melindungi lasan dari kelebihan oksidasi, dipakai batang las yang dilapis (guna
menghilangkan gas mulia yang menyelubungi busur arus), disebut “proses busur
perisai” (shielded arc process).
Kekuatan las sudut sisi/melintang = Ditetapkan dengan tahanan geser leher las
dengan mengabaikan arah beban terpasang.
Contoh :
Elekroda E-70 untuk mengelas baja A36.
Te gangan geser ijin (σ)= 145 Mpa
Hitung : Kekuatan las sudut 45° ?
Penyelesaian :
P = σ .A
= (145x106)(0,707 t.L x10-6) = 103 t L
• Biasanya kekuatan las sudut dinyatakan dalam terminologi gaya izin (q) per (mm)
panjang las :
•
P
q= = 103.t ….
L
Dimana : Q = Kekuatan las (N/mm), p = Beban (N), L = Panjang las (mm)
• Berdasarkan rekomendasi AISC (American Institut of Steel Construction), ukuran
las sudut maks. :
T ≥ 6 (mm) : ukuran las sudut maks. = t-2 (mm)
T < 6 (mm) : ukuran las sudut maks. ≤ t (mm)
• Faktor2 yg penting dalam mengukur kemampuan las :
1. Sifat fisik & kimia bahan, termasuk prasejarah (cara pengolahan, metode
pemberian bentuk perlakuan panas).
2. Tebal, bentuk & konstruksi yg akan dibuat.
3. Metode las, sifat & susunan elektroda, urutan pengelasan, perlakuan
panas (sebelum, selama & sesudah pengelasan), temperatur sekitar,
keahlian juru las .
4. Sifat beban (statis, dinamis, tumbukan), dan keadaan pekerjaan
selanjutnya (temperatur, pengaruh korosif).
CATATAN :
1. Sedapat mungkin yg dilas adalah baja bukan paduan, dengan kadar carbon
(0,15 – 0,17% C) termasuk baja konstruksi biasa Fe 360 (profil, pipa, batang,
plat).
2. Semakin tinggi kadar C (0,2 – 025% C) akan timbul gejala pengerasan setelah
pengelasan.
Bila resultante gaya P tidak melalui titik berat (las tidak dibebani merata per-mm
panjangnya) mengakibatkan terjadinya variasi deformasi elastis dalam las.
PROSESNYA :
20
• Kita tambah sepasang gaya kolinier (P) besarnya sama, arahnya
berlawanan pada ttk berat C (garis putus2 gambar 12-21a).
• Beban eksentris (P) diubah menjadi beban terpusat P (gbr.12-21b) dan
kopel torsi T= P.e (gbr.12-21c).
Gambar 12-21: Analisa sambungan las dibebani eksentris. Bagian (a) adalah
jumlah vector bagian (b) dan (c)
Dalam gambar 12-21b : beban terpusat P ditahan gaya langsung (qd) per-mm las,
terbagi merata sepanjang las.
P
qd = ∑L = Panjang total las
∑ L
Dalam gambar 12-21c : kopel torsi ditahan oleh variable gaya torsi (qt) per-mm las.
Dengan memisalkan kerja las elastis tetapi plat kaku dan memuntir terhadap pusat
C, maka intensitas gaya torsi dengan menggunakan rumus torsi (dg.menukar
harga J) bisa didapatkan.
Y L
ρ
y
x
C ~
X
• Untuk panjang las (L), harga ttk.berat (J) = Penjumlahan momen inersia
empat persegi panjang terhadap sumbu melalui pusatnya sepanjang & arah
tegak lurus panjangnya. ( 0 – 1/12 L3).
• Rumus torsi untuk menghasilkan gaya torsi (qt), yang tegak lurus lokasi
radial (ρ) adalah :
T .ρ
qt =
1
∑ L( L2 + x2 + y2 )
12
T.y T .x
qtx = qty =
1 1
∑ L( L2 + x2 + y2 ) ∑ L( L2 + x2 + y2 )
12 12
• Intensitas maksimum gaya las terjadi pada titik qdx maks. (qdy dan qty
maks.).
Sehingga secara vector : q= (qdx + qtx ) 2 + (qdy + qty ) 2
BAB V
SAMBUNGAN MUR BAUT
KEKURANGAN :
• SEKRUP KHUSUS :
- Untuk plat baja tipis & plastik sering pakai sekrup plat.
- Dengan kepala mur & sekrup silindris.
- U/ pengerjaan penguncian digunakan sisi yang diratakan
atau dilobang radial, alur memanjang / lekukan bergigi.
Gambar 10/2: Pengaman skrup, Pengaman yang didapat dari bentuk : a) Mur
mahkota dg bilah melintang; b) Plat pengaman; c) Kawat pengaman; Pengamanan
yg didapat dari gaya: d) Cincin pegas; e)Plat pegas; f)Plat gerigi; g) Dududkan
kerucut; h)Mur yg mengamankan sendiri; i) Mur mahkota; j) Mur pengamanan;
k) Cincin pengaman plastik
• Untuk menahan beban tarik & beban geser dari luar atau gabungan
keduanya, maka yang baik digunakan sambungan baut dengan cincin penahan
yg diperkeras.
• Jika beban terbesar jenis geseran, maka disarankan menggunakan
kelingan (sebab kelingan mengisi penuh lobang).
• Pengaruh beban-awal pada sambungan baut :
1. U/ menempatkan anggota komponen yg dibautkan dalam tekanan.
2. Agat tahanan lebih baik terhadap beban titik luar.
26
3. U/ menciptakan gaya gesekan antara bagian2 untuk menahan beban
geser (gambar 8-7).
F A.E
• Konstanta Kekakuan : k= =
δ L
• Bila beban luar (P) diberikan pada baut yang telah menerima beban awal,
maka ada perubahan deformasi baut dan anggota2 yang disambungkan.
Pb
Penambahan deformasi baut : ∆δb =
kb
Dimana : P = Beban luar total
Fi = Beban awal
Pb = Bagian P yg diterima baut
Pm = Bagian P yg diterima anggota2 yg disambung
Fb = Resultante gaya baut
Fm = Resultante gaya anggota
8800
= − 1000 = − 22lb
9
29
BAB VI
SAMBUNGAN SUSUT TEKAN
Menurut bentuknya :
- Poros lurus umum
- Poros engkol
- Poros luwes (u/ transmisi daya)
CATATAN :
• Jika P adalah daya rata2 maka harus dibagi dengan eff. Mekanis (η) dari
sistem transmisi untuk mendapatkan daya penggerak mula.
• Konversi satuan :
1 PS = 0,735 KW 1 KW = 1 KJ/dt
= 0,986 HP 1 HP = 746 W
= 75 Kg.m/dt
Pd
Sehingga: T = 9,74 x105 (Kg.mm)
n1
Dimana : n1= Putaran poros (Rpm)
BAB VIII
PASAK
CATATAN :
• Paling banyak dipakai adalah pasak benam, karena dapat meneruskan momen
yg besar.
• Untuk momen dg tumbukan dapat dipakai pasak singgung
34
CATATAN :
• Lebar pasak sebaiknya = 25 – 35% dari diameter poros
• Panjang pasak = (0,75 – 1,5)ds.
36
BAB IX
PEGAS
Secara umum menurut jenis beban yg diterima, pegas dapat digolongkan, sbb :
a. Pegas tekan f. Pegas piring : - Paralel
b. Pegas tarik - Seri
c. Pegas puntir g. Pegas cincin
d. Pegas volut h. Pegas batang ulir
e. Pegas daun i. Pegas spiral/pegas jam
Fungsi pegas :
1. Pelunak tumbukan atau kejutan (exp. Pegas kendaraan)
2. Penyimpan energi (exp. Pegas pada jam)
3. Pengukur (exp. Pada timbangan)
4. Penegang atau penjepit
5. Pembagi rata tekanan
37
9.2 BAHAN PEGAS
Menurut pemakainnya pegasa dapat dibuat dari bebarapa jenis bahan (Tabel
7.11). Pegas dari baja dengan penampang lingkaran adalah yg paling banyak
dipakai.
KETERANGAN :
• Diantara kawat tarik keras yg paling bermutu adalah kawat untuk musik/piano
(SWP).
• Kawat baja keras (SW) dipakai u/ tegangan rendah atau beban statis (dg
mutu lebih rendah dari SWP).
• Pegas dari baja yg paling umum dipakai adalah pegas yg dibentuk panas,
yaitu baja pegas (SUP).
• Baja tahan karat (SUS) dipakai untuk keadaan lingkungan yg korosif.
• Inconel dipakai untuk keadaan temperatur yg tinggi dan korosif.
• Perunggu pospor (PBW) bahan yg anti magnet dan mempunyai daya
konduksi listrik yg baik.
• Kawat yg ditemper dalam minyak diberikan perlakuan panas saat proses
pembuatan, untuk memperoleh sifat fisik yg ditentukan.
4c − 1 0,615
K= + ----- * Bisa dicari dari grafik 7.26
4c − 4 c
* Pada pegas ulir harga (D/d) = 4- 10
CATATAN :
* Dalam pegas kompresi, dimana: H= panjang lilitan
D= diameter rata-rata]
Untuk pemakaian umum harga (H/D)≤ 4.
* Pegas ulir tekan ujung ulir harus rata dan tegak lurus
sumbu ulir (u/ tempat dudukan).
• Tegangan yg diijinkan pada pegas tarik 20% lebih rendah dari pegas tekan
(sebab pegas ulir tarik dipandang kurang aman dibanding pegas ulir tekan).
• N= n+(1,5 s/d 2)
Dimana: N= Jumlah seluruh lilitan
n= jumlah lilitan aktif
= 3 atau lebih
8.n.D 3 .W 1
• Lendutan (δ):……. δ = 4
( mm)
d .G
Dimana: W1= Beban (kg)
D = Diameter lilitan rata-rata (mm)
d = diameter kawat (mm)
G = Modulus geser (kg/mm2)
G.d 4
• Konstanta pegas (k):……. k=
8.n.D 3
Wo
• Hf − Hs = δ o =
k
Dimana: Hf= Panjang pegas (mm)
Hs= Panjang terpasang (mm)
Wo= Beban awal terpasang (kg)
δo= Lendutan awal terpasang (mm)
Wl
• δ = Hf − Hl = h + δ o = Wl = Wo + k .δ
k
(Wl − Wo)
Hs = Hl + δ = Hl +
k
Dimana: h = Lendutan efektif (mm)
= Lendutan pada pembukaan katup
Wl = Beban pada lendutan maks. (kg)
Hl = Tinggi pegas pada lendutan maks. (mm)
40
• Jika pegas dimampatkan hingga mampat, maka Panjang padat pegas
(Hc):
( Hl − Hc)
• Pada lendutan maks. : Cl =
(n + 1,5)
CATATAN :
1. Pada pegas yg cukup ramping, maka agar tidak terjadi tekukan :
* Untuk panjang bebas ≤ 6D,… maka lendutan (δ) ≤ 40% panjang bebas
* Untuk panjang bebas = 8D,… maka (δ)≤ 20% panjang bebas
2. Pegas yg cenderung mengalami tekukan, seharusnya diberi batang atau pipa
penjaga (perlu diperhatikan keausan dan perubahan konstanta pegas).
3. Pada temperatur pegas yg tinggi maka modulus gesernya (G) akan berkurang,
demikian juga sebaliknya.
4. Suhu < 46 °C di bawah nol (pada baja timbul kegetasan), maka harus dihindari
beban tumbukan (kecuali bahan pegas dari logam bukan besi).
5. Temperetur kerja maks. :
Untuk Pegas baja = 150°C (asumsi tegangan yg diijinkan 80% pada temperatur
ruangan).
Untuk Pegas inconel = 370°C
Untuk Pegas perunggu pospor = 75°C
Untuk Pegas baja tahan karat = 260°C
q1.4 F .L3
• Pemindahan pegas: f = ( m)
E.b.h3
41
Dimana: σ= Tegangan pegas (N/mm2)
b= Lebar pangkal pegas (mm)
h= Tebal pangkal pegas (mm)
L= Panjang pegas (mm)
E= Modulus elastisitas bahan pegas
≈ 2,1x105 (N/mm2)
q 2.6 F .L2
• Kemiringan: tan α =
E.b.h3
f
• Kerja pegas: W = F
2
4 q1
• Nilai guna pegas: η A =
9 (1 + bo / b)(1 + ho / h)
42
BAB X
KOPLING
• Klasifikasi kopling:
1. Kopling tetap: suatu elemen mesin yg berfungsi untuk penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yg digerakkan tanpa slip, dimana kedua
poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau sedikit berbeda sumbunya dan
selalu dalm keadaan terhubung.
• KETERANGAN :
- Kopling kaku: Tidak mengijinkan ketidaklurusan kedua poros
- Kopling luwes (flexible): Mengijinkan sedikit ketidaklurusan sumbu poros.
- Kopling universal: Bila kedua poros akan membentuk sudut yg cukup
besar.
4. Kopling friwil: hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran.
43
44
10.1 KOPLING KAKU
Kopling kaku digunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu yg
segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-
pabrik.
• Jika bahan ditentukan, misalnya dari baja liat maka kadar C= (0,2-0,3)%,
jika diambil 0,2% C maka harga kekuatan tarik (σb) = (0,2x100)+20 (kg/mm2)
• Bagian yg perlu diperiksa adalah baut, biasanya dalam perhitungan
dianggap hanya 50% dari keseluruhan baut (n) yg menerima beban secara
merata.
• Momen pada baut (T) :
π B
T = .db 2 .τ b.ne. (kg.m)
4 2
Dimana: db= Diameter baut (mm)
Ne= Jumlah baut efektif yg. Menanggung beban
B = Jarak baut atas & bawah (mm), (tabel 2.1)
CATATAN:
45
Ada juga flens yg ditempa menjadi satu dengan poros pada ujung poros, disebut
poros flens tempa. Keuntungannya diameter flens bias kecil sehingga tidak perlu
naf.
DAFTAR ISI