You are on page 1of 2

Proses Kuret

Sebelum menjalani kuret, dokter atau perawat akan menanyakan kondisi dan
riwayat kesehatan Anda. Pastikan dokter mengetahui jika Anda:
 Alergi terhadap obat-obatan atau bahan tertentu.

 Kemungkinan sedang hamil.

 Sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki riwayat gangguan


perdarahan.
Selain itu, Anda akan diminta untuk buang air kecil. Anda juga akan diminta
berbaring dengan kaki mengangkang. Umumnya sebelum proses kuret dimulai,
pasien akan dibius agar tidak merasakan sakit. Jenis bius yang akan diberikan
tergantung kepada jenis kuret yang akan dilalui. Bius lokal akan membuat daerah di
sekitar leher rahim kebas atau tidak merasakan apa pun. Bius epidural akan
membuat tubuh dari pinggang ke bawah menjadi kebas. Sementara itu, bius total
akan membuat Anda tidak sadar sepanjang prosedur.
Dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan
menggunakan antiseptikuntuk membersihkan leher rahim. Kemudian, berikut tahapan
yang akan dijalani pasien kuret:
Dilatasi: langkah pertama yang akan dilakukan adalah dilatasi. Ini adalah proses pelebaran
leher rahim menggunakan obat atau yang dioleskan pada vagina, atau dengan menempatkan
alat bernama laminaria yang akan menyerap cairan pada leher rahim sehingga dapat melebar.
Kuretase: pengangkatan lapisan dan isi rahim dengan alat tipis serupa sendok bernama kuret.
Sebuah alat bernama kanula bisa jadi juga akan digunakan untuk mengisap yang tersisa di
dalam rahim. Namun jika kuret dilakukan untuk tujuan pemeriksaan, dokter hanya akan
mengambil sampel untuk kemudian diuji di laboratorium.
Setelah prosedur, kondisi pasien akan dimonitor selama beberapa jam untuk memastikan
sudah pulih sepenuhnya dari obat bius dan untuk mendeteksi apakah terjadi komplikasi,
seperti perdarahan hebat. Mengantuk, mual, dan muntah adalah efek yang mungkin terasa
setelah pasien dibius total.
Umumnya pasien dapat langsung pulang dalam beberapa jam setelah prosedur, namun
disarankan untuk ditemani dan diantar oleh orang dekat. Normalnya, pasien dapat kembali
beraktivitas seperti biasa setelah 2x24 jam. Sebagian pasien bisa jadi akan merasa mual dan
kram selama setidaknya satu hari. Beberapa orang dapat mengalami perdarahan vagina
selama kurang lebih 1-2 pekan. Sehingga disarankan untuk
menggunakan pembalut atau pantyliner setelah menjalani kuret.
Meski relatif aman, namun tiap prosedur pasti memiliki risiko. Kuret mengandung risiko
sebagai berikut:

 Perdarahan parah.

 Infeksi dalam rahim.


 Luka dan kerusakan dalam rahim yang disebut Sindrom Asherman. Sindrom Asherman dapat
menyebabkan keguguran di masa yang akan datang, nyeri haid atau bahkan berhenti haid,
atau kemandulan.

 Komplikasi tertentu dapat terjadi walau sangat jarang, seperti lubang pada usus. Lubang
dapat terjadi ketika instrumen operasi menyebabkan lubang pada rahim. Ini berisiko terjadi
pada wanita yang telah memasuki masa menopause atau yang baru saja melahirkan. Meski
umumnya lubang ini dapat menutup dengan sendirinya, namun perlu dilakukan tindakan
lanjutan berupa pemberian obat atau operasi jika terjadi kerusakan pada organ atau pembuluh
darah. Komplikasi lainnya adalah kerusakan leher Rahim dan terbentuknya jaringan parut di
dinding rahim.

You might also like