tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Dalam puisi “Diponegoro” terdapat Dua belas makna konotasi yaitu pada kata pembangunan yang mempunyai makna membangun semangat kemerdekaan. Hidup kembali mempunyai makna semangat Pangeran Diponegoro, api mempunyai makna kekaguman, pedang mempunyai makna bantuan militer, keris mempunyai makna bantuan doa, berselempangmempunyai makna bertabur semangat, tak bergenderang-berpalumempunyai makna tanpa senjata, berarti mempunyai makna pengorbanan,api mempunyai makna semangat, punah mempunyai makna berhenti,tercapai mempunyai makna kemerdekaan Indonesia, danmaju/serbu/serang/terjang mempunyai makna melawan penjajah.
DIPONEGORO (Judul)
Di masa pembangunan ini (baris 1/bait 1)
Tuan hidup kembali (baris 2/bait 1)
Dan bara kagum menjadi api (baris 3/bait 2)
Di depan sekali tuan menanti (baris 4/bait 3)
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. (baris 5/bait 3) Pedang di kanan, keris di kiri (baris 6/bait 3) Berselempang semangat yang tak bisa mati. (baris 7/bait 3)
MAJU (baris 8/bait 4)
Ini barisan tak bergenderang-berpalu (baris 9/bait 5) Kepercayaan tanda menyerbu. (baris 10/bait 5)
Sekali berarti (baris 11/bait 6)
Sudah itu mati. (baris 12/bait 6)
MAJU (baris 13/bait 7)
Bagimu negeri (baris 14/bait 8)
Menyediakan api. (baris 15/bait 8)
Punah di atas menghamba (baris 16/bait 9)
Binasa di atas ditinda (baris 17/bait 9)
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai (baris 18/bait 10)